Anda di halaman 1dari 72

Laporan Kasus

HIV/AIDS STADIUM III + TB PARU

Disusun Oleh :
Moni Simbolon 102121029
Cici Oktavia Rahmi 102121071

Pembimbing :
dr. Siti Taqwa Fitria Lubis., Sp.PD, M.Ked(PD), FINASIM

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM


RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN
SUMATERA UTARA
1
2022
Laporan Kasus
HIV/AIDS + TB PARU

Tinjauan Pus- Laporan Ka-


Pendahuluan Diskusi Kesimpulan
taka sus
Pendahuluan
Pendahuluan
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus
yang menyerang/menginfeksi sel darah putih yang
menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia.

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndfrome) adalah


sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya
kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV.

Akibat menurunnya kekebalan tubuh maka orang tersebut


sangat mudah terkena berbagai penyakit infeksi
(infeksi oportunistik) yang sering berakibat fatal
Pendahuluan
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi paling sering
menyerang jaringan paru, disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis.

Infeksi TB merupakan salah satu infeksi oportunistis pada penyakit HIV/AIDS. Sekitar
49 % pasien dengan HIV/AIDS ditemukan dengan kondisi koinfeksi TB. Pada pasien
HIV/AIDS dengan sistem imunitas yang menurun, adanya infeksi TB laten dapat den-
gan mudah berkembang menjadi TB aktif

TB merupakan penyebab kematian tersering (30-50%)


pada penderita HIV/AIDS
Tinjauan Pustaka
HIV/
TB Paru
AIDS
HIV/AIDS
Definisi HIV/AIDS
AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat
menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Viru),
ditemukan dalam tubuh terutama darah, cairan sperma, cairan vagina, Air Susu Ibu.

Etiologi
Virus HIV adalah suatu virus ribonucleic acid (RNA) yang terma-
suk retrovirus dari famili lentivirus.
Epidemiologi

Asia Tenggara
Amerika (3,5 juta) (3,8 juta)

Populasi terinfeksi HIV terbesar di dunia


adalah di benua Afrika (25,7 juta orang)

Kasus HIV dan AIDS pada laki-laki lebih tinggi dari


Selama sebelas tahun terakhir jumlah kasus HIV
perempuan. Kasus HIV tahun 2019 sebanyak 64,50%
di Indonesia mencapai puncaknya pada tahun
adalah laki-laki, sedangkan kasus AIDS sebesar
2019, yaitu sebanyak 50.282 kasus.
68,60% pengidapnya adalah laki-laki.
FAKTOR RISIKO

1. Penularan melalui kontak seksual.

2. Penggunaan narkoba suntik dan penularan melalui produk darah.

3. Penularan dari Ibu ke Janin atau Bayi.


Patogenesis
HIV masuk melalui darah, HIV menyerang jenis sel tertentu, Virus yang masuk bereplikasi
semen dan sekret vagina secara seperti limfosit T4 (CD4), menjadi banyak dan akan
seksual dan non seksual monosit, makrofag, menghancurkan sel limfosit

HIV mempunyai sejumlah gen yang Salah satu gen tersebut dapat mem- Sehingga terjadi
dapat mengatur replikasi maupun percepat replikasi virus sedemikian penghancuran limfosit T4
pertumbuhan virus yang baru hebatnya secara besar-besaran

menyebabkan mengakibatkan timbulnya berbagai infeksi oportunistik


sistem kekebalan tubuh dan keganasan yang merupakan gejala-gejala klinis
menjadi lumpuh AIDS
Manifestasi Klinis HIV/AIDS

Fase Infeksi Akut


Fase Infeksi Kronis Asimptomatik (Laten)

Fase Infeksi Kronis Simptomatik

A. Penurunan Imunitas Sedang CD4 200-500 (Sub-fase A)

B. Penurunan Imunitas Berat : CD4 < 200 (Sub-fase B)


Klasifikasi
Pasien dimasukkan ke dalam suatu stadium ketika mereka menunjukkan minimal satu gejala yang termasuk ke
dalam kriteria stadium tertentu.

Stadium Klinis Kondisi Klinis atau Gejala


Infeksi primer HIV  Asimptomatis
 Sindrom retrovirus akut
Infeksi stadium I  Asimptomatis
 Limfadenopati generalisata persisten
Infeksi stadium II  Penurunan berat badan sedang yang tidak diketahui sebabnya (<10% dari berat badan yang terukur)
 Infeksi tractus respiratorius rekuren (sinusitis, bronchitis, otitis media, faringitis)
 Herpes Zoster
 Cheilitis angular
 Ulserasi oral rekuren
 Erupsi pruritic popular
 Dermatitis seboroik
 Infeksi jamur pada kuku jari ektremitas
Infeksi stadium III  Penurunan berat badan yang berat (>10% berat badan yang terukur)
 Diare kronis tanpa diketahui penyebabnya selama >1 bulan
 Kandidiasis oral
 Oral hairy leukoplakia
 TB paru, didiagnosis selama 2 tahun terakhir
 Infeksi bakteri berat (pneumonia, empyema, piomiositis, infeksi tulang atau sendi, meningitis, bakteremia)
 Stomatitis, gingivitis / periodontitis ulseratif nekrosis akut
 Kondisi anemia yang tidak diketahui penyebabnya (<8 g/dl) dengan atau neutropenia (500/mm3) atau trombositopeni (<50.000/mm3) selama
>1 bulan (kondisi dikonfirmasi melalui uji diagnostic)
Infeksi stadium  HIV wasting syndrome
IV  Pneumonia pneumocystis
 Pneumonia bakteri berat atau secara radiologi dan rekuren
 Infeksi herpes simpleks kronik (orolabial, genital atau anorectal dalam durasi >1 bulan)
 Kandidiasis esofageal
 TB Ekstraparu
 Sarkoma Kaposi
 Toksoplasmosis pada sistem saraf pusat
 Ensefalopati HIV
 Kriptokokosis ekstrapulmoner, termasuk meningitis
Infeksi stadium  Infeksi mycobacteria non-tuberculous progresif
IV (Lanjut)  Progressive multifocal leukoencephalopathy (PML)
 Kandidiasi pada trakea, bronkus atau paru
 Kriptosporidiosis
 Isosporiasis
 Infeksi herpes simpleks visceral
 Infeksi cytomegalovirus (rhinitis atau organ lain selain hati, limpa dan kelenjar limfe)
 Mikosis diseminata (histoplasmosis, coccidiomycosis, penicillosis)
 Recurrents non typhoidal salmonella septicaemia
 Limfoma (serebri atau non-Hodgkin sel B)
 Karsinoma serviks invasive
 Leishmaniasis visceral
Pemeriksaan Penunjang
• Tes virologis adalah salah satu jenis pemeriksaan HIV dan AIDS yang dilakukan
Pemeriksaan
dengan metode polymerase chain reaction (PCR). Tes ini mungkin juga membantu
PCR Virologis dalam mendeteksi infeksi HIV dalam 4 minggu pertama setelah terpapar virus.

Pemeriksaan • Pemeriksaan CD4 diperlukan untuk mengetahui kondisi sistem imun pada pasien yang
CD4 terinfeksi HIV (human immunodeficiency virus).

• Apakah itu? Tes viral load HIV adalah tes yang digunakan untuk mengukur jumlah virus
HIV-RNA / HIV di dalam darah, sedangkan jumlah virus HIV di dalam darah disebut viral load, yang
Viral Load dinyatakan dalam satuan kopi per mililiter (mL) darah. Dengan mengukur HIV RNA di
dalam darah dapat secara langsung mengukur besarnya replikasi virus.

Pemeriksaan • Metode yang paling banyak digunakan untuk pemeriksaan penapisan adalah Enzyme
Serologi Linked Immunosorbent Assay (ELISA), karena metode ini dianggap yang paling cocok
(Skrinning) digunakan untuk penapisan spesimen dalam jumlah besar seperti donor darah
Diagnosa Kerja :
HIV/AIDS STADIUM III
Tatalaksana
Secara umum penatalaksanaan ODHA terdiri atas beberapa jenis, yaitu :

Anti Retroviral (ARV) untuk menekan replikasi virus


HIV

Mengobati penyakit penyerta seperti jamur, TB, Hep-


atitis, Toksoplasma, Kanker

Pengobatan Suportif, yaitu makanan, dukungan psikososial,


dukungan agama, tidur yang cukup dan menjaga kebersihan
Tatalaksana
Nama Nama generik golongan sediaan Dosis (hari)
dagang
Duviral Tablet kandungan zidovudine 300 2x1 tablet
mg, lamivudine 150 mg
Stavir (zerit) Stavudin (d4T) NsRTI Kapsul 30 mg, 40 mg  >60 kg : 2x 40 mg
 <60 kg : 2x 30 mg

Hiviral (3TC) Lamivudin NsRTI Tablet 150 mg 2x 150 mg


(3TC) larutan oral 10 <50 kg : 2 mg/kg,
mg/ml 2x/hari
Viramune Nevirapin NsRTI Tablet 200 mg 1x 200 mg selama 14 hari, dilanjutkan 2 x 200 mg
neviral (NVP)
Retrovir Zidovudin NsRTI Kapsul 100 mg 2x 300 mg, atau 2x 250 mg (dosis alternative)
adovi (ZDV,AZT)
videx Didanosin NsRTI Tablet kunyah  >60 kg : 2 x 200 mg atau 1 x 400 mg
(ddI) 100 mg  <60 kg : 2x 125 mg, atau 1x 250 mg

Stocrin Efavirenz NNRTI Kapsul 200 mg 1 x 600 mg, malam


(EFV, EFZ)
Nelvex Nelvinafir PI Tablet 250 mg 2 x 1250 mg
viracept (NFV)
Tatalaksana
Panduan Depkes : 2 NRTI + 1 NNRTI

AZT + 3TC + NVP Zidovudine + Lamivudine + Nevirapin ATAU AZT : Azidothymidine = ZDV : Zidovudine
3TC : Lamivudine
AZT + 3TC + EFV (Zidovudine + Lamivudine) + Efavirenz ATAU FTC : Emtricitabine
NVP : Nevirapine
TDF + 3TC EFV : Efavirenz
(Tenofovir + Lamivudine )+ Nevirapine ATAU TDF : Tenofovir Disoproxil Fumarate
(atau FTC) + NVP

TDF + 3TC
(Tenofovir + Lamivudine )+ Efavirenz  
(atau FTC) + EFV
Prognosis
Baik apabila pasien menerapkan terapi dengan baik.
Komplikasi
• Disebabkan kandidiasis, herpes simpleks, sarcoma
Lesi peroral
Kaposi, Human Papioma Virus

• Demensia AIDS, Perubahan kepribadian, Kerusakan


Neurologik
kemampuan motoric, kelemahan, disfasia, isolasi social.

• Diare karena bakteri dan virus menyebabkan Penu-


Gastrointestinal
runan BB, dehidrasi
Respirasi • TB paru, Cytomegalovirus, influenza

Dermatologik • Herpes zoster

Sensorik • Kebutaan, Tuli


Pencegahan dan Edukasi Pencegahan konsep “ABCDE”

A (Abstinence) artinya absen seks atau tidak melakukan


hubungan seks bagi yang belum menikah.

B (Be Faithful) artinya bersikap saling setia kepada


satu pasangan seks (tidak berganti-ganti pasangan).

C (Condom) artinya cegah penularan HIV melalui


hubungan seksual dengan menggunakan kondom.

D (Drug No) artinya dilarang menggunakan narkoba.

E (Education) artinya pemberian edukasi dan informasi yang benar


mengenai HIV, cara penularan, pencegahan dan pengobatannya
Tuberkulosis
Definisi
Tuberkulosis (TB) adalah sebuah penyakit yang menyerang manusia disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis. Hal ini mempengaruhi terutama paru-paru,
membuat penyakit paru-paru menjadi presentasi paling umum.
Etiologi
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil Bakteri Mycobacterium
tuberculosa yang mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan
(Basil Tahan Asam) karena basil TB mempunyai sel lipoid.
Epidemiologi
Tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor 1 diantara penyakit infeksi dan
menduduki tempat ketiga sebagai penyebab kematian pada semua umur setelah.
penyakit kardiovaskuler dan penyakit infeksi saluran napas akut.

Setiap tahun didapatkan 250.000 kasus TB


baru di Indonesia dan kira-kira 100.000
kematian karena TB.

Pasien TB di Indonesia terutama berusia antara 5-15 tahun, merupakan


kelompok usia produktif dan juga usia muda 15 – 44 tahun.
Manifestasi Klinik
Penderita TB paru akan mengalami berbagai gangguan kesehatan, seperti :

• Batuk berdahak kronis


• Demam
• Berkeringat tanpa sebab di malam hari
• Sesak napas
• Nyeri dada dan penurunan nafsu makan.

Semuanya itu dapat menurunkan produktivitas penderita bahkan kematian. Pasien TB paru
juga sering dijumpai konjungtiva mata atau kulit yang pucat karena anemia, badan kurus
atau berat badan menurun
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium darah rutin

2. Foto toraks PA dan lateral

3. Pemeriksaan Sputum BTA

4. Tes Mantoux / Tuberkulin

5. pemeriksaan GeneXpert
Diagnosis Banding
TBC Chronic Obstructive Pul-
Pneumonia
Paru monary Disease (COPD)

Mikosis
Ca Paru Paru
Diagnosis Kerja

TB Paru
Penatalaksanaan
Pengobatan TB memerlukan waktu sekurang-kurangnya 6 bulan agar mencegah perkembangan
resistensi obat

Kategori I Pengobatan
• Pasien TB paru dengan sputum BTA • Fase Intensif : 2RHZE
positif dan kasus baru. Sputum BTA yang awalnya positif, setelah 2
• TB dengan sputum BTA negatif tetapi bulan terapi, diharapkan jadi negatif
kelainan parunya luas. dan terapi TB diteruskan dengan fase
lanjutan
• Fase Lanjutan : 4R3H3
Apabila sputum BTA masih tetap positif
diakhir bulan ke-2 fase awal, maka fase awal
tersebut diperpanjang selama 4 minggu lagi.
Penatalaksanaan

Kategori 2 Pengobatan
• Pasien TB paru dengan kasus kambuh • Fase Awalnya : 2RHZES / RHZE
atau gagal dengan sputum BTA positif Bila sputum BTA menjadi negatif diakhir bu-
lan ke-3, maka fase lanjutan bisa
segera dimulai.
• Fase Lanjutan : 5H3R3.
Prognosis

Sebagian besar pasien dengan diagnosis TB memiliki prognosis yang


baik. Terutama karena pengobatan yang diberikan efektif
Tanpa pengobatan, angka kematian tuberkulosis lebih dari > 50%.
Komplikasi
Komplikasi – komplikasi yang terjadi pada penderita TB paru dibedakan menjadi dua, yaitu
Komplikasi Dini Komplikasi Lanjut
• pleuritis a. Hemoptisis masif (pendarahan dari
• efusi pleura saluran nafas bawah)
• empiema b. Kolaps lobus akibat sumbatan duktus
• laryngitis. c. Bronkiektasis (pelebaran bronkus
setempat) dan fibrosis (pembentukan
jaringan ikat pada proses pemulihan
atau reaktif) pada paru.
d. Pneumotoraks spontan, yaitu kolaps
spontan karena bula/blep yang pecah.
e. Penyebaran infeksi ke organ lain
seperti otak, tulang, sendi, ginjal, dan
sebagainya.
Pencegahan dan Edukasi
Tinggal di rumah. Jangan pergi kerja atau sekolah atau tidur
di kamar dengan orang lain selama beberapa minggu per-
tama pengobatan untuk TB aktif.

Tutup mulut dengan menggunakan masker. Gunakan masker untuk menutup


mulut kapan saja ini merupakan langkah pencegahan TB secara efektif. Jan-
gan lupa untuk membuang masker secara teratur.

Imunisasi BCG diberikan pada bayi

Usahakan sinar matahari dan udara segar masuk se-


cukupnya ke dalam tempat tidur.

Makanan harus tinggi karbohidrat


dan tinggi protein.
Laporan Kasus

No RM : 374790
Ruangan : Ar Rijal A

ANAMNESA PRIBADI
Nama : Rory Sukma Perdana
Umur : 33 tahun
Status kawin : Belum Menikah
Agama : Kristen
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Jl. Periuk No. 23 Sei Putih Tengah, Medan Petisah Sumatera Utara
ANAMNESA PENYAKIT
Keluhan Utama : Batuk
Telaah :
Pasien pria berusia 33 tahun datang ke IGD RSU Haji Medan rujukan dari Rumah Sakit Bunda Thamrin dengan
keluhan batuk selama kurang lebih 2 minggu yang tidak kunjung sembuh. Keluhan batuk tidak berdahak dan
tenggorokan dirasakan tidak nyaman. Saat batuk timbul pasien sudah melakukan pengobatan untuk mengobati
batuknya bahkan pasien berobat ke Permata Bunda tapi tidak kunjung sembuh. Pasien juga kerap tidak bisa tidur
karena batuk yang cenderung timbul dan berat pada malam hari.
Pasien tampak pucat dan juga mengeluh tubuhnya yang semakin hari semakin lemas. Keluhan dirasakan sudah
5 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan dirasa semakin memberat setelah melakukan aktivitas dan terasa ringan
saat istirahat dan pasien juga mengeluh lemas sehingga tidak bias melakukan aktivitas sehari hari dengan normal.
Selain lemas pasien juga mengeluhkan penurunan berat badan yang cukup berarti yaitu dari 65kg menjadi 50kg.
Keluhan berat badan ini timbul karena nafsu makan pasien yang cenderung menurun. Pasien tidak mau makan
karena mengalami sariawan sejak 1 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh sedikit sesak namun belum mengganggu
aktivitas sehari- harinya. Muntah bercampur air kerap dialami pasien setiap makan, muntah bercampur lendir dengan
warna keruh dan tidak terdapat darah. Pasien menyangkal adanya keluhan nyeri pada ulu hati.
Pasien juga mengalami demam tinggi yang dirasakan sepanjang hari. Keluhan ini sudah dirasakannya sejak
2 bulan yang lalu. Selain itu pasien juga mengalami BAB cair sejak 3 bulan yang lalu. Pasien sudah pernah
berobat dan diberikan obat demam, antibiotik, dan antidiare. Namun setelah obat habis tetap tidak ada
perbaikan kondisi pasien.
Pasien mengeluhkan adanya benjolan-benjolan di bawah dagu. Pasien juga mengeluhkan adanya nyeri
pada area sekitar hidung dan dahi. Selain itu, pasien tidak mengeluhkan nyeri pada telinga maupun leher.
Keluhan - keluhan pada kulit dan kuku seperti gatal" dan ruam tidak ditemukan. Nyeri-nyeri pada sendi tidak
ditemukan. Selain itu keluhan pada gigi dan gusi tidak ditemukan. Pasien mengatakan beberapa waktu terakhir
sering berganti ganti pasangan.

BAK : 5 kali/hari, berwarna kuning jernih dan tuntas


BAB : 1 kali/ hari, konsistensi cair
RPT : Tidak Ada
RPK : Tidak Ada
RPO : Asiklovir
R. Alergi : Tidak ada
R. Kebiasaan : Merokok
ANAMNESA UMUM 3. TRACTUS RESPIRATORUS
• Badan Merasa Kurang Enak :Ya • Batuk : Ya
• Merasa Capek / Lemas :Ya • Berdahak : Tidak
• Merasa Kurang Sehat :Ya • Haemaptoe : tidak
• Nafsu makan : Menurun • Sakit dada saat bernapas : tidak
• Tidur :Terganggu • Sesak napas : Ya
• Berat Badan :Menurun • Cyanosis : Tidak
• Demam : Ya • Angina pectoris : Tidak
  • Palpitasi cordis : Tidak
ANAMNESA ORGAN • Asma Cardiale : Tidak
1. COR • Gangguan tropis : Tidak
• Dyspnea d’effort : Ya • Kebas- kebas : Tidak
• Dyspnea d’repos : Tidak • Stridor : Tidak
• Oedema : Tidak • Sesak nafas : Ya
• Nokturia : Tidak • Pernapasan Cuping hidung : Tidak
• Suara parau : Tidak
2. SIRKULASI PERIFER
• Claudicatio intermitten : Tidak
• Sakit waktu istirahat : Tidak
• Rasa mati Ujung jari : Tidak
 
4. TRACTUS DIGESTIVUS

Lambung
• Sakit di epigastrium : Ya • Sendawa : Tidak
• Rasa panas epigastrium :Tidak • Anoreksia : Tidak
• Muntah : 5 kali/hari, • Mual-mual : Ya
berwarna kuning jernih dan tuntas • Dysphagia : Tidak
• Hematemesis : Tidak • Feotor ex or : Tidak
• Ructus : Tidak
• Pyrosis : Tidak
b. Usus
• Sakit di abdomen : Tidak • Melena : Tidak
• Borborygmi : Tidak • Tenesmi : Tidak
• Defekasi : 1 kali/ hari, konsistensi cair • Flatulensi : Tidak
• Obstipasi : Tidak • Haemorrhoid : Tidak
• Diare : Tidak
c. Hati dan Saluran Empedu
• Sakit perut kanan : Tidak
• Kolik : Tidak • Gatal dikulit : Tidak
• Ikterus : Tidak • Asites : Tidak
• Berak dempul : Tidak • Oedema : Tidak
5. GINJAL DAN SALURAN KEMIH - Sakit : Tidak
• Muka sembab : Tidak - Fraktur spontan : Tidak
• Sakit pinggang : Tidak - Bengkak : Tidak
• Kolik : Tidak - Deformasi : Tidak
• Oligouria : Tidak
• Miksi : 5x/ hari, kuning jernih, tuntas
• Anuria : Tidak
• Polyuria : Tidak
• Polakisuria : Tidak

6. SENDI
• Sakit : Tidak
• Sakit digerakan : Tidak
• Sendi kaku : Tidak
• Bengkak : Tidak
• Merah : Tidak
• Stand abnormal : Tidak

7. TULANG
8. OTOT
- Sakit : Tidak - Kejang-kejang : Tidak
- Kebas-kebas : Tidak - Atrofi : Tidak
9. DARAH
- Sakit dimulut dan lidah : Tidak
- Muka pucat : Ya
- Mata berkunang-kunang : Tidak
- Bengkak : Tidak
- Pembengkakan kelenjar : Ya
- Penyakit darah : Tidak
- Merah dikulit : Tidak
- Perdarahan subkutan : Tidak
- Konjungtiva anemis : Ya
10. ENDOKRIN
a. Pankreas
- Polidipsi : Tidak - Pruritus : Tidak
- Polifagi : Tidak -Pyorrhea : Tidak
- Poliuri : Tidak

b. Tiroid
- Nervositas : Tidak
- Struma : Tidak
- Exoftalmus : Tidak
- Miksodem : Tidak
c. Hipofisis
- Akromegali : Tidak
- Distrofi Adipos kongenital : Tidak
11. FUNGSI GENITAL
- Ereksi : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Coitus : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Libido sexual : Tidak dilakukan pemeriksaan
12. SUSUNAN SYARAF
- Hipoastesia : Tidak - Sakit kepala : Tidak
- Parastesia : Tidak - Gerakan tics : Tidak
- Paralisis : Tidak
13. PANCA INDRA
- Penglihatan : Normal -Pengecapan : Normal
- Pendengaran : Normal - Perasaan : Normal
- Penciuman : Normal
14. EKSTREMITAS
Dalam Batas Normal
15. PSIKIS
- Mudah Tersinggung : Tidak - Pelupa : Ya
- Takut : Tidak - Lekas marah : Tidak
- Gelisah : Ya
15. KEADAAN SOSIAL
- Pekerjaan : Karyawan swasta
- Hygiene : Buruk
ANAMNESA PENYAKIT TERDAHULU : -
ANAMNESA PEMAKAIAN OBAT : Asiklovir
ANAMNESA PENYAKIT VENERIS
Bengkak Kelenjar Regional : TidakAda Pyuria : Tidak Ada
Luka – luka dikemaluan : Tidak Ada Bisul– Bisul : Tidak Ada

ANAMNESA INTOKSIKASI : Tidak ada


ANAMNESA MAKANAN :
 Nasi : Ya Freq : 3x/hari
 Ikan : Ya
 Sayuran : Ya
 Daging : Ya
ANAMNESA FAMILY:
 Penyakit-penyakit Family : Tidak ada
 Penyakit seperti orang sakit : Tidak ada
 Anak : - , Hidup : -, Mati : -
STATUS PRESENT:
KEADAAN UMUM  Eritema : Tidak
 Sensorium : Compos mentis  Turgor : Baik
 Tekanan Darah : 110/69 mmHg  Gerakan aktif : Ya
 Temperatur : 38,3  Sikap Tidur paksa : Tidak
 Pernafasan : 26 x/menit, Reg, Tipe pernafasan  
(Thorakal Abdominal) KEADAAN GIZI:
 Nadi : 88 x/menit, Equal , Teg / Vol (Sedang) BB : 50 KG
TB : 168 CM
RBW = BB/TB-100x100 %
KEADAAN PENYAKIT:
𝐵𝐵
 Anemi : Ya 𝑅𝐵𝑊 = 𝑋 100 %
𝑇𝐵 −100
 Ikterus : Tidak
= 73 %
 Sianosis : Tidak
Kesan : Underweight
 Dispnoe : Ya
𝐵𝐵
𝐼𝑀𝑇 =
 Edema : Tidak 𝑇𝐵 2
= 17,8 Kg/cm2
Kesan : Underweight
Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : d. Telinga
• Pertumbuhan rambut : rambut rontok (+) • Sekret : tidak
• Sakit kalau dipegang : tidak • Radang : tidak
• Perubahan lokal : tidak • Bentuk : normal
b. Muka • Atrofi : tidak
• Muka sembab : tidak e. Hidung
• pucat : ya • Sekret : tidak
• kuning : tidak • Bentuk : normal
• parase : tidak • Benjolan- benjolan : tidak
• gangguan lokal : tidak f. Bibir
c. Mata • Sianosis : tidak
• stand mata : normal • Pucat : ya
• gerakan : ke segala arah • Kering : ya
• eksoftalmus : tidak • Radang : tidak
• Ptosis : tidak g. Gigi
• Ikterus : tidak • Karies : tidak
• Anemia : tidak • Pertumbuhan : normal
• Reaksi pupil : isokor (+/+) • Jumlah : tidak dihitung
• Gangguan lokal : tidak • Pyoorroe Alveolaris : tidak
f. Lidah 3. Thorax depan
• Kering : tidak Inspeksi
• Pucat : tidak • Bentuk : fusiformis
• Beslag : tidak • Simetris / asimetris : simteris
• Tremor : tidak • Bendungan vena : tidak
g. Tonsil • Ketinggalan bernapas : tidak
• Merah : tidak • Venektasi : tidak
• Bengkak : tidak • Pembengkakan : tidak
• Beslag : tidak • pylsasi verbal : tidak
• Membran : tidak • mammae : normal
• Angina lacunaris : tidak
Palpasi
2. Leher • Nyeri tekan : tidak
Inspeksi • Fremitus suara : meningkat kiri dan kanan
• Struma : tidak • Fremissement : tidak
• Kelenjar bengkak : ya • Iktus : tidak teraba
• Pulsasi vena : tidak a. Lokalisata : tidak
• Torticollis : tidak b. Kuat angkat : tidak
• Venekasi : tidak c. Melebar : tidak
Palpasi d. Iktus negatif : tidak
• Posisi trakea : medial
• Sakit/ nyeri tekan : tidak
• Tekanan Vena Jugularis : R-2 cm H2O
• kosta servikalis : tidak
 Perkusi
- Suara perkusi paru : hipersonor dikedua lapang paru - Suara tambahan :
- Batas paru hati a. Desah jantung fungsionil / organis : tidak
a. Relative : ICS V midclavicularis dextra b. Gesek pericardial / pleurocardial : tidak
b. Absolut : ICS VI midclavicularis dextra
- Gerakan bebas : 2 cm 1. Thorax belakang
- Batas jantung : Inspeksi
Atas : ics III linea parasternalis sinistra - bentuk : fusiformis
Kanan : ics IV linea parasternalis dextra - simetris / asimetris : simetris
Kiri : ics v linea miclavicularis sinistra - benjolan-benjolan : tidak
 Auskultasi - scapulae alta : tidak
o Paru-paru - ketinggalan bernapas : tidak
- Suara pernapasan : bronkial dikedua lapang paru - Venektasi : tidak
- Suara tambahan : ronkhi basah dikedua lapang paru
o Cor
- Heart rate : 88 x/ menit, regular, intensitas sedang
- Suara katup : M1 > M2 A2 > A1
P2 > P1 A2 > P2
Palpasi Abdomen
• Nyeri tekan : tidak Inspeksi
• fremitus suara : meningkat di kedua lapang paru • Bengkak : tidak
• penonjolan-penonjolan : tidak • Gembung : tidak
Perkusi • Sirkulasi collateral : tidak
• suara perkusi paru : hipersonor di kedua lapang paru • Pulsasi : tidak
• gerakan bebas : 2 cm Palpasi
• batas bawah paru : • Defens muscular : tidak
kanan : IX proc.spin.vert.thoracal • Nyeri tekan : tidak
kiri : X proc.spin.vert.thoracal • Hepar : tidak teraba
• Lien : tidak teraba
• Ren : tidak teraba
Perkusi
• Pekak hati : tidak
• Pekak beralih : tidak
Auskultasi
• Peristaltik usus : 13x/menit

Genitalia
• Luka : tidak dilakukan pemeriksaan
• Sikatrik : tidak dilakukan pemeriksaan
• Nanah : tidak dilakukan pemeriksaan
• Hernia : tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas
Atas
• Bengkak : tidak
• Merah : tidak
• Stand abnormal : tidak
• Gangguan Fungsi : tidak
• Refleks Biceps : (+/+)
• Refleks Triceps : (+/+)
• Tes Rumpelit : Tidak dilakukan
Bawah
• Bengkak : tidak
• Merah : tidak
• Oedema : tidak
• Pucat : tidak
• Gangguan fungsi : tidak
• Luka / Gangren : tidak
• Varises : tidak
• Refleks Patella : (+/+)
• Refleks Achilles : (+/+)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM:

Darah Rutin
Hemoglobin 10,4 L : 13-18 / P : 12-16 g/dl

Eritrosit 4.600 4000 - 11.000 juta/ uL

Leukosit 3,45 L : 4,50 – 6,50 ribu/mm3


P : 4,10 – 5,10 ribu/mm3
Hematokrit 31,9 L : 39 – 54 % / P : 36 - 47 %

Trombosit 42.000 150 – 450 ribu/mm3

PDW 92,5 81– 99 fL

RDW-CV 15,0 11.5 – 14.5 %

Index Eritrosit
MCV 9,57 6,5 – 9,5 fL

MCH 30 27 – 31 Pg

MCHC 32,5 31,7 – 37 g/dL


Hitungan Jenis Leukosit
Eosinofil 0,359 1-3 %

Basofil 1,19 0 -1 %

N. Segmen 89,8 50 – 70 %

Limfosit 3.92 20 – 40 %

Monosit 4,75 2–8%

Laju Endap Darah 30 L : 0 – 10 mm/jam/ P : 0 – 20 mm/jam

Fungsi Hati
AST (SGOT) 108 L : < 40 u/L / P : < 32 u/L

ALT (SGPT) 59 L : < 41 u/L / P : < 33 u/L

Glukosa Darah 81 < 140 Mg/dL

Pemeriksaan Imunoserologi
HIV Reaktif Reaktif

Swab Antigen Covid-19 Negatif Negatif


RESUME
Keluhan Utama : Batuk

Telaah :
• Batuk tidak berdahak > 2 minggu
• Febris > 2 bulan yang lalu
• Penurunan berat badan dari 65 menjadi 50kg
• Vomitus (+)
• Kojungtiva Anemis (+)
• Sinusitis (+)
• Nausea (+)
• Stomatitis (+)
• Kandidiasis Oral (+)
• Pembesaran Kelenjar submandibular (+)
• Free Sex (+)

BAK : 5 kali/hari, berwarna kuning jernih dan tutas


BAB : 1 kali/ hari, konsistensi cair
RPO : Asiklovir
R. Kebiasaan : Merokok
STATUS PRESENT :
KEADAAN UMUM KEADAAN PENYAKIT KEADAAN GIZI

Sensorium : Compos Mentis Anemia : tidak BB : 50 KG


Tek. Darah : 110/69 mmHg Ikterus : tidak TB : 168 CM
Nadi : 88 x/menit Sianosis : tidak
Nafas : 26 x/menit Dyspnoe : tidak
Suhu : 38,3 Edema : tidak
Eritema : tidak
Turgor : tidak
= 73 %
Gerakan Aktif : tidak
Sikap Paksa : tidak Kesan : Underweight

= 17,8 Kg/cm2
Kesan : Underweight
PEMERIKSAAN FISIK

Kepala : Rambut rontok (+), Muka pucat (+),konjungtiva anemis (+) bibir pucat dan kering (+),
pembengkakan kelenjar submandibular (+)

Leher : Dalam Batas Normal

Thorax :
Inspeksi : Dalam batas normal
Palpasi vocal fremitus : meningkat dikedua lapang paru.
Perkusi : hipersonor dikedua lapang paru
Auskultasi Suara paru : bronkial dengan suara tambahan ronkhi basah di kedua lapang
paru

Abdomen : Dalam Batas Normal

Ekstremitas : Dalam Batas Normal


PEMERIKSAAN LABORATORIUM

- Darah : hemoglobin 10,4 , leukosit 3,45 , hematokrit 31,9 , trombosit 42.000 , RDW-CV red distribution

width 15,0 , mean corpuscular volume (MCV) 9,57 , eosinophil 0,359 , basophil 1,19 , neutrophil

- segmen 89,8 , laju endap darah 30 , serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) 108 , serum glutamic

pyruvic transaminase (SGPT) 59 .

- urin : tidak dilakukan pemeriksaan

- tinja : tidak dilakukan pemeriksaan

- dll : rapid antigen (+), test imunoserologi (reaktif), foto thorax PA

(TB Paru ), tubex (+2)


DIAGNOSA BANDING:
1. HIV/AIDS Stadium III + TB Paru
2. HIV/AIDS Stadium III + Pneumonia
3. HIV/AIDS Stadium III + Ca Paru
4. HIV/AIDS Stadium III + Mikosis Paru
5. HIV/AIDS Stadium III + Chronic Obstructive Pulmonary Disease

DIAGNOSA SEMENTARA : HIV AIDS Stadium III + TB Paru

TERAPI:
 Aktivitas : Tirah Baring
 Diet : MB
Medikamentosa: 9. Kotrimoksasol 480 mg 2x1

1. IVFD RL 20 gtt/i 10. Cefixime tab 200 mg 2x1

2. Inj Ranitidin 25 mg / 12 jam 11. Rifampisin tab 450 mg 1x1

3. Inj Ondancentron 4 mg / 8 jam 12. Isoniazid tab 300 mg 1x1

4. Ambroxol tab 30 mg 2x1 13. Etambutol tab 750 mg 1x1

5. Paracetamol tab 500 mg 3x1 14. Pirazinamid tab 500 mg 1x2

6. Acetylcysteine 200 mg 3x1 15. Vit B6 tab 2x1

7. Duviral tab 450 mg 2x1 16. Curcuma tab 3x1

8. Efavirenz 600 mg 1x1


PEMERIKSAAN ANJURAN:

- Sputum BTA
- Pemeriksaan PCR Virologis
- Gene X-Pert
- Viral Load
- Pemeriksaan CD4
- Fungsi Hati
- Fungsi Ginjal
DISKUSI
HIV/AIDS Teori Kasus
 Mekanisme Klinis  Penurunan berat badan sedang yang tidak diketahui sebabnya • Penurunan berat badan (+)
(<10% dari berat badan yang terukur) • Sinusitis (+)
 Infeksi tractus respiratorius rekuren (sinusitis, bronchitis, otitis • Anemia (+)
media, faringitis) • Ulserasi oral rekuren (+)
• HIV wasting syndrome (+)
 Herpes Zoster
• Diare kronis (+)
 Cheilitis angular • TB paru (+)
 Ulserasi oral rekuren
 Erupsi pruritic popular
 Dermatitis seboroik
 Infeksi jamur pada kuku jari ektremitas

 Penurunan berat badan yang berat (>10% berat badan yang


terukur)
 Diare kronis tanpa diketahui penyebabnya selama >1 bulan
 Kandidiasis oral
 Oral hairy leukoplakia
 TB paru, didiagnosis selama 2 tahun terakhir
 Infeksi bakteri berat (pneumonia, empyema, piomiositis, in-
feksi tulang atau sendi, meningitis, bakteremia)
 Stomatitis, gingivitis / periodontitis ulseratif nekrosis akut
 Kondisi anemia yang tidak diketahui penyebabnya (<8 g/dl)
dengan. atau neutropenia (500/mm3) atau trombositopeni
(<50.000/mm3). selama >1 bulan (kondisi dikonfirmasi
melalui uji diagnostic)
 HIV wasting syndrome
 Pneumonia pneumocystis
 Pneumonia bakteri berat atau secara radiologi dan rekuren
 Infeksi herpes simpleks kronik (orolabial, genital atau anorectal
dalam durasi >1 bulan)
 Kandidiasis esofageal
 TB Ekstraparu
 Sarkoma Kaposi
 Toksoplasmosis pada sistem saraf pusat
 Ensefalopati HIV
 Kriptokokosis ekstrapulmoner, termasuk meningitis
 Infeksi mycobacteria non-tuberculous progresif
 Progressive multifocal leukoencephalopathy (PML)
 Kandidiasi pada trakea, bronkus atau paru
 Kriptosporidiosis
 Isosporiasis
 Infeksi herpes simpleks visceral
 Infeksi cytomegalovirus (rhinitis atau organ lain selain hati,
limpa dan kelenjar limfe)
 Mikosis diseminata (histoplasmosis, coccidiomycosis,
penicillosis)
 Recurrents non typhoidal salmonella septicaemia
 Limfoma (serebri atau non-Hodgkin sel B)
 Karsinoma serviks invasive
 Leishmaniasis visceral
Teori Kasus
• Pemeriksaan • Antigen P24 • Darah Rutin
Penunjang • Kultur HIV • Foto Toraks
• HIV RNA • Pemeriksaan Imunoserologi
• Pemeriksaan Imunoserologi • Tes Mantoux/Tuberkulin
• Pada Tuberculosis dapat dilakukan pemeriksaan Laborato- • Fungsi Hati
rium darah rutin (LED normal atau meningkat, limfosito-
sis)
• Foto Toraks
• Sputum BTA
• Peroksidase anti peroksidase (PAP)
• Tes Mantoux/Tuberkulin
• Teknik Polymerase Chain Reaction
• Becton Dickinson Diagnostic Instrument System (BACTEC)
• Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA
• Pemeriksaan PCR Virologi
• Gene X-Pert
• Viral Load
• Pemeriksaan CD4
• Fungsi Hati
• Fungsi Ginjal
Teori Kasus
• Penatalaksanan • Anti Retroviral (ARV)
1. IVFD RL 20 gtt/i
• Pengobatan untuk mengatasi berbagai penyakit infeksi dan
kanker yang menyertai infeksi HIV/AIDS, seperti jamur, tu- 2. Inj Ranitidin 25 mg / 12 jam
berculosis, hepatitis, toksoplasma, Sarcoma Kaposi, lim-
3. Inj Ondancentron 4 mg / 8 jam
foma, kanker serviks serta pengobatan suportif.
4. Ambroxol tab 30 mg 2x1
5. Paracetamol tab 500 mg 3x1
6. Acetylcysteine 200 mg 3x1
7. Duviral tab 450 mg 2x1
8. Efavirenz 600 mg 1x1
9. Kotrimoksasol 480 mg 2x1
10. Vit B6 tab 2x1
11. Curcuma tab 3x1
TB PARU Teori Kasus
 Mekanisme Klinis • Batuk berdahak kronis • Batuk berdahak kronis (+)
• Demam • Demam (+)
• Berkeringat tanpa sebab di malam hari • Sesak napas (+)
• Sesak napas • Penurunan nafsu makan (+)
• Nyeri dada dan penurunan nafsu makan • konjungtiva mata atau kulit yang
• konjungtiva mata atau kulit yang pucat karena anemia (+) pucat karena anemia (+)
• badan kurus atau berat badan menurun (+) • badan kurus atau berat badan
menurun (+)

 Pemeriksaan Penunjang • Laboratorium darah rutin • Foto toraks PA dan lateral


 Foto toraks PA dan lateral
 Pemeriksaan Sputum BTA
 Tes Mantoux / Tuberkulin
 pemeriksaan GeneXpert
TB PARU Teori Kasus
 Penatalaksanaan • Pasien TB paru dengan sputum BTA
positif dan kasus baru. • Ambroxol tab 30 mg 2x1
• TB dengan sputum BTA negatif tetapi • Acetylcysteine caps 200 mg 3x1
kelainan parunya luas.
 Fase Intensif : 2RHZE, Sputum BTA yang awalnya positif, • Rifampisin tab 450 mg 1x1
setelah 2 bulan terapi, diharapkan jadi negatif dan terapi TB • Isoniazid tab 300 mg 1x1
diteruskan dengan fase lanjutan
 Fase Lanjutan : 4R3H3, Apabila sputum BTA masih tetap • Etambutol tab 750 mg 1x1
positif diakhir bulan ke-2 fase awal, maka fase awal tersebut • Pirazinamid tab 500 mg 1x2
diperpanjang selama 4 minggu lagi.
• Pasien TB paru dengan kasus kambuh
atau gagal dengan sputum BTA positif
Fase Awalnya : 2RHZES / RHZE, Bila sputum BTA menjadi
negatif diakhir bulan ke-3, maka fase lanjutan bisa segera dimu-
lai.
Fase Lanjutan : 5H3R3.
KESIMPULAN

Telah dilaporkan kasus HIV/AIDS Stadium III + TB Paru , diagnosa ditegakkan secara anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada manifestasi klinis dijumpai batuk tidak berdahak, demam tinggi berkepanjan-
gan, menggigil, nyeri tenggorokan dan susah menelan, ada, mual, muntah, penurunan berat badan, lemas.

Pada pemeriksaan fisik inspeksi kepala didapatkan bibir pucat dan kering, konjunngtiva anemis (+), sariawan (+),

Rambut rontok (+). Pada Palpasi , leher = adanya kelenjar submandibular (+). Pada inpeksi

Thorax dada tampak simetris, palpasi thorax didapatnya stem fremitus meningkat di kedua lapang paru. Pada

perkusi paru didapatkan suara hipersonor pada kedua lapang paru, Pada pemeriksaan auskultasi suara paru
didapatkan suara bronkial di kedua lapang paru dengan suara tambahan ronchi basah di kedua lapang paru. Pada
pemeriksaan palpasi dan perkusi abdomen ditemukan dalam batas normal .Pada pemeriksaan penunjang dilakukan
test imunoserologi HIV didapatkan hasil reaktif. Dari pemeriksaan foto thorax ditemukan fibroinfiltrat di kedua la-
pangan

paru.
Thanks !

Anda mungkin juga menyukai