Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

PKK KDK di RS BHAYANGKARA BENGKULU

“ Melakukan Pemasangan Infus”

Disusun Oleh :

Nama : Risda Wulan Rhamadhani Lubis

NPM : F0G020057

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Kurnia Dewianti S,ST,M.Keb ( )

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AJARAN 2021/2022


MELAKUKAN PEMASANGAN INFUS

1. Definisi
Memasukkan bahan-bahan larutan ke dalam tubuh secara kontinyu atau sesaat
untuk mendapatkan efek pengobatan secara cepat kedalam vena dengan
menggunakan perangkat infus (infus set). Bahan yang dimasukkan dapat
berupa darah, cairan atau obat-obatan. Istilah khusus untuk infus darah adalah
transfusi darah.
2. Tujuan
a. Sebagai pengobatan.
b. Sebagai makanan untuk pasien yang tidak dapat atau tidak boleh
makan melalui mulut.
c. Sebagai tindakan pengobatan.
3. Indikasi
a. Dehidrasi, syok.
b. Intoksikasi berat.
c. Sebelum dan sesudah transfusi darah.
d. Pra dan pasca bedah.
e. Pasien tidak bisa dan tidak boleh nakan dan minum melalui mulut.
f. Pasien memerlukan pengobatan.
g. Pasien yang memerlukan pengobatan yang pemberiannya harus
dengan cara infuse.
4. Prosedur tindakan
Persiapan alat:
a. Cairan yang diperlukan, sesuai cairan dengan kebutuhan pasien
(dextrose5%10%)
b. Saluran infus(infus set)
c. Kateter intravena(IV catheter/albocath) sesuai dengan ukuran
d. Disinfektan: kapas alkohol,larutan providone iodine 10% (secukupnya)
e. Kasaa steril,plaster,kassa pembelut (secuupnya)

Cara kerja:

1. Berikan salam dan perkenaalkan diri.


2. Lakukan validasi nama pasien.
3. Beritahukan pada penderita (atau orang tua penderita) mengenai tujuan
dann prosedur tindakan, minta informed consent dari pasien atah
keluarganya.
4. Alat-alat yang sudah disiapkan di bawa ke dekat penderita di tempat
yang mudah dijangkau, dilihat kembali apakakah alat, obat dan cairan
yang disiapkan sudah sesuai dengan identitas atau kebutuhan pasien.
Dilihat kembali kebutuhan kemasan dan tanggal kadaluwarsa dari
setiap alat, obat dan cairan yang akan diberikan kepada pasien.
5. Pasang sampiran.
6. Pasien diminta berbaring dengan posisi senyaman mungkin.
7. Identifikasi vena yang akan menjadi lokasi pemasangan infus: pilih
lengan yang jarang digunakan oleh pasien (tangan kiri bila pasien
tidak kidal, tangan kanan bila pasien kidal), bebaskan tempat yang
akan dipasang infus dari pakaian yang menutupi. Perlak dipasang
dibawah anggota tubuh yang akan dipasang infus.
8. Pasang infus set pada kantung unfus: buka tutup botol cairan infus,
tusukkan pipa saluran udara, kemudian masukkan pipa saluran infus.
Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan keluar dengan membuka kran
selang sehinggan tidak ada udara pada saluran infus, lalu dijepit dan
jarum ditutup kembali. Tabung tetesan diisi sampai setengan penuh.
Gantungkan kantung infus beserta salurannya pada tiang infus.
9. Cucilah tangan dengan benar menggunakan sabun dan air mengalir
keringkan dengan handuk bersih dan kering.
10. Lengan penderita bagian proksimal dibendeng dengan tourniquet.
11. Pakai hand scoon.
12. Disinfeksi daerah yang akan ditusuk secara sirkular.
13. Jarum diinsersikan ke dalam vena dengan bevel jarum menghadap ke
atas, membentuk sudut 30-40 derajat terhadap permukaan kulit.
14. Bila jarum berhasil masuk kedalam lumen vena/pipa albocath, akan
terlihat darah mengalir keluar.
15. Turunkan albocath sejajar kulit.tarik jarum tajam dalam pipa albocath
(stylet) kira-kira 1 cm ke arah luaruntuk membebaskan ujung pipa
albocath dari jarum agar jarum tidak melukai dinding vena bagian
dalam. Dorong pipa albocath sejauh 0.5 - 1 cm untuk
menstabilkannya.
16. Tarik stylet keluar smapai ½ panjang stylet. Lepaskan ujung jari yang
memfiksasi bagian proksimal vena. Dorong seluruh bagian kateter
vena yang berwarna putih ke dalam vena.
17. Torniquet dilepaskan. Angkat keseluruhan stylet dari dalm pipa
albocath.
18. Pasang/sambungkan infus set atauu blood set yang telah terhubung
ujungnya dengan kantung infus atau kantung darah.
19. Penjepit selang infus dilonggarkan untuk melihat kelancaran tetesan.
20. Bila tetesan lancar, pangkal jarum direkatkan pada kulit menggunakan
plester.
21. Tetesan diatur sesuai dengan kebutuhan.
22. Jarum dan tempat suntikan ditutup dengan kasa steril dan fiksasi
dengan plester.
23. Pada anak, anggota gerak yang dipasang infus dipasang bidai (spalk)
supaya jarum tidak mudah bergeser.
24. Bereskan alat dan rapikan pasien.
25. Buanglah sampah ke dalam tempat sampah medis, jarum dibuang
kedalam sharp disposal ( jarum tidak perlu ditutup kembali).
26. Lepaskan hand scoon, rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit.
27. Cuci tangan pada air mengalir menggunakan sabun, keringkan.
28. Dokumentasi tindakan fdn observasi respon pasien pasca pemasangan
infus
TINJAUAN KASUS
PRAKTIK KLINIK KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN
PEMASANGAN INFUS

A. Pengkajian
Tanggal :
Jam :
Tempat :
No. Register :
1. DATA SUBJEKTIF
a. Identitas Pasien
Nama : Nama Orang tua :
Umur : Umur :
Pendidikan : Pendidikan :
Agama : Agama :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :
b. Keluhan Utama
Pasien mengatakan .............
c. Riwayat Penyakit
1) Riwayat penyakit sekarang :
Paisen mengatakan sekarang .............
2) Riwayat penyakit dahulu :
Pasien mengatakan dahulu ............
3) Riwayat penyakit keluarga :
Pasien mengatakan dari keluarga ..........

2. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : baik/tidak
2) Kesadaran : Compos mentis/tidak
3) TTV
Tensi Darah : ... mmHg HR : ...x/menit
Suhu : ... ℃ RR : ...x/menit
4) BB : ... kg TB : ... cm
b. Pemeriksaan fisik
Kepala :
Wajah :
Mata :
Hidung :
Telinga :
Mulut gigi:
Leher :
Ketiak :
Payudara :
Punggung :
Dada :
Perut :
Ekstremitas atas :
Ekstremitas bawah:
c. Pemeriksaan penunjang
Hemoglobin : 11,5 gm/dl
Hematokrit : 35%

3. ANALISA
Ny. K umur 20 tahun dengan diare akut dan dehidrasi

4. PENATALAKSANAAN
1) Memasang infus dengan instruksi dokter RL 20 tts/menit.
Evaluasi : infus telah terpasang dengan baik
2) Memberikan pendkes pada pasien tentang makan makanan yang bergizi
seimbang atau makanan yang disediakan rumah sakit, menghindari
makanan yang terlalu pedas, dan memperbanyak minum air putih.
Evaluasi : pasien mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mau
mengikuti saran yang diberikan
Referensi:
1. Alimul Aziz. 2009, Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
2. Kusyati. 2006, Keterampilan dan Prosedur Laboratorium
Keperawatan Dasar, jakarta: ECG
3. Dep Kes RI .1985 . Keterampilan dasar praktek klinik kebidanan .t.k.:t.p
Kusmiyati , yuni .2007 . Ketrampilan dasar paktek klinik kebidanan .
Yogyakarta : Fitramaya

Anda mungkin juga menyukai