Oleh :
NEMI LESTARI
NIM :2019.C.11a.1053
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Pembimbing Praktik
i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Program Studi Sarjana Keperawatan
ii
KATA PENGANTAR
Dengan Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan anugrah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan dan
Asuhan Keperawatan dengan judul Laporan Pendahuluan dan Asuhan
Keperawatan Pada Ny.M Dengan Diagnosa Medis G3P2A0 Di Ruang KIA
Puskesmas Pahandut Palangka Raya”. Laporan pendahuluan dan asuhan
keperawatan ini disusun dalam rangka untuk memenuhi ataupun melengkapi
tugas mata kuliah Praktik Praklinik Keperawatan II.
Laporan Pendahuluan dan juga asuhan keperawatan ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Ibu Maria Adelheid ,S.Pd,.M.Kes Selaku Ketua STIKES Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina ,Ners., M.Kep Selaku Ketua Program Studi Ners
STIKES Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Rimba Aprianti, S.Kep., Ners Selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah
Praktik Praklinik Keperawatan II dan Dosen Pembimbing Akademik yang
telah banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam
penyelesaian Asuhan Keperawatan ini.
4. Ibu Hesti Warastuti Luwarsih.,S.Kep.,Ners Selaku dosen pembimbing
Klinik yang telah memberikan izin, informasi dan membantu dalam
pelaksanaan praktik manajemen keperawatan di Ruang KIA Puskesmas
Pahandut.
Saya menyadari bahwa asuhan keperawatan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan dan
juga asuhan keperawatan ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga
dapar bermanfaat bagi kita semua.
Palangka Raya, Jumat 19 November 2021
iii
Nemi Lestari
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
……………………………………………………………………………………..i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................iii
DAFTAR ISI. ..................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1..Latar Belakang.................................................................................1
1.2..Rumusan Masalah............................................................................1
1.3..Tujuan Penulisan..............................................................................1
1.4..Manfaat Penulisan............................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Kehamilan .................................................................4
2.1.1 Definisi........................................................................................4
2.1.2 Anatomi Fisiologi........................................................................4
2.1.3 Etiologi........................................................................................9
2.1.4 Klasifikasi....................................................................................12
2.1.5 Manifestasi Klinis........................................................................17
2.1.6 Komplikasi 21
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang...............................................................24
2.1.8 Penatalaksanaan Medis................................................................25
2.2 Konsep Antenatal Care (ANC)
2.2.1 Definisi Antenatal Care (ANC)...................................................26
2.2.2 Tujuan Antenatal Care (ANC).....................................................27
2.2.3 Pelayanan Antenatal Care (ANC)................................................27
2.2.4 Pemeriksaan Obsetrik .................................................................30
2.2.5 Cara Menghitung Berat Janin dalam Kandungan .......................33
2.2.6 Cara Menetukan Umur Kehamilan..............................................33
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan
2.3.1 Pengkajian Keperawatan ............................................................34
2.3.2 Diagnosa Keperawatan................................................................40
2.3.3 Intervensi Keperawatan...............................................................41
iv
2.3.4 Implementasi Keperawatan.........................................................48
2.3.5 Evaluasi Keperawatan.................................................................48
.........
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care (ANC) merupakan asuhan yang
diberikan saat hamil sampai sebelum melahirkan. ANC penting untuk menjamin agar
proses alamiah tetap berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang tidak normal
sehingga komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan dapat terdeteksi secara
dini serta ditangani secara memadai. Apabila ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan
kehamilan, maka tidak akan diketahui apakah kehamilannya berjalan dengan baik
atau mengalami keadaan risiko tinggi dan komplikasi obstetrik yang dapat
membahayakan kehidupan ibu atau janinnya.
Pemeriksaan ANC dilakukan oleh tenaga kesehatan, secara profesional akan
memberikan pelayanan sebaik mungkin agar ibu hamil merasa puas atas pelayanan
yang diberikan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi seseorang merasa puas atas
pelayanan di suatu tempat, termasuk di Puskesmas seperti pengalaman bidan selama
proses pemeriksaan, fasilitas yang lengkap, kemudahan lokasi Puskesmas yang
mudah dijangkau, tarif yang kompetitif, kecepatan dalam melakukan pemeriksaan,
keramahan bidan dalam pelayanan Anate Natal Care (ANC).
Ditinjau dari sisi pelayanan, Bidan akan melakukan upaya yang terbaik dalam
pelayanan seperti meningkatkan fasilitas pemeriksaan yang belum ada, memperbaiki
sarana seperti ruang tunggu, dan tempat parkir kendaraan pengunjung, meningkatkan
tingkat ketrampilan bidan seperti mengikuti pelatihan atau seminar kesehatan tentang
masalah Ante Natal Care (ANC). Upaya tersebut diharapkan agar ibu yang
melakukan kunjungan pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) menjadi puas atas
pelayanan yang diberikan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Mahasiswa mampu melakukan pengkajian, menganalisa, menentukan diagnosa
keperawatan, membuat intervensi keperawatan, mampu melakukan perawatan dan
mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah diberikan.
1.2.2 Mahasiswa mampu memberikan tindakan keperawatan yang diharapkan dapat
mengatasi masalah keperawatan pada kasus tersebut.
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Intruksional Umum (TIU)
1.3.2 Mahasiswa Mampu Melakukan Bagaimana Laporan pendahuluan dan asuhan
keperawatan pada Ny.M dengan diagnosa medis G3P2A0 di Puskesmas Pahandut
Palangka Raya
1.3.3 Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
1.3.2.1 Mahasiswa Mampu MenjelaskanBagaimana Laporan Pendahuluan dan
Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan diagnosa medis G3P2A0 di
Puskesmas Pahandut Palangka Raya
1.3.2.2 Mahasiswa Mampu Menjelaskan Manajemen Laporan pendahuluan dan
asuhan keperawatan pada Ny. M dengan diagnosa Medis G3P2A0 di
Puskesmas Pahandut Palangka Raya
1.3.2.3 Mahasiswa Mampu Melakukan Pengkajian Laporan pendahuluan dan
asuhan keperawatan pada Ny. M dengan diagnosa medis G3P2A0 di
Puskesmas Pahandut Palangka Raya
1.3.2.4 Mahasiswa Mampu Menentukan Diagnose Laporan pendahuluan dan
Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan diagnosa medis G3P2A0 di
Puskesmas Pahandut Palangka Raya
1.3.2.5 Mahasiswa Mampu Menentukan Dan Menyusun Intervensi Laporan
pendahuluan dan asuhan keperawatan pada Ny. M dengan Diagnosa
Medis G3P2A0 di Puskesmas Pahandut Palangka Raya
1.3.2.6 Mahasiswa Mampu Melaksanakan Implementasi Laporan pendahuluan
dan asuhan keperawatan pada Ny. M dengan diagnosa Medis G3P2A0 di
Puskesmas Pahandut Palangka Raya
1.3.2.7 Mahasiswa Mampu Melakukan Evaluasi Laporan pendahuluan dan
asuhan keperawatan pada ny. M dengan diagnosa medis G3P2A0 di
Puskesmas Pahandut Palangka Raya
1.3.2.8 Mahasiswa Mampu Menyusun Dokumentasi Keperawatan.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan Agar Mahasiswa Dapat Menambah Wawasan Dan Ilmu
Pengetahuan Dengan Menerapkan Proses Keperawatan Dan Memanfaatkan Ilmu
Pengetahuan Yang Diperoleh Selama Menempuh Pendidikan Di Program Studi S1
Keperawatan Stikes Eka Harap Palangka Raya.
Tabel 1.1
Penembahan Ukuran TFU Pertiga Jari
Usia Kehamilan (minggu) Tinggi Fundus Uteri (TFU)
12 minggu 3 jari diatas simfisis
16 minggu Pertengahan pusat-simfisis
20 minggu 3 jari di bawah pusat
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 3 jari diatas pusat
32 minggu Pertengahan pusat-presesus
xipoideus (px)
36 minggu 3 jari di bawah prosesus
xipoideus (px)
40 minggu Pertengahan pusat-prosesus
xipoideus (px)
Gambar 1.1
setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesteron dalam jumlah yang
relative minimal.
Relaksin, suatu hormon protein yang mempunyai struktur mirip dengan
insulin dan insulin like grow factor I & II, disekresikan oleh korpus luteum,
desidua, plasenta dan hati.aksi biologi utamanya adalah dalam proses
remodeling jaringan ikat pada saluran reproduksi, yang kemudian
mengakomodasi kehamilan dan keberhasilan proses persalinan. Perannya
belum diketahui secara menyeluruh, tetapi diketahui mempunyai efek pada
perubbahan struktur biokimia serviks dan kontraksi miometrium yang akan
berimplikasi pada kehamilan preterm.
3. Vagina dan perineum
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat pada
kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga vagina akan terlihat
berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda chadwick. Perubahan ini
meliputi penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan
hipertropi dari sel-sel otot polos.
Dinding vagina mengalami banyak perubahan merupakan persiapan untuk
mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan meningkatnya
ketebalan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi sel
otot polos. Perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnya dinding
vagina.. Papilla mukosa juga mengalami hipertrofi dengan gambaran seperti
paku sepatu. Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi, dimana
sekresi akan berwarna keputihan, menebal dan pH antara 3,5-6 yang
merupakan hasil dari peningkatan produksi asam laktat glikogen yang
dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi dari lactobacillusacidophilus.
4. Kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan,
kusan dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha.
Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada multipara selain
striae kemerahan itu seringkali ditemukan garis berwarna perak berkilau
yang merupakan sikatrik dan striae sebelumnya.
Pada banyak perempuan kulit garis pertengahan perutnya (linea alba) akan
berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang
akan muncul dengan ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang
disebut dengan chloasma atau melisma gravidarum selain itu, pada areola
dan daerah genital juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan, namun
biasanya akan hilang atau sangat jauh berkurang setelah persalinan.
Perubahan ini dihasilkan dari cadangan melanin pada daerah epidermal dan
dermal yang penyebab pastinya belum diketahui. Adanya peningkatan kadar
serum melanocyte stimulating hormone pada akhir bulan kedua masih
sangat diragukan sebagai penyebabnya. Estrogen dan progesteron diketahui
mempunyai peran dalam melanogenesis dan diduga bisa menjadi faktor
pendorongnya
5. Payudara/mammae
Perubahan pada ibu hamil yaitu mamae akan membesar dan tegang akibat
hormone somatomamotropin, estrogen, dan progesterone, akan tetapi belum
mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan hipertropi system saluran,
sedangkan progesterone menambah sel-sel asinus pada mammae.
Somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus pula dan
menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi pembuatan kasein,
laktalbumun dan laktoglobulin. Dengan demikian mammae dipersiapkan
untuk laktasi. Disamping itu dibawah pengaruh progesterone dan
somatomamotropin terbentuk lemak sekitar alveolua-alveolus, sehingga
mammae menjadi lebih besar. Papilla mammae akan membesar, lebih
tegang dan tambah lebih hitam, seperti seluruh areola mammae karena
hiperpigmentasi. Hipertropi kelenjar sebasea (lemak) yang muncul di areola
primer dan disebut tuberkelmontgomery. Glandula montgomeri tampak
lebih jelas menonjol dipermukaan areolamammae.
Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rasa berat di payudara
mulai timbul sejak minggu keenam gestasi. Perubahan payudara ini adalah
tanda mungkin hamil. Sensitivitas payudara bervariasi dari rasa geli ringan
sampai nyeri tajam. Peningkatan ini suplai darah membuat pembuluh darah
dibawah kulit berdilatasi. Pembuluh darah yang sebelumnya tidak terlihat,
sekarang terlihat, seringkali tampak sebagai jaringan biru dibawah
permukaan kulit. Kongesti vena di payudara lebih jelas terlihat pada
primigravida. Striae dapat terlihat dibagian luar payudara.
6. Perubahan sirkulas darah.
Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:
1) Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi
kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalamRahim.
2) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi
retroplasenter
3) Pengaruh hormone esterogen dan progesterone makin meningkat
3) Sistem respirasi
Pada kehamilan, terjadi juga system respirasi untuk memenuhi kebutuhan
O2. Disamping itu, terjadi desakan diafragma karena dorongan Rahim yang
membesar pada usia kehamilan 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya
desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan 33
bernafas lebih dalam sekitar 20-25% dari pada biasnya (Manuaba, 2011)
1.1.3 Etiologi
Menurut Manuaba (2011) proses kehamilan akan terjadi jika terdapat 5
aspek, yaitu :
a. Ovum (sel telur)
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem
hormonal yang kompleks. Selama masa subur berlangsung 20-35 tahun, hanya
420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi
(Manuaba, 2011). Setiap bulan wanita melepaskan satu sampai dua sel telur
dari indung telur (ovulasi) yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan
masuk ke dalam sel telur (Dewi dkk, 2011. Pelepasan telur (ovum) hanya
terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada siklus menstruasi normal
28 hari.
b. Spermatozoa
Bentuk sperma seperti kecebong yang terdiri atas kepala (lonjong sedikit
gepeng yang mengandung inti), leher (penghubung antara kepala dan ekor),
ekor (panjang sekitar 10 kali kepala, mengandung energi sehingga dapat
bergerak cepat). Pada saat berhubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc
sperma yang mengandung 40-60 juta sperma setiap cc.
c. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa pertemuan pertemuan inti ovum dengan
inti sperma disebut konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot. proses
konsepsi dapat berlangsung seperti berikut :
1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, dilindungi oleh korona radiata
yang mengandung persediaannutrisi.
2) Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metafase ditengah sitoplasma yang
disebutvitelus.
3) Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang dan nutrisi yang dialirkan
kedalam vitelus akan melalui saluran pada zonapelusida.
4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas yang
dindingnya penuh dengan jonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum
mempunyai hidup terlama di dalam ampulatuba.
5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam. Sperma menyebar,
masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri. Pada kavum uteri,
terjadi proses kapasitasi yaitu pelepasan lipoprotein dari sperma sehingga
mampu mengadakan fertilisasi. Sperma melanjutkan perjalanan menuju tuba
falopi. Sperma hidup selama tiga hari di dalam genetalia interna. Sperma akan
mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona radiata dan
zona pelusida dengan proses hialurodinase. Melalui stoma, sperma mamasuki
ovum. Setelah kepala sperma masuk kedalam ovum, ekornya lepas dan
tertinggal diluar. Inti ovum dan inti sperma bertemu dengan membentuk zigot.
d. Nidasi atau Implantasi
Nidasi adalah masuknya inti sperma kedalam sitoplasma membangkitkan
kembali pembelahan dalam inti ovum. Pembelahan terus terjadi dan di dalam
morula terbentuk ruangan yang mengandung cairan yang disebut
blastula.Sementara itu pada fase sekresi, endometrium semakin tebal dan
semakin banyak mengandung glikogen yang disebut desidua. Sel trofoblas
merupakan sel yang melapisi blastula melakukan destruksi enzimatik
proteolitik sehingga dapat menanamkan diri di dalam endometrium. Proses
penanaman blastula terjadi pada hari ke 6 sampai 7 setelah konsepsi. Pada saat
tertanamnya blastula ke dalam endometrium , mungkin terjadi perdarahan yang
disebut tanda hartman.
e. Plasentasi
Plasenta adalah organ vital untuk promosi dan perawatan kehamilan dan
perkembangan janin normal. Hal ini diuraikan oleh jaringan janin dan ibu untuk
dijadikan instrumen transfer nutrisi penting (Afodun et al , 2015). Plasentasi
adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi embrio ke
dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi berlangsung
sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi (Saifuddin, 2011:145).Pertumbuhan
plasenta makin lama makin besar dan luas, umumnya mencapai pembentukan
lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu.
Plasenta dewasa/lengkap yang normal memiliki karakteristik berikut:
1) Bentuk budar /oval
2) Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm
3) Berat rata-rata 500-600 gr.
4) Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di
tengah/sentralis, disamping/lateralis, atau tepi ujung tepi/marginalis.
5) Di sisi ibu, tampak daerah-daerah yang agak menonjol (katiledon) yang
diliputi selaput tipis desidua basialis.
6) Di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh korion)
menuju tali pusat. Korion diliputi oleh amnion.
7) Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu) meningkat
sampai 600-700 cc/ menit (aterm) (Dewi dkk, 2011:84)
1.1.4 Klasifikasi
Kehamilan dibagi menjadi dua yaitu, kehamilan menurut lamanya dan dari
tuanya kehamilan.
kelopak mata
terbentuk,genetalia
eksternaterbentuk
Usia Fetus
16 minggu 16-18 cm Genetal jelas
terbentuk, kulit
merah tipis, uterus
telah penuh, desidua
parietalis dan
kapsularis
20 minggu 25 cm Kulit tebal dengan
rambut lanugo
24 minggu 30-32 cm Kelopak matajelas,
alis dan bulutampak
Masa Parietal
35 cm Berat badan 1000
28 minggu
gram,
menyempurnakan
Janin
50-55 cm Bayi cukup bulan,
40 minggu
kulit berambut
dengan baik, kulit
kepala tumbuh baik,
pusat penulangan
pada tibiaproksimal
Kehamilan
- PATHWAY
MK: Resiko Daya tampung Laju aliran Ekspansi dada MK :Nyeri akut MK : Risiko
Mual dan muntah urin
ketidakseimba urin lebih tidak defisit nutrisi
ngan elektrolit lambat maksimal
MK: Gangguan
eliminasi urin
1.1.5 Manifestasi Klinis
Tanda-tanda kehamilan terdiri atas tanda tidak pasti, tanda kemungkinan
kehamilan, dan tanda pasti kehamilan.
1. Tanda Tidak Pasti (Presumtive Sign)
Tanda tidak pasti adalah perubahan–perubahan fisiologis yang dapat
dikenali dan yang dirasakan oleh wanita hamil.
a. Amenorea
Gejala ini sangat penting karena umunya pada saat hamil tidak haid lagi.
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel de
graaf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi. Lamanya amenore dapat
dipastikan dengan hari pertama haid terakhir (HPHT) dan digunakan untuk
memperkirakan usia kehamilan dan taksiran persalinan. Tetapi amenorea
dapat disebabkan oleh penyakit kronik tertentu, tumor pituitary, perubahan
dan faktor lingkungan, malnutrisi dan biasanya gangguan emosional seperti
ketakutan akan kehamilan.
HPHT adalah Hari Pertama Haid Terakhir seorang wanita sebelum hamil,
HPHT yang tepat adalah tanggal dimana ibu baru mengeluarkan darah
menstruasi dengan frekuensi dan lama seperti menstruasi biasa. HPHT dapat
digunakan sebagai perhitungan taksiran persalinan. Tanggal perkiraan
persalinan atau Estimated Date Confinement (EDC) atau bisa digunakan
istilah Estimated Date Delivery (EDD) dapat diperkirakan menggunakan
teori Neagle, yaitu:
1) Bila HPHT antara bulan Januari sampai Maret (Hari + 7) (Bulan + 9) =
TafsiranPersalinan
2) Bila HPHT antara bulan April sampai Desember (Hari + 7) (Bulan – 3)
(Tahun + 1) = Tafsiran Persalinan
b. Mual dan Muntah (nausea danemesis)
Pengaruh estrogen dan progesterone terjadi pengeluaran asam lambung
yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada
pagi hari yang disebut morning sickness. Dalam batas tertentu hal ini masih
fisiologis tetapi bila terlampau sering dapat menyebabkan gangguan
kesehatan yang disebut dengan hyperemesis gravidarum.
c. Mengidam
Ngidam Wanita hamil sering menginginkan sesuatu makanan tertentu,
keinginan yang demikian disebut ngidam. mengidam sering terjadi pada
bulan-bulan pertama kehamilan dan akan menghilang dengan makin tuanya
kehamilan
d. Pingsan (Syncope)
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala menyebabkan iskemia
susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope atau pingsan. Hal ini sering
terjadi terutama jika berada pada tempat yang ramai, biasanya akan hilang
setelah 16 minggu.
e. Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama akibat dari penurunan kecepatan basal
metabolisme pada kehamilan yang akan meningkat seiring pertambahan
usia kehamilan akibat aktivitas metabolisme hasilkonsepsi.
f. Payudara tegang dan membesar
Estrogen meningkat perkembangan sistem duktus pada payudara, sedangkan
progesteron menstimulasi perkembangan sistem alveolar payudara.
Menimbulkan pembesaran payudara, perasaan tegang dan nyeri selama 2
bulan pertama kehamilan lebih dari 16 minggu.
g. Konstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltic usus (tonus otot
menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.
h. Sering Buang Air Kecil (BAK)
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan
sering miksi. Frekuensi kencing yang sering terjadi pada trimester pertama
akibat desakan uterus terhadap kandung kemih. Pada trimester kedua
umumnya keluhan ini akan berkurang karena uterus yang membesar keluar
dari rongga panggul. Pada akhir trimester, gejala bisa timbul karena janin mul
ai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung kemih.
i. Pigmentasi Kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi akibat
pengaruh hormone kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan
kulit. Pigmentasi ini meliputi tempat – tempat berikut ini :
1) Sekitar pipi terdapat cloasma gravidarum (penghitam pada daerah dahi,
hidung, pipi dan leher).
2) Sekitar leher tampak lebih hitam.
3) Dinding perut tampak striae lividae/gravidarum (terdapat pada seorang
primigravida, warnanya membiru), linea alba, lineanigra.
4) Hiperpigmentasi areola mamae sehingga terbentuk areola sekunder.
Pigmentasi areola ini berbeda pada tiap wanita, ada yang merah muda
pada wanita kulit putih, coklat tua pada wanita kulit coklat dan hitam
pada wanita kulit hitam. Selain itu, kelenjar montogomeri menonjol dan
pembuluh darah menifes sekitarpayudara
5) Sekitar pantat dan paha atas terdapat striae akibat pembesaran bagian
tersebut.
j. Epulis
Hipertrofi papilla gingivae atau gusi, sering terjadi pada triwulan pertama.
k. Varises atau Penampakan Pembuluh Darah Vena
Terjadi karena pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran
pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat. Varises dapat
terjadi di sekitar genetalia eksterna, kaki dan betis serta payudara.
penurunan berat badan, dan nyeri uluh hati kemungkinan suatu tanda ibu
hamil mengalami penyakit berat.
5. Gerakan janin tidak ada atau janin kurang bergerak
Gerakan janin dapat dirasakan mulai pada usia kehamilan 14-16 minggu,
gerakan yang awal terasa seperti getaran, lama-kelamaan semakin terasa
tendangan atau sikutan. Ketika keadaan tidur maka gerakan bayi akan
melemah. Selain kekurangan oksigen pada bayi di dalam kandungan dapat
menyebabkan berkurangnya gerakan dari bayi. Bayi bergerak minimal 3
kali dalam 1 jam jika berbaring atau sedang beristirahat. Teknin cara
menghitung pergerakan janin yaitu dengan cara memasukkan satu koin
dalam kaleng setipa kali janun terasabergerak.
6. Demam.
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya
infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI (2012) penyebab kematian ibu
karena infeksi (11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat
baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin,
2012). Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu
masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang
kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada
infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi
dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas (Pusdiknakes,
2013)
7. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala terjadi pada saat kehamilan merupakan suatu ketidaknyamanan
yang wajar. Keadaan ini bisa terjadi selama kehamilan karena Ibu hamil
mengalami anemia atau kekurangan darah. Ketika hal ini terjadi, maka
diharapkan untuk Ibu hamil meningkatkan asupan makanan yang banyak
mengandung zat besi seperti daging sapi, hati, buat, dan sayuran hijau. Serta
dapat dilanjutkan dengan konsumsi tablet Fe secara rutin. Namun, ketika
sakit kepala dirasakan semakin berat seperti ditusuk-tusuk dan berat
dibagian belakang kepala serta diikuti dengan penglihatan yang kabur,
bengkak pada tangan dan wajah, nyeri uluh hati, serta tekanan darah tinggi
maka keadaan Ibu hamil dapat diwaspadakan karena kumpulan gejala
menandakan preeklamsia. Maka untuk Ibu hamil dapat segera untuk
menghubungi dokter atau menuju pusat pelayan kesehatan.
8. Bengkak pada muka dan tangan
Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka
dan tangan tidak hilang setelah beristirahat dan ditandai dengan keluhan isik
yang lain. Maka hal ini bisa pertanda anemia, gagal ginjal atau preeklampsia.
9. Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya
Ketuban pecah dini merupakan pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-
tanda persalinan. Kejadian ketuban pecah dini bisa disebabkan karena
berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intra uteri,
namun bisa juga berasal dari infeksi pada vagina serviks sehingga dapat
mengakibatkan persalinan preterm dan infeksi pada bayi. Cairan ketuban
yang keluar umumnya tidak berwarna dan tidak berbau pesing.
10. Selaput kelopak mata pucat
Pada ibu hamil yang mengalami kelopak mata yang menonjol, jemari
gemetaran, sering berdebar-debar, dan panas dan mengalami banyak
keringat, serta tampak membengkak di batang leher bagian depan
merupakan gejala ibu hamil yang mengalami anemia. Anemia sering terjadi
pada Ibu hamil karena volume darah meningkat 50% selama kehamilan.
1.1.7 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah
a) Haemoglobin
Pemeriksaan dan pengawasan Haemoglobin (Hb) dapat dilakukan dengan
menggunakan alat Sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan Sahli dapat
digolongkan sebagai berikut : Tidak anemia jika Hb 11 gr%, anemia
ringan jika Hb 9-10 gr%, anemia sedang jika Hb 7-8 gr%, anemia berat
jika Hb <7 gr% (Manuaba, 2011:239).
b) Golongan darah
Golongan darah ABO adalah faktor Rhesus (Rh). Ibu dengan rhesus
negatif beresik mengalami keguguran, amniosentesis, atau trauma uterus,
harus diberi antigammaglobulin D dalam beberapa hari setelah
pemeriksaan. Jika titrasi menunjukkan peningkatan respons antibodi,
harus dilakukan pemeriksaan yang lebih sering dalam rangka
merencanakan penatalaksaan pengobatan oleh spesialis Rhesus.
2. Pemeriksaan urin
Menurut Fraser dan Cooper urinalisis dilakukan pada setiap kunjungan
untuk memastikan tidak adanya abnormalitas. Hal lain yang dapat
ditemukan pada urinalisis rutin antara lain:
a) Keton akibat pemecahan lemak untuk menyediakan glukosa, disebabkan
oleh kurangnya pemenuhan kebutuhan janin yang dapat terjadi akibat
muntah, hiperemesis, kelaparan, atau latihan fisik yangberlebihan.
b) Glukosa karena peningkatan sirkulasi darah, penurunan ambang ginjal
ataupenyakit.
c) Protein akibat kontaminasi oleh leukore vagina, atau penyakit seperti
infeksi saluran perkemihan atau gangguan hipertensi padakehamilan.
3. Ultrasonografi (USG)
Menurut Romauli (2011:72) penentuan usia kehamilan dengan USG
menggunakan 3 cara :
a) Dengan mengukur diameter kantung kehamilan (GS= Gestationalsac)
untuk kehamilan 0-12minggu.
b) Dengan mengukur jarak kepala-bokong (GRI= Groun Rum Length)
untuk umur kehamilan 7- 14 minggu.
c) Dengan mengukur diameter biparetal (BPD) untuk kehamilan lebih dari
12 minggu.
4. Non Stress Test(NST)
Pemeriksaan dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ dan aktivitas
janin. Penilaian dilakukan terhadap frekuensi dasar DJJ, variabilitas dan
timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan janin (Marmi, 2014:190).
5. Kartu Skor Poedji Rochyati(terlampir)
Untuk mendeteksi risiko ibu hamil dapat menggunakan kartu Skor Poedji
Rochyati. Terdiri dari Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan skor 2
ditolong oleh bidan, Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan skor 6-10
ditolong oleh bidan atau dokter dan Kehamilan Risiko Sangat Tinggi
(KRST) dengan skor >12 ditolong oleh dokter (Kemenkes RI, 2014).
1.1.8 Penatalaksanaan Medis
1. TT (Tetanus Toksoid)
Imunisasi Tetanus toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan
sebagai upaya pencegahan infeksi dengan vaksin yang telah dilemahkan dan
kemudian dimurnikan. Melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonaturum
yang disebabkan oleh clostridium tetani yaitu kuman yang menyerang
sistem saraf pusat dan melidungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila
terluka (Depkes RI, 2011). Imunisasi TT sebanyak 5 kali (long life) mulai
dari TT1 sampaiTT5.
Tabel 1.3
Selang Waktu Imunisasi TT
Antigen Interval Lama % perlindungan
perlindungan
TT 1 Pada kunjungan antenatal
Pertama
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80 %
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95 %
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99 %
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun/ 99 %
seumur hidup
2. Pemberian Tablet Fe (T7)
Zat besi adalah unsur pembentukan sel darah merah dibutuhkan oleh ibu
hamil guna mencegah terjadinya anemia atau kurang darah selama
kehamilan. Pemberian tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD)
diberikan pada ibu hamil sebanyak satu tablet (60mg) setiap hari berturu-
turut selama 90 hari selama masa kehamilan, sebaiknya memasuki bulan
kelima kehamilan. TTD mengandung 200 mg ferro sulfat setara dengan 60
ml besi elemental dan 0,25 mg asam folat baik diminum dengan air jeruk
yang mengandung vitamin C untuk mempermudah penyerapan (Depkes RI,
2011).
1.2 Konsep Antenatal Care (ANC)
1.2.1 Definisi Antenatal Care (ANC)
Pemeriksaan anternatal Care adalah pemeriksaan kehamilan yang
dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti
dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (Pedoman
Pelayanan Anternatal di Tingkat Pelayanan Dasar, 2012) Antenatal care adalah
pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh tenaga kesehatan bagi ibu hamil
untuk mengoptimalkan kesehatan fisik maupun mental ibu hamil. Sehingga ibu
hamil mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secaranormal.
Menurut Walyani (2015) asuhan antenatal care adalah suatu program yang
terencana berupa observasi, edukasi, dan penangan medik pada ibu hamil, untuk
memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan persalinan yang aman dan
memuaskan.
1. Pemeriksaan Leopold I
2. Pemeriksaan Leopold II
Untuk menentukan bagian yang ada disamping uterus, menentukan letak
janin.
Cara: uterus didorong kesatu sisi sambil meraba bagian janin yang berada
disisi tersebut dengan cara yang sama pada sisi uterus yang lain
Hasil: punggung janin teraba membujur dari atas kebawah pada letak kepala.
Pada letak lintang dapat ditemukan kepala.
h. Lama Perkawinan
Kalau orang hamil sudah lama kawin, nilai anak tentu besar sekali
dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan (anak mahal).
2. Riwayat kesehatan sekarang
Dapat dilihat dari keluhan yang dirasakan oleh pasien datang mencari
pertolongan. Pada trimester I Ibu hamil akan mengeluh mual, merasa ingin
muntah, tidak berminat makan, merasa asam dimulut, sensasi panas atau
dingin, sering menelan, muka pucat, takikardia, dan saliva meningkat. Pada
trisimester ini juga akan mengeluh pusing-pusing.
3. Riwayat kesehatan dahulu
a. Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid berapa
hari, lama haid, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat sakit waktu
haid atau tidak.
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yanglalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati, usia, sehat
atau tidak, penolong siapa, nifas normal atau tidak.
c. Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
Perlu dicatat bagi ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti KB. Hal ini
penting diketahui apakah kehamilan sekarang direncanakan atau tidak.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar atau penyakit
menular yang dapat mempengaruhi persalinan.
3. Dada: bentuk bauh dada, pigmentasi putting susu dan gelanggang susu,
keadaan putting susu, adakah kolostrum
4. Abdomen GIT : bentuk abdomen, warna, adakah luka bekas operasi
apendeksitis, terbagi 9 regio hipkondria kanan (pembesaran hepar),
epigastrik (gastritis), hipokondria kiri (pembesaran lien), lumbal kanan
dan kiri (ginjal), umbilicus, iliaka kanan (apendiksitis), hipokondria,
iliaka kiri(scibala)
5. Abdomenobstretrik : perut membesar ke depan atau ke samping, keadaan
pucat, pigmentasi linia alba, nempakkah gerakan anak atau kontraksi
uterus adakah strie gravidarum atau bekas luka
6. Vulva : keadaan perineum,carilah varises, tanda chadwick, condyloma
akuminata, flouralbus
7. Anggota bawah : cari varises, oedema, luka, cicatrix pada lipatpaha,
CRT kembali ≤ 1 detik untuk mengetahui kemungkinan dehidrasi
b. Palpasi
1. Tujuan :
1) Menentukan besarnya rahim dan dengan ini menentukan usia
kehamilan.
2) Menentukan letaknya anak dalam rahim
2. Menentukan usia kehamilan menurut Mc.Donald
1) Umur kehamilan dalam bulan di ukur dari panjang antara
simfisis pubis dan puncak fundus uteri dalam sentimeter dibagi 3 ½
cm.
3. Menentukan usia kehamilan menurut perhitungan TFU secara
internasional
− Kurang dari 12 minggu – belum dapat diraba di atas simpisis.
− 12 minggu – 1-2 jari di atas sisfisis.
− 16 minggu – pertengahan antara sisfisis dan pusat
− 24 minggu – setinggi pusat
− 28 minggu – 3 jari diatas pusat
− 32 minggu – pertengahan antara pusat dan px
− 36 minggu – 3 jari dibawah px
− 40 minggu – pertengahan px dan pusat (3 jari diatas pusat)
4. Menurut leopold
1) Leopold I
Kaki penderita di bengkokan pada lutut dan lipatanpaha
Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita dan melihat ke arah
muka penderita
Rahim dibawa ketengah
Tingginya fundus uteri ditentukan dan bagian apa dari anak yang
terdapat dalam fundus
Tujuan : untuk mengetahui usia kehamilan dan TFU dan bagian apa
yang difundus.
2) Leopold II
Keadaan tangan pindah kesamping
Tentukan dimama punggung anak, punggung anak terdapat di pihak
yang memberikan rintangan yang terbesar, carilah bagian-bagian
kecil, yang biasanya terletak bertentangan dengan pihak yang
memberi rintangan terbesar.
Kadang-kadang di samping terdapat kepala/bokong ialah letak
lintang.
Tujuan : untuk menentukan dimana letaknya punggung anak
dan dimana letaknya bagian-bagian kecil.
3) Leopold III
Dipergunakan satu tangan saja.
Bagian bawah di tentukan antara ibu jari dan jari lainya
Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan.
Tujuanya : menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan
apakah bagian bawah anak ini sudah/belum terpegang oleh
pintu atas panggul.
4) Leopold IV
Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat ke arah kaki sipenderita
Dengan kedua tangan di tentukan apa yang menjadi bagian bawah
46
1. Anjurkan istirahat dan tidur yangcukup
2. Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendahlemak.
3. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi untuk mengatasimual.
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu
2.Defisit nutrisi b.d Setelah diberikan asuhan Manajemen Nutrisi (SIKI I.03119 Hal. 200)
kurangnya asupan keperawatan selama waktu Observasi :
makanan,ketidakmampuan tertentu diharapkan status nutrisi 1. Identifikasi status nutrisi
mencerna makanan, membaik 2. Identifikasi makanan yang disukai
peningkatan kebutuhan Kriteria hasil : SLKI (L.03030 3. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
metabolisme. Hal.121) 4. Monitor asupan makanan
1. Verbalisasi keinginan untuk Terapeutik :
meningkatkan nutrisi 1. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
meningkat 2. Berikan makan tinggi serat untuk mencegahkonstipasi
2. Pengetahuan tentang pilihan 3. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
makanan yang sehat 4. Berikan suplemen makanan, jika perlu
meningkat Edukasi :
3. Sikap terhadap makanandan 1. Ajarkan diet yang diprogramkan
minuman sesuai dengan Kolaborasi :
47
tujuan kesehatan meningkat 1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
4. Nafsu makan membaik antiemetik), jikaperlu
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
3.Resiko ketidakseimbangan Setelah diberikan asuhan Pemantauan Elektrolit (SIKI L.03122 Hal.240)
elektrolit b.d mual/muntah Keperawatan selama waktu Observasi
secara berlebihan tertentu diharapkan 1. Identifikasi kemungkinan penyebab ketidakseimbangan elektrolit
keseimbangan elektrolit dalam 2. Monitor kadar elektrolitserum
batas normal. 3. Monitor mual,muntah
Kriteria hasil : SLKI (L.03021 Terapeutik
Hal. 42) 1. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisipasien
1. Serum natrium membaik 2. Dokumentasi hasil pemantauan
2. Serum kalium membaik Edukasi
1. Serum klorida membaik 1. Jelaskan tujuan waktu pemantauan sesuai dengan kondisipasien
2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
48
4. Pola nafas tidak efektif Setelah diberikan asuhan Manajaemen jalan nafas (SIKI, I. 01011, Hal
berhubungan dengan keperawatan selama waktu 186)
diagrafma tertekan tertentu diharapkan pola nafas Observasi:
membaik 1. Monitor pola nafas (Frekuensi, kadalaman,
Kriteria hasil: usaha nafas)
Pola nafas (SLKI, L.01004, 2. Monitor bunyi nafas tambahan (mis. Gurgling,
Hal 95) mengi, wheezing, ronkhi kering)
1. Dispnea menurun (5) Terapeutik:
2. Penggunaan otot bantu 1. Lakukan fisioterapi dada , jika perlu
nafas menurun (5) 2. Berikan oksigen, jika perlu
3. Frekuensi nafas membaik Edukasi:
(5) 1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/ hari, jika
4. Kedalaman nafas membaik tidak kontraindikasi
(5) Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran
49
5. Nyeri akut berhubungan Setelah diberikan asuhan Manajemen nyeri: (SIKI, I. 08238, Hal 201)
dengan perubahan keperawatan selama waktu Observasi:
fisiologis pada abdomen tertentu diharapkan tingkat 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
nyeri menurun dengan frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Kriteria Hasil: 2. Identifikasi skala nyeri
Tingkat nyeri (SLKI, L. 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
08066, Hal 145) 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
1. Keluhan nyeri menurun (5) memperingan nyeri
2. Meringis menurun (5) 5. Monitor efek samping penggunaan analgetik
3. Gelisah menurun (5) Terapeutik:
4. Pola nafas membaik (5) 1. Berikan teknis nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/ dingin, terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi:
50
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgenik secara tepat
5. Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
51
6. Risiko ketidakefektifan Setelah diberikan asuhan
proses kehamilan keperawatan selama waktu
(Melahirkan) tertentu diharapkan
berhubungan dengan
kehamilan beresiko
52
1.1.1 Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah ketagori dari perilaku keperawatan,
karena perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan. Menurut Haryato (2017)
implementasi keperawatan adalah ketagori sebagai perilaku perawat yang
berkoordinasi dengan pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk
menentukan masalah kesehatan pasien yang sesuai dengan perencanaan dan
kriteria hasil yang telah ditentukan dengan cara mengawasi dan mencatat
respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan. Tujuan
dari pelaksanaan/implementasi adalah membantu klien dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.
1.1.1 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan, dimana
evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan
melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya.Tahap evaluasi
menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang diinginkan dan
respon pasien terhadap keefektifan intervensi keperawatan, kemudian
mengganti rencana perawatan jika diperlukan. Tujuan dari evaluasi ini adalah
untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai dengan baik
atau tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang.
53
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
54
Pasien mengatakan sudah pernah hamil dan ini merupakan kehamilan ketiganya,
pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit
sebelumnya.
Masalah
Tgl Umur Jenis Tempat/ Jenis Keadaan
No BB Ha La Nif Ba
partus hamil partus Penolong kelamin Anak
mil hir as yi
1. Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
dilakukan dilakukan dilakukan dilakukan dilakukan dilakukan dilakukan
2. Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
dilakukan dilakukan dilakukan dilakukan dilakukan dilakukan dilakukan
3. Hamil ini 17 minggu
Keterangan :
Masa hamil : tekanan darah tinggi, bengkak, infeksi saluran
perkemahan, perdarahan, premature, dll
55
Masalah Lahir/persalinan : SC atas indikasi Tidak dilakukan,
perdarahan, kejang-kejang, dll
Masalah Nifas : perdarahan, infeksi, anemia, dll
Masalah bayi : pernapasan, makanan, ikterus, cacat, meninggal
dalam kandungan, meninggal setelah lahir, dll
Keadaan Anak : hidup / mati, sebab kematian :
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
Amenorhoe : Tidak ada
Keluhan waktu hamil : Mual dan kadang- kadang pusing
Gerakan anak pertama di rasakan : -
Imunisasi : Lengkap
Penambahan BB selama hamil : 4 Kg
Pemeriksaan kehamilan : teratur / tidak
Tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan :
56
IV. PEMERIKSAAN FISIK
Subjektif Objektif
Palpitasi :-
58
Ukuran panggul dalam : Tidak
dilakukan
- Promonotorium : Tidak
dilakukan
- Linea inominata : Tidak
dilakukan
- Dinding samping : Tidak
dilakukan
- Spina Ischiadika : Tidak
dilakukan
- Sacrum : Tidak dilakukan
- CV : Tidak dilakukan
CD : Tidak dilakukan
Klien dan suami mengatakan anak laki-laki atau perempuan sama saja yang
penting sehat.
d. Siapa yang membantu merawat bayi di rumah ?
Klien mengatakan akan merawat sendiri dibantu oleh suami, anak- anak
e. Apakah hamil ini diharapkan ?
Klien mengatakan kehamilan ini sangat diharapkan
2. Persepsi diri
Hal yang amat di pikirkan saat ini : Pasien mengatakan ingin anak yang di
lahirkan sehat.
Harapan setelah menjalani perawatan : Pasien mengatakan ingin dirinya dan
bayi sehat sesuai harapan sampai persalinan.
Perubahan yang dirasa setelah hamil : Pasien mengatakan badan
sedikit gemuk
3. Konsep diri
VIII. PENGOBATAN
Tidak dilakukan
61
Nemi Lestari
62
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN
MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS: Kehamilan Trimester II Neusea (SDKI, D.0076,
Pasien mengeluh mual Hal 170)
muntah dan merasa
pusing pada siang dan Peningkatan progesteron
malam, Pasien
mengatakan muntah jika
mencium bau ikan dan Tonus otot menurun
bawang putih.
DO:
- Pasien tampak pucat dan Mual Muntah
lemah
- Konjungtiva tampak
anemis Neusea
- Mukosa pasien tampak
kering
- UK: 17 Minggu
- TFU: 3 Jari dibawah
umbilikus atau pusar.
- TTV:
- TD: 100/ 50 mmHg
- BB: 40 Kg
- TB: 148 Cm
- LILA: 22 Cm
Defisit nutrisi
DO:
- Berat badan menurun
minimal 10% dibawah
rentang ideal
- Membran mukosa pucat
BB: 40 kg
LILA: 22 cm
63
PRIORITAS MASALAH
1. Neusea berhubungan dengan kehamilan ditandai dengan pasien mengeluh mual
muntah dan merasa pusing pada kehamilannya. Pasien tampak pucat dan lemah,
konjungtiva tampak anemis, mukosa pasien tampak kering, UK: 17 Minggu, TFU: 3
Jari dibawah umbilikus atau pusar. TTV: TD: 100/ 50 mmHg, BB: 40 Kg, TB: 148
Cm, LILA: 22 Cm
2. Defisit nutrisi bergubungan dengan tidak nafsu makan ditandai dengan Pasien
mengatakan tidak nafsu makan karena setiap hendak makan dan mencium bau aroma
makanan pasien mual. Berat badan pasien menurun dan membran mukosa pucat. BB:
40 kg, LILA: 22 cm
64
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. M
Ruang Rawat : KIA Puskesmas Pahandut
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
1. Neusea berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Mual (SIKI, I. 03117, Hal 197)
1. Mengatahui faktor yang memungkinkan
kehamilan Trimester II ditandai keperawatan selama 1x20 menit Observasi:
terjadinya mual
dengan pasien mengatakan diharapkan tingkat nausea menurun. 1. Identifikasi pengalaman mual
2. Mengidentifikasi pengaruh mual terhadap
merasa mual dan ingin muntah Dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup
kualitas hidup pasien
serta merasa pusing pada Tingkat Neusea (SLKI, L.12111, (mis. Nafsu makan, aktivitas, kinerja, tanggung
3. Menjaga nutrisi pasien tetap terpenuhi dan
kehamilannya saat ini Hal 144) jawab peran, dan tidur)
mencegah terjadinya mual dan muntah
1. Nafsu makan meningkat (5) 3. Monitor asupan nutrisi dan kalori
yang berkelanjutan
2. Keluhan mual menurun (5) Terapeutik:
4. Meminimalkan dampak yang
3. Perasaan ingin muntah menurun 4. Kendalikan faktor lingkunngan penyebab mual
mengakibatkan mual
(5) (mis. Bau tak sedap, suara dan rangsangan visual
4. Pucat membaik (5) yang tidak meyenangkan) 5. Menjaga nutrisi tetap terpenuhi dan
5. Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik mencegah terjadinya mual dan muntah
Edukasi: yang berkelanjutan
6. Anjurkan istirahat dan tidur cukup 6. Membuat pasien jadi lebih baik dan
7. Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali jika melupakan mual
merangsang mual 7. Menjaga nutrisi tetap terpenuhi.
8. Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah 8. Membuat pasien menjadi lebih baik dan
65
lemak rileks
9. Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk 9. Berkolaborasi dengan tenaga medis yang
mengatasi mual lain jika perlu.
Kolaborasi:
10. Kolaborasi pemberian antiemietik, jika perlu
2. Defisit nutrisi bergubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi (SIKI, I. 03119, Hal 200) 1. Untuk mengetahui status nutrisi klien
dengan tidak nafsu makan keperawatan selama 1x20 menit Observasi: sehingga dapat menentukan intervensi yang
ditandai dengan Pasien diharapkan status nutrisi membaik. 1. Identifikasi status nutrisi diberikan
mengatakan tidak nafsu makan Dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi makanan yang disukai 2. Agar nafsu makan pasien bertambah
karena setiap hendak makan dan Status nutrisi (SLKI, L. 03030, Hal 3. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien 3. Agar dapat menambah berat badan klien
mencium bau aroma makanan 121) 4. Monitor asupan makanan 4. Agar nafsu makan klien meningkat
pasien mual. 1. Porsi makanan yang dihabiskan 5. Monitor berat badan 5. Membantu dalam identifikasi malnutrisi
meningkat (5) 6. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium protein- kalori, khususnya bila berat badan
2. Perasaan cepat kenyang menurun Terapeutik: kurang dari normal
(5) 7. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu 6. Agar dapat memenuhi asupan makanan
3. Berat badan membaik (5) 8. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang klien
4. Indeks massa tubuh membaik (5) sesuai 7. Agar pasien tidak mual dan muntah
5. Frekuensi makan membaik (5) 9. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah 8. Untuk meningkatkan nafsu makan klien
6. Nafsu makan membaik (5) konstipasi 9. Untuk mencegah konstipasi pada klien
66
7. Membran mukosa membaik (5) 10. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein 10. Untuk meningkatkan pembentukan masa
11. Berikan suplemen makanan, jika perlu otot
Edukasi: 11. Agar nafsu makan klien meningkat
12. Anjurkan posisi duduk, jika perlu 12. Agar klien merasa nyaman saat makan
Kolaborasi: 13. Untuk meredakan nyeri jika klien
13. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan mengeluh nyeri
(mis. Pereda nyeri, antiemetik) jika perlu 14. Untuk mengetahui makanan apa yang
14. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan tepat untuk klien
jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika
perlu
67
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Sabtu, 06 November Diagnosa: Defisit nutrisi S: Pasien mengatakan nafsu makannya sudah membaik
2021, Pukul 09.00 WIB 1. Mengidentifikasi status nutrisi O:
2. Mengidentifikasi makanan yang disukai - Nafsu makan pasien meningkat
3. Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis - Frekuensi makan pasien 3× sehari
nutrien - Berat badan pasien bertambah (bb ideal 52, 7 kg)
4. Memonitor asupan makanan - BB: 40 kg
5. Memonitor berat badan - LILA: 22 CM (LILA normal lebih dari 23,5)
6. Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14
7. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
8. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
9. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
10. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
11. Berikan suplemen makanan, jika perlu
12. Anjurkan posisi duduk, jika perlu
13. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
69
antiemetik) j ika perlu
14. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
70
BAB IV
71
untuk mengidentifikasi respon klien individu, kleurga dan komunitas
terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan. (SDKI)
Diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. M adalah:
1. Neusea berhubungan dengan kehamilan Trimester II ditandai dengan
pasien mengatakan merasa mual dan ingin muntah serta merasa pusing
pada kehamilannya saat ini.
Neusea adalah perasaan tidak nyaman pada bagian belakang tenggorok
atau lambung yang dapat mengakibatkan muntah. Gejala dan tanda
mayor yang dapat ditemukan berupa data subjektif yaitu pasien
mengeluh mual, merasa ingin muntah, dan tidak berminat makan. Untuk
gejala dan tanda minor data objektif yaitu pasien tampak pucat. (SDKI,
D.0076, Hal 170)
Diagnosa ini diangkat oleh penulis karena saat mengkaji didapatkan data
yaitu: Pasien mengeluh mual muntah dan merasa pusing pada siang dan
malam, Pasien mengatakan muntah jika mencium bau ikan dan bawang
putih.
Penulis memprioritas masalah dengan diagnosa Neusea berhubungan
dengan kehamilan Trimester II ditandai dengan pasien mengatakan
merasa mual dan ingin muntah serta merasa pusing pada kehamilannya
saat ini. Diagnosa ini diangkat untuk yang pertama karena pasien
mengeluh mual muntah, hal ini tentu sangat mempengaruhi kesehatan
ibu hamil.
2. Defisit nutrisi bergubungan dengan tidak nafsu makan ditandai dengan
Pasien mengatakan tidak nafsu makan karena setiap hendak makan dan
mencium bau aroma makanan pasien mual.
Defisit nutrisi adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
kebetuhan metabolisme. Gejala dan tanda minor pada data subjektif
yaitu pasien mengatakan nafsu makannya menurun, gejala dan tanda
pada data objektif minor yaitu membran mukosa pucat. Sedangkan gejala
dan tanda mayor pada data objektif yaitu berat badan menurun minimal
10% dibawah rentang ideal. (SDKI, D.0019, Hal 56)
Diagnosa ini diangkat karena saat penulis melakukan pengkajian
72
didapatkan data yaitu: Pasien mengatakan tidak nafsu makan karena
setiap hendak makan dan mencium bau aroma makanan pasien mual.
Untuk prioritas masalah dengan diagnosa Defisit nutrisi berhubungan
dengan tidak nafsu makan ditandai dengan Pasien mengatakan tidak
nafsu makan karena setiap hendak makan dan mencium bau aroma
makanan pasien mual. Diagnosa ini diangkat untuk yang kedua karena
pasien tidak nafsu makan dapat mengakibatkan berat badan pasien
menurun dan kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi.
4.3 Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan I: Neusea
Manajemen Mual (SIKI, I. 03117, Hal 197)
Observasi:
1. Identifikasi pengalaman mual
2. Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup (mis. Nafsu makan,
aktivitas, kinerja, tanggung jawab peran, dan tidur)
3. Monitor asupan nutrisi dan kalori
Terapeutik:
4. Kendalikan faktor lingkunngan penyebab mual (mis. Bau tak sedap, suara
dan rangsangan visual yang tidak meyenangkan)
5. Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik
Edukasi:
6. Anjurkan istirahat dan tidur cukup
7. Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali jika merangsang mual
8. Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
9. Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual
Kolaborasi:
10. Kolaborasi pemberian antiemietik, jika perlu
2. Diagnosa Keperawatan II: Defisit Nutrisi
Manajemen nutrisi (SIKI, I. 03119, Hal 200)
Observasi:
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi makanan yang disukai
73
3. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
4. Monitor asupan makanan
5. Monitor berat badan
6. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik:
7. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
8. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
9. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
10. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
11. Berikan suplemen makanan, jika perlu
Edukasi:
12. Anjurkan posisi duduk, jika perlu
Kolaborasi:
13. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik) jika perlu
14. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
4.4 Implementasi Keperawatan
74
berat badan, memonitor hasil pemeriksaan laboratorium.
Kekuatan dari tindakan ini adalah dilakukan dengan baik oleh pasien.
Kelemahan dari tindakan ini adalah terkadang klien tidak bisa diajak untuk
bekerja sama dalam melakukan tindakan yang sudah diberikan.
4.5 Evaluasi
1. Neusea berhubungan dengan kehamilan Trimester II
Kriteria hasil untuk diagnose diatas adalah Nafsu makan meningkat, Keluhan
mual menurun, Perasaan ingin muntah menurun, Pucat membaik.
75
BAB V
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
76
Hasil evaluasi yang dilakukan pada hari Selasa, 09 November 2021
pukul 09.00 WIB Ny.M didapatkan hasil evaluasi pada diagnosa pertama
yaitu Nausea masalah keperawatan teratasi sebagian.
3.1 Saran
Dalam melakukan perawatan pasien dengan Antenatal Care hendaknya
dengan hati-hati, cermat dan teliti serta selalu menjaga kesterilan alat.
Perawat perlu mengetahui tanda gejala adanya yang membahayakan dalam
kehamilan trimester I, perawat harus mampu mengetahui kondisi pasien
secara keseluruhan sehingga intervensi yang diberikan bermanfaat untuk
kemampuan fungsional pasien, perawat harus mampu berkolaborasi
dengan tim kesehatan lain dan keluarga untuk mendukung adanya proses
keperawatan serta dalam pemberian asuhan keperawatan diperlukan
pemberian pendidikan kesehatan pada keluarga tentang penyakit, penyebab
mual/muntah, pencegahan, dan penanganannya.
77
DAFTAR PUSTAKA
78
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Disusun Oleh:
Nemi Lestari
NIM: 2019.C.11a.1053
S1 Keperawatan Tingkat 3B
79
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Pokok Bahasan : Pendidikan Kesehatan tentang Hiperemesis Gravidarum
Hari, tanggal : Selasa, 09 November 2021
Waktu : 20 Menit
Sasaran : Pasien dan Keluarga
Tempat : Ruang KIA Puskemas Pahandut
Penyuluh : Nemi Lestari
80
4. Komplikasi Hiperemesis Gravidarum
4. Matode
1) Ceramah
2) Tanya Jawab
5. Media
1) Leaflet
Leaflet yang digunakan dalam media pendidikan kesehatan ini
dalam bentuk selebaran mengenai informasi pentingnya mengenai
penanganan dan pencegahan penyakit Hiperemesis Gravidarum.
6. Kegiatan Penyuluhan
Hari/Tanggal : Sabtu, 06 November 2021
Pukul :09.20-09.40WIB
Alokasi Waktu : 20 menit
No ahapan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Peserta Waktu
81
Pelaksanaan/ 1. Definisi Hiperemesis Menyimak seluruh 10 menit
2.
penyajian Gravidarum materi yang diberikan
2. Penyebab Hiperemesis
Gravidarum
3. Tanda dan Gejala Hiperemesis
Gravidarum
4. Komplikasi Hiperemesis
Gravidarum
5. Cara Mengatasi Hiperemesis
Gravidarum
6. Penatalaksanaan Hiperemesis
Gravidarum
Evaluasi/ penutup 1. Menyimpulkan 1. Menyimpulkan 6 men
3.
2. Menjawab pertanyaan 2. Memberi pertanyaan
3. Menanyakan pada peserta
tentang materi yang telah
diberikan, dan meminta
kembali peserta untuk
mengulang materi yang telah
disampaikan.
Terminasi 1. Mengucapkan terima kasih 1. Mendengarkan 1 men
atas perhatian peserta 2. Menjawab salam
2. Memberi salam penutup
82
7. Rencana Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
2) Evaluasi Proses
3) Evaluasi Hasil
Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan mual dan muntah yang berat
atau berlebihan dari 8x dalam 24 jam atau setiap saat. Maka dapat menimbulkan
gejala kekurangan cairan/dehidrasi, gangguan asam basa, dan gangguan
elektrolit sehingga mengganggu kesehatan dan aktivitas sehari (WHO, 2013)
Menurut Kardir et al (2019) hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual
dan muntah hebat lebih dari 10 kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat
menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan
elektrolit, sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin
dalam kandungan
Hiperemesis gravidarum dapat mempengaruhi status kesehatan ibu serta
tumbuh kembang janin, pada kehamilan 16 minggu pertama 70-80% wanita
mengalami mual dan muntah, 60% wanita mengalami muntah, sementara 33%
83
wanita hanya mengalami mual. Apabila semua makanan yang dimakan
dimuntahkan pada ibu hamil, maka berat badan akan menurun, turgor kulit
berkurang dan timbul asetonuria.
Pada faktor ini memegang peranan penting pada penyakit, karena rumah
tangga yang retak, hamil yang tidak diinginkan, takut terhadap kehamilan dan
persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai Ibu, peningkatan hormon
progesteron, estrogen dan HCG.
1. Tanda dan Gejala HiperemesisGravidarum
a. Tingkat I
1) Ibu merasalemah
5) Nadi meningkat sekitar 100 per menit dan tekanan darah sistolik menurun
6) Turgor kulit mengurang
8) Matacekung
84
9) Merasa nyeri pada epigastrium
b. Tingkat II
2) Berat badanturun
9) Aseton tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas
dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
c. Tingkat III
2) Muntah berhenti
5) Suhu meningkat
6) Tensi menurun
2) Jantung berdebar-debar
85
3) Produksi air liur berlebihan
4) Inkontinensiaurine
6) Konstipasi
3. Komplikasi Hiperemesis Gravidarum
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang, maka
diperlukan seperti
a. Obat-obatan
Sedativa:Phenobarbital
86
Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atauBkompleks
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran
udara yang baik, catat cairan yang keluar masuk, hanya dokter dan perawat yang
boleh masuk ke dalam kamar penderita sampai muntah berhenti, pada penderita
mau makan.
c. Terapi psikologika
Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam
cairan fisiologis (2-3 liter/hari), dapat ditambah kalium dan vitamin (vitamin B
komplek, vitamin C), bila kekurangan protein dapat diberikan asam amino secara
intravena, bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum
membaik dapat diberikan minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair.
e. Terminasi kehamilan
87
Ganggguan faal ditandai dengan: hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam
bentuk anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat, tekanan
darah menurun
f. Diet Hiperemesis Gravidarum
Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan gizi pasien
Macam-macam Diet
Diet Hiperemesis
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan
secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilai
gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Pemilihan
bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi
kecuali kebutuhan energi.
88
Diet Hiperemesis III
89
Apa itu Hi peremesis Penyebab Hiperemesis
Disusun Oleh:
Nemi Lestari
NIM: 2019.C.11a.1053 Hiperemesis Gravidarum adalah suatu
keadaan mual dan muntah yang berat atau
berlebihan dari 8x dalam 24 jam atau setiap
saat.
90
2. Muntah terus menerus yang
Komplikasi Hiperemesis