LAPORAN KASUS
KTI
NIM P1337420514042
HALAMAN SAMPUL
JURUSAN KEPERAWATAN
2017
ii
LAPORAN KASUS
KTI
HALAMAN JUDUL
Retno Wiji Astuti
NIM P1337420514042
JURUSAN KEPERAWATAN
2017
iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR
rahmat dan hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan hasil laporan kasus tentang
Asuhan Keperawatan Tn. S Dengan Masalah Nyeri Pada Post Operasi Transurethral
Resection of the Prostate (TURP) Di RSU Tidar Kota Magelang sesuai dengan
waktu yang direncanakan. Penulis menyadari bahwa kegiatan penulisan ini dapat
diselesaikan berkat adanya dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada :
Semarang
Kemenkes Semarang
3. Hermani Triredjeki S.Kep. Ns., M.Kes., Ketua Program Studi Diploma III
Keperawatan Magelang
laporan kasus
khususnya untuk pengelolan klien dengan Masalah Nyeri Pada Post Operasi
Magelang. Penulis menyadari bahwa hasil laporan kasus ini masih jauh dari
sempurna,oleh karena itu masukan dan kritik untuk perbaikan penulisan karya
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelenjar prostat adalah salah satu organ genetalia pria yang terletak
(Suddarth, 2002).
usia 30-40 tahun. Bila perubahan mikroskopik ini terus berkembang, akan
kejadianya sekitar 50%, dan pada usia 80 tahun sekitar 80%. Sekitar 50%
1
2
sakit umum Daerah Tidar Kota Magelang, Kasus BPH pada tahun 2014 di
Pada tahun 2015 ditemukan sebesar 119 kasus BPH dalam satu tahun, 82
januari hingga awal oktober 2016 kasus BPH sebanyak 107 kasus, 5
3 tahun terakhir yaitu tahun 2014,2015 dan 2016 tidak ditemukan pasien
hyperplasia prostat jangka panjang yang paling baik saat ini adalah
Operasi ini lebih disenangi karena tidak diperlukan insisi pada kuliat perut,
masa mondok lebih cepat, dan memberikan hasil yang tidak banyak
terjadi antara lain nyeri, risiko kekurangan volume cairan, retensi urin, dan
efektif merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling penting pada post
hari dan istirahatnya. Sensasi nyeri terjadi ketika merasakan nyeri. Individu
nyeri yang berulang, maka respon akibat dapat menjadi masalah kesehatan
yang berat, dari hal tersebut klien dapat mengalamai masalah yaitu
lanjut atau lansia. Menurut Potter & Perry (2006) faktor yang
mempengaruhi nyeri yaitu usia, pada lansia yang mengalami nyeri, perlu
penurunan.
maka penulis melakukan tindakan untuk mengurangi nyeri pada klien salah
dan fisik dari ketegangan dan stress. Teknik ini memberikan individu
kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan
emosi pada nyeri. Teknik relaksasi dapat digunakan saat individu dalam
kondisi suasana hati dan emosi, serta menyediakan kesempatan yang unik
(Djohan, 2006).
5
didalam. Gumpalan darah yang banyak dapat menyebabkan nyeri jika clot
2010).
berulang sampai aliran urin lancer yang tujuan untuk membilas atau
BPH yang terjadi, maka penulis tertarik untuk mengambil judul Karya
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
menggambarkan :
(TURP)
(TURP)
(TURP)
7
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
(TURP)
2. Bagi Pembaca
(TURP)
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
yang paling umum pada pria lansia dan penyebab kedua paling sering
untuk intervensi medis pada pria datas usia 60 tahun (Suddarth, 2002).
prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah (Sjamsuhidajat &
2. Etiologi
dalam bukunya yang berjudul dasar dasar urologi ada beberapa hipotesis
8
9
adalah :
kadar DHT pada BPH tidak jauh berbeda dengan kadarnya pada prostat
normal, hanya saja pada BPH, aktivitas enzim 5alfa –reduktase dan
yang lebih panjang sehingga masa prostat jadi lebih besar (Purnomo,
2011).
c. Interaksi stroma-epitel.
dari DHT dan estradiol, sel-sel stroma mensintesis suatu growth factor
(Purnomo, 2011).
kematian sel. Pada saat terjadi pertumbuhan prostat sampai pada prostat
11
Sel-sel yang telah apoptosis selalu dapat diganti dengan sel-sel baru.
Didalam kelenjar prostat istilah ini dikenal dengan suatu sel stem, yaitu
3. Patofisiologi
miksi, pancaran miksi menjadi lemah,dan rasa belum puas sehabis miksi.
sehingga pada akhir miksi masih ditemukan sisa urin didalam kandung
kemih, dan timbul rasa tidak tuntas pada akhir miksi. Jika keadaan ini
berlanjut, pada suatu saat akan terjadi kemacetan total sehingga penderita
tidak mampu miksi. Karena produksi urin terus terjadi, pada suatu saat
vesika tidak mampu lagi menampung urin sehingga tekanan intra vesika
hidronefrosis, dan gagal ginjal. Karena selalu terdapat sisa urin, dapat
batas atas prostat tidak dapat diraba dan sisa volum urin lebih
dari 100ml.
5. Gambaran klinis
kemih tidak kosong dengan baik, retensi urin akut (bila lbih dari 60 ml
(akumulasi produk sampah nitrogen) dan gagal ginjal dengan retensi urin
kronis dan volume residu yang besar. Gejala generalista juga mungkin
tampak, termasuk keletihan, anoreksia, mual dan muntah, dan rsa tidak
6. Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium
2. Pencitraan
prostat.
7. Pembedahan
direseksi tetap terang dan tidak tertutup oleh darah. Cairan yang
yang beragam dan ideal bagi pasien yang mempunyai kelenjar kecil
yaitu :
a. Retropubris
b. Suprapubis
c. Perineum
2006).
a) Pengertian
juga dihasilkan oleh aktivitas transmisi oleh saraf (Price & Wilson,
2006).
individu yaitu :
1) Usia
2. Jenis kelamin
3. Kebudayaan
tertutup (introvert).
4. Makna nyeri
5. Perhatian
6. Ansietas
7. Keletihan
kemampuan koping.
8. Pengalaman sebelumnya
akan menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang akan
9. Gaya koping
d) Tipe Nyeri
1) Nyeri Akut
2) Nyeri Kronik
tubuh.
2) Efek perilaku
D. Pathway
untuk mengatasi nyeri, ada tiga jenis analgesic, yakni : (1) non-
sebagai berikut :
berkurang.
(Priharjo, 2003).
2) Teknik Distraksi
a) Definisi
2010)
28
1) Distraksi visual
2) Distraksi pendengaran
3) Distraksi pernafasan
4) Distraksi intelektual
5) Teknik sentuhan
input saraf nyeri tersebut diblok oleh input dari saraf yang
3) Tirah Baring
untuk tetap berada ditempat tidur untuk tujuan teraupetik. Tujuan tirah
F. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian nyeri
nyeri pada skala verbal (misalnya : tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri
hebat, atau sangat hebat. Atau 0 sampai 10, 0 = tidak ada nyeri, 10
mengatasi nyerinya
a. Sistem sirkulasi
b. Eliminasi
Retensi urin dapat terjadi bila terdapat bekuan darah pada kateter.
c. Kenyamanan/Nyeri
punggung bawah.
masih diperlukan.
e. Keselamatan/ keamanan
f. Seksualitas
karena efek nyeri pada abomen atau efek dari anastesi pada
nutrisinya.
h. Integritas Ego
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri Akut
2) Batasan karakteristik
b) Dilatasi pupil
meringis)
nyeri
menangis, waspada)
j) Perilaku distraksi
berlebihan)
b. Ansietas
ancaman.
2) Batasan karakteristik
Perilaku
a) Gelisah
b) Gerakan ekstra
c) Insomnia
e) Melihat sepintas
peristiwa hidup
g) Penurunan produktivitas
h) Perilaku mengintai
i) Tampak waspada
Afektif
b) Distress
c) Gelisah
d) Gugup
f) Ketakutan
g) Menggemurutukan gigi
h) Menyesal
37
j) Putus asa
k) Sangat khawatir
Fisiologis
a) Gemetar
b) Peningkatan keringat
c) Peningkatan ketegangan
d) Suara bergetar
e) Tremor
f) Tremor tangan
g) Wajah tegang
Simpatis
a) Anoreksia
b) Diare
c) Dilatasi pupil
d) Gangguan pernafasan
e) Jantung berdebar-debar
f) Lemah
g) Mulut kering
Parasimpatis
a) Anyang-anyangan
e) Letih
f) Mual
g) Nyeri abdomen
Kognitif
a) Bloking pikiran
c) Gangguan konsentrasi
d) Gangguan perhatian
a) Ancaman kematian
c) Hereditas
d) Hubungan interpersonal
f) Konflik nilai
39
h) Krisis maturasi
i) Krisis situasi
k) Penularan interpersonal
l) Penyalahgunaan zat
m) Stressor
2) Batasan karakteristik
c) Gerakan lambat
d) Gerakan spastik
f) Instabilitas postur
i) Ketidaknyamanan
40
halus
kasar
a) Agens farmaseutikal
b) Ansietas
c) Depresi
f) Gangguan metabolisme
g) Gangguan musculoskeletal
h) Gangguan neuromuscular
i) Ganguuan neuronsensori
k) Intoleransi aktivitas
l) Kaku sendi
n) Kontraktur
q) Malnutrisi
r) Nyeri
2) Batasan karakteristik
a) Ansietas
42
c) Gangguan musculoskeletal
d) Gangguan neuromuscular
e) Gangguan presepsi
f) Kelemahan
g) Kendala lingkungan
i) Nyeri
j) Penurunan motivasi
2) Batasan karakeristik
memuaskan
a) Ansietas
c) Gangguan musculoskeletal
d) Gangguan neuromuscular
e) Gangguan presepsi
f) Kelemahan
g) Kendala lingkungan
h) Ketidaknyamanan
i) Nyeri
j) Penurunan motivasi
3. Perencanaan
2013) :
a. Nyeri Akut
NOC:
1) Kontrol Nyeri
professional kesehatan
kesehatan
2) Tingkat nyeri
f) Agitasi
g) Mengeluarkan keringat
h) Ketegangan otot
j) Mual
k) Frekuensi nafas
l) Tekanan darah
Intervensi (NIC) :
a. Nyeri Akut
1) Pemberian analgesic
nyeri
2) Manajemen nyeri
terhadap nyeri
46
peran)
kebutuhan
penurunan nyeri
3) Terapi relaksasi
tertentu
memungkinkan
setiap kata
memungkinkan
48
klien tertidur
relaksasi.
b. Ansietas
NOC :
1) Tingkat kecemasan
b) Distress
c) Perasaan gelisah
d) Wajah tegang
g) Kesulitan berkosentrasi
h) Serangan panik
l) Berkeringat dingin
49
m) Pusing
n) Gangguan tidur
tidak ada
lain
tidak ada
Intervensi NIC :
1) Pengurangan kecemasan
mengurangi ketakutan
50
tepat
e) Dengarkan klien
kecemasan
2) Peningkatan koping
dan prognosis
dengan kebutuhan.
3) Terapi relaksasi
memungkinkan
setiap kata
memungkinkan
klien tertidur
NOC :
1) Pergerakan
a) Keseimbangan
b) Gerakan otot
c) Gerakan sendi
Intervensi NIC :
2) Manajemen Energi
53
NOC:
d) Mengeringkan badan
a) Mencuci tangan
c) Mengeramas rambut
54
Intervensi NIC:
1) Memandikan
keinginan pasien
NOC :
a) Megambil pakaian
Intervensi NIC :
1) Berpakaian
dalam berpakaian
4. Implementasi
a. Nyeri Akut
Intervensi (NIC) :
1) Pemberian analgesic
2) Manajemen nyeri
jawab peran)
dukungan
kebutuhan
nyeri.
penurunan nyeri
nyeri
3) Terapi relaksasi
jika memungkinkan
jika memungkinkan
relaksasi
59
b. Ansietas
Intervensi (NIC) :
1) Pengurangan kecemasan
mengurangi ketakutan
yang tepat
e) Mendengarkan klien
kecemasan
2) Peningkatan koping
hubungan
60
3) Terapi relaksasi
jika memungkinkan
memungkinkan
klien tertidur
relaksasi.
Intervensi (NIC) :
menggunakan tubuh
Intervensi (NIC) :
a) Memandikan
pasien
Intervensi (NIC) :
1) Berpakaian
dalam berpakaian
tepat
5. Evaluasi
NOC :
a. Nyeri akut
1) Kontrol Nyeri
professional kesehatan
professional kesehatan
2) Tingkat nyeri
b. Ansietas
NOC :
1) Tingkat kecemasan
NOC :
1) Pergerakan
NOC :
NOC :
METODE PENULISAN
A. Metode Penulisan
B. Sampel
dan dokumentasi.
E. Analisa
diakomondasikan dalam bentuk bahasa secara runtut atau dalam bentuk narasi.
1. Pengumpulan data
67
68
Penulis mencatat semua data secara objektif dan apa adanya sesuai
2. Reduksi data
3. Penyajian data
Bentuk penyajian data dalam karya tulis ilmiah ini adalah asuhan
4. Evaluasi
A. Hasil
1. Biodata Klien
Klien masuk RSUD Tidar Magelang tanggal 10 Desember 2016
pukul 10:23 WIB. Pengkajian post operasi dilakukan tanggal 13
Desember 2016 pukul 14.30 WIB di ruang Flamboyan kamar 13 RSUD
Tidar Magelang.
Nama klien Tn. S usia 73 tahun, jenis kelamin laki-laki, agama
Islam, status menikah, pekerjaan wirausaha dengan alamat Gedongan
Kidul ,Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Klien datang ke bangsal pada
tanggal 10 Desember 2016 dengan diagnosa medis benigna prostat
hyperplasia (BPH).
2. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
Klien datang ke IGD RSUD Tidar Kota Magelang tanggal
10 Desember 2016 pukul 10:23 WIB dengan keluhan susah BAK
sejak tiga bulan yang lalu, klien mengeluh sakit dan terasa panas
saat BAK, urin keluar tidak lancar saat BAK, dan kandung kemih
terasa penuh. Pada tanggal 13 Desember 2016 pukul 08:05 WIB
klien menjalani operasi TURP kurang lebih selama 1 jam dengan
anastesi spinal, selesai operasi pukul 09.00 WIB. Tidak terdapat
luka insisi pada abdomen karena klien menjalani operasi TURP.
Klien mengatakan bahwa sebelumnya klien belum pernah dirawat
di rumah sakit dengan penyakit yang sama. Dari keluarganya tidak
ada yang memiliki penyakit riwayat BPH (benigna prostat
hiperplasia), penyakit menurun seperti hipertensi, diabetes mellitus,
jantung maupun penyakit menular seperti TBC, dan Hepatitis.
69
70
b. Pengkajian Fokus
Hasil yang didapatkan dari pengkajian menurut dongoes
pada tanggal 13 Desember 2016 yaitu Sirkulasi didapatkan data
Tekanan darah 130/80 mmHg , nadi : 86x/menit, suhu : 362 C,
respirasi 22 x/menit. Klien tidak terpasang alat bantu napas.
Pengkajian Eliminasi, didapatkan data Klien berkemih
menggunakan selang kateter, pada selang kateter juga terpasang
irigasi NaCl 60 tpm tanggal 13 desember 2016 cairan masuk 1300
cc, cairan yang keluar sebanyak 1200 cairan berwarna merah
gelap, aliran urin lancar dari pukul 14.30 wib. Pada tanggal 14
Desember 2016 pukul 11.00 wib urin bag terisi 500cc cairan yang
masuk 700 cc. Pada pukul 12:35 klien mengeluh abdomen bagian
bawah terasa penuh dan sakit, klien mengalami distensi abdomen
, aliran irigasi pada selang kateter lambat. Klien dilakukan
tindakan spooling karena terdapat clot darah/gumpalan darah ,
cairan masuk untuk spooling kurang lebih 150cc.
Pada pengkajian Kenyamanan/nyeri didapatkan data Klien
mengatakan nyeri pada abdomen bawah (dibawah kandung
kencing), klien merasakan nyeri hebat ketika adanya
penyumbatan seperti adanya clot darah pada daerah aliran
kencing, klien tampak meringis menahan nyeri. Penyebab nyeri
penyumbatan clot darah, qualitas nyeri seperti ditusuk-tusuk,
region nyeri bagian abdomen bawah, Skala nyeri skala 7, Time
nyeri menetap.
Pada pengkajian Aktivitas Dan Latihan didapatkan data
Klien bedrest ditempat tidur , klien tidur malam 6-7 Jam, tidur
siang 1-2 jam, klien tampak sulit bolak balik posisi. Aktivitas
klien Seperti mobilitas, makan, berpakaian memiliki Skala 1 yaitu
dibantu orang lain , aktivitas toileting memiliki skala 2 yaitu
71
d. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium tanggal 09 Desember 2016
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan
Hemoglobin 12.8 g/dl 13.0-18.0
Leukosit 13.5 10³/ul 4.00-11.00
Eritrosit 4.3 10³/ul 4.50-6.50
Hematokrit 38.2 % 40.0-54.0
Angka trombosit 340 10³/ul 150-450
Eosonofil 7 % 1-6
Basofil 1 % 0-1
Netrofil segmen 64 % 40-75
Limfolit 20 % 20-45
Monofit 9 % 2-10
RDW-CV 13.5 fl 11.6-14.4
RDW-Sd 42.8 % 35.1-43.9
fl
P-LCR 14.2 Pg 9.3-27.9
MCV 88.2 g/dl 76-96
menit
MCH 29.6 menit 27.5-32.0
MCHC 33.5 mg/dl 30.0-35
Sisa µ/l
Perdarahan/BT 115 µ/l 70 - 140
Darah sewaktu
48.4 16.6 - 48.5
1.44 0.67 - 1.17
Ureum
Creatinin 23 < 32
16 < 33
SGOT Negative
SGPT
HbsAg
b) Program Terapi
Program terapi yang diberikan:
1) RL 20 tpm
2) NaCl 60 tpm
3) Injeksi Ketorolac 3x30 mg
4) Injeksi Cefoperazone 2x1gr
3. Perumusan Masalah
Tanggal 13 Desember 2016
a. Analisa Data
1) Data subjektif klien mengeluh nyeri post operasi TURP yang rasanya
seperti ditusuk-tusuk, tempatnya di abdomen bagian bawah, berskala 7
(berat), frekuensi menetap.
Data objektifnya yaitu keadaan umum lemah, kesadaran compos
mentis, klien tampak meringis menahan sakit, tanda vital tekanan
darah 130/80 mmHg, nadi 86 kali/menit, suhu 362 C, RR 22 kali/menit.
Dari hasil tersebut dapat muncul masalah keperawatan nyeri akut
berhubungan dengan agen cedera fisik: pembedahan.
2) Data subjektif klien mengatakan saat nyeri itu muncul klien merasa
khawatir bahwa menganggap nyeri yang dirasakan menimbulkan
keparahan pada dirinya.
74
b) Rencana Tindakan
NIC pemberian Analgesik :
Dalam mengatasi masalah nyeri akut berhubungan dengan agen
cedera fisik pembedahan, beberapa rencana yang dapat dibuat
berdasarkan NIC yaitu:
Pem berian analgesik
(a) Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan keparahan
nyeri sebelum mengobati pasien
(b) Tentukan pilihan obat analgesic (narkotik, non narkotik,
NSAID)
Manajemen Nyeri
(a) Berikan kebutuhan kenyaman dan aktivitas lain dapat
embantu relaksasi untuk memfasilitasi penurunan nyeri
(b) Melakukan pengkajian nyeri komperhensif yang
meliputilokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri atau beratnya nyeri.
(c) Ajarkan teknik non-farmakologis seperti relaksasi
(d) Dukung istirahat tidur yang adekuat untuk membantu
penurunan nyeri
Terapi relaksasi
(a) Gambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta
jenis relaksasi yang tersedia (misalnya, music,
meditasi, bernafas dengan ritme, relaksasi rahang
dan relaksasi otot progresif)
(b) Dorong klien untuk mengambil posisi yang nyaman
dengan pakaian longggar dan mata tertutup
(c) Dapatkan perilaku yang menunjukan terjadinya
relaksasi, misalnya bernafas dalam, menguap,
pernafasan perut, atau bayangkan yang
menyenangkan
76
masih sulit untuk miring kanan dan kiri. Data objektif klien
berposisi tidur terlentang, klien tampak tenang dan rileks, klien
sulit mengangkat bokongnya atau menggeser bokongnya. Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahawa masalah hambatan
mobilitas fisik belum teratasi, maka intervensi yang dilanjutkan
adalah menganjurkan klien untuk tirah baring seperti miring
kanan dan kiri , menganjurkan pasien mengungkapkan perasaan
secara verbal mengenal keterbatasan yang terjadi, memotivasi
klien untuk mobilisasi, menganjurkan keluarga untuk membantu
mobilisasi klien.
2) Tanggal 14 Desember 2016
a) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik: pembedahan.
(1) Implementasi yang dilakukan adalah melakukan pengkajian nyeri
komperhensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri atau beratnya nyeri, didapatkan
data subyektif klien mengatakan nyeri pada abdomen bagian bawah
(suprapubik) dengan P: nyeri sumbatan clot darah Q: rasanya seperti
diremes-remes , R: tempatnya di abdomen bagian bawah, S:
berskala 6 (sedang), T: frekuensi menetap, data objektif klien
tampak menahan nyeri, klien tampak meringis, klien berkeringat.
Memberikan kebutuhan kenyamanan dan aktivitas lain yang dapat
membantu relaksasi yang memfasilitasi nyeri respon klien data
subjektif klien mengatakan posisi tidur dengan posisi terlentang (
supinasi). Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian ketorolax
30 mg pada pukul 09.00 WIB, data yang diperoleh klien bersedia
diinjeksi ketorolax 30 mg dan masuk melalui IV. Melakukan
spooling, data yang didapatkan cairan masuk 150 cc, aliran selang
kateter lancar, pengeluaran urin 500cc. Memantau kelancaran aliran
kateter pada pukul 12.50 wib, diperoleh data aliran kateter lancar.
Memantau adanya gumpalan darah di selang kateter pada pukul
13:05 WIB, ditemukan data tidak ada gumpalan di selang irigasi
82
B. Pembahasan
1. Pengkajian
Afrainin, 2010).
frekuensi menetap. Hal ini sama dengan konsep teori yaitu setiap
(Potter & Perry, 2006). Pada kasus Tn. S trauma jaringan kelenjar
91
beristirahat.
kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress. Teknik ini
atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri. Teknik relaksasi
al., 2002)
nyaman bagi klien dan puncak kadar serum serta hilangnya nyeri
95
data yang didapatkan bahwa klien mengatakan saat nyeri itu muncul
respon akibat dapat menjadi masalah kesehatan yang berat, dari hal
gelisah, tidak ada wajah tegang, tidak ada gangguan tidur, klien
bebas dari cidera fisik dan psikologis adalah salah satu kebutuhan
et al., 2013)
penyakit BPH itu menyerang pada usia lanjut atau lansia. Menurut
Potter & Perry (2006) faktor yang mempengaruhi nyeri yaitu usia,
nyeri. Menurut Potter & Perry (2006) Efek nyeri ada tiga yaitu
2006).
baring yaitu miring kanan dan kiri. Tirah baring merupakan suatu
dimulai dari latihan ringan diatas tempat tidur sampai dengan bisa
sudah bisa miring kanan dan miring kiri, klien mengatakan telah
retensi urin tidak segera diatasi, pada suatu saat akan terjadi
Karena produksi urin yang terus terjadi, pada suatu saat vesika
150 urin yang tertampung di urine bag adalah 500 cc. Tindakan
(Smeltzer, 2002).
bersih dan tidak bau karena klien perawatan diri dibantu oleh
pakaian kotor, Rambut dan kulit kotor, Kuku panjang dan kotor,
yaitu Malas, tidak ada inisiatif, Menarik diri, isolasi diri, Merasa
tak berdaya, rendah diri dan merasa hina. Sosial yaitu Interaksi
gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri. Hal ini tidak
SIMPULAN
A. Kesimpulan
keperawatan post operasi BPH pada Tn. S di bangsal F RSUD Tidar Kota
klien untuk tirah baring seperti miring kanan dan kiri. Anisetes berhubungan
107
108
tenang dan meyakinkan, Berada disisi klien untuk meningkatkan rasa aman
mencapai tujuan yang telah direncanakan yaitu dengan tujuan umum mampu
(TURP) Di Rsud Tidar Kota Magelang. Tujuan khusus yang dicapai adalah
B. Saran
post operasi BPH, dalam melakukan tindakan untuk mengatasi nyeri dilakukan
Mansjoer, & Arif. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Kapita Selekta
Kedokteran EGC.
Moorhead, S., johnson, m., & Maas, m. L. (2013). Nursing Outcome Clasification
(NOC) (5 ed.). Singapura: Elseiver Inc.
Nur Afrainin, S., MD,M.Med Ed. . (2010). Bladder irrigation, post transurethral
resection of the prostate 2010-02-20]. : Adelaide: JoannaBriggs Institute.
Potter, & Perry. (2006). Buku ajar Fundamental Keperawatan (4 ed. Vol. 2).
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Sjamsuhidajat, & Jong, W. d. (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Sjamsuhidajat, & Jong, W. d. ( 2010). Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Smeltzer, C, S., & Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
dan Suddarth(8 ed. Vol. 2). Jakarta: Alih bahasa oleh Agung waluyo (dkk)
EGC.
Suddarth, B. a. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (Vol. 2). Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
A. IDENTITAS DIRI
2. NIM : P1337420514042
b. Kelurahan : Mulyosri
c. Kecamatan : Prembun
d. Kab/Kota : Kabupaten
7. Telepon : a. Rumah :-
b. HP : 085799281006
8. E-mail : Retnowijiastuiti03@gmail.com
B. RIWAYAT PENDIDIKAN