OLEH:
RIKI SEPDIANTARA
2019.NS.A.07.022
KEPERAWATAN ANAK
Disusun Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Pada Pendidikan Profesi Ners Stase
Keperawatan Anak
OLEH :
OLEH:
RIKI SEPDIANTARA
2019.NS.A.07.022
PEMBIMBING PRAKTIK
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan ini disusun oleh :
Nama : Riki Sepdiantara
ProgramStudi : Program Profesi Ners
Judul : Asuhan Keperawatan Pada An.Y Dengan Diagnosa
Medis Common Cold Pada Stase Keperawatan Anak.
PEMBIMBING PRAKTIK
Mengetahui
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan ini yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada An.Y Dengan Diagnosa Medis Common
Cold Pada Stase Keperawatan Anak.”yang diajukan untuk memenuhi persyaratan
untuk menyelesaikan Stase Keperawatan Anak pada Program Profesi Ners Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap PalangkaRaya.
Penulis menyadari dalam penulisan banyak menemukan keterbatasan tetapi
berkat adanya bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya laporan asuhan
keperawatan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yangterhormat:
1. Yang terhormat Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes Selaku Ketua Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya yang telah memberikan
kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk menyelesaikan Stase Keperawatan
Anak.
2. Yang terhormat Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi
Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya yang
memberikan dukungan dalam penyelesaian asuhan keperawatanini.
3. Yang terhormat Ibu Rimba Aprianti, S,Kep., Ners selaku pembimbing akademik
yang telah membimbing, memberikan saran dan semangat kepada kami dalam
menyelesaikan asuhan keperawatan ini.
4. Yang terhormat Ibu Sri Wulandari. T, S.Kep., Ners selaku pembimbing lahan
yang telah banyak membantu penyusunan dalam melaksanakan asuhan
keperawatanini.
Akhir kata, kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberkati dan membalas
kebaikan mereka terhadap kami, semoga asuhan keperawatan yang saya buat ini dapat
dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPULDALAM...............................................................................................i
LEMBARPENGESAHAN....................................................................................ii
KATAPENGANTAR............................................................................................iii
DAFTARISI..........................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang..............................................................................................1
1.2 RumusanMasalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................2
1.4 Manfaat........................................................................................................3
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................................33
5.2 Saran...........................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya
membangun manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya
kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin sejak anak masih
dalam kandungan (Departemen Kesehatan (Depkes), 2010).
Salah satu penyakit infeksi yang angka kejadiannya cukup sering
baik di dunia maupun di Indonesia adalah common cold. Common cold yang
juga disebut Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) adalah infeksi
primer di nasofaring dan hidung yang sering mengeluarkan cairan, penyakit
ini banyak dijumpai pada bayi dan anak (Ngastiyah, 2011).
Menurut World Health Organization (WHO) common cold atau
ISPA merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering terjadi.
WHO memperkirakan insidensi ISPA di negara berkembang dengan
angka kematian balita diatas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%
pertahun pada golongan usia bayi dan balita.
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan bagaimana penerapan
Asuhan Keperawatan Pada An.Y Dengan Diagnosa Medis Common Cold Pada
Stase Keperawatan Anak.
1.3 TujuanUmum
Untuk mengetahui bagaimana Asuhan Keperawatan Pada An.Y Dengan
Diagnosa Medis Common Cold Pada Stase Keperawatan Anak.
1.4 TujuanKhusus
1.4.1 Mampu Melakukan Pengkajian Keperawatan Pada An.Y Dengan
Diagnosa Medis Common Cold Pada Stase Keperawatan Anak.
1.4.2 Mampu Menegakan Diagnosa Keperawatan Pada An.Y Dengan
Diagnosa Medis Common Cold Pada Stase Keperawatan Anak.
1.4.3 Mampu Membuat Rencana Tindakan Keperawatan PadaAn.Y
Dengan Diagnosa Medis Common Cold Pada Stase Keperawatan
Anak.
1.4.4 Mampu Melaksanakan Tindakan Keperawatan Pada An.Y
Dengan Diagnosa Medis Common Cold Pada Stase Keperawatan
Anak.
1.4.5 Mampu Melaksanakan Evaluasi Keperawatan Pada An.Y
Dengan Diagnosa Medis Common Cold Pada Stase Keperawatan
Anak.
1.5 ManfaatPenulisan
1.5.1 Teoritis
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi perawat untuk meningkatkan
mutu profesi keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan
pada klien dengan penyakit Common Cold.
1.5.2 Praktis
1). BagiMahasiswa
Untuk menambah ilmu dan pengetahuan bagi mahasiswa dalam
mempelajari asuhan keperawatan pada klien dengan Common Cold.
Serta sebagai acuan atau referensi untuk mahasiswa dalam penulisan
asuhan keperawatan.
2). Puskesmas
Untuk Puskesmas, penulisan laporan asuhan keperawatan ini dapat
sebagai referensi bagi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan
pada pasien dengan kasus penyakit Common Cold, serta sebagai
Batuk biasanya merupakan gejala utama. Gejala lain termasuk demam, sakit
kepala, sakit dan nyeri. Gejala flu dapat terjadi jika infeksi juga mempengaruhi
hidung. Gejala biasanya puncak setelah 2-3 hari, dan kemudian secara bertahap
jelas. Namun, batuk dapat bertahan setelah infeksi telah hilang. Hal ini karena
peradangan pada saluran napas, yang disebabkan oleh infeksi, dapat mengambil
beberapa saat untuk menyelesaikan. Ini mungkin memakan waktu 2-3 minggu,
setelah gejala lainnya sudah, untuk batuk untuk membersihkan sepenuhnya.
Tujuan utama dari pengobatan adalah untuk meringankan gejala sementara sistem
kekebalan tubuh Anda membersihkan infeksi. Perawatan yang paling berguna
adalah:
• Jika Anda merokok, Anda harus mencoba berhenti untuk yang baik. URTIs dan
penyakit paru-paru serius lebih sering terjadi pada perokok.
Tapi ingat, dingin dan obat batuk sering mengandung beberapa bahan.
Beberapa mungkin membuat Anda mengantuk. Hal ini mungkin diterima pada
waktu tidur jika Anda mengalami kesulitan tidur dengan ISPA. Namun, jangan
drive jika Anda mengantuk. Beberapa mengandung parasetamol, jadi hati-hati
untuk tidak mengambil lebih dari dosis yang aman maksimum parasetamol jika
Anda sudah mengambil tablet parasetamol.Pada bulan Maret 2009 sebuah
pernyataan penting yang dikeluarkan oleh Badan Obat dan Kesehatan produk
Pengatur (MHRA) yang mengatakan:
"Saran baru adalah bahwa orang tua dan wali seharusnya tidak lagi menggunakan
over-the-counter (OTC) obat batuk dan pilek pada anak di bawah 6. Tidak ada
bukti bahwa mereka bekerja dan dapat menyebabkan efek samping, seperti reaksi
alergi, efek pada tidur atau halusinasi.
Untuk 6 sampai 12 tahun usia obat-obatan ini akan terus tersedia, tetapi hanya
akan dijual di apotik, dengan nasihat yang lebih jelas pada kemasannya dan dari
apoteker. Hal ini karena risiko efek samping berkurang pada anak yang lebih tua
karena mereka lebih berat, mendapatkan sedikit pilek dan dapat mengatakan jika
obat melakukan apapun yang baik. Penelitian lebih lanjut sedang dilakukan oleh
industri pada seberapa baik obat tersebut bekerja pada anak usia 6-12 tahun. "
Catatan: parasetamol dan ibuprofen tidak digolongkan sebagai obat batuk dan
pilek dan masih dapat diberikan kepada anak-anak.
• Jika demam, sakit kepala mengi atau menjadi lebih buruk atau parah.
• Jika Anda mengembangkan: napas cepat, sesak napas, atau nyeri dada.
• Jika Anda batuk darah atau jika Anda dahak (lendir) menjadi berwarna gelap
atau berkarat.
Pencegahan sulit. Banyak virus yang dapat menyebabkan ISPA. Juga, banyak
virus yang menyebabkan ISPA berada di udara yang Anda tidak dapat
menghindari. Namun, berikut ini adalah saran yang dapat meminimalkan risiko
menangkap ISPA atau melewati satu hari jika Anda memiliki satu:
• Jika Anda memiliki ISPA tidak terlalu dekat dengan orang lain. Misalnya,
mencium, memeluk, dll
• Jika Anda memiliki ISPA, cuci tangan Anda sering dengan sabun dan air.
Banyak virus yang diteruskan oleh sentuhan, terutama dari tangan yang
terkontaminasi dengan virus.
• Hindari berbagi handuk, flanel, dll jika Anda memiliki ISPA, atau dengan siapa
pun yang memiliki sebuah ISPA.
• Untuk anak-anak, mencegah berbagi mainan milik seorang anak dengan ISPA.
Jika anak Anda memiliki ISPA, pertimbangkan mencuci mainan dengan air sabun
setelah digunakan.
pernafasan. Secara anatomis, ISPA dapat dibagi dalam dua bagian yaitu ISPA
atas dan ISPA bawah. ISPA atas yang perlu diwaspadai adalah radang
telinga tengah yang tidak diobati dapat berakibat terjadinya ketulian. Pada ISPA
Zuhriyah, 2015)
selain agen infeksius, agen non-infeksius juga dapat menyebabkan ISPA seperti
aspirasi makanan dan cairan lambung, dan inhalasi zat-zat asing seperti racun
tangkapan refleks spasmus oleh laring. Jika refleks tersebut gagal maka
virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran pernafasan. Iritasi
banyak dan dapat menyumbat saluran nafas sehingga timbul sesak nafas
dan juga menyebabkan batuk yang produktif. Invasi bakteri ini dipermudah
infeksi virus pada saluran nafas dapat menimbulkan gangguan gizi akut pada
bayi dan anak. Dampak infeksi sekunder bakteripun bisa menyerang saluran
Zuhriyah, 2015).
Penanganan penyakit saluran pernafasan pada anak harus diperhatikan
aspek imunologis saluran nafas terutama dalam hal bahwa sistem imun di saluran
nafas yang sebagian besar terdiri dari mukosa, tidak sama dengan sistem imun
sistemik pada umumnya. Sistem imun saluran nafas yang terdiri dari folikel dan
jaringan limfoid yang tersebar, merupakan ciri khas system imun mukosa.
Ciri khas berikutnya adalah bahwa IgA memegang peranan pada saluran
nafas atas sedangkan IgG pada saluran nafas bawah. Diketahui pula bahwa
Dari uraian diatas, perjalanan klinis penyakit ISPA menurut Siregar (1994)
infeksi oleh berbagai jenis mikroorganisme. Tanda dan gejala dari infeksi
seseorang serta status kesehatan secara umum (Porth, 2011 dalam Zuhriyah,
2015).
lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI pada
(air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Ini akan
terlalu tebal dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam. Jika pilek,
tinggal yang sehat yaitu yang berventilasi cukup dan tidak berasap. Apabila
mendapat obat antibiotik, selain tindakan diatas usahakan agar obat yang
diperoleh tersebut diberikan dengan benar selama 5 hari penuh (Soraya, 2009
c. Lingkungan
LIngkungan berpengaruh terhadap terjadinya suatu kondisi sehat maupun sakit
serta status kesehatan. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan berupa
lingkungan Internal dan lingkungan external . Lingkungan Internal yang mempengaruhi
kesehatan seperti tahap perkembangan, latar belakang intelektual, persepsi terhadap
fungsi fisik, faktor Emosional, dan spiritual. SEdangkan lingkungan external yang
mempengaruhi status kesehatan antara lain keluarga, sosial ekonomi, budaya
d. Keperawatan
Merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif meliputi
biologi, psikologis, social dan spiritual yang ditujukan pada individu, keluarga,
masyarakat dan kelompok khusus yang mengutamakan pelayanan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif yang diberikan dalam kondisi sehat maupun sakit.
Anak sebagai individu maupun salah satu anggota keluarga merupakan sasaran dalam
pelayanan keperawatan Sehingga perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan harus
memandang anak sebagai individu yang unik yang memiliki kebutuhan tersendiri sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangannya.
f. Peneliti
Seorang perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu (innovator) dalam ilmu
keperawatan karena ia memiliki kreativitas, inisiatif, cepat tanggap terhadap rangsangan
dari lingkunganya. Kegiatan ini dapat diperoleh diperoleh melalui penelitian. Penelitian,
pada hakekatnya adalah melakukan evalusai, mengukur kemampuan, menilai, dan
mempertimbangkan sejauh mana efektifitas tindakan yang telah diberikan. Dengan
hasil penelitian, perawat dapat mengerakan orang lain untuk berbuat sesuatu yang
berdasarkan kebutuhan, perkembangan dan aspirasi individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Oleh karena itu perawat dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan
memanfaatkan media massa atau media informasi lain dari berbagai sumber. Selain itu
perawat perlu melakukan penelitian dalam rangka mengembagkan ilmu keperawatan
dan meningkatkan praktek profesi keperawatan.
ISPA
Menginvasi sel Invasi kuman Inflamasi Virus merusak lapisan Aktivasi sistem imun Penumpukan sekresi mukus
pada jalan nafas
epitel dan lapisan
mukosa
Respon pertahanan sel Merangsang tubuh Merangsang pengeluaran Limfadenopati regional Suplai jaringan O2 ke
untuk meleapas zat zat-zat seperti mediator jaringan menurun
pirogen kimia, bradikinin, serotonin, Tubuh menjadi lemah
histamin, dan prostaglandin dan daya tahan menjadi
Produksi mukus meningkat rendah Menyumbat makanan
Penurunan
Hipotalamus ke bagian
metabolisme sel
Kongesti pada hidung termoregulator
Diare
Nociseptor Nyeri saat menelan
(disfagia)
Kesulitan bernafas Hipotalamus ke bagian
Thalamus Intoleransi
termoregulator
Gangguan
eliminasi fekal
Korteks serebri Resiko nutrisi
Bersihan jalan
kurang dari
nafas tidak efektif
kebutuhan tubuh
Hipertermi
Nyeri akut
BAB III
KONSEP DASAR ASKEP
3.1 Pengkajian
1. Identitas: Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, no CM,
tanggal MRS.
2. Riwayat kesehatan: Keluhan utama, Riwayat kesehatan sekarang, Riwayat
penyakit dahulu, Riwayat penyakit keluarga, Riwayat sosial, Pengkajian data dasar
1. Aktivitas / istirahat
Gejala: kelemahan, kelelahan, insomnia.
Tanda: alergi, penurunan toleransi aktifitas
2. Sirkulasi
Gejala: riwayat adanya gejala kronis
Tanda: takikardia, penampilan wajah merah / pucat
3. Integritas ego
Stresor, masalah finansial
4. Makanan / cairan
Gejala: anoreksia, mual / muntah, riwayat DM.
Tanda: - Distensi abdomen
- Hiper aktif bunyi usus
- Kulit kering dan turgor buruk
- Malnutrisi
5. Neurosensori
Gejala:- sakit kepala daerah frontal
-Perubahan mental
Tanda:-pasien meringis kesakitan
-bingung, insomnia
6. Nyeri / kenyamanan
Gejala: -sakit kepala
-nyeri dada (pleuritik) meningkat oleh batuk, nyeri dada subaternal (influensa),
miargia.
Tanda: melindungi area yang sakit untuk membatasi gerak.
7. Pernapasan
Gejala: riwyat ISK kronis, PPOM, merokok, takipnea, dipsnea progresif, pernapasan
dangkal.
Menggunakan otot aksesori, pelebaran nasal.
Tanda: sputum :taktil dan fokal bertahap meningkat dengan konsoloidasi.
Fremitus: taktil dan fokal bertahap meningkat dengan konsoloidasi
Bunyi napas: menurun atau napas bronkial.
8. Keamanan
Gejala: riwayat gangguan sistem imun
Demam (38,5⁰c-40,5⁰c)
Tanda : berkeringat dan menggil.
Dx II
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia.
Tujuan: dapat memenuhi nutrisi dalam tubuh pasien
Kriteria hasil: nutrisi pasien seimbang dan tidak menunjukan malnutrisi.
Intervensi:
1. Kaji kebiasaan diet, input-output dan timbang berat badan pasien.
R/: berguna untuk menentukan kebutuhan kalori dan evaluasi keadekuatan nutrisi.
2. Berikan makanan porsi kecil tapi sering dan dalam keadaan hangat.
R/: untuk menjamin nutrisi adekuat atau meningkatkan kalori tetap.
3. Berikan secara oral dan sering, barang sekret, berikan wadah khusus dan tisu
sekali
BAB 3
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Anamnesa
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada hari Rabu, 6 Oktober 2020.
Pukul 11.00 WIB didapatkan data sebagai berikut:
3.1.1 Identitas klien
Nama Klien :An.Y
TTL : Palangka Raya, 9Juli
2017
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama :-
Suku : Dayak
Pendidikan :-
Alamat : Jl. Tenggiri No. 5
Diagnosa medis : Common Cold
3.1.2 Identitas penanggung jawab
Nama Klien : Tn . M
TTL : Palangka Raya, 22 Januari 1986
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Suku : Dayak
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Tenggiri No. 5
Hubungan keluarga : Ayah Kandung
3.1.3 Keluhan utama
Ayah klien mengatakan anaknya demam selama 1 minggu.
3.1.4 Riwayat kesehatan
3.1.4.1 Riwayat kesehatan sekarang
Ayah klien mengatakan anaknya mengalami demam selama 1 minggu dan
ayah klien membawa An.Y berobat, di puskesmas di beri obat paracetamol.
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis keturunan
: Tinggal serumah
: Klien
3.2.6 Abdomen
Bentuk abdomen simetris, bisingusus 5x/menit, tidakadaasites, tidakadamasa,
tidakadahepatomegali, tidakadasplenomegali, tidakadanyeri.
3.2.7 Ektremitas
Pergerakan/otot tonus bebas, tidakadaoedem, tidakadasianosis, tidakada
clubbing finger, keadaankulit tampak bersih.
3.2.8 Genetalia
: Tidak dikaji
3.4Data Penunjang
Saat pengkajian tidak ada data penunjang
1. Lain-lain : Ayah klien mengatakan tidak mengerti mengapa anaknya bisa
demam.
2. Ayah klien mengatakan merasa takut dan khawatir bila anak demam lagi.
Masalah keperawatan: Defisit pengetahuan
Mahasiswa
(Riki Sepdiantara)
3.6ANALISA DATA
DATA SUBYEKTIF KEMUNGKINAN MASALAH
DAN DATA
PENYEBAB
OBYEKTIF
DS : Infeksi bakteri Hipertermi
1. Ayah klien
mengatakan anaknya
demam selama 1 Virus dan parasit
minggu.
DO :
1. Klien tampak rewel Reaksi inflamasi
2. Akral teraba hangat
3. TTV : Suhu :38oC,
Nadi: 106x/menit, RR: Proses demam
26x/menit
Hipertermi
PEMBAHASAN
Pelaksanaan asuhan keperawatan mengacu pada konsep dan teori yang sudah ada dan
teruji. Dalam BAB ini penulis mencoba membahas antara konsep dan kasus yang ada,
faktor penghambat dan faktor pendukung dalam pelaksanaan proses asuhan keperawatan
yang telah dilaksanakan pada Selasa, 06 Oktober 2020.
Berdasarkan pengkajian pada An. Y yang dilakukan pada hari Selasa, 06 Oktober
2020 didapatkan keluhan utama An. Y menurut keluarga yaitu anaknya demam lebih dari 1
minggu.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dilihat bahwa antara keluhan utama di teori
dengan kasus mempunyai banyak kesamaan. Sebagian besar tanda dan gejala yang
terdapat dalam teori muncul pula dalam kasus An. Y. Namun tidak semua tanda dan gejala
yang ada di teori dialami oleh An. Y. Berdasarkan data pengkajian didapatkan hasil bahwa
suhu tubuh 38°C, akral teraba hangat dan An. Y tampak rewel
Berdasarkan hasil pengkajian, diagnosa yang diangkat oleh penulis dalam asuhan
keperawatan An. Y dengan Common Cold adalah :
1. Hipertermia
2. Defisit pengetahuan
Dalam menentukan diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan
Diare penulis menggunakan referensi yaitu Menurut buku SDKI, SLKI dan SIKI .
Berdasarkan data diatas, didapatkan kesamaan dalam diagnosa yang diangkat oleh
penulis dengan diagnosa secara teori. Menurut penulis, hal tersebut karena adanya
gambaran penyakit yang jelas dan tanda gejala yang menunjang pengangkatan diagnosa
sebagian besar sesuai dengan teori yang ada. Untuk penentuan prioritas pun sama dengan
teori, karena dari 2 diagnosa yang diangkat tampak bahwa diagnosa pertama memiliki
ancaman jiwa yang lebih besar dari diagnosa yang lainnya. Diagnosa prioritas adalah
diagnosa keperawatan dan masalah kolaboratif dimana sumber keperawatan akan
diarahkan untuk pencapaian tujuan. Pengangkatan diagnosa An. Y dilakukan berdasarkan
data-data yang mendukung.
Teori yang ada dan fakta yang terjadi di lapangan terdapat persamaan, yaitu tindakan
yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun dan semua rencana dilakukan.
Faktor pendukung dalam pelaksanaan tindakan keperawatan adalah kebijakan atau
peraturan yang ada di rumah sakit memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
melakukan tindakan keperawatan, dan adanya kerja sama antara perawat dengan pasien
dan keluarga dalam melaksanakan tindakan keperawatan. Sedangkan faktor penghambat
dalam pelaksanaan tindakan keperawatan adalah ketidakmampuan pasien dalam
melaksanakan tindakan yang sifatnya yang aktif, kurangnya waktu dalam melakukan
tindakan.
4.5 Evaluasi Keperawatan
Pada kasus, evaluasi keperawatan dilakukan pada hari yang sama dengan
implementasi keperawatan. Evaluasi yang dilakukan menggunakan format SOAP dan
untuk pencapaiannya disesuaikan dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah disusun
sebelumnya.
Evaluasi diagnosa pertama hipertermi dari hasil yang didapat, ibu pasien mengatakan
demam An.Y mulai berkurang. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut analisa penulis masalah
teratasi sebagian dan lanjutkan intervensi 4 untuk dilakukan keluarga pasien secara mandiri
di rumah.
Secara teori, tahap evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana
tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan klien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya.
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang
disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan. Pada tahap evaluasi ini terdiri
dari 2 kegiatan yaitu evaluasi formatif (SOAP) dan evaluasi sumatif (SOAPIER) (Setiadi,
2012:57).
Faktor pendukung dalam melakukan evaluasi adalah pasien dan keluarga dapat
bekerjasama dan adanya kerja sama dengan tim kesehatan lainnya. Tidak ada faktor
penghambat dalam evaluasi dikarenakan dengan kondisi pasien yang memang sudah
membaik namun keadaan pasien masih perlu untuk diobservasi.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari asuhan keperawatan yang diuraikan dalam bab 4 maka di tarik beberapa
kesimpulan yaitu:
Pada pengkajian data yang dilakukan pada kasus An. Y terdapat beberapa
kesamaan dengan teori. Diagnosa keperawatan yang timbul pada kasus An. Y
semuanya berjumlah 2 (Dua) diagnosa yaitu: Hipertermia berhubungan dengan
proses inflamasi dan Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi.
Influenza adalah penyakit infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus
influenza yang mudah menular. Penularan virus dapat terjadi melalui udara pada saat
orang berbicara, batuk dan bersin. Influenza merupakan penyakit yang umum
terjangkit di kalangan masyarakat. Penyakit ini sering di identikan dengan flu biasa
yang terkenal sebagai penyakit murah meriah. Padahal penyakit influenza dan flu
biasa memiliki tingkat bahaya yang berbeda.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Tempat : Puskesmas
1. Definisi Hipertermi
Demam bukan merupakan suatu penyakit tersendiri. Demam adalah keadaan dimana
terjadi kenaikan suhu hingga 38 º C atau lebih. Tetapi peningkatan suhu tubuh yang
sering merupakan tanda terjadinya infeksi. Setelah infeksi disembuhkan maka suhu
tubuh akan menurun. Suhu tubuh normal diukur di bawah lidah adalah sekitar 37 derajat
Celcius. Apabila suhu tubuh 37 derajat celcius atau lebih maka anda terserang demam.
Yang disebut sebagai demam adalah bila suhu tubuh mencapai 38º C atau lebih. Kita
sebenarnya tidak perlu terlalu cemas bila suhu tubuh anak tidak melebihi 38º C. Dalam
kondisi suhu tubuh di bawah 38º C, kita belum perlu memberikan obat penurun panas.
Demam sebenarnya merupakan gejala yang acapkali diakibatkan oleh penyakit infeksi
seperti flu (masuk angin), radang tenggorokan, gondongan, campak, demam berdarah,
tifus, dan sebagainya. Selain itu, demam juga dapat merupakan reaksi tubuh akibat
terjadinya perubahan kondisi anak, seperti misalnya setelah imunisasi atau karena
tumbuhnya gigi.
Dalam kondisi suhu badan anak mencapai 40º C atau lebih, anak harus segera dibawa ke
layanan kesehatan. Demikian pula bila demam itu disertai dengan kejang.
Anak juga perlu dibawa ke layanan kesehatan bila demam yang dialaminya tidak turun
selama 3 hari. Karena demam yang disebabkan oleh "masuk angin" umumnya
berlangsung antara 1 hingga 3 hari. Bila lama waktu anak menderita demam lebih dari 3
hari, dikuatirkan hal ini disebabkan oleh penyakit yang lebih serius atau sudah terinfeksi
oleh bakteri. Dengan demikian, diperlukan adanya penanganan yang lebih dari sekedar
usaha menurunkan suhu badan.
Selain itu, kita dapat membedakan penyakit yang lebih serius dengan gejala flu biasa
dengan mengamati gejala yang terjadi pada anak. Bila anak tampak sakit berat dengan
gejala seperti cenderung tidur terus, sangat lesu, dan tidak mau main, inilah saatnya
untuk memeriksakannya ke layanan kesehatan.
Bila anak demam disertai dengan gejala lain seperti muntah-muntah, diare, mimisan,
nyeri perut, sakit kepala, nyeri telinga, atau tidak dapat menelan, maka ia juga perlu
segera dibawa ke layanan kesehatan. Keterlambatan penanganan terhadap gejala yang
menyertai demam ini dapat membawa dampak yang tidak diinginkan.
2. Penyebab Hipertermi
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat
berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun
penyakit lain. (Julia, 2000).Menurut Guyton (1990) demam dapat disebabkan karena
kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu,
penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi. Penyebab demam selain infeksi
juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap
pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan
otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam
diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan
pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan
laboratorium.serta penunjang lain secara tepat dan holistik. Beberapa hal khusus perlu
diperhatikan pada demam adalah cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta
keluhan dan gejala lian yang menyertai demam. Demam belum terdiagnosa adalah suatu
keadaan dimana seorang pasien mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dan
suhu badan diatas 38,3 derajat celcius dan tetap belum didapat penyebabnya walaupun
telah diteliti selama satu minggu secara intensif dengan menggunakan sarana
laboratorium dan penunjang medis lainnya.
3. Ciri-ciri hipertermi
a. Kepala, leher dan tubuh akan terasa panas, sedang tangan dan kaki dingin.
b. Mungkin merasa kedinginan dan menggigil bila suhu meningkat dengan cepat.
c. Demam itu disertai dengan kejang-kejang, menggigil, lesu, pernapasan yang
abnormal, kaku tengkuk, sangat gelisah, kebingungan, halusinasi atau tidak dapat
ditenangkan.
d. Demam jika disertai sakit kuping, muntah dan/atau diare, sakit pada waktu kencing
atau terdapat bercak keunguunguan dikulit.
e. Anak Anda baru dioperasi atau menderita penyakit kronis, seperti ginjal, kanker,
diabetes atau mempunyai sejarah kejang-kejang karena demam.
f. Ada tanda-tanda dehidrasi ( mata cekung, atau bercak halus pada kulit, haus terus
menerus, kencing sedikit atau tidak sama sekali, detak jantung yang keras dan
gelisah terus menerus ).
g. Demam dengan suhu 40 C yang tidak turun-turun dalam waktu 4 - 6 jam selama
perawatan di rumah.
h. Demam yang berlangsung lebih dari 3 hari.
4. Penanganan Hipertermi
1. Pastikan anak Anda banyak minum dan istirahat yang cukup.
2. Untuk demam dengan suhu 40C, kompres anak Anda dalam air hangat selama 15
menit. Jika anak Anak mulai menggigil atau memprotes bahwa airnya mulai dingin,
cepat angkat.
3. Hindari memandikan anak Anda jika ia terserang demam tinggi, karena kemungkinan
akan meninggikan demamnya.
4. Kenakan pakaian tipis meskipun tubuh merasa dingin. Pakaian tebal dan selimut
akan menaikkan suhu tubuh. Suhu yang sangat tinggi (39 derajat Celcius atau lebih)
terutama pada anak-anak bisa menyebabkan kejang-kejang.
5. Istirahat dirumah pada ruangan dengan ventilasi yang baik, memakai kipas angin
atau alat pendingin udara.
6. Minum banyak air, sari buah, susu atau sup bening. Minuman dingin akan membantu
menurunkan suhu tubuh. Cara yang mudah untuk mengetahui apakah cukup minum
atau tidak adalah dengan melihat warna urin, pakah warna terang atau kuning tua.
7. Usakan makan seperti biasa, meskipun nafsu makan berkurang. Bila tidak mau
makan maka tubuh menjadi lemah.
8. Periksa suhu tubuh setiap 4 jam. Jangan makan atau minum selama setengah jam
sebelum suhu tubuh diukur karena hasilnya menjadi tidak tepat.
9. Kompreslah anak dengan air biasa pada ketiak, dan lipat paha. Tujuan kompres
adalah untuk menurunkan suhu di permukaan tubuh anak. Turunnya suhu di
permukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh digunakan untuk menguapkan
air pada kain kompres..
Jangan menggunakan air es untuk mengompres. Karena hal ini justru akan membuat
pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat keluar. Mengompres dengan
alkohol juga tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan iritasi pada mata dan
intoksikasi (keracunan).
Sekalah badan anak dengan air hangat. Setelah itu keringkan dengan handuk.
10. Berikan analgetik seperti paracetamol dan jika panas tidak turun segera bawa ke
layanan kesehatan terdekat.
APA ITU DEMAM?
CARA MEMBERI
KOMPRES
PERAWATAN Peningkatan suhu tubuh yang disebabkan oleh
virus/bakteri dan dehidrasi. Pemeriksaan suhu Persiapan
DEMAM tubuh menggunakan termometer yang dapat Waskom kecil berisi air hangat (400C
- 460C)
diletakkan di mulut, di ketiak ataupun di dahi.
Normalnya suhu tubuh: 36,70C - 370C Waslap / handuk kecil secukupnya,
biasanya 2 buah
KOMPRES HANGAT
CARA KERJA
Terapi kompres adalah salah satu cara untuk
1. Buka semua pakaian anak, lalu
menurunkan suhu tubuh bila anak demam.
usap seluruh tubuh dengan waslap
Untuk mengeluarkan panas dalam tubuh area
yang telah dibasahi dengan air
yang baik untuk kompres:
hangat.
1. Kulit yang berada di leher. 2. Letakkan pada kedua lipatan
2. Ketiak (axila).
ketiak dan lipatan paha
3. Selangkangan.
3. Ganti waslap tiap 3 menit atau
RIKI SEPDIANTARA
waslap sudah mulai kering
2019.NS.A.07.022
4. Hentikan kompres bila anak tidak
panas lagi saat diraba atau bila
suhu telah mencapai keadaan
normal
STIKES EKA HARAP
PALANGKA RAYA
OBAT PENURUN PANAS DAMPAK OBAT PENURUN PANAS
1. Pada anak dengan infeksi akan
memperpanjang masa penyakitnya.
Tidak semua demam harus di obati dengan 2. Dapat menjadi salah satu penyebab
antipiretik (obat penurun panas) terjadinya autis.
3. Menghambat pertumbuhan tubuh.
4. Perkembangan memori terhambat.
Kapan diberikan obat penurun panas? 5. Melemahkan sistem kekebalan tubuh.