Anda di halaman 1dari 14

NAMA: Nora sinurat

Nim : 162212021

2.1 Konsep Dasar HIV/AIDS pada Ibu Hamil


2.1.1Definisi HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah retrovirus golonganRNA yang spesifik
menyerang sistem imun / kekebalan tubuh manusia.Penurunan sistem kekebalan tubuh pada
orang yang terinfeksi HIVmemudahkan berbagai infeksi, sehingga dapat menyebabkan
timbulnyaAIDS.AIDS (Acquired Immune Deficiency Sindrom) adalah sekumpulangejala dan
tanda klinis pada pengidap HIV akibat infeksi tumpangan(oportunistik) karena penurunan sistem
imun. Dengan demikian orangyang terinfeksi HIV secara alamiah tanpa pengobatan
mudahmengalami infeksi tumpangan akan berlanjut menjadi AIDS. Orangdengan HIV AIDS
sering disebut ODHA. ODHA mudah terinfeksi berbeagai penyakit karena imunitas tubuh
yang sangat lemah, sehinggatubuh gagal melawan kuman yang biasanya tidak
menimbulkan penyakit (Kemenkes RI, 2019).

2.1.2 Etiologi
Asal usul virus HIV belum diketahui secara pasti.Mula-muladinamakan Lymphadenopathy
Assoiated Virus (LAV).Virus ini terdiridari HIV-1 dan HIV-2. virus HIV-2 kurang virulen bila
dibandingkanvirus HIV-1 tetapi disebutkan 70% individu yang terinfeksi virus HIV-2akan
terinfeksi oleh virus HIV-1. HIV adalah retrovirus yang mampumengkode enzim khusus, reserve
trancriptase, yang memungkina DNAditranskripsi dari RNA, sehingga HIV dapat menggandakan
gen merekasendiri, sebagai DNA di dalam sel inang (hospes = host) seperti limfosithelper CD4.
DNA virus bergabung dengan gen limfosit dan hal iniadalah dasar dari infeksi kronis HIV.
Penggabungan gen virus HIV pada sel inang ini merupakan rintangan untuk
pengembangan antivirusterhadap HIV. Bervariasinya gen HIV dan kegagalan manusia untuk
mengeluarkan antibodi terhadap virus menyebabkan
sulitnya pengembangan vaksinasi yang efektif terhadap HIV (Murtiastutik,2008).

2.1.3 Patofisiologis
HIV merupakan etiologi dari infeksi HIV/AIDS. Penderita AIDSadalah individu yang
terinfeksi HIV dengan jumlah CD4 < 200µLmeskipun tanpa ada gejala yang terlihat atau tanpa
infeksi oportunistik.HIV ditularkan melalui kontak seksual, paparan darah yang terinfeksiatau
sekret dari kulit yang terluka, dan oleh ibu yang terinfeksi kepada janinnya atau melalui laktasi.
Molekul reseptor membran CD4 pada selsasaran akan diikat oleh HIV dalam tahap infeksi. HIV
terutama akanmenyerang limfosit CD4. Limfosit CD4 berikatan kuat dengan gp120HIV
sehingga gp41 dapat memerantarai fusi membrane virus kemembran sel. Dua ko-reseptor
permukaan sel, CCR5 dan CXCR4diperlukan, agar glikoprotein gp120 dan gp41 dapat berikatan
denganreseptor CD4. Koreseptor menyebabkan perubahan konformasisehingga gp41 dapat
masuk ke membran sel sasaran. Selain limfosit,monosit dan makrofag juga rentan terhadap
infeksi HIV. Monosit danmakrofag yang terinfeksi dapat berfungsi sebagai reservoir untuk
HIVtetapi tidak dihancurkan oleh virus. HIV bersifat politronik dan dapatmenginfeksi beragam
sel manusia, seperti sel Natural Killer (NK),limfosit B, sel endotel, sel epitel, sel langerhans, sel
dendritik, selmikroglia dan berbagai jaringan tubuh. Setelah virus berfusi denganlimfosit CD4,
maka berlangsung serangkaian proses komplekskemudian terbentuk partikel-partikel virus baru
dari yang terinfeksi.Limfosit CD4 yang terinfeksi mungkin tetap laten dalam
keadaan provirus atau mungkin mengalami siklus-siklus replikasi sehinggamenghasikan banyak
virus. Infeksi pada limfosit CD4 juga dapatmenimbulkan sitopatogenitas melalui beragam
mekanisme termasukapoptosis (kematian sel terprogram) anergi (pencegahan fusi sel
lebihlanjut), atau pembentukan sinsitium (fusi sel) ((Murtiastutik, 2008).

2.1.4 Stadium HIV


Perjalanan Alamiah dan Stadium Infeksi HIV Terdapat tiga fase perjalanan alamiah infeksi
HIV sebagai berikut :
1.Fase I : masa jendela (window period) –  tubuh sudah terinfeksi HIV,namun pada pemeriksaan
darahnya masih belum ditemukan antibodianti-HIV. Pada masa jendela yang biasanya
berlangsung sekitar duaminggu sampai tiga bulan sejak infeksi awal ini, penderita sangatmudah
menularkan HIV kepada orang lain. Sekitar 30-50% orangmengalami gejala infeksi akut berupa
demam, nyeri
tenggorokan, pembesaran kelenjar getah bening, ruam kulit, nyeri sendi, sakitkepala, bisa disertai
batuk seperti gejala flu pada umumnya yangakan mereda dan sembuh dengan atau tanpa
pengobatan. Fase "flu-like syndrome" ini terjadi akibat serokonversi dalam darah, saatreplikasi
virus terjadi sangat hebat pada infeksi primer HIV.
2.Fase Il : masa laten yang bisa tanpa gejala/tanda (asimtomatik)hingga gejala ringan. Tes darah
terhadap HIV menunjukkan hasilyang positif, walaupun gejala penyakit belum timbul. Penderita
padafase ini penderita tetap dapat menularkan HIV kepada orang lain.Masa tanpa gejala rata-rata
berlangsung selama 2-3 tahun;sedangkan masa dengan gejala ringan dapat berlangsung selama
5-8tahun.
3.Fase III : masa AIDS merupakan fase terminal infeksi HIV dengankekebalan tubuh yang telah
menurun drastis sehinggamengakibatkan timbulnya berbagai infeksi oportunistik,
berupa peradangan berbagai mukosa, misalnya infeksi jamur di mulut.

2.1.5 Gejala Berdasarkan Stadium


HIV Menurut Kemenkes RI (2015) sesudah dinyatakan
HIV positif, dilakukan pemeriksaan untuk mendiagnosis adanya penyakit penyerta serta infeksi
oportunistik, dan pemeriksaan laboratorium.

Stadium Gejala
Stadium 1 1.Asimtomatik
2.Tidak ada penurunan berat badan
3.Tidak ada gejala atau hanya limfadenopati generalisata
persisten

Satdium 2 1.Sakit ringan


2.Penurunan berat badan 5-10%
3.ISPA berulang, misalnya sinusitis atau otitis
4.Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
5.Luka di sekitar bibir (keilitis angularis)
6.Ulkus mulut beruang
7.Ruam kulit yang gatal (seboroik atau prurigo-PPE)
8.Dermatitis seboroik
9.Infeksi jamur kuku

Stadium 3 1.Sakit sedang


2.Penurunan berat badan > 10%
3.Diare, demam yang tidak diketahui penyebabnya
4.lebih dari 1 bulan
5.Kandidosis oral atau vaginal
6.Oral hairy leukoplakia
7.TB Paru dalam 1 tahun terakhir
8.Infeksi bakterial yang berat (pneumoni, piomiositis9.dll)
10.TB limfedonopati
11.Gingivitis atau periodontitis ulseratifnekrotikan akut
12.Anemia (Hb <8g%), netropenia (<5000/ml),
13.trombositopeni kronis (< 50.000/ ml)

Stadium 4 1.sakit berat (AIDS)


2.Sindroma wasting HIV
3.Pneumonia pnemosistis, Pneumoni bakteri berulang
4.Herpes simpleks ulseratif lebih dari satu bulan
5.Kandidosis esophageal
6.TB extraparu
7.Sarkoma Kaposi
8.Retinitis CMV
9.Abses otak toksoplasmosis
10.Encefalopati HIV
11.Meningitis kriptokokus
12.Infeksi mikobakteria non TB meluas

Sumber : Kemenkes RI (2015)

2.1.6 Resiko Penularan HIV Dari Ibu Ke Anak


Risiko penularan HIV dari ibu ke anak tanpa upaya pencegahanatau intervensi berkisar antara
20-50%. Dengan pelayanan
pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak yang baik, risiko penularan dapat diturunkan
menjadi kurang dari 2%. Pada masa kehamilan, plasentamelindungi janin dari infeksi HIV;
namun bila terjadi peradangan,infeksi atau kerusakan barier plasenta, HIV bisa menembus
plasenta,sehingga terjadi penularan dari ibu ke anak. Penularan HIV dari ibu keanak lebih sering
terjadi pada saat persalinan dan masa menyusui Ada tiga faktor risiko penularan HIV dari ibu ke
anak, yaitusebagai berikut :

1.Faktor Ibu
a.Jumlah virus HIV dalam darah ibu (viral toad) : merupakanfaktor yang paling utama terjadinya
penularan HIV dari ibu keanak: semakin tinggi jumlahnya, semakin besar
kemungkinan penularannya, khususnya pada saat/menjelang persalinan danmasa menyusui bayi. 
b.Hitung CD4 : ibu dengan hitung CD4 yang rendah, khususnya bila jumlah sel CD4 di bawah
350 /uL, menunjukkan daya tahantubuh yang rendah karena banyak sel limfosit yang
pecah/rusak.Hitung CD4 tidak selalu berbanding terbalik dengan viral load.Pada fase awal
keduanya bisa tinggi, sedangkan pada fase lanjutkeduanya bisa rendah kalau penderitanya
mendapat terapi anti-retrovirus (ARV).
c.Status gizi selama kehamilan : berat badan yang rendah sertakekurangan zat gizi terutama
protein, vitamin dan mineralselama kehamilan meningkatkan risiko ibu untuk
mengalami penyakit infeksi yang dapat meningkatkan kadar HIV dalamdarah ibu, sehingga
menambah risiko penularan ke bayi.
d.Penyakit infeksi selama kehamilan : IMS, misalnya Sifilis;infeksi organ reproduksi, malaria
dan tuberkulosis berisikomeningkatkan kadar HIV pada darah ibu, sehingga risiko penularan
HIV kepada bayi semakin besar.
e.Masalah pada payudara : misalnya puting lecet, mastitis danabses pada payudara akan
meningkatkan risiko penularan HIVmelalui pemberian ASI.

2.Faktor Bayi
a.Usia kehamilan dan berat badan bayi saat lahir : bayi prematuratau bayi dengan berat lahir
rendah lebih rentan tertular HIVkarena sistem organ dan kekebalan tubuh belum
berkembang baik.
 b.Periode pemberian ASI : risiko penularan melalui pemberianASI bila tanpa pengobatan
berkisar antara 5-20%.
c.Adanya luka di mulut bayi : risiko penularan lebih besar ketika bayi diberi ASI.3.
 
Faktor Tindakan ObstetrikRisiko terbesar penularan HIV dari ibu ke anak terjadi padasaat
persalinan, karena tekanan pada plasenta meningkat sehingga bisa menyebabkan
terjadinya hubungan antara darah ibu dan
darah bayi. Selain itu, bayi terpapar darah dan lendir ibu di jalan lahir.Faktor-faktor yang dapat
meningkatkan risiko penularan HIV dariibu ke anak selama persalinan adalah sebagai berikut.
a.Jenis persalinan : risiko penularan pada persalinan per vaginamlebih besar daripada persalinan
seksio, karena bayi akanterkena darah dan cairan vagina ketika melewati jalan lahirsebagai cara
virus HIV dari ibu masuk ke dalam tubuhnya;namun seksio sesaria memberikan banyak risiko
lainnya untukibu.
 b.Lama persalinan : semakin lama proses persalinan,
risiko penularan HIV dari ibu ke anak juga semakin tinggi, karenakontak antara bayi dengan
darah/lendir ibu semakin lama.
c.Ketuban pecah lebih dari empat jam sebelum persalinanmeningkatkan risiko penularan hingga
dua kali dibandingkan jika ketuban pecah kurang dari empat jam.
d.Tindakan episiotomi, ekstraksi vakum dan forsepmeningkatkan risiko penularan HIV
(Kemenkes RI, 2019)

2.1.7 Penatalaksanaan
Menurut Brunner dan Suddarth (2013) upaya penanganan medismeliputi beberapa cara
pendekatan yang mencakup penanganan infeksiyang berhubungan dengan HIV serta malignasi,
penghentian replikasivirus HIV lewat preparat antivirus, dan penguatan serta pemulihansistem
imun melaluui penggunaan preparat immunomodulator.

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Ibu dengan HIV


2.2.1 Pengkajian
1.IdentitasIdentitas Ibu hamil dengan HIV meliputi nama, alamat, umur, pekerjaan, pendidikan
terakhir.
2.Keluhan UtamaKeluhan yang muncul pada ibu hamil dengan HIV/AIDS adalahlemah,
anoreksia, stomatitis, BB menurun, mual, muntah, dandemam (Padila, 2014).
3.Riwayat Kesehatan
a.  Riwayat Kesehatan Sekarang
Gejala yang dialami ibu hamil dengan HIV/AIDS seperti flu,demam, menggigil, stomatitis,
BB menurun, mual, muntah, dandemam (Haryono, 2019) dan (Prawirohardjo & Sarwono,2009).
 b.Riwayat Kesehatan Dahulu
Kondisi kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan penyakitginjal bisa berakibat buruk
pada kehamilan. Penyakit pada masakanak-kanak dan imunisasi. Penyakit sebelumnya
sepertihepatitis, penyakit menular seksual (HIV/AIDS), dantuberculosis (Mitayani, 2011).
c.Riwayat Penyakit Keluarga
Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga yangmenderita HIV/AIDS yang perlu
dikumpulkan (Mitayani, 2011).
d. Riwayat Kehamilan
Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilansebelumnya agar perawat dapat
menentukan kemungkinanmasalah pada kehamilan sekarang. Riwayat kehamilan
meliputiGravida, para-abortus, anak hidup; berat badan bayi waktu lahirdan usia gestasi;
pengalaman persalinan; jenis persalinan; tepat persalinan dan penolong
persalinan; jenis anestesi dan
kesulitan persalinan; komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi,infeksi dan perdarahan;
komplikasi pada bayi; rencana menyusui bayi (Mitayani, 2011).

 
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Keadaan umum ibu hamil dengan HIV/AIDS adalah lemah, pucat, BB menurun, anoreksia dan
demam (Padila, 2014). 
b. TB dan BB
BB pada ibu hamil dengan HIV/AIDS cenderung mengalami penurunan (Padila, 2014).
c. Tanda-Tanda Vital
1) Tekanan DarahTekanan darah pada ibu hamil dengan HIV/AIDS adalahhipotensi (Padila,
2014).
2)  Nadi Nadi pada ibu hamil dengan HIV/AIDS adalah takipnea(Padila, 2014).
3) PernapasanFrekuensi nafas pada ibu hamil dengan HIV/AIDS adalahtakipnea (Padila, 2014).
4) SuhuSuhu pada ibu hamil dengan HIV/AIDS adalah hipertermi(Padila, 2014).

d. Head To toe
1) Kepala dan Rambut  Kepala simetris, tidak ada benjolan, rambut kusam dankering

2) Konjungtiva dan kelopak mataKonjungtiva sedikit anemis, ada atau tidaknya pembengkakan


pada kelopak mata.
3) HidungTidak ada polip/benjolan, tidak ada secret
4) Bibir dan gigiBibir kering, terdapat stomatitis, terdapat karies gigi
5) TelingaTidak ada secret
6) Pembesaran Kelenjar Getah Bening, Thyroid Terdapat pembesaran kelenjar limfe
7) PayudaraPayudara simetris, aerola mamae menghitam, puting susumenonjol keluar.
8) AbdomenAbdomen simetris, periksa leopold dan DJJ
9) PerineumPerineum kotor, terdapat jamur pada perineum
10)VaginaAdanya lesi, apakah ada varises pada vagina/vulva, apakahada keputihan, luka parut,
dan massa
11) Ekstremitas BawahAdanya edema, ada atau tidaknya varises pada kaki atau belakang lutut
ibu, reflek patella bernilai positif/baik artinyasystem syaraf di area ekstremitas bawah termasuk
baik. Jikahasilnya negative kemungkinan ibu hamil kekuranganvitamin B1 juga menunjukan
adanya masalah di syaraftulang belakang.

2.2.2 Diagnosa
1. Ansietas b.d kurang terpapar informasi (D.0080)
2.Risiko infeksi b.d imunosupresi (D.0142)
3.Intoleransi aktivitas b.d kelemahan (D.0056)(Green & Wilkinson, 2012)

2.2.3 Intervensi
1.Diagnosa : Ansietas b.d kurang terpapar informasi (D.0080)Tujuan : Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan tingkat ansietas menurunKriteria hasil :
Verbalisasi kebingungan menurun, verbalisasikhawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun,
Perilaku gelisahmenurunIntervensi :
a) Monitor tanda-tanda ansietas 
b) Informasikan terkait apa yang dicemaskan
c) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
d) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
e) Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan

2.Diagnosa : Risiko infeksi b.d imunosupresi (D.0142)Tujuan : Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 1 x 24 jamdiharapkan tingkat infeksi menurun
Kriteria hasil : Demam menurun, kadar sel darah putih membaikIntervensi :
a) Monitor tanda dan gejala infeksi 
b) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien danlingkungan pasien
c)Jelaskan tanda dan gejala infeksi
d)Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
e)Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi

3.Diagnosa : Intoleransi aktivitas b.d kelemahan (D.0056)


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan toleransi
aktivitas meningkat
Kriteria hasil : keluhan kelelahan menurun, dyspnea saat aktivitas menurun Intervensi :

a) Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkankelelahan


b) Monitor kelelahan fisik dan emosional
c) Monitor pola dan jam tidur
d) Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
e) Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
f) Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan

2.2.4 Evaluasi
Perawat menilai hasil yang diharapkan terhadap perubahan diri ibudan menilai sejauh mana
masalah ibu dapat diatasi. Disamping
itu, perawat juga memberikan umpan balik atau pengkajian ulangseandainya tujuan yang
ditetapkan belum tercapai (Mitayani, 2011).

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIV/AIDS

3.1. Pengkajian
1.Prenatal History
Tanggal pengkajian : 16 Okotober 2021
Tempat pengkajian : Poli Kandungan RSUD Dr. R Koesma Tuban 
Nama :Ny.ETanggal lahir : 11/10/1991
Umur : 29 thn
Alamat : Singgahan
Pekerjaan : Tidak bekerja
Perkawinan : Kawin
Berapa kali : 2 kali
Lama kawin : pertama : 7 th
Kedua : 1 th
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Ras/suku : Jawa 
Nama suami : Tn.A
Umur : 25 th
Pekerjaan : pemborong
Alamat : Lamongan
Ras/suku : Jawa
Diagnosa medis: B20
Keluhan utama : klien merasakan khawatir dengan kehamilan yang kedua ini karena penyakit
yang diderita saat ini, klienmerasakan gusi bengkak dan sering sariawan, klienmengatakan sering
mual muntah

2.Riwayat KesehatanRiwayat Kesehatan saat ini


klien mengatakan mengetahui penyakit yang dideritanya pada saatawal kehamilan kedua saat
ini. Klien menghindari kontak mata saatditanya tentang penyakitnya.
Riwayat penyakit dahulu
klien mengatakan pernah dirawat di RS pada tahun 2015 karenasakit thypus.
Riwayat Kesehatan keluarga
klien mengatakan keluarganya tidak ada yang menderitaHIV/AIDS.
Riwayat psikososial
klien terlihat gelisah saat ditanya tentang penyakitnya yangdideritanya. Klien menghindari
kontak mata saat ditanya
tentang penyakitnya. Klien tidak mau menyebutkan penyakitnya, klienmengatakan merasa
senang dengan kehamilan ini, tetapi juga khawatirdengan dampak dari penyakitnya.

Dukungan keluarga
keluarga sangat mendukung kehamilan klien dengan menemaniklien saat control rutin.

Respon suami terhadap kehamilan :


 klien mengatakan suami sangatmendukung kehamilan ini karena memang sudah direncanakan.
Kebiasaan (habit) :
klien mengatakan jarang olahraga
Aktivitas sehari-hari :
 klien mengatakan pusing dan mudah Lelah saatmengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti
mencuci. Klien mengatakansengaja berhenti kerja karena mudah Lelah. Pekerjaan sebelum
hamiladalah menjaga warung kopi.

3.Riwayat Menstruasi
Umur Menarche : 15 thSiklus menstruasi : 28 hari

4.Riwayat konstrasepsi :
 klien mengatakan menggunakan KB implantselama 3 tahun

5. Riwayat kehamilan
Hamil Umur Masala Tempat Penolong Jenis Lama Komplik Usiaan
hamil h persalina  persalin persalina persalina asi aksekar
Waktu Selama n an n n yangtimb ang
melahirk hamil ul
an
37- Mual,m puskesm Bidan spontan 9 jam - 7 th
38mingg untahda as
u n pusin
g
23- Mualda - - - - - -
24mingg n pusin
u g

Saat ini
Tanggal periksa : 23 maret 2020
Keluhan : mual dan pusing
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Berat badan : 59 kg
Usia kehamilan : 23-24 minggu
Fundus uteri : 19 cmTerapi : zidovudine 2x300 mg
Lamivudin 2x 150 mgPromavit 1x sehariFe 1x60 mg
Current pregnancy : G2P1A0
Last menstruasi period: 29 September 2019
(LMP=HPHT)HTP : 05 JULI 2020
Keluhan : klien mengatakan tidak mengalami sesak nafas,kadang-kadang mengalami nyeri
pungung, seringkencing -+ 7 kali sehari. Tidak ada konstipasi dantidak mengalami kontraksi.

6.Pemeriksaan fisik
Kesadaran umum : baik
Postur tubuh : lordosis
Kesadaran : compos mentis
TTV : TD : 90/60 mmhg N: 88x/mnt RR : 19x/mntS: 36,5
CTinggi badan : 151 cmBB sebelum hamil : 53 kg BB saat pengkajian : 59 kg
Head to toe :
1) Kepala : klien mengatakan rambutnya rontok.
2) Mata : normal, sklera putih, pupil isokor, konjungtivamerah muda
3) Wajah : tidak ada kloasma gravidarum, tidak pucat dantidak edema
4) Hidung : tidak ada polip, tidak ada perdarahan hidung.
5) Telinga : bersih dan tidak ada gangguan pendengaran
6) Mulut : bibik klien pecah-pecah, ada stomatitis di mulutklien
7) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid
8) Dada : S1 S2 tunggal, tidak ada suara nafas tambahan, bentuk dada simetris
9) Payudara : simetris, bersih, kolostrum belum keluar
10) Perut : perut membesar sesuai usia kandungan, terdapathiperpigmentasi linea nigra/linea
alba, striegravidarum, tidak ada benjolan, tidak adakontraksi, adanya pergerakan janin
sejak usia 5 bulan,

✓Leopold 1 : TFU : 19 cm (2 jari diatas pusat)


✓Leopold 2 : punggung janin sebelah kiri ibu, DJJ : 132x/mnt(11,12,10)
✓Leopold 3 : tidak terkaji

11) Ekstermitas : tidak ada edema, LILA : 27 cm (status gizi baik).Reflek patella


12) Genetalia : klien mengatakan mengalami keputihan, pengeluaran kental, warna putih

7. Pemeriksaan penunjang
:CD4 : 170 sel/ul
 pemeriksaan sifilis : negative
HbsAg : non reaktif 
Hb: 12,3 Anti HIV: REAKTIF
3.2 Analisa data

Data Etiologi Masalah


DS : Virus HIVmasuk
•Klien merasakan
khawatirdengan kehamilan
yang kedua.
•Klien mengatakan merasa Menyerang CD4 dan Sel
senangdengan kehamilan ini, Thelper
tetapi jugakhawatir dengan
dampak dari penyakitnya.
DO
•Klien terlihat gelisah saat Immunosupresi perubahan
ditanyatentang penyakitnya statusKesehatan
yangdideritanya

•Klien menghindari kontak


matasaat ditanya tentang
penyakitnya.
Ansietas
DS : Virus HIVmasuk
•klien merasakan gusi
bengkakdan sering sariawan

•klien mengatakan sering


mualmuntah. Menyerang CD4 dan Sel
DO : Thelper
•bibik klien pecah-pecah,
•ada stomatitis di mulut klien
•TD : 90/60 mmhg N:
88x/mntRR : 19x/mntS: 36,5
C Sytem imun ibuterganggu
•Current pregnancy : G2P1A0

•Usia kehamilan : 23-24


minggu
•Anti HIV: reaktif Resiko Infeksi
•HbsAg : non reaktif
•Spypilis : non reaktif
3.3 Diagnosa keperawatan
1.Ansietas berhubungan dengan krisis situasional d.d klien tampakgelisah dan merasa khawatir
dengan kondisi kondisi yang di hadapi.
2.Resiko infeksi dibuktikan dengan ketidak adekuatan pertahanan tubuhsekunder (penurunan
immuno supresi).

3.4 Intervensi Keperawatan

Tgl TGX Tujuan dan Kriterian hasil Intervensi


14- 1 Tingkat Ansietas (L.09093)Kriteria REDUKSI ANXIETAS(I.09314)Observasi:
7- Hasil:Setelah dilakukan a.Identifikasi saattingkat
19 Tindakankeperawatan di anxietas berubah (mis. Kondisi,waktu,
harapkan:- stressor)
b.Identifikasikemampuanmengambil
Tingkat Ansietas menurun keputusan
c.Monitor tanda anxietas(verbal dan
nonverbal)Terapeutik:
a.Ciptakansuasana terapeutikuntuk
menumbuhkankepercayaan
b.Temani pasien
untukmengurangikecemasan ,
jikamemungkinkan
c.Pahami situasi yangmembuat anxietas
d.Dengarkan dengan penuh perhatian
e.Gunakan pedekatanyang tenang
danmeyakinkan
f.Motivasimengidentifikasisituasi yang
memicukecemasan
g.Diskusikan perencanaan realististentang
peristiwa yangakan datangEdukasi
a.Informasikan secarafactual
mengenaidiagnosis, pengobatan,dan
prognosis
b.Anjurkan keluargauntuk tetap bersama
pasien, jika perlu
c.Anjurkanmengungkapkan perasaan dan
persepsi
d.Latih kegiatan pengalihan,
untukmengurangiketegangan
e.Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
  a.Kolaborasi pemberianobat anti anxietas,
jika perlu

14- 2 Tingkat infeksi menurun (l.14137) PENCEGAHANINFEKSI


7- (I.14539)Observasi
19 Kriteria hasil:Setelah dilakukan a.Identifikasi riwayatkesehatan dan
Tindakankeperawatan, di riwayatalergi
harapkan:-  b.Identifikasikontraindikasi pemberian
imunisasi
Tingkat inteksi menurun c.Identifikasi statusimunisasi
setiapkunjungan ke pelayanan kesehatan
Terapeutik
a.Berikan suntikan pada pada bayi
dibagian paha anterolateral
b.Dokumentasikaninformasi vaksinasi
c.Jadwalkan imunisasi pada interval
waktuyang tepatEdukasi
a.Jelaskan tujuan,manfaat, resiko
yangterjadi, jadwal danefek samping
b.Informasikanimunisasi yangdiwajibkan
pemerintah
c.Informasikanimunisasi yangmelindungi
terhadap penyakit namun saat ini tidak
diwajibkan pemerintah
d.Informasikan vaksinasiuntuk kejadian
khusus
e.Informasikan penundaan
pemberianimunisasi tidak berartimengulang
jadwalimunisasi Kembali
f.Informasikan penyedialayanan
pekanimunisasi nasionalyang
menyediakanvaksin gratis

3.5 Implementasi dan Evaluasi

Tg DxKeperawatan Implementasi Evaluasi


l
14- Anxietas(D.0080 Jam 10.00 S: Pasien
7- ) •Mengidentifikasisaat tingkatanxietas mengatakan
19 berubah(mis. Kondisi,waktu, stressor) anxietasmenurunO:
•Mengidentifikasikemampuanmengambilkeputus -Pasien sudah lebih
an tenang-Pasien
•Memonitor tandaanxietas (verbaldan non sudah tidak
verbal)Jam 10.30 gelisahA: Ansietas
•Menciptakansuasana berhubungandenga
terapeutikuntukmenumbuhkankepercayaan n krisis
•Menemani pasienuntuk mengurangikecemasan , situasionalteratasiP
jikamemungkinkan : Intervensi
•Memahami situasiyang membuatanxietas dihentikan
•Mendengarkandengan penuh perhatian
•Menggunakan pedekatan yangtenang
danmeyakinkan
•Memotivasimengidentifikasisituasi yangmemicu
kecemasan
•Mendiskusikan perencanaan realistis
tentang peristiwa yangakan datang

Jam 12.00
•Menginformasikansecara
factualmengenaidiagnosis, pengobatan,
dan prognosis
•Menganjurkankeluarga untuktetap
bersama pasien, jika perlu
•Menganjurkanmengungkapkan perasaan
dan persepsi
•Melatih kegiatan pengalihan,
untukmengurangiketegangan
•Melatih teknikrelaksasiJam 12.30
•Berkolaborasi pemberian obatanti anxietas

DAFTAR PUSTAKA
Dinkes Jawa Timur. (2020). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2019.
 DinasKesehatan Provinsi Jawa Tengah, 1– 123. www.dinkesjatengprov.go.id

Green, C. J., & Wilkinson, J. M. (2012).Rencana Asuhan Keperwatan: Maternal& Bayi BaruLahir.
 Jakarta: EGC.

KEMENKES RI. (2020). Infodatin HIV AIDS.Kesehatan, 1 – 


8.http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/InfodatinAIDS.pdf

Haryono R. (2019). Keperawatan Medikal Bedah 2.  Yogjakarta: Pustaka BaruPress.

Mitayani. (2011). Asuhan keperawatan maternitas. Jakarta: Salemba Medika.

Padila. (2014). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika.

Prawirohardjo, & Sarwono. (2009).  Ilmu Kebidanan.  Jakarta: PT. Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai