Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

“PEMASANGAN INFUS”

NAMA : Armelia gamayanti shafira

NPM : F0G020065

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Linda yusanti, S.ST, M.keb Kurnia dewiani,S.ST,M.keb

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AJARAN 2021


MELAKUKAN PEMASANGAN INFUS

1. Definisi
Memasukkan bahan-bahan larutan ke dalam tubuh secara kontinyu atau sesaat untuk
mendapatkan efek pengobatan secara cepat kedalam vena dengan menggunakan
perangkat infus (infus set). Bahan yang dimasukkan dapat berupa darah, cairan atau
obat-obatan. Istilah khusus untuk infus darah adalah transfusi darah.
2. Tujuan
a. Menggantikan cairan/elektrolit yang hilang akibat pendarahan, dehidrasi
karena panas atau akibat suatu penyakit, kehilanga plasma akibat luka bakar
yang luas.
b. Sebagai pengobatan.
c. Sebagai makanan untuk pasien yang tidak dapat atau tidak boleh makan
melalui mulut.
3. Indikasi
a. Dehidrasi, syok
b. Intoksikasi berat
c. Sebelum dan sesudah transfusi darah
d. Pra dan pasca bedah
e. Pasien tidak bisa dan tidak boleh nakan dan minum melalui mulut
f. Pasien memerlukan pengobatan
g. Untuk mengurangi ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kebutuhan
injeksi intramuskuler.
4. Prosedur tindakan
Persiapan alat:
a. Cairan yang diperlukan, sesuai cairan dengan kebutuhan pasien (dextrose5%10%)
b. Saluran infus(infus set)
c. Kateter intravena(IV catheter/albocath) sesuai dengan ukuran
d. Disinfektan: kapas alkohol,larutan providone iodine 10% (secukupnya)
e. Kasaa steril,plaster,kassa pembelut (secuupnya)

Cara kerja:

1. Berikan salam dan perkenaalkan diri


2. Lakukan validasi nama pasien
3. Beritahukan pada penderita (atau orang tua penderita) mengenai tujuan dann
prosedur tindakan, minta informed consent dari pasien atah keluarganya
4. Alat-alat yang sudah disiapkan di bawa ke dekat penderita di tempat yang
mudah dijangkau, dilihat kembali apakakah alat, obat dan cairan yang
disiapkan sudah sesuai dengan identitas atau kebutuhan pasien. Dilihat
kembali kebutuhan kemasan dan tanggal kadaluwarsa dari setiap alat, obat dan
cairan yang akan diberikan kepada pasien.
5. Pasang sampiran
6. Pasien diminta berbaring dengan posisi senyaman mungkin
7. Identifikasi vena yang akan menjadi lokasi pemasangan infus: pilih lengan
yang jarang digunakan oleh pasien (tangan kiri bila pasien tidak kidal, tangan
kanan bila pasien kidal), bebaskan tempat yang akan dipasang infus dari
pakaian yang menutupi. Perlak dipasang dibawah anggota tubuh yang akan
dipasang infus.
8. Pasang infus set pada kantung unfus: buka tutup botol cairan infus, tusukkan
pipa saluran udara, kemudian masukkan pipa saluran infus. Tutup jarum
dibuka, cairan dialirkan keluar dengan membuka kran selang sehinggan tidak
ada udara pada saluran infus, lalu dijepit dan jarum ditutup kembali. Tabung
tetesan diisi sampai setengan penuh. Gantungkan kantung infus beserta
salurannya pada tiang infus.
9. Cucilah tangan dengan benar menggunakan sabun dan air mengalir keringkan
dengan handuk bersih dan kering
10. Lengan penderita bagian proksimal dibendeng dengan tourniquet
11. Pakai hand scoon
12. Disinfeksi daerah yang akan ditusuk secara sirkular
13. Jarum diinsersikan ke dalam vena dengan bevel jarum menghadap ke atas,
membentuk sudut 30-40 derajat terhadap permukaan kulit.
14. Bila jarum berhasil masuk kedalam lumen vena/pipa albocath, akan terlihat
darah mengalir keluar.
15. Turunkan albocath sejajar kulit.tarik jarum tajam dalam pipa albocath (stylet)
kira-kira 1 cm ke arah luaruntuk membebaskan ujung pipa albocath dari jarum
agar jarum tidak melukai dinding vena bagian dalam. Dorong pipa albocath
sejauh 0.5 - 1 cm untuk menstabilkannya.
16. Tarik stylet keluar smapai ½ panjang stylet. Lepaskan ujung jari yang
memfiksasi bagian proksimal vena. Dorong seluruh bagian kateter vena yang
berwarna putih ke dalam vena.
17. Torniquet dilepaskan. Angkat keseluruhan stylet dari dalm pipa albocath
18. Pasang/sambungkan infus set atauu blood set yang telah terhubung ujungnya
dengan kantung infus atau kantung darah.
19. Penjepit selang infus dilonggarkan untuk melihat kelancaran tetesan.
20. Bila tetesan lancar, pangkal jarum direkatkan pada kulit menggunakan plester
21. Tetesan diatur sesuai dengan kebutuhan
22. Jarum dan tempat suntikan ditutup dengan kasa steril dan fiksasi dengan
plester.
23. Pada anak, anggota gerak yang dipasang infus dipasang bidai (spalk) supaya
jarum tidak mudah bergeser.
24. Bereskan alat dan rapikan pasien.
25. Buanglah sampah ke dalam tempat sampah medis, jarum dibuang kedalam
sharp disposal ( jarim tidak perlu ditutup kembali).
26. Lepaskan hand scoon, rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
27. Cuci tangan pada air mengalir menggunakan sabun, keringkan.
28. Dokumentasi tindakan fdn observasi respon pasien pasca pemasangan infuS
TINJAUAN KASUS
PRAKTIK KLINIK KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN
PEMASANGAN INFUS

A. Pengkajian
Tanggal :
Jam :
Tempat :
No. Register :
1. DATA SUBJEKTIF
a. Identitas Pasien
Nama : Nama Orang tua :
Umur : Umur :
Pendidikan : Pendidikan :
Agama : Agama :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :
b. Keluhan Utama
Pasien mengatakan .............
c. Riwayat Penyakit
1) Riwayat penyakit sekarang :
Paisen mengatakan sekarang .............
2) Riwayat penyakit dahulu :
Pasien mengatakan dahulu ............
3) Riwayat penyakit keluarga :
Pasien mengatakan dari keluarga ..........

2. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : baik/tidak
2) Kesadaran : Compos mentis/tidak
3) TTV
Tensi Darah : ... mmHg HR : ...x/menit
Suhu : ... ℃ RR : ...x/menit
4) BB : ... kg TB : ... cm
b. Pemeriksaan fisik
Kepala :
Wajah :
Mata :
Hidung :
Telinga :
Mulut gigi:
Leher :
Ketiak :
Payudara :
Punggung :
Dada :
Perut :
Ekstremitas atas :
Ekstremitas bawah:
c. Pemeriksaan penunjang
Hemoglobin : 11,5 gm/dl
Hematokrit : 35%

3. ANALISA
Ny. K umur 20 tahun dengan diare akut dan dehidrasi

4. PENATALAKSANAAN
1) Memasang infus dengan instruksi dokter RL 20 tts/menit.
Evaluasi : infus telah terpasang dengan baik
2) Memberikan pendkes pada pasien tentang makan makanan yang bergizi seimbang
atau makanan yang disediakan rumah sakit, menghindari makanan yang terlalu
pedas, dan memperbanyak minum air putih.
Evaluasi : pasien mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mau mengikuti
saran yang diberikan
Referensi:
1. Alimul Aziz. 2009, Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika
2. Kusyati. 2006, Keterampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatan
Dasar, jakarta: ECG

Anda mungkin juga menyukai