Nim : 162212021
2.1 Pengertian
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejaladan infeksi atau
sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalantubuh manusia akibat infeksi
virus HIV. Pengertian AIDS menurut beberapaahli antara lain
a.AIDS adalah infeksi oportunistik yang menyerang
s e s e o r a n g d i m a n a mengalami penurunan sistem imun yang mendasar(sel T berjumlah
200a t a u k u r a n g ) d a n m e m i l i k i a n t i b o d i p o s i t i f t e r h a d a p H I V .
b . A I D S a d a l a h s u a t u k u m p u l a n k o n d i s i k l i n i s t e r t e n t u y a n g m e r u p a k a n hasil
akhir dari infeksi oleh HIV. (Anwar Hafis,2014)
2.2 Etiologi
Sindrom immunodefisiensi didapat pediatrik (AIDS) disebabkan oleh
virusimmunodefisiensi manusia / Human Immunodeficiency virus (HIV)
tipe 1( H I V 1 ) y a n g m e l e k a t d a n m e m a s u k i l i m f o s i t T h e l p e r C D 4 + , y a n g j u
g a ditemukan dalam jumlah yang lebih rendah pada monosit dan makrofag.Resiko HIV utama pada anak-
anak yaitu:
a.Air susu ibu yang merupakan sarana transmisi
b.Pemakaian obat oleh ibunya
c.Pasangan sexual dari ibunya yang memakai obat intravena
d.Daerah asal ibunya yang tingkat infeksi HIV nya tinggi
2.3 Patofisiologi
HIV secara khusus menginfeksi limfosit dengan antigen permukaan
CD4,y a n g b e k e r j a s e b a g a i r e s e p t o r v i r a l . S u b s e t l i m f o s i t i n i , y a n g m e n c a k u
p limfosit penolong dengan peran kritis dalam mempertahankan
responsivitasi m u n , j u g a m e p e r l i h a t k a n p e n g u r a n g a n b e r t a h a p b e r s a m a a n d e n g
anp e r k e m b a n g a n p e n y a k i t . M e k a n i s m e i n f e k s i H I V y a n g m e n y e b a b k
a n penurunan sel
CD4.HIV secara istimewa menginfeksi limfosit dengan antigen permukaanCD4, yang
bekerja sebagai reseptor viral.Subset limfosit ini, yang mencakuplinfosit penolong dengan peran
kritis dalam mempertahankan
responsivitasi m u n , j u g a m e m p e r l i h a t k a n p e n g u r a n g a n b e r t a h a p b e r s a m a a n d e n
ganp e r k e m b a n g a n p e n y a k i t . M e k a n i s m e i n f e k s i H I V y a n g m e n y e b a b
k a n penurunan sel CD4 ini tidak pasti, meskipun kemungkinan mencakup infeksilitik sel CD4
itu sendiri; induksi apoptosis melalui antigen viral, yang
dapatbekerja sebagai superantigen; penghancuran sel yang terinfeksi melalui
mekanisme imun antiviral penjamu dan kematian atau disfungsi precursor limfosit
atau sel asesorius pada timus dan kelenjar getah bening. HIV dapatmenginfeksi jenis sel selain
limfosit. Infeksi HIV pada monosit, tidak sepertiinfeksi pada limfosit CD4, tidak
menyebabkan kematian sel. Monosit yangterinfeksi
dapat berperang sebagai reservoir virus laten tetapi tidak dapatdiinduksi, dan dapat
membawa virus ke organ, terutama otak, dan menetapdi otak. Percobaan hibridisasi
memperlihatkan asam nukleat viral pada sel-sel kromafin mukosa usus, epitel glomerular dan
tubular dan astroglia.Pada jaringan janin, pemulihan
virus yang paling konsisten adalah dari otak, hati,dan paru. Patologi terkait HIV melibatkan
banyak organ, meskipun sering sulituntuk mengetahui apakah kerusakan terutama disebabkan
oleh infeksi viruslocal atau komplikasi infeksi lain atau autoimun.Stadium tanda infeksi HIV pada orang
dewasa adalah fase infeksi akut,sering simtomatik, disertai viremia derajat tinggi, diikuti periode
penahananimun pada replikasi viral, selama individu biasanya bebas gejala, dan priodeakhir
gangguan imun sitomatik progresif, dengan peningkatan replikasi viral.Selama fase
asitomatik kedua-bertahap dan dan progresif, kelainan fungsiimun tampak pada saat
tes, dan beban viral lambat dan biasanya stabil. Faseakhir, dengan gangguan imun simtomatik,
gangguan fungsi dan organ, dankeganasan terkait HIV, dihubungkan dengan peningkatan
replikasi viral dansering dengan perubahan pada jenis vital, pengurangan limfosit CD4
yangberlebihan dan infeksi aportunistik.Infeksi HIV biasanya secara klinis tidak bergejala saat
terakhir, meskipun“ priode inkubasi “ atau interval sebelum muncul gejala infeksi HIV,
secaraumum
lebih singkat pada infeksi perinatal dibandingkan pada infeksi HIVdewasa. Selama
fase ini, gangguan regulasi imun sering tampak pada saattes, terutama berkenaan dengan
fungsi sel B; hipergameglobulinemia
denganproduksi antibody nonfungsional lebih universal diantara anak-anak
yangterinfeksi HIV dari pada dewasa, sering meningkat pada usia 3 sampai 6bulan.
Ketidak mampuan untuk berespon terhadap antigen baru ini
denganproduksi imunoglobulin secara klinis mempengaruhi bayi tanpa pajananantigen
sebelumnya, berperang pada infeksi dan keparahan infeksi
bakteriy a n g l e b i h b e r a t p a d a i n f e k s i H I V p e d i a t r i k . D e p l e s i l i m f o s i t C D 4 s e r
i n g merupakan temuan lanjutan, dan mungkin tidak berkorelasi dengan
statussimtomatik. Bayi dan anak-anak dengan infeksi HIV sering memiliki
jumlahl i m f o s i t y a n g n o r m a l , d a n 1 5 % p a s i e n d e n g a n A I D S p e r i a t r i k m u n g k i
nmemiliki resiko limfosit CD4 terhadap CD8 yang normal. Panjamu yangb
erkembang untuk beberapa alasan menderita imunopatologi yang
berbedad e n g a n d e w a s a , d a n k e r e n t a n a n p e r k e m b a n g a n s y s t e m s a r a f p
u s a t menerangkan frekuensi relatif ensefalopati yang terjadi pada infeksi HIVanak
2.4Tanda dan Gejala
Gejala penyakit AIDS sangat bervariasi. Berikut ini gejala yang ditemui padapenderitaan
AIDSa . P a n a s l e b i h d a r i 1 b u l a n , b . B a t u k - b a t u k c . S a r i a w a n
dan nyeri menelan,d.Badan menjadi
kurus sekali,e . D i a r e , f . S e s a k n a p a s , g.Pembesaran kelenjar
getah bening,h . K e s a d a r a n m e n u r u n , i . P e n u r u n a n k e t a j a m a n
p e n g l i h a t a n , j.Bercak ungu kehitaman di kulit. (Anwar Hafis,2014)
Gejala penyakit AIDS tersebut harus ditafsirkan dengan hati-hati, karenadapat merupakan
gejala penyakit lain yang banyak terdapat di Indonesia,misalnya gejala panas dapat
disebabkan penyakit tifoid atau tuberkulosisparu. Bila terdapat beberapa gejala bersama-
sama pada seseorang dan ia mempunyai perilaku atau riwayat perilaku yang mudah tertular
AIDS, makaorang tersebut dianjurkan untuk tes darah HIV. (Anwar Hafis,2014)
2.5Manifestasi Klinis
Gambaran klinis infeksi HIV dapat disebabkan HIV-nya sendiri (sindromretroviral akut,
demensia HIV), infeksi opurtunistik, atau kanker yang
terkait AIDS.Perjalanan penyakit HIV dibagi dalam tahap-tahap berdasarkankeadaan klinis dan
jumlah CD4. (Anwar Hafis,2014)
2.7 Pemeriksaan Penunjang
a.Elisa : Enzymelinked imunosorbent assay (uji awal yang umum)
– mendeteksi antibodi terhadap antigen HIV (umumnya dipakai untukskrining HIV pada
individu yang berusia lebih dari 2 tahun).
d.Reaksi rantai polimerase (polymerase chain reaction
[ P C R ] ) mendeteksi asam deoksiribonukleat (DNA) HIV (uji langs
u n g i n i bermanfaat untuk mendiagnosis HIV pada bayi dan anak.
ASUHANKEPERAWATANTEORI
3.1 Pengkajian
Pada pengkajian anak HIV positif atau AIDS pada anak rata-rata dimasa
perinatal sekitar 9-17 tahun.
Berat badan dan tinggi badan yang tidak naik, Diare lebih dan satu bulan,Demam lebih dan
satu bulan, Mulut danfaringdijumpai bercak putih,L i m f a d e n o p a t i y a n g m e n y e l u r
u h , I n f e k s i y a n g b e r u l a n g ( o t i t i s m e d i a , faringitis ), Batuk yang menetap ( > 1 bulan )
& Dermatitis yang mnyeluruh.
2) Pada riwayat penyakit dahulu adanya riwayat transfusi darah ( dari orangyang
terinfeksi HIV / AIDS ). Pada ibu atau hubungan seksual. Kemudianpada riwayat penyakit
keluarga dapat dimungkinkan :
Adanya orang tua yang terinfeksi HIV / AIDS atau penyalahgunaanobat
Adanya riwayat ibu selama hamil terinfeksi HIV ( 50 % TERTULAR )
Adanya penularan terjadi pada minggu ke 9 hingga minggu ke 20 darikehamilan
Adanya penularan pada proses melahirkan
Terjadinya kontak darah dan bayi.
Adanya penularan setelah lahir dapat terjadi melalui ASI
Adanya kejanggalan pertumbuhan (failure to thrife )
3)Pemeriksaan Fisika .
a.Pemeriksaan Mata
Adanya cotton wool spot ( bercak katun wol ) pada retina
Retinitis sitomegalovirus
Khoroiditis toksoplasma
Perivaskulitis pada retina
Infeksi pada tepi kelopak mata.
Mata merah, perih, gatal, berair, banyak sekret, serta berkerak
Lesi pada retina dengan gambaran bercak / eksudat kekuningan,tunggal / multipleb .
b. P e m e r i k s a a n M u l u t
Adanya stomatitis gangrenosa
Peridontitis
Sarkoma kaposi pada mulut dimulai sebagai bercak merah datar kemudian menjadi
biru dan sering pada platum (Bates Barbara1998 )
c.Pemeriksaan Telinga
Adanya otitis media
Adanya nyeri
Kehilangan pendengarand .
d.Sistem pernafasan
Adanya batuk yang lama dengan atau tanpa sputum
Sesak nafas
Tachipnea
Hipoksia
Nyeri dada
Nafas pendek waktu istirahat
Gagal nafase .
f.Pemeriksaan Sistem Kardiovaskular
Suhu tubuh meningkat
Nadi cepat, tekanan darah meningkat
Gejala gagal jantung kongestiv sekunder akibat kardiomiopati karena HIV
h. P e m e r i k s a a n s i s t e m p e r k e m i h a n
Didapatkan air seni yang berkurang
Annuria
Proteinuria
Adanya pembesaran kelenjar parotis
Limfadenopatii .
i. P e m e r i k s a a n S i s t e m N e u r o l o g i
Adanya sakit kepala
Somnolen
Sukar berkonsentrasi
Perubahan perilaku
Nyeri otot
Kejang-kejang
Encelopati
Gangguan psikomotor
Penururnan kesadaran
Delirium
Meningitis
Keterlambatan perkembangan
3.2Diagnosa Keperawatan
Diagnosis atau masalah keperawatan yang terjadi pada anak dengan HIV / AIDS antara lain :
1. Resiko infeksi
2. Kurang nutrisi
3. Kurangnya volume cairan
4. Gangguan intregitas kulit
5. Perubahan atau gangguan membran mukosa
6. Ketidakefektifan koping keluarga
7. Kurangnya pengetahuan keluarga
3.3Rencana Tindakan Keperawatan
1. Resiko infeksi
Resiko terjadinya infeksi pada anak dengan HIV /AIDS berhubungan denganadanya penurunan
daya tahan tubuh sekunder AIDS.
Tujuan :Meminimalkan resiko terhadap infeksi pada anak
Rencana tindakan keperawatan
1. Kajian perubahan tanda – tanda infeksi (demam,peningkatan nadi, peningkatan kecepatan
nafas, kelemahan tubuh atau latergi)
2. Kaji faktor yang memperburuk terjadinya infeksi seperti usia, status
nutrisi,penyakit kronis lain
3. Monitoring tanda-tanda vital setiap 4 jam sekalai, tanda vital merupakan indicator terjadinya
infeksi.
4. Monitor sel darah putih dan hitung jenis setiap hari untuk monitor
terjadinyaneutropenia
5. Ajarkan dan jelaskan pada keluarga dan pengunjung tentang
pencegahansecara umum ( universal ), untuk menyiapkan keluarga
dan pengunjungmemutus rantai penularan
6. Instruksikan ke semua pengunjung dan keluarga untuk cuci tangan
setiapsebelum dan sesudah memasuki ruangan pasien
7. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian antibiotic, anyiviral, anti jamur
8. Lindungi individu dan resiko infeksi dengan universal precaution
2. Kurang Nutrisi ( kurang dari kebutuhan )Nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia, diare,nyerio Tujuan :Kebutuhan nutrisi dan pasien terpenuhio
Rencana tindakan keperawatan :
1. Kaji status perubahan nutrisi dengan menimbang berat badan setiap hari
2. Monitor asupan dan keluaran setiap 8 jam sekali dan turgor kulit3. Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein4. Rencanakan makanan enternal dan parenteral.
Kurangnya volume cairan tubuh pada anak berhubungan dengan adanyainfeksi
oportunitis saluran pencernaan ( diare ).
Tujuan :
Kriteria hasil :
Gangguan intregitas kulit berhubungan dengan diare yang berkelanjutan(kontak
yang berulang dengan feces yang bersifat asam )
Tujuan :
Kriteria hasil :
Tidak ada tanda – tanda kulit terganggu serta kulit utuh, bersih
Gangguan mukosa membrane mulut berhubungan dengan lesimukosa membrane dampak dari jamur
dan infeksi herpes
Tujuan :
Kriteria hasil
d anak dan orang tua mampu mendemonstrasikan tekhnik kebersihan muluto Rencana Tindakan
Keperawatan
Ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan penyakit menahundan
progresif
Tujuan :
Kriteria hasil :
c Orang tua tau cara memecahkan masalah serta menganalisis kekuatan diridan dukungan
social
1. Konseling keluarga
3. Diskusikan dengan orang tua tentang kekuatan diri dan mekanisme kopingdengan
mengidentifikasi dukungan social
7.Kurang pengetahuan
Kurangnya pengetahuan pada keluarga berhubungan dengan perawatananak
yang kompleks dirumah
Tujuan:
Keluarga dapat mengungkapkan atau menjelaskan proses penyakit, penularan pencegahan dan
perawatan
Kriteria hasil :
a Orang tua mampu menjelaskan secara global tentang diagnosism, prosespenyakit dan
kebutuhan home care.
c Orang tua memahami tentang kebutuhan perawatan yang khusus bagianak dan
mengetahui bagaimana HIV menular
3.4 Implementasi
Implementasi keperawatan dilakukan berdasarkan rencana tindakan yangdibuat
DAFTARPUSTAKA
Aziz Alimul Hidayat. (2006). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta:
Salemba Medika.
Behrman, dkk (1999) Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Edisi 15. Jakatra : EGC
Betz, Cecily L (2002) Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC Blog R
i y a w a n | Kumpulan Artikel Farmasi & Keperawatan
Doenges,Judith M. Wilkinson. (2012). Buku Saku
Diagnosis Keperawatan (Rivisi ed.).Jakarta: EGC.
Marilyn E. Doenges. (2000). Rencana Asuhan Keperawtan (3 ed.). Jakarta:
EGC.
Marilynn E (2001) Rencana Keperawatan Maternal / Bayi. Edisi 2. Jakarta :
EGC
Rampengan & Laurentz (1999) Ilmu Penyakit Tropik pada Anak. Jakarta :EGC
Sujono Riyadi. (2010). Asuhan Keperawatan Pada
Anak Sakit. Yogyakarta:Gosyen Publishing
.
Wartono, JH (1999) AIDS Dikenal Untuk Dihindari. Jakarta : L
e m b a g a Pengembangan Informasi Indonesia