Disusun oleh :
Farida Situngkir 30190122005
Santi Fitri Yani L T 30190122007
Wanti Winda Agustina 30190122024
Titus Tuka Hapo 30190122037
Rachel Cristina S 30190122039
Fransisca Sitarina P 30190122046
Fransiska Mastika 30190122073
Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Evidenced-Based Nursing Practice Stase Keperawatan Medikal Bedah
yang berjudul “Pengaruh Buteyko Breathing Technique Pada Pasien Asma
Bronkial”.
Laporan kasus ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas stase Profesi
yaitu Keperawatan Medikal Bedah. Dalam penulisan laporan ini penulis juga tidak
lupa mengucapkan terima kasih kepada koordinator stase Keperawatan Medikal
Bedah Ibu Maria Yunita Indriarini., M. Kep. Ns., Sp. Kep. MB atas bantuan dan
informasi nya sehingga selesainya Laporan Evidenced-Based Nursing Practice
ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Simpulan .......................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh buteyko breathing technique pada pasien
asma bronkial
2. Tujuan Khusus
a) Untuk menganalisa perbedaan setiap artikel tentang buteyko breathing
technique pada pasien asma bronkial
b) Untuk menganalisa persamaan setiap artikel tentang buteyko
breathing technique pada pasien asma bronkial
C. Metode Penulisan
Evidenced Based Nursing Practice ini menggunakan analisis dengan
beberapa artikel yang telah ditemukan dan diperoleh dari berbagai sumber
yaitu dari Scient Direct, Pubmed, Research Gate dan Google Scholar yang
dibatasi terbitan tahun 2012-2022 dan artikel tersebut diakses dalam format
pdf. Kata kunci artikel tersebut yaitu Adult, Buteyko Breathing Technique
dan Asthma Broncial.
Artikel – artikel yang telah didapat tersebut dianalisis berdasarkan
kriteria inklusi dan eksklusi. Jenis data yang diperoleh variatif, berupa
kualitatif maupun kuantitatif. Data yang terkumpul diseleksi dan diurutkan
sesuai dengan topik kajian. Kemudian dilakukan penyusunan laporan
berdasarkan data yang telah dipersiapkan secara logis dan sistematis.
Simpulan didapatkan setelah membaca ulang kembali pada tujuan
penulisan dan pembahasan. Simpulan yang ditarik membahas pokok
bahasan makalah, serta didukung dengan saran praktis sebagai rekomendasi
selanjutnya.
D. Sistematika Penulisan
BAB I berisi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB II berisi rancangan Evidence-Based Nursing Practice, Strategi
Pencarian (PICO), Kriteria Inklusi Dan Eksklusi, Flow Diagram PRISMA,
Table Ekstraksi Data Dan Pembahasan
BAB III berisi simpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Artikel didapat dengan menggunakan PubMed, Google Scholar dan Research Gate dengan pencarian ((adult) AND (buteyko
breathing) AND (asthma bronchial))
P : Pasien dengan Asma Bronkial
I : Buteyko Breathing Technique
C : tidak ada pembanding
O : Dyspnea berkurang
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa efektivitas
latihan pernapasan
Buteyko
dibandingkan
pengobatan
standar pada
pasien asma yang
baru didiagnosis.
Ada peningkatan
yang signifikan
secara statistik
dari Kontrol Asma
dan PEFR harian
pada kelompok
yang melakukan
latihan pernapasan
Buteyko selama 2
bulan
dibandingkan
kelompok kontrol
The Effect of
2. Buteyko Populasi penelitian penelitian True Experimental Tidak ada intervensi pemanding Hasil penelitian
Complementer ini adalah seluruh kuantitatif dengan rancangan dalam artikel menunjukkan bahwa ada
Technique on pasien asma yang Randomized Controlled Trial pengaruh yang signifikan
Recurrence bekerja di wilayah (RCT). Metodologi teknik komplementer
Frequency in kerja Puskesmas pengambilan sampel Buteyko terhadap
Patients Asthma Sokaraja. Jumlah menggunakan metode frekuensi kekambuhan
Bronchiale sampel 74 dan secara pengacakan dua blok, di mana asma pada penderita
Tahun : 2022 acak dibagi menjadi kelompok perlakuan diberi Asma Bronkiale dengan
37 kelompok kode A dan kelompok kontrol (p value = 0,000 < α =
perlakuan dan 37 diberi kode B berdasarkan 0,05). Teknik
kelompok kontrol. kriteria inklusi 74 responden. komplementer Buteyko
Selain itu, frekuensi dapat menurunkan
kekambuhan asma dinilai pada frekuensi kekambuhan
kedua kelompok. Perlakuan asma pada penderita
yang diberikan pada kelompok Asma Bronkial.
perlakuan adalah teknik
komplementer Buteyko secara
bertahap seminggu sekali dan
dievaluasi 3 kali frekuensi
kekambuhan asma dalam 12
minggu menggunakan
instrumen Asthma Control
Test (ACT). Instrumen ACT
terdiri dari 5 aspek yang
digunakan untuk menilai
gejala asma (pagi, siang dan
sore), kegunaan obat
penyelamat dan dampak asma
pada kehidupan sehari-hari
dengan penilaian: asma
terkontrol penuh (25), asma
terkontrol sebagian (20 -24)
dan Asma tidak terkontrol
(<19). Uji analisis data
menggunakan Repeated
Measures Anova Test.
3 Effect Of Buteyko Masalah dalam Penelitian quasi eksperimental Tidak ada intervensi pemanding Hasil penelitian
Breathing penelitian ini, ialah ini menggunakan pendekatan dalam artikel berdasarkan perhitungan
Technique On Lung 14 pasien asma yang pretest and post test one group hasil uji paired t test
Function In dipilih dari poli paru design. Penelitian ini hanya diatas tampak nilai
Bronchial Asthma RSUP Dr. Hasan menggunakan 1 kelompok, pretest FEV1-Post tes
Patients Sadikin Bandung. yaitu kelompok intervensi. FEV1 memiliki nilai
Latihan teknik pernapasan p<0,05, artinya terjadi
buteyko dilakukan 15-60 apa peningkatan fungsi paru
satuannya dalam satu hari, secara signifikan antara
dengan frekuensi latihan nilai FEV1 sebelum dan
minimal dua kali dalam satu sesudah diberikan teknik
minggu selama 4 minggu. pernapasan buteyko. Hal
Kemudian dilakukan ini memberikan makna
pemeriksaan fungsi paru ada pengaruh latihan
dengan menggunakan teknik pernapasan
spirometri. Fungsi paru yang buteyko terhadap fungsi
diukur dengan nilai FEV1. paru yang di ukur dengan
Nama alat yang digunakan menggunakan spirometri.
adalah peak flow meter.
Pengukuran pre test dimulai
dari screening awal pasien
asma pada minggu pertama
bertemu dengan pasien.
Kemudian latihan teknik
pernapasan buteyko dilakukan
dirumah, minimal 2 kali dalam
seminggu. Klien diberikan
buku catatan harian melkukan
teknik pernapasan buteyko.
Selanjutnya pada minggu ke
IV, pasien dilakukan
pemeriksaan spirometri (post
test) untuk mengetahui nilai
FEV1.
4. The effect of Masalah dalam Desain dalam penelitian ini Tidak ada intervensi pembanding Berkaitan dengan
Buteyko breathing penelitian ini ialah kuasi-eksperimental dimana dalam jurnal ini karena tujuan dalam keparahan gejala asma
technique among 100 pasien yang jumlah sampel 100 pasien penelitian ini menilai pengaruh bronkial, dalam
patients with mengidap asma pengidap asma bronkial yang praktik BBT terhadap gejala asma penelitian ini ditemukan
bronchial asthma: bronkial dengan usia dibagi menjadi dua kelompok, pada pasien asma bronkial bahwa ada perbedaan
Comparative study 20-60 tahun dengan yaitu kelompok control dan yang signifikan antara
tujuan untuk melihat kelompok intervensi. Sesi kelompok kontrol dan
keefektifan pertemuan dilakukan secara kelompok intervensi
pemberian terapi individu atau kelompok pasca penerapan BBT.
buteyko (maksimal 2-6 pasien) sesuai Hasil penelitian
dengan keadaan dan menunjukkan
ketersediaan pasien. BBT peningkatan yang
dilaksanakan dalam 10 sesi; 4 signifikan secara statistik
sesi untuk sesi teori dan 6 sesi pada kelompok intervensi
untuk praktik bagian. Setiap dibanding kelompok
sesi teori sekitar 30 menit, dan control pada pasien asma
setiap sesi praktik sekitar 50 bronkial pasca penerapan
menit. Fase ini adalah BBT, karena kelompok
dilaksanakan pada kelompok intervensi lebih dapat
belajar saja. Intervensi mengontrol gejala asma
meliputi diskusi kelompok bronkial dan mengurangi
peserta, yang bertemu dengan keparahan dari gejala
peneliti untuk aplikasi BBT yang timbul.
dan satu sesi tindak lanjut
setiap minggu untuk menilai
asma mereka gejala dan
memastikan kesinambungan
aplikasi BBT
5. Effect of Buteyko Empat puluh pasien Setiap pasien dilatih dengan Penelitian ini membandingkan Hasil penelitian ini
breathing technique dari kedua jenis teknik pernapasan Buteyko pengaruh teknik nafas buteyko pada mendukung efek yang
on patients kelamin, menderita dua kali per minggu, dan dua grup yaitu grup intervensi dan baik dari BBT pada
with bronchial asma bronkial selama sesinya sekitar (20 menit). grup control. pasien asma bronkial. Ini
asthma 3 tahun atau lebih Minggu pertama setiap pasien secara signifikan
dimasukkan dalam kelompok ini dilatih teknik mengurangi kekambuhan
penelitian ini. pernapasan Buteyko secara dan tingkat keparahan
Mereka dipilih intensif selama 4 hari asma bronkial utama
dari 23 Juli Rumah kemudian 5 minggu berikutnya gejala (bangun malam
Sakit Dada dan sebanyak 2 sesi per minggu. hari, gejala pagi hari
diberikan persetujuan Waktu sesi adalah di pagi hari keterbatasan aktivitas,
komite etik. Semua setidaknya dua jam setelah sesak napas, mengi,
pasien diperiksa dan makan. Setiap pasien prediksi PEFR%, dan
didiagnosis dengan melakukan teknik ini sendiri di Kortikosteroid Inhalasi).
para dokter rumah rumah dua kali sehari (di pagi Dan secara signifikan
sakit dan sore hari, setidaknya meningkatkan PEFR.
2 jam setelah makan) selama BBT akan meningkatkan
waktu penelitian. tingkat fungsi dan
kapasitas pasien untuk
hidup mandiri dengan
mengurangi keparahan
asma gejala dan
kambuhnya serangan
asma
6. The Effectiveness Populasi dalam Intervensi yang diberikan Tidak ada intervensi pembanding Hasil analisis
of Giving Buteyko penelitian ini adalah adalah teknik pernapasan karena tujuan penelitian ini adalah menunjukkan bahwa tiga
Breathing pasien asma yang buteyko pada kelompok untuk mengetahui efektifitasnya bulan setelah mengikuti
Technique to dirawat jalan di intervensi dan kelompok teknik pernapasan buteyko pada program Buteyko,
Recurrence in Puskesmas Mayong control selama 3 bulan. pasien asma brokial. responden asma
Asthma Patients 1 Kabupaten. Jepara. mengalami 81% makin
Sampel yang berkurang gejala asma.
digunakan dalam Sebagaimana hasil
penelitian ini tersebut, mereka
sebanyak 34 orang mengalami penurunan
teriri dari 17 orang pengobatan pereda
kelompok intervensi antiinflamasi rata-rata
dan 17 orang sebesar 96% dan
kelompok kontrol. pencegah steroid rata-rata
sebesar 49%. Sesudah
diberikan tindakan
pernapasan buteyko di
Puskesmas Mayong 1
Kecamatan Mayong
Kabupaten Jepara
kekambuhan asma pada
responden yang di
intervensi teknik
pernapasan Buteyko
mengalami penurunan
sedangkan pada
responden ontrol tidak
mengalami penurunan.
7 Pengaruh Teknik Populasi Rancangan penelitian yang Tidak ada intervensi pemanding Hasil penelitian ini
Pernapasan dalam artikel
pada penelitian ini digunakan adalah Desain adalah bahwa
Buteyko Terhadap
Kekambuhan Asma adalah seluruh Quasy Experimental Pre and adanya penurunan gejala
Bronkial
pasien asma rawat Post Test without asma setelah
jalan Puskemas Control Group diberikan perlakuan
Lempake Samarinda (Kelana, 2015). Populasi teknik pernapasan
yaitu sekitar 349 pada penelitian ini adalah Buteyko. Hal ini
orang, sampel seluruh dipengaruhi oleh
penelitian ini adalah pasien asma rawat jalan kondisi responden yang
11 Puskemas tidak dalam
orang dan drop out Lempake Samarinda yaitu serangan asma saat
3 orang sehingga sekitar 349 penelitian, dan
berjumlah 8 orang, orang, sampel penelitian ini respoden menghindari
memiliki kriteria adalah 11 faktor pemicu
inklusi pasien asma orang dan drop out 3 orang kekambuhan asma seperti
yang tidak dalam sehingga stres, aktifitas
kondisi serangan, berjumlah 8 orang, memiliki yang berlebihan, bulu
usia dewasa 20-65 kriteria kucing, kutu
tahun (Feldman, inklusi pasien asma yang debu, polusi udara,
2012) pasien tidak dalam udara dingin serta
dengan kondisi serangan, usia dukungan keluarga
derajat kekambuhan dewasa 20-65 dalam menjalankan
perisisten ringan tahun (Feldman, 2012) teknik pernapasan
dan sedang, dan pasien dengan Buteyko.
tidak dalam derajat kekambuhan
mengonsumsi obat- perisisten ringan
obatan. dan sedang, dan tidak
dalam
mengonsumsi obat-obatan.
Sedangkan
untuk kriteria eksklusinya
yakni pasien
asma yang memilki
penyakit
komplikasi.
C. Kriteria Inklusi Dan Eksklusi
1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi yang digunakan adalah
a. Artikel yang memenuhi kriteria PICO yang digunakan
b. Artikel yang memiliki responden dengan asma
c. Artikel yang memiliki tipe intervensi teknik nafas buteyko
d. Artikel yang memiliki perbandingan pernafasan klien sebelum dan
sesudah intervensi teknik nafas buteyko
2. Kriteria eksklusi
a. Artikel yang dirilis dibawah tahun 2012
b. Artikel yang melibatkan intervensi lain selain teknik nafas buteyko
didalamnya
D. Flow Diagram PRISMA
Artikel jurnal dari Artikel jurnal dari
pencarian yang pencarian yang
menggunakan database menggunakan database
pubmed Scholar (cindekia)
(n=389) (n=679)
(n=683)
(n=20) (n=28)
No Author / tahun Bahasa Sumber Tujuan penelitian Metode penelitian Hasil / temuan
artikel
Untuk menilai efek Pernapasan buteyko
1. Prasanna, K. Inggris Pubmed Penelitian
latihan pernapasan memiliki efek
B., Sowmiya, dilakukan di
Buteyko pada pasien menguntungkan pada
K. R., & Tagore Medical
asma yang baru penderita asma.
Dhileeban, C. College and
didiagnosis. Untuk Terdapat perbedaan
M. Effect of Hospital. Secara
diketahui perbaikan yang signifikan dalam
Buteyko total, 100 pasien
gejalanya pada pengendalian gejala
breathing asma yang baru
pasien yang asma harian antara
exercise in didiagnosis
menjalani latihan orang yang menjalani
newly menghadiri
pernapasan Buteyko. pengobatan
diagnosed departemen rawat konvensional dan
asthmatic jalan obat (OPD) mereka yang
patients. dari Tagore melakukan pernapasan
International Medical College, Buteyko.
Journal of dan Rumah Sakit Efektivitas yang setara
Medicine and dipilih secara acak dengan steroid, latihan
Public Health, untuk penelitian pernapasan Buteyko ini
5(1). ini. Latihan memiliki keuntungan
Tahun 2015 pernapasan tambahan karena tidak
Buteyko memiliki efek samping,
ditunjukkan tidak seperti steroid.
kepada kelompok Dari 100 peserta,
sebagian besar peserta
intervensi. Mereka berada dalam
diinstruksikan kelompok usia 31-40
untuk melakukan tahun. Diamati bahwa
latihan pernapasan ada perbaikan subjektif
minimal dua kali keseluruhan gejala
dalam sehari (Pagi asma antara kelompok
dan Sore). Tindak intervensi pada akhir 2
lanjut rutin bulan (yang secara
dilakukan melalui statistik signifikan) bila
panggilan telepon dibandingkan dengan
yang sering. Juga kelompok kontrol.
para peserta Juga, ada peningkatan
diminta untuk fungsi paru dalam hal
mengunjungi laju aliran ekspirasi
rumah sakit setiap puncak pada kedua
minggu sekali kelompok
untuk menilai
kesejahteraan
mereka dan
mendapatkan
umpan balik
mereka.
2. Kuswati, A., & Inggris Pubmed Tujuan dari penelitian Penelitian ini menggunakan Hasil penelitian menunjukkan
Haryati, W. ini adalah untuk True Experimental bahwa ada pengaruh yang
The Effect of mengetahui pengaruh kuantitatif dengan signifikan teknik
Buteyko pendekatan rancangan Randomized komplementer Buteyko
Complementer suplementasi Buteyko Controlled Trial (RCT). terhadap frekuensi
Technique on terhadap kekambuhan Tujuan penelitian ini adalah kekambuhan asma pada
Recurrence asma pada individu untuk mengetahui pengaruh penderita Asma Bronkiale
Frequency in dengan asma bronkial pendekatan Buteyko dengan (p value = 0,000 < α =
Patients Complementary terhadap 0,05). Teknik komplementer
Asthma kejadian kekambuhan asma Buteyko dapat menurunkan
Bronchiale. pada penderita asma frekuensi kekambuhan asma
Tahun 2022 bronkial di Wilayah Kerja pada penderita Asma Bronkial.
Puskesmas Sokaraja
Kabupaten Bnayumas.
Metodologi pengambilan
sampel menggunakan
metode pengacakan dua
blok, di mana kelompok
perlakuan diberi kode A
dan kelompok kontrol
diberi kode B berdasarkan
kriteria inklusi 74
responden. Selain itu,
frekuensi kekambuhan
asma dinilai pada kedua
kelompok. Perlakuan yang
diberikan pada kelompok
perlakuan adalah teknik
komplementer Buteyko
secara bertahap seminggu
sekali dan dievaluasi 3 kali
frekuensi kekambuhan
asma dalam 12 minggu
menggunakan instrumen
Asthma Control Test (ACT)
(Knihtila et al., 2018;
Evaristo et al. , 2020).
Instrumen ACT terdiri dari
5 aspek yang digunakan
untuk menilai gejala asma
(pagi, siang dan sore),
kegunaan obat penyelamat
dan dampak asma pada
kehidupan sehari-hari
dengan penilaian: asma
terkontrol penuh (25), asma
terkontrol sebagian (20 -24)
dan Asma tidak terkontrol
(<19). Uji analisis data
menggunakan Repeated
Measures Anova Test.
3. Sutrisna, Indonesia Scholar Tujuan dari penelitian Penelitian quasi Berdasarkan perhitungan hasil
Marlin dan ini adalah untuk eksperimental ini uji paired t test diatas tampak
Mariza mengetahui pengaruh menggunakan pendekatan nilai pretest FEV1-Post tes
Arfianti. Effect teknik nafas buteyko pretest and post test one FEV1 memiliki nilai p<0,05,
Of Buteyko pada fungsi paru group design. Penelitian ini artinya terjadi peningkatan
Breathing pasien asma bronkial hanya menggunakan 1 fungsi paru secara signifikan
Technique On kelompok, yaitu kelompok dengan perbedaan nilai FEV1
Lung Function intervensi. Jumlah sampel setelah diberikan teknik
In Bronchial dalam penelitian ini pernapasan buteyko lebih
Asthma berjumlah 14 pasien asma. tinggi daripada sebelum
Patients. Latihan teknik pernapasan diberikan teknik pernapasan
Tahun 2020 buteyko dilakukan 15-60 buteyko. Hal ini memberikan
menit dalam satu hari, makna ada pengaruh latihan
dengan frekuensi latihan teknik pernapasan buteyko
minimal dua kali dalam satu terhadap fungsi paru yang di
minggu selama 4 minggu. ukur dengan menggunakan
Kemudian dilakukan spirometri.
pemeriksaan fungsi paru
dengan menggunakan
spirometri.
4. Yosreah Inggris Scholar Penelitian ini Desain penelitian Hasil penelitian ini didapatkan
Mohamed, bertujuan untuk menggunakan kuasi- bahwa ada perbedaan yang
Sabah Elderiny menilai pengaruh eksperimental dengan signifikan antara kelompok
and Dr. Lobna praktik BBT terhadap sampel penelitian yang studi dan kontrol mengenai
Ibrahim. The gejala asma pada digunakan ialah 100 subjek. semua item dan skor total
effect of pasien asma bronkial Subyek dialokasikan secara keparahan gejala asma bronkial
Buteyko melalui hal-hal acak menjadi dua pasca penerapan BBT.
breathing berikut: kelompok, 50 ditugaskan Keparahan gejala dan
technique Menilai keparahan untuk kelompok studi dan kebutuhan untuk pengobatan
among patients gejala asma 50 pasien untuk kelompok berkurang pada kelompok studi
with bronchial diantara pasien kontrol. Tiga alat yang pasca implementasi BBT
asthma: dengan asma digunakan untuk dibandingkan dengan sebelum
Comparative bronkial dalam pengumpulan data: lembar implementasi. Mengenai
study studi dan kelompok penilaian pasien, penilaian kontrol asma bronkial, hasil
Tahun 2019 kontrol. keparahan gejala asma penelitian menunjukkan
Menilai kontrol bronkial dan penilaian peningkatan yang signifikan
asma dalam studi kontrol asma. Dalam secara statistik dalam studi
dan kelompok penelitian digunakan 2 alat daripada kelompok kontrol
kontrol di antara kuesioner untuk menilai dalam kaitannya dengan semua
pasien dengan efektivitas BBT. Kuesioner item dan tingkat skor total
asma bronkial. pertama ialah kuesioner kontrol asma bronkial pasca
Mengevaluasi penilaian keparahan gejala penerapan BBT, karena
efektivitas berlatih asma bronkial: digunakan kelompok studi tampaknya
BBT pada gejala untuk menilai tingkat lebih terkontrol. Penelitian ini
asma bronkial dan keparahan asma sesuai sejalan dengan hipotesis bahwa
kontrol antara dengan kriteria yang berlatih BBT memiliki efek
pasien dengan ditetapkan oleh National positif pada peningkatan
asma bronkial. Heart, Lung and Blood pengendalian penyakit pasien
Institute, National Asthma dan mengurangi keparahan
Education and Prevention gejala.
Program dalam kuesioner
ini terdapat lima item
didalamnya ialah: gejala
siang hari dan nokturnal,
beta-agonis kerja pendek
yang digunakan, dan
gangguan pada aktivitas
normal. Penilaian derajat
keparahan asma bronkial
dinilai sebagai intermiten,
persisten ringan, persisten
sedang, dan persisten berat.
Kuesioner kedua yang
digunakan ialah kuesioner
pengendalian
asma:digunakan untuk
menilai tingkat kontrol
asma; yang diadopsi dari
GINA, 2012 yang
didalamnya termasuk lima
item; gejala siang dan
malam, penggunaan pereda
dan pembatasan aktivitas.
Tingkat kontrol asma
diperkirakan sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan
sebagai (kontrol, sebagian
terkontrol dan tidak
terkontrol)
5. Hassan, Zahra Indonesia Scholar Untuk menilai efek Empat puluh pasien dengan Ada peningkatan laju aliran
Mohamed, dari teknik pernapasan asma bronkial berpartisipasi ekspirasi puncak dengan 51%
Nermine Buteyko pada laju dalam penelitian ini, usia di grup (A) dan meningkat
Mounir Riad aliran ekspirasi mereka berkisar antara 30 3,6% di grup (B). Di sana
dan Fatma puncak, gejala harian dan 50 tahun. Mereka adalah penurunan hasil
Hassan asma, Kontrol jeda dibagi menjadi dua kuesioner pengendalian asma
Ahmed. Effect dan obat-obatan pada kelompok yang sama, dengan 52% di grup (A) dan
of Buteyko pasien dengan asma kelompok (A) menerima dengan 0,8% di grup (B). Di
breathing bronkial. teknik pernapasan Buteyko sana adalah peningkatan dalam
technique on (BBT), dan obat-obatan tes jeda Kontrol dengan 69%
patients yang diresepkan oleh dalam kelompok A dan 8% di
with bronchial dokter, sedangkan grup B. Dalam penelitian ini
asthma kelompok (B) tidak persentase perubahan steroid
Tahun 2012 melakukan program terapi inhalasi adalah penurunan
fisik apa pun hanya obat- dosis pada 33% kelompok A
obatan yang diresepkan dan 15% di grup B
oleh dokter. Program
berlanjut selama 6 minggu
(2 sesi per minggu kecuali
minggu pertama adalah 4
sesi per minggu). Aliran
ekspirasi puncak tarif
(PEFR), Tes jeda kontrol
dan gejala harian asma
(kuesioner kontrol asma)
adalah diukur pada awal
dan setelah program
pengobatan untuk kedua
kelompok.
Siswanti,
6. Heny. The Indonesia Scholar Penelitian ini Jenis penelitian ini adalah Hasil analisis menunjukkan
Effectiveness bertujuan untuk kuasi eksperiment dengan bahwa tiga bulan setelah
of Giving mengetahui efektifitas desain pre test dan post test mengikuti program Buteyko,
Buteyko pernapasan Buteyko two group. Populasi dalam responden asma mengalami
Breathing
Technique to terhadap penurunan penelitian ini adalah pasien 81% makin berkurang gejala
Recurrence in gejala pada pasien asma yang dirawat jalan di asma. Sebagaimana hasil
Asthma Asma di Puskesmas Puskesmas Mayong 1 tersebut, mereka mengalami
Patients. nalumsari Jepara. Kabupaten. Jepara. Sampel penurunan pengobatan pereda
Tahun 2019 yang digunakan dalam antiinflamasi rata-rata sebesar
penelitian ini sebanyak 34 96% dan pencegah steroid rata-
orang teriri dari 17 orang rata sebesar 49%. Sesudah
kelompok intervensi dan 17 diberikan tindakan pernapasan
orang kelompok kontrol. buteyko di Puskesmas Mayong
Tehnik sampling yang 1 Kecamatan Mayong
digunakan dalam penelitian Kabupaten Jepara kekambuhan
ini adalah dengan asma pada responden yang di
menggunakan tehnik intervensi teknik pernapasan
purposive sampling. Data Buteyko mengalami penurunan
pada penelitian ini sedangkan pada responden
dianalisis menggunakan ontrol tidak mengalami
satu program komputer. penurunan.
Data dianalisis dengan
menggunakan analisis
univariat dan bivariat.
Analisis bivariat yang
digunakan adalah uji – t.
Pengaruh Indonesia scholer Menganalisis Rancangan penelitian Hasil penelitian ini
7. Teknik pengaruh yang menunjukkan pengaruh teknik
Pernapasan pelaksanaan digunakan adalah Desain pernapasan Buteyko dengan
Buteyko teknik pernapasan Quasy Experimental Pre frekuensi 3 kali sehari selama 2
Terhadap Buteyko terhadap and Post Test without minggu.
Kekambuhan kekambuhan asma Control Group Hasil penelitian ini sejalan
Asma Bronkial bronkial. (Kelana, 2015). Populasi dengan penelitian Melastuti E
pada penelitian ini adalah (2015), dengan judul
seluruh “Efektivitas Teknik
pasien asma rawat jalan Pernapasan Buteyko Terhadap
Puskemas Pengontrolan Asma di Balai
Lempake Samarinda yaitu Kesehatan Paru Masyarakat
sekitar 349 Semarang” yang
orang, sampel penelitian menyimpulkan bahwa terdapat
ini adalah 11 perbedaan kontrol asma
orang dan drop out 3 sebelum dan sesudah dilakukan
orang sehingga teknik pernapasan Buteyko
berjumlah 8 orang, dengan (p value < 0,05) yaitu
memiliki kriteria 0,00. Hasil penelitian
inklusi pasien asma yang Nurdiansyah (2013) dengan
tidak dalam judul “Pengaruh Teknik
kondisi serangan, usia Pernapasan Buteyko Terhadap
dewasa 20-65 Penurunan Gejala Pasien Asma
tahun (Feldman, 2012) Kota Tangerang Selatan”, juga
pasien dengan selaras dengan hasil penelitian
derajat kekambuhan ini bahwa teknik pernapasan
perisisten ringan Buteyko efektif terhadap
dan sedang, dan tidak penurunan gejala asma pada
dalam penderita asma dengan p value
mengonsumsi obat-obatan. 0,00.
Sedangkan
untuk kriteria eksklusinya
yakni pasien
asma yang memilki
penyakit komplikasi
F. Pembahasan
1. Pengertian Buteyko
Teknik pernapasan buteyko adalah sebuah teknik pernapasan
yang dikembangkan oleh profesor Konstantin buteyko dari rusia. Ia
meyakini bahwa penyebab utama penyakit asma menjadi kronis karena
masalah hiperventilasi yang tersembunyi, dengan program dasar
memperlambat frekuensi pernapasan agar menjadi normal. Program
tersebut termasuk sebuah panduan untuk memperbaiki pernapasan
diafragma (dada) dan belajar bernapas melalui hidung (Wiwit Febrina,
2018).
Latihan Pernapasan Buteyko merupakan salah satu teknik olah
napas yang bertujuan untuk menurunkan ventilasi alveolar terhadap
hiperventilasi paru penderita asma .Latihan pernapasan Buteyko tidak
bertentangan dengan manajemen asma secara konvensional. Latihan
pernapasan Buteyko menjadi pelengkap manajemen asma. Awalnya,
manfaat dari Latihan pernapasan Buteyko yaitu terlihat pada
pengurangan gejala dan pengurangan penggunaan bronkodilator
(Kusuma et al., 2019).
2. Manfaat Buteyko
Buteyko pada prakteknya mempunyai fungsi yaitu memperbaiki
jalan napas, menguatkan otot pernapasan, melebarkan saluran
pernapasan. Hal ini dapat mengurangi gejala- gejala asma dan dapat
meningkatkan nilai arus puncak ekspirasi sehingga asma terkendali
(Wiwit Febrina, 2018).
Teknik Pernapasan Buteyko memanfaatkan teknik pernapasan
alami secara dasar dan berguna untuk mengurangi gejala dan
memperbaiki tingkat keparahan pada penderita asma. Teknik Pernapasan
Buteyko berguna untuk mengurangi ketergantungan penderita asma
terhadap obat/ medikasi asma. Selain itu, teknik pernapasan ini juga
dapat meningkatkan fungsi paru dalam memperoleh oksigen dan
mengurangi hiperventilasi paru (Widyastuti Yuli, 2019).
Baxi SN, Phipatanakul W. The role of allergen exposure and avoidance in asthma.
Adolesc Med State Art Rev 2010;21:57-71.
Cohen, J. M., Bateman, B. T., Huybrechts, K. F., Mogun, H., Yland, J., Schatz,
M., & Hernandez-Diaz, S. (2019). Poorly Controlled Asthma during
Pregnancy Remains Common in the United States. The Journal of Allergy
and Clinical Immunology: In Practice, 7(8), 2672-2680.
El-Mashad GM, Mahmoud AA, Hafez AAA. The prevalence of bronchial asthma
among primary school children in Menoufiya Governorate (El-Bagour
Center). Menoufia Medical Journal. 2018; 37(124):89-94.
Hassan, Z. M., Riad, N. M., & Ahmed, F. H. (2012). Effect of Buteyko breathing
technique on patients with bronchial asthma. Egyptian Journal of Chest
Diseases and Tuberculosis, 61(4), 235-241.
Kerstjens, H. A., Maspero, J., Chapman, K. R., van Zyl-Smit, R. N., Hosoe, M.,
Tanase, A. M., ... & Iridium trial investigators. (2020). Once-Daily,
Single-Inhaler Mometasone–Indacaterol–Glycopyrronium Versus
Mometasone– Indacaterol or Twice-Daily Fluticasone–Salmeterol in
Patients with Inadequately Controlled Asthma (IRIDI)
Kobzik L. The lung — bronchial asthma. In: Robbins Pathologic Basis of
Disease, ed. Cotran RS, Kumar V, Collins T, 6th ed., p. 712-6. 2.
Kornmann, O., Mucsi, J., Kolosa, N., Bandelli, L., Sen, B., Satlin, L. C., &
D'Andrea, P. (2020). Efficacy and Safety of Inhaled Once-Daily Low-
Dose Indacaterol Acetate/Mometasone Furoate in Patients with
Inadequately Controlled Asthma: Phase III Randomised QUARTZ Study
Findings. Respiratory Medicine, 161, 105809.
Kusuma, D., Putri, A., Kristinawati, B., & Hidayat, T. (2019). Aplikasi Teknik 62
Universitas Muhammadiyah Magelang Pernapasan Buteyko untuk
Memperbaiki Pernapasan Diafragma pada Pasien dengan Sesak Napas di
Ruang Gawat Darurat. 1(1), 716–720
Kuswati, A., & Haryati, W. (2022). The Effect of Buteyko Complementer
Technique on Recurrence Frequency in Patients Asthma
Bronchiale. ITALIENISCH, 12(2), 127-132.
Maskhanah, M., Noorhidayah, N., & Firdaus, R. (2019). Pengaruh Teknik
Pernapasan Buteyko Terhadap Kekambuhan Asma Bronkial. MNJ
(Mahakam Nursing Journal), 2(6), 254-262.
Melastuti, E., & Husna, L. (2015). Efektivitas teknik pernafasan buteyko terhadap
pengontrolan asma di balai kesehatan paru masyarakat
semarang. Nurscope: Jurnal Penelitian dan Pemikiran Ilmiah
Keperawatan, 1(2), 1-7.
Melhorn, J., Howell, I., & Pavord, I. D. (2022). Should We Apply a Treatable
Traits Approach to Asthma Care?. Annals of Allergy, Asthma &
Immunology.
Mohamed, Y., Elderiny, S., & Ibrahim, L. (2019). The effect of Buteyko
breathing technique among patients with bronchial asthma: Comparative
study. International Journal of Midwifery and Nursing Practice, 2(2), 01-
10.
Prasanna, K. B., Sowmiya, K. R., & Dhileeban, C. M. (2015). Effect of Buteyko
breathing exercise in newly diagnosed asthmatic patients. International
Journal of Medicine and Public Health, 5(1).
Sabri, Y. S., & Chan, Y. (2018). Artikel Penelitian Penggunaan Asthma Control
Test ( ACT ) secara Mandiri oleh Pasien untuk Mendeteksi Perubahan
Tingkat Kontrol Asmanya. 3(3), 517–526.
Siswanti, H. (2019). Efektifitas Pemberian Teknik Pernapasan Buteyko terhadap
Kekambuhan pada Pasien Asma. Proceeding of the URECOL, 796-801.
Sutrisna, M., & Arfianti, M. (2020). Pengaruh Teknik Pernapasan Buteyko
terhadap Fungsi Paru Pada Pasien Asma Bronchial. SAINTEK: Jurnal
Ilmiah Sains dan Teknologi Industri, 3(1), 140-150.
Widyastuti Yuli, Q. S. (2019). Control Pause Pada Penderita Asma. 2(1), 1–9.
Wiwit Febrina, Y. & S. R. (2018). REAL in Nursing Journal ( RNJ ). Pernafasan
Buteyko Bermanfaat Dalam Pengontrolan Asma, 1(1), 1–8