SOFIANI SAFITRI
NIM: 193210231
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH
SOFIANI SAFITRI
NIM : 193210231
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Proposal Tugas Akhir
Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Pada Lansia Di Kelurahan
PPA Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
Paku Kota Solok Tahun 2022
Disusun Oleh :
SOFIANI SAFITRI
NIM: 193210231
Menyetujui :
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Pada Lansia Di Wilayah
Kerja Puskesmas Tanjung
Paku Kota Solok Tahun 2022
Disusun Oleh :
SOFIANI SAFITRI
NIM: 1932102031
Anggota,
(YULASTRI,S.Pd, M. Biomed) ( )
NIP. 19591110198302 2 001
Anggota,
Anggota
iii
KATA PENGANTAR
Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Proposal
kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih pada kedua orang tua
tercinta, yang telah banyak memberikan dukungan secara moril dan materil.
Padang .
2. Ibu Ns. Sila Dewi Anggreni, M.Kep. Sp. KMB selaku Ketua Jurusan
3. Ibu Ns. Deharnita, S.ST, S.Kep. M,Kes selaku Kaprodi D.III Keperawatan
Solok.
iv
4. Bapak dan Ibu dosen Prodi D.III Keperawatan Solok yang telah memberikan
namun penulis menyadari Proposal Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, peneliti dengan tangan terbuka menerima kritik dan saran dari
pembaca.
bagi peneliti sendiri dan pihak yang telah membacanya, serta peneliti mendoakan
semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT.
Aamiin.
Penulis
v
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A.Latar Belakang..............................................................................................1
B.Rumusan Masalah.........................................................................................6
C.Pertanyaan Penelitian....................................................................................7
D.Tujuan Penelitian..........................................................................................7
E. Manfaat Penelitian........................................................................................8
F. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................9
A.Konsep Lansia...............................................................................................9
1. Pengertian..............................................................................................9
2. Batasan-Batasan Lanjut Usia................................................................9
3. Karakteristik Lansia............................................................................10
4. Teori Proses Menua.............................................................................10
B.Konsep Status Gizi Lansia..........................................................................13
C.Pengukuran Antropometri...........................................................................27
D.Indeks Massa Tubuh (Imt)..........................................................................35
BAB III KERANGKA KONSEP..........................................................................37
A.Konseptual..................................................................................................37
B.Definisi Operasional...................................................................................39
C.Hipotesis......................................................................................................40
BAB IV METODE PENELITIAN........................................................................41
A.Desain Penelitian.........................................................................................41
B.Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................41
vi
1. Tempat Penelitian....................................................................................41
2. Waktu penelitian......................................................................................41
C.Populasi Dan Sampel..................................................................................41
D.Cara Pengumpulan Data..............................................................................42
E. Teknik Pengolahan Data.............................................................................44
F. Analisa Data................................................................................................46
G.Pertimbangan Etik.......................................................................................47
H.Prosedur Penelitian.....................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kerusakan yang terjadi (Muhith & Siyoto, 2016). Proses menua setiap individu
pada organ tubuh juga tidak sama cepatnya, ada orang yang belum tergolong
kodrat yang harus dijalani oleh semua orang (Muhith & Siyoto, 2016).
tahun(Prasetyo & Senja, 2019). Lansia adalah kelompok manusia yang berusia
mengalami peningkatan sebesar 15%, dan akan terus meningkat di tahun 2030
padatahun 2025 akan terjadi peningkatan sebesar 11,1% dan di tahun 2030
Data dan Informasi Kemenkes RI, pada tahun 2017 diperkirakan berjumlah
23,66 juta jiwa. Jumlah lansia tertinggi berada di Daerah Yogyakarta yaitu
sebesar 13,81%, lalu yang kedua adalah Jawa Tengah sebesar 12,59%, dan
yang ketiga adalah Jawa Timur sebesar 4,33%. (Dhiya Fadillah & Achadi
Masyarakat, 2019)
Inggris saja ternyata dari hasil survey yang diselenggarakan oleh DHSS dan
diterbitkan dalam tahun 1979 terlihat bahwa 3 persen dari jumlah subyek yang
populasi manula, maka akan terdapat 300.000 manula dengan diet tak
Kesehatan. Kelainan gizi yang paling sering dijumpai dalam survey adalah
Vitamin B, zat besi dan kalsium. Kaum manula yang menderita kesalahan gizi
makanan tertentu tidak ada dalam diet. Ada dua buah contoh: defisiensi zat
konsumsi vitamin C yang rendah pada manula yang terus menerus dalam
oleh kebiasaan makan yang jelek sejak usia muda. Kita harus menyadari
lanjut. Gerakan manula yang gemuk akan menjadi lebih sulit lagi. Tugas
2020 menjadi besar 11,34% berjumlah 28.822.879 jiwa (Padila, 2014) dikutip
5
pusat statistic jumlah lansia 23,4 juta jiwa dari total penduduk Indonesia. Pada
tahun 2025 diperkirakan mencapai 33,7 juta dan 2035 sebanyak 48,2 juta dari
jumlah penduduk (BPS,2017). Masalah gizi yang sering diderita di usia lanjut
adalah kurang gizi, kondisi kurang gizi tanpa disadari karena gejala yang
muncul hampir tak terlihat sampai usia lanjut tersebut telah jatuh dalam
kondisi gizi buruk. Angka Kesehatan merupakan salah satu indikator yang
yaitu pada tahun 2011 angka kesakitan sebesar 24,8 %, pada tahun 2013
sebesar 29,98%, pada tahun 2014 sebesar 31,11% dan pada tahun 2017 angka
2020)
yang mengalami gizi kurang (IMT 16,5-18,49) sebanyak 31% dan gizi lebih
banyak 1,8%. Pengasuhan gizi mungkin memiliki efek positif pada asupan
energi dan zat gizi yang lain serta kualitas hidup penduduk lansia dan lansia
masalah gizi yang sering terjadi pada lansia adalah masalah gizi yang berlebih
(obesitas) dan masalah gizi kurang (kurus) (Pesisir, 2009). Status gizi lansia
6
yang abnormal dapat terjadi karena adanya perubahan peurbahan yaitu dengan
penurunan air liur, kultus dalam menelan, dan menunda pengosongan perut
masalah ini dapat mempengaruhi nutrisi dan sebgai salah satu yang paling
(Abolghasem Gorji et al., 2017). Status gizi ialah keadaan tubuh sebagai
akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat zat. Status gizi seseorang dapat
Bagi lansia, pengukuran dan penentuan status gizi pada lansia ialah dengan
(MNA). Indeks Massa Tubuh (IMT) atau biasa dieknal dengan Body Mass
lebih Panjang. Mini Nutritional Assesment (MNA) ialah salah satu alat ukur
yang digunakan untuk screening sttaus gizi pada lansia.(Akbar & Eatall, 2020)
Defisiensi gizi terjadi pada kelompok manula yang usianya 75 tahun dan
biasanya disertai dengan problem sosial, medis, atau pun jasmaniah. Dengan
Kedua faktor ini akan menurunkan selera makan dan mengurangi konsumsi
dewasa Tionghoa yang lebih tua berisiko, atau sudah menderita malnutrisi,
kekurangan gizi mendekati rata rata global (Wong et al., 2019). (Ahmad et al.,
2020)
Malnutrisi pada lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu umur, jenis
terhadap kejadian malnutrisi pada lansia (Dhiya Fadillah & Achadi Nugraheni
mengalami gizi kurang sebanyak 6 orang, gizi lebih sebanyak 29 orang, dan
B. Rumusan Masalah
bertambah pula. Kedua faktor ini akan menurunkan selera makan dan
Malnutrisi pada lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu umur, jenis
terhadap kejadian malnutrisi pada lansia (Dhiya Fadillah & Achadi Nugraheni
C. Pertanyaan Penelitian
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
lansia.
gizi lansia.
gizi lansia.
10
gizi lansia.
E. Manfaat Penelitian
memperkaya informasi tentang tingkat status gizi pada lansia, dan dapat
yang berhubungan dengan status gizi pada lansia di Kelurahan PPA Wilayah
data dalam penelitian ini hanya dilakukan dalam satu waktu tertentu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Lansia
1. Pengertian
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang di derita (Muhith & Siyoto, 2016).
Lansia adalah seseorang individu yang telah melewati usia 45 tahun atau
60 tahun (Prasetyo & Senja, 2019). Lansia atau lanjut usia merupakan
kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahap akhir dari fase
ayat 2 yang berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia
12
13
d. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro masa lanjut usia (geriatric age)
yaitu usia diatas 65 tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia dibagi menjadi
3. Karakteristik Lansia
meupakan suatu proses dimana terjadi penurunan respon daya tahan tubuh
14
disertai dengan berbagai faktor risiko yang dialami oleh lansia. Konsekuensi
a. Teori Biologi
2016).
2016).
4) Teori Subkultural
makanan dan penggunaan zat zat gizi. Adapun kategori dari status gizi
dibedakan menjadi tiga, yaitu gizi lebih, gizi baik, dan gizi kurang. Baik
buruknya status gizi manusia dipengaruhi oleh 2 hal pokok yaitu konsumsi
makanan dan keadaan kesehatan tubuh atau infeksi. Dalam ilmu gizi,
status gizi lebih dan status gizi kurang disebut sebagai malnutrisi, yakni
tertentu.
17
a. Karbohidrat
jenis nutrient ini dinamakan pula tenaga hidrat arang yang ada dalam
makanan adalah pati, sukrosa, laktosa, dan fruktosa. Hal yang paling
penting diantara jenis jenis hidrat arang ini adalah pati polisakarida yang
tubuh agar menghasilkan panas dan energi bagi segala bentuk aktifitas
kebutuhan kalori juga menurun. Kebutuhan kalori pada usia 65-80 tahun,
yaitu sekitar 1900 kal untuk laki laki, sedangkan pada perempuan 1550 kal.
Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka Sebagian energi akan
terlalu sedikit, cadangan energi tubuh akan digunakan sehingga tubuh akan
b. Protein
protein sehari yang dianjurkan pada usia lanjut adalah sekitar 0,8
kebutuhan protein nabati dan protein hewani adalah 2:1. Jumlah protein
yang diperlukan untuk laki laki pada usia 65-80 tahun adalah 62 gram per
hari dan Wanita 56 gram per hari yang terdiri 15% protein ikan, 10%
protein hewani lain, dan 75% protein nabati (Senja Amelia & Tulus
Prasetyo, 2019).
c. Lemak
asam lemak. Misalnya, lemak dalam mentega dan minyak sayur. Pada usia
lanjut, dianjurkan konsumsi lemak jangan lebih dari 15% kebutuhan energi
jenuh kecuali santan. Kebutuhan lemak pada usia 65-80 tahun, yaitu
lewat udara pernapasan melalui keringat, urine, dan feses. Pada lansia
dianjurkan untuk minum lebih dari 6-8 per hari. Di samping itu serat
kadar gula darah. Serat juga membantu melancarkan buang air besar
19
(BAB), mencegah kanker usus besar, dan batu empedu. Serat banyak
terdapat pada buah dan sayuran.(Senja Amelia & Tulus Prasetyo, 2019)
e. Vitamin
tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Sementara itu, mineral merupakan unsur
di dalam tubuh. Sumber vitamin ini di antaranya sayur dan buah. Vitamin
ini memang dibutuhkan sedikit oleh tubuh, namun jika kita kekurangan
f. Mineral
Kebutuhan mineral yang utama bagi lansia adalah kalsium. Pada masa
ini, sering kali terjadi pengeroposan tulang. Kebutuhan kalsium bagi lansia
sekitar 1000 mg. selain itu, zat besi juga diperlukan dalam mencegah
Rincian faktor faktor yang mempengaruhi kebutuhan dan kecukupan zat gizi
a. Usia
b. Jenis kelamin
kalori, protein, dan lemak. Ini disebabkan karena perbedaan tingkat aktifitas
fisik.(Fatmah, 2010)
c. Faktor lingkungan
kehilangan nafsu makan yang berdampak pada penurunan status gizi lansia.
(Fatmah, 2010)
kemampuan fisik yang terjadi secara alamiah. Pada lansia yang aktivitas
21
e. Penyakit
Penyebab utama kematian bukan lagi penyakit penyakit infektif, tetapi telah
ketersediaan dan kebutuhan zat gizi dalam tubuh lansia. Sebagai contoh,
untuk mengganti asupan lemak jenuh dengan MUFA (lemak tak jenuh
22
tunggal) dan PUFA (lemak tak jenuh ganda) yang dapat menurunkan kadar
terutama lansia wanita. Penurunan hormon esterogen pada wanita yang telah
f. Pengobatan
lansia akan zat gizi. Obat obatan yang dikonsumsi untuk menyembuhkan
negative dengan zat zat gizi dalam tubuh. Beberapa obat, misalnya obat
menyebabkan mual, muntah dan berbagai rasa tidak enak lainnya. Keadaan
ini dapat berakibat buruk pada status gizi pasien. Penggunaan antibiotik
g. Status perkawinan
reaksi tubuh lansia terhadap stres dan berdampak pada fungsi psikologis
baru lansia di panti. Kebutuhan untuk dicintai dan mencintai bagi lansia di
bagi orang lain yang dicintainya. Perhatian dan kasih sayang oleh
pasangan dalam suka maupun duka, membuat lansia semakin kuat dan
a. Komposisi tubuh
Jumlah cairan tubuh berkurang dari 60% berat badan pada orang muda
24
menjadi 45% dari berat badan wanita usia lanjut (Senja Amelia & Tulus
Prasetyo, 2019).
dan gizi yang baik. Perubahan fisiologis yang terjadi pada jaringan
keras gigi sesuai dengan perubahan pada gigi. Setelah gigi erupsi,
gigi permanen. Pada usia lanjut, gigi permanen menjadi kering, lebih
rapuh, berwarna lebih gelap, dan bahkan Sebagian gigi telah tanggal.
penurunan nafsu makan dan asupan makanan (Senja Amelia & Tulus
Prasetyo, 2019).
d. Gastrointestinal
25
e. Hematologi
sumsum tulang pada usia lanjut menurun (Senja Amelia & Tulus
Prasetyo, 2019).
Kegemukan atau obesitas biasanya terjadi karena pola makan yang tidak
pada lanjut usia akan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner 1-3
kali, penyakit hipertensi 1,5 kali, diabetes mellitus 2,9 kali, dan penyakit
b. Diabetes mellitus
26
dengan gejala banyak minum, banyak makan, dan sering buang air
kecil.
( NIDDM), pada tipe ini selain terjadi kerusakan reseptor insulin sel
sapi, kerbau, dan ayam. Oleh karena itu, usia lanjut lebih disarankan
d. Hipertensi
27
tinggi. Selain itu, pembuluh darah pada lansia lebih tebal dan kaku atau
disertai adanya plak di sekitar dinding dalam arteri, hal tersebut akan
dan kematian.
darah.
e. Sirosis hepatitis
wanita dan 45 tahun untuk pria. Bila konsumsi kalsium kurang dalam
baik.
g. Anemia
28
Penyebab anemia pada lansia adalah kekurangan zat gizi Fe, asam
yang tampak seperti cepat Lelah, lesu, otot lemah, letih, pucat, berdebar-
konsentrasi menurun.
Batas normal jumlah sel darah merah dalam tubuh (Hb) adalah sebagai
berikut:
Zat gizi mikro yang kurang meliputi hal hal berikut ini:
perdarahan pada gusi. Vitamin ini bersumber dari sayur dan buah
buahan.
i. Gout
Asam urat dalam darah yang tinggi akan menyebabkan rasa nyeri
a. Terjadi penurunan kebutuhan energi pada usia dewasa muda (sekitar 5-10
kebutuhan lemak.
dimulut, misalnya pemberian makanan lunak seperti, nasi tim dan lauk
cincang.
C. Pengukuran Antropometri
1. Antropometri
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dan berbagai tingkat umur dan tingkat
gizi. Antropometri ini sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi
Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi
jaringan tubuh, seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh (Depkes,
2007).
lampau.
gizi buruk.
individu, yang meliputi pengukuran berat badan (bb), tinggi badan (tb),
tinggi lutut (tl), Panjang depa (pd), tinggi duduk (td), lingkar lengan atas
et al., 2021)
manusia secara kuantitatif, meliputi berat badan (BB), lingkar lengan atas
(LLA), tinggi badan (TB), tinggi lutut, dan ketebalan kulit trisep/skinfold.
1) Berat badan
baik kaus kaki maupun sandal, dan isi kantong celana atau baju
2) Tinggi badan
3) Panjang depa
4) Tinggi lutut
5) Tinggi duduk
posisi lurus, atau jika salah satu atau kedua buah pergelangan
et al., 2021).
dinding dalam posisi agak terbuka di bagian depan jari jari kaki.
relaks.
tinggi lutut digunakan untuk pasien yang tidak dapat berdiri dengan
tegak seperti lansia ataupun yang sedang tirah baring (bed rest)
tidur rata.
37
2) Paha dan betis kiri membentuk sudut siku siku (90°). Hal ini
a) Pasien dalam kondisi duduk siap (badan tegak, tangan bebas kebawah
skrining nutrisi yang paling cocok untuk lansia karena dapat cepat dan
status gizi pada lansia. MNA secara luas digunakan dalam berbagai
MNA merupakan alat skrining yang telah di validasi secara khusus untuk
lansia, memiliki sensitifitas yang tinggi, spesifik, dapat diandalkan, secara luas
organisasi ilmiah dan klinis baik nasional maupun internasional. MNA juga
mudah dan cepat untuk digunakan, tidak memerlukan waktu lama untuk
menggolongkan pasien atau lansia dalam keadaan status gizi baik, beresiko
mana penjumlahan semua skor akan menentukan seorang lansia pada status
gizi baik, beresiko malnutrisi, atau beresiko underweight. MNA ini banyak
alat kajian tunggal dan cepat untuk menilai status gizi pada lansia. MNA ini
dilakukan menggunakan MNA sebagai alat ukur untuk menilai status gizi
pengamatan mengenai berat badan dan perubahan berat badan 6 bulan atau 2
secara umum mengenai gaya hidup dan penilaian secara subjektif. Skor MNA
menggolongkan pasien atau lansia dalam keadaan status gizi baik, berisiko
malnutrisi ataukah malnutrisi berat. MNA mempunyai dua bagian besar yaitu
seorang lansia pada status gizi baik, berisiko malnutrisi, atau berisiko
salah satu yang diukur untuk menilai status gizi lansia. (Sulfianti et al., 2021)
38
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Konseptual
nutrisi yang sama atau lebih tinggi untuk hasil Kesehatan yang optimal.
diabetes tipe 2, osteoporosis, dan beberapa jenis kanker (Sahar Junaiti et al.,
2019).
Dalam ilmu gizi, status gizi lebih dan status gizi kurang disebut sebagai
Masyarakat, 2019).
usia yang amat lanjut akan meningkatkan risiko malnutrisi. Isolasi sosial dan
kesepian pada jam jam makannya. Karena itu, kontak sosial demi
39
diremehkan. Cara praktik lewat catering untuk seorang manula juga tidak
masakan dalam keadaan segar, khususnya masakan daging (E. Mary Back,
2011)
Untuk lebih jelasnya lihat hubungan antar variabel pada skema dibawah ini.
v
Usia
Riwayat Penyakit
Keadaan ekonomi
40
B. Definisi Operasional
Tabel 2.1
Definisi Operasional Variabel
2. Karakteristik
lanjut usia
a. Usia Lama hidup Studi Wawancara Nominal 1 : 60-74 th
responden yang dokumentasi 2: 75-90 th
dihitung sejak 3: >90 th
lahir hingga
ulang tahun
responden.
41
C. Hipotesis
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Puskesmas Tanjung Paku Kota Solok Tahun 2022. Data dikumpulkan dalam
1. Tempat Penelitian
2. Waktu penelitian
1. Populasi
2. Sampel
waktu, biaya, dan jarak serta uji statistik yang digunakan maka peneliti
peneliti.
Sampel yang dipilih ditentukan dengan kriteria inklusi dan eksklusi adalah :
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Ekslusi
yang digunakan adalah kuesioner dan juga dengan cara studi dokumentasi.
44
lansia.
responden.
responden.
45
1. Editing
Kegiatan ini untuk melihat setiap hasil pengukuran yang telah dilakukan
jawabannya konsisten.
2. Coding
>90 th
cerai mati
Sirosis Hepatitis.
3. Entry
4. Cleaning
5. Processing data
F. Analisa Data
1. Data univariat
2. Analisa bivariat
kemaknaan signifikan (∞) = 0.05. Analisa penelitian ini adalah chi square
dengan rumus :
x² =∑ (0-E)2
Keterangan :
0 = Observasi
∑= Jumlah total
Hasil analisa :
dependen.
variabel dependen.
Jika X2 hitung < X2 tabel maka tidak ada hubungan antara faktor
posyandu lansia.
49
G. Pertimbangan Etik
akan dirahasiakan.
H. Prosedur Penelitian
pembimbing.
2. Tahap Persiapan
3. Tahap Penelitian
responden.
k. Pembahasan.
Ahmad, A., Adamy, A., Kesehatan Masyarakat, P., Muhammadiyah Aceh, U., Aceh,
B., Gizi, J., Kemenkes, P., & Penulis, K. (2020). Faktor Risiko Malnutrisi Pada
Lansia Di Kota Banda Aceh Malnutrition Risk Factors In Elderly In Banda Aceh
City. In Journal of Healthcare Technology and Medicine (Vol. 6, Issue 2).
Akbar, F., & Eatall, K. (2020). Elderly Nutrition in Banua Baru Village. JIKSH, 9(1),
1–7. https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.193
Dewi Agnes Astuti. (2019). Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat. vol 8 No
1.
Dhiya Fadillah, A., & Achadi Nugraheni Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat, S. (2019). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN KESESUAIAN PRAKTIK GIZI PADA LANSIA BERDASARKAN 10
PESAN GIZI SEIMBANG (Studi di Kelurahan Sambiroto Kota Semarang) (Vol.
7, Issue 4). http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
E. Mary Back. (2011). Ilmu Gizi dan Diet Hubungannya dengan penyakit penyakit
untuk Perawat dan Dokter (Hartono Andy & Kristiani, Eds.; 1st ed.). C.V ANDI
OFFSET.
Fatmah. (2010). Gizi Usia Lanjut (Astika Rina, Ed.). Erlangga.
Gemini savitri, Yulia Revi, & Roswandani Siska. (2021). KEPERAWATAN
GERONTIK. In Qasim Muhammad (Ed.), KEPERAWATAN GERONTIK.
Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.
Sahar Junaiti, Setiawan Agus, & Made Ni Riasmini. (2019). Keperawatan Komunitas
dan Keluarga. Saunders, an imprint of Elseviern Inc.
Sarbini Dwi, Zulaekhah Siti, & Nur Farida Isnaeni. (2019). GIZI GERIATRI. In gizi
geriatri (1st ed., pp. 2–3). Muhammadiyah University Press.
Senja Amelia, & Tulus Prasetyo. (2019). Perawatan Lansia oleh Keluarga dan Care
Giver. In syamsiyah nur (Ed.), perawatan lansia (1st ed., pp. 74–79). Sinar
Grafika Offset.
Siti R Maryam, Fatma Mia Ekasari, Rosidawati, & Jubaedi Ahmad. (2008). Mengenal
Usia Lanjut dan Perawatanya . In mengenal usia lanjut dan perawatannya.
Salemba Medika.
Sudargo Toto, Aristasari Tira, & Afifah Aulia. (2021). Asuhan Gizi Pada Lanjut Usia
(pp. 24–26). Gadjah Mada University Press Anggota IKAPI dan APPTI.
Sunarti Sri, Ratnawati Retty, Nugrahenny Dian, & Nurlaila Gadis. (2019). Prinsip
Dasar Kesehatan Lanjut Usia (Geriatri) (1st ed.). UB Press.
50
51
LAMPIRAN 1
Peneliti
SOFIANI SAFITRI
52
LAMPIRAN 2
Nama :
Umur :
NIM : 193210231
Saya menyadari penelitian ini tidak akan berakibat negatif terhadap saya,
sehingga jawaban yang saya berikan adalah yang sebenarnya dan akan
dirahasiakan.
(..........................................)
53
LAMPIRAN 3
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI
LANSIA DI KELURAHAN PPA WILAYAH KERJA PUSKESMAS
TANJUNG PAKU KOTA SOLOK 2022
Keluhan yang
Dirasakan saat ini
(boleh lebih satu) : 1. Tidak nafsu makan
2. Sulit menelan dan mengunyah
3. Sulit buang air besar
4. Lainnya, sebutkan
2. Obesitas
54
3. Jantung coroner
4. Anemia
5. Diabetes Mellitus
6. Sirosis Hepatitis
II. Pemeriksaan
a. TB : cm
b. BB : kg
c. IMT : kg/m²
LAMPIRAN 4
57
LAMPIRAN 5
58