Nim : 162212021
2.1.2 Etiologi
Asal usul virus HIV belum diketahui secara pasti.Mula-muladinamakan Lymphadenopathy
Assoiated Virus (LAV).Virus ini terdiridari HIV-1 dan HIV-2. virus HIV-2 kurang virulen bila
dibandingkanvirus HIV-1 tetapi disebutkan 70% individu yang terinfeksi virus HIV-2akan
terinfeksi oleh virus HIV-1. HIV adalah retrovirus yang mampumengkode enzim khusus, reserve
trancriptase, yang memungkina DNAditranskripsi dari RNA, sehingga HIV dapat menggandakan
gen merekasendiri, sebagai DNA di dalam sel inang (hospes = host) seperti limfosithelper CD4.
DNA virus bergabung dengan gen limfosit dan hal iniadalah dasar dari infeksi kronis HIV.
Penggabungan gen virus HIV pada sel inang ini merupakan rintangan untuk
pengembangan antivirusterhadap HIV. Bervariasinya gen HIV dan kegagalan manusia untuk
mengeluarkan antibodi terhadap virus menyebabkan
sulitnya pengembangan vaksinasi yang efektif terhadap HIV (Murtiastutik,2008).
2.1.3 Patofisiologis
HIV merupakan etiologi dari infeksi HIV/AIDS. Penderita AIDSadalah individu yang
terinfeksi HIV dengan jumlah CD4 < 200µLmeskipun tanpa ada gejala yang terlihat atau tanpa
infeksi oportunistik.HIV ditularkan melalui kontak seksual, paparan darah yang terinfeksiatau
sekret dari kulit yang terluka, dan oleh ibu yang terinfeksi kepada janinnya atau melalui laktasi.
Molekul reseptor membran CD4 pada selsasaran akan diikat oleh HIV dalam tahap infeksi. HIV
terutama akanmenyerang limfosit CD4. Limfosit CD4 berikatan kuat dengan gp120HIV
sehingga gp41 dapat memerantarai fusi membrane virus kemembran sel. Dua ko-reseptor
permukaan sel, CCR5 dan CXCR4diperlukan, agar glikoprotein gp120 dan gp41 dapat berikatan
denganreseptor CD4. Koreseptor menyebabkan perubahan konformasisehingga gp41 dapat
masuk ke membran sel sasaran. Selain limfosit,monosit dan makrofag juga rentan terhadap
infeksi HIV. Monosit danmakrofag yang terinfeksi dapat berfungsi sebagai reservoir untuk
HIVtetapi tidak dihancurkan oleh virus. HIV bersifat politronik dan dapatmenginfeksi beragam
sel manusia, seperti sel Natural Killer (NK),limfosit B, sel endotel, sel epitel, sel langerhans, sel
dendritik, selmikroglia dan berbagai jaringan tubuh. Setelah virus berfusi denganlimfosit CD4,
maka berlangsung serangkaian proses komplekskemudian terbentuk partikel-partikel virus baru
dari yang terinfeksi.Limfosit CD4 yang terinfeksi mungkin tetap laten dalam
keadaan provirus atau mungkin mengalami siklus-siklus replikasi sehinggamenghasikan banyak
virus. Infeksi pada limfosit CD4 juga dapatmenimbulkan sitopatogenitas melalui beragam
mekanisme termasukapoptosis (kematian sel terprogram) anergi (pencegahan fusi sel
lebihlanjut), atau pembentukan sinsitium (fusi sel) ((Murtiastutik, 2008).
Stadium Gejala
Stadium 1 1.Asimtomatik
2.Tidak ada penurunan berat badan
3.Tidak ada gejala atau hanya limfadenopati generalisata
persisten
1.Faktor Ibu
a.Jumlah virus HIV dalam darah ibu (viral toad) : merupakanfaktor yang paling utama terjadinya
penularan HIV dari ibu keanak: semakin tinggi jumlahnya, semakin besar
kemungkinan penularannya, khususnya pada saat/menjelang persalinan danmasa menyusui bayi.
b.Hitung CD4 : ibu dengan hitung CD4 yang rendah, khususnya bila jumlah sel CD4 di bawah
350 /uL, menunjukkan daya tahantubuh yang rendah karena banyak sel limfosit yang
pecah/rusak.Hitung CD4 tidak selalu berbanding terbalik dengan viral load.Pada fase awal
keduanya bisa tinggi, sedangkan pada fase lanjutkeduanya bisa rendah kalau penderitanya
mendapat terapi anti-retrovirus (ARV).
c.Status gizi selama kehamilan : berat badan yang rendah sertakekurangan zat gizi terutama
protein, vitamin dan mineralselama kehamilan meningkatkan risiko ibu untuk
mengalami penyakit infeksi yang dapat meningkatkan kadar HIV dalamdarah ibu, sehingga
menambah risiko penularan ke bayi.
d.Penyakit infeksi selama kehamilan : IMS, misalnya Sifilis;infeksi organ reproduksi, malaria
dan tuberkulosis berisikomeningkatkan kadar HIV pada darah ibu, sehingga risiko penularan
HIV kepada bayi semakin besar.
e.Masalah pada payudara : misalnya puting lecet, mastitis danabses pada payudara akan
meningkatkan risiko penularan HIVmelalui pemberian ASI.
2.Faktor Bayi
a.Usia kehamilan dan berat badan bayi saat lahir : bayi prematuratau bayi dengan berat lahir
rendah lebih rentan tertular HIVkarena sistem organ dan kekebalan tubuh belum
berkembang baik.
b.Periode pemberian ASI : risiko penularan melalui pemberianASI bila tanpa pengobatan
berkisar antara 5-20%.
c.Adanya luka di mulut bayi : risiko penularan lebih besar ketika bayi diberi ASI.3.
Faktor Tindakan ObstetrikRisiko terbesar penularan HIV dari ibu ke anak terjadi padasaat
persalinan, karena tekanan pada plasenta meningkat sehingga bisa menyebabkan
terjadinya hubungan antara darah ibu dan
darah bayi. Selain itu, bayi terpapar darah dan lendir ibu di jalan lahir.Faktor-faktor yang dapat
meningkatkan risiko penularan HIV dariibu ke anak selama persalinan adalah sebagai berikut.
a.Jenis persalinan : risiko penularan pada persalinan per vaginamlebih besar daripada persalinan
seksio, karena bayi akanterkena darah dan cairan vagina ketika melewati jalan lahirsebagai cara
virus HIV dari ibu masuk ke dalam tubuhnya;namun seksio sesaria memberikan banyak risiko
lainnya untukibu.
b.Lama persalinan : semakin lama proses persalinan,
risiko penularan HIV dari ibu ke anak juga semakin tinggi, karenakontak antara bayi dengan
darah/lendir ibu semakin lama.
c.Ketuban pecah lebih dari empat jam sebelum persalinanmeningkatkan risiko penularan hingga
dua kali dibandingkan jika ketuban pecah kurang dari empat jam.
d.Tindakan episiotomi, ekstraksi vakum dan forsepmeningkatkan risiko penularan HIV
(Kemenkes RI, 2019)
2.1.7 Penatalaksanaan
Menurut Brunner dan Suddarth (2013) upaya penanganan medismeliputi beberapa cara
pendekatan yang mencakup penanganan infeksiyang berhubungan dengan HIV serta malignasi,
penghentian replikasivirus HIV lewat preparat antivirus, dan penguatan serta pemulihansistem
imun melaluui penggunaan preparat immunomodulator.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Keadaan umum ibu hamil dengan HIV/AIDS adalah lemah, pucat, BB menurun, anoreksia dan
demam (Padila, 2014).
b. TB dan BB
BB pada ibu hamil dengan HIV/AIDS cenderung mengalami penurunan (Padila, 2014).
c. Tanda-Tanda Vital
1) Tekanan DarahTekanan darah pada ibu hamil dengan HIV/AIDS adalahhipotensi (Padila,
2014).
2) Nadi Nadi pada ibu hamil dengan HIV/AIDS adalah takipnea(Padila, 2014).
3) PernapasanFrekuensi nafas pada ibu hamil dengan HIV/AIDS adalahtakipnea (Padila, 2014).
4) SuhuSuhu pada ibu hamil dengan HIV/AIDS adalah hipertermi(Padila, 2014).
d. Head To toe
1) Kepala dan Rambut Kepala simetris, tidak ada benjolan, rambut kusam dankering
2.2.2 Diagnosa
1. Ansietas b.d kurang terpapar informasi (D.0080)
2.Risiko infeksi b.d imunosupresi (D.0142)
3.Intoleransi aktivitas b.d kelemahan (D.0056)(Green & Wilkinson, 2012)
2.2.3 Intervensi
1.Diagnosa : Ansietas b.d kurang terpapar informasi (D.0080)Tujuan : Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan tingkat ansietas menurunKriteria hasil :
Verbalisasi kebingungan menurun, verbalisasikhawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun,
Perilaku gelisahmenurunIntervensi :
a) Monitor tanda-tanda ansietas
b) Informasikan terkait apa yang dicemaskan
c) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
d) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
e) Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
2.2.4 Evaluasi
Perawat menilai hasil yang diharapkan terhadap perubahan diri ibudan menilai sejauh mana
masalah ibu dapat diatasi. Disamping
itu, perawat juga memberikan umpan balik atau pengkajian ulangseandainya tujuan yang
ditetapkan belum tercapai (Mitayani, 2011).
BAB 3
3.1. Pengkajian
1.Prenatal History
Tanggal pengkajian : 16 Okotober 2021
Tempat pengkajian : Poli Kandungan RSUD Dr. R Koesma Tuban
Nama :Ny.ETanggal lahir : 11/10/1991
Umur : 29 thn
Alamat : Singgahan
Pekerjaan : Tidak bekerja
Perkawinan : Kawin
Berapa kali : 2 kali
Lama kawin : pertama : 7 th
Kedua : 1 th
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Ras/suku : Jawa
Nama suami : Tn.A
Umur : 25 th
Pekerjaan : pemborong
Alamat : Lamongan
Ras/suku : Jawa
Diagnosa medis: B20
Keluhan utama : klien merasakan khawatir dengan kehamilan yang kedua ini karena penyakit
yang diderita saat ini, klienmerasakan gusi bengkak dan sering sariawan, klienmengatakan sering
mual muntah
Dukungan keluarga
keluarga sangat mendukung kehamilan klien dengan menemaniklien saat control rutin.
3.Riwayat Menstruasi
Umur Menarche : 15 thSiklus menstruasi : 28 hari
4.Riwayat konstrasepsi :
klien mengatakan menggunakan KB implantselama 3 tahun
5. Riwayat kehamilan
Hamil Umur Masala Tempat Penolong Jenis Lama Komplik Usiaan
hamil h persalina persalin persalina persalina asi aksekar
Waktu Selama n an n n yangtimb ang
melahirk hamil ul
an
37- Mual,m puskesm Bidan spontan 9 jam - 7 th
38mingg untahda as
u n pusin
g
23- Mualda - - - - - -
24mingg n pusin
u g
Saat ini
Tanggal periksa : 23 maret 2020
Keluhan : mual dan pusing
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Berat badan : 59 kg
Usia kehamilan : 23-24 minggu
Fundus uteri : 19 cmTerapi : zidovudine 2x300 mg
Lamivudin 2x 150 mgPromavit 1x sehariFe 1x60 mg
Current pregnancy : G2P1A0
Last menstruasi period: 29 September 2019
(LMP=HPHT)HTP : 05 JULI 2020
Keluhan : klien mengatakan tidak mengalami sesak nafas,kadang-kadang mengalami nyeri
pungung, seringkencing -+ 7 kali sehari. Tidak ada konstipasi dantidak mengalami kontraksi.
6.Pemeriksaan fisik
Kesadaran umum : baik
Postur tubuh : lordosis
Kesadaran : compos mentis
TTV : TD : 90/60 mmhg N: 88x/mnt RR : 19x/mntS: 36,5
CTinggi badan : 151 cmBB sebelum hamil : 53 kg BB saat pengkajian : 59 kg
Head to toe :
1) Kepala : klien mengatakan rambutnya rontok.
2) Mata : normal, sklera putih, pupil isokor, konjungtivamerah muda
3) Wajah : tidak ada kloasma gravidarum, tidak pucat dantidak edema
4) Hidung : tidak ada polip, tidak ada perdarahan hidung.
5) Telinga : bersih dan tidak ada gangguan pendengaran
6) Mulut : bibik klien pecah-pecah, ada stomatitis di mulutklien
7) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid
8) Dada : S1 S2 tunggal, tidak ada suara nafas tambahan, bentuk dada simetris
9) Payudara : simetris, bersih, kolostrum belum keluar
10) Perut : perut membesar sesuai usia kandungan, terdapathiperpigmentasi linea nigra/linea
alba, striegravidarum, tidak ada benjolan, tidak adakontraksi, adanya pergerakan janin
sejak usia 5 bulan,
7. Pemeriksaan penunjang
:CD4 : 170 sel/ul
pemeriksaan sifilis : negative
HbsAg : non reaktif
Hb: 12,3 Anti HIV: REAKTIF
3.2 Analisa data
Jam 12.00
•Menginformasikansecara
factualmengenaidiagnosis, pengobatan,
dan prognosis
•Menganjurkankeluarga untuktetap
bersama pasien, jika perlu
•Menganjurkanmengungkapkan perasaan
dan persepsi
•Melatih kegiatan pengalihan,
untukmengurangiketegangan
•Melatih teknikrelaksasiJam 12.30
•Berkolaborasi pemberian obatanti anxietas
DAFTAR PUSTAKA
Dinkes Jawa Timur. (2020). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2019.
DinasKesehatan Provinsi Jawa Tengah, 1– 123. www.dinkesjatengprov.go.id
Green, C. J., & Wilkinson, J. M. (2012).Rencana Asuhan Keperwatan: Maternal& Bayi BaruLahir.
Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, & Sarwono. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka.