Disusun Oleh :
NPM : F0G020073
UNIVERSITAS BENGKULU
1. Definisi
Dalam Kehamilan akan terjadi penurunan kadar Hb, kadar Hb terendah
terjadi pada sekitar umur kehamilan 30 minggu. Oleh karena itu
pemeriksaan Hb harus dilakukan pada kehamilan dini untuk melihat data
awal, lalu diulang pada sekitar umur 30 minggu. Ibu hamil dikatakan
anemia apabila Hb kurang dari 11 gr%.
2. Tujuan
Untuk mengklasifikasian menurut Manuaba (2011)
1) Tidak Anemia : Hb > 11 gr%
2) Anemia Ringan : Hb 9-10,5 gr%
3) Anemia Sedang : Hb 7-8 gr%
4) Anemia Berat : Hb < 7 gr%
Dalam pengukuran kadar Hb. Bila Hb rendah secara abnormal (dibawah 9
gr%) maka harus dilakukan pemeriksaan dan pengobatan yang sesui dan
perlu dilakukan pemeriksaan Hb ulang untuk melihat apakah
pengobatanya sudah tepat.
3. Indikasi
1) Mengalami dua kehamilan yang berdekatan
2) Hamil dengan lebih dari 1 anak
3) Sering merasa mual, muntah, pucat, mudah pingsan, sering merasa
lelah
4) Hamil saat masa remaja dibawah 20 tahun
5) Kehilangan banyak darah (operasi, cidera)
4. Kontraindikasi
Pemeriksaan kadar Hb tidak boleh dilakukan pada ibu hamil dengan
penyakit perdarahan seperti hemofilia dan trambosit rendah.
5. Pengkajian
1) Cek tanda-tanda vital ibu hamil
2) Kaji keadaan umum dan kesadaran ibu hamil
6. Peralatan
1) Satu set hemometer sahli
2) Lancet/jarum
3) Pipet Sahli
4) Kapas Alkohol
5) Kapas kering
6) Larutan KCL 0,1 N
7) Aquades
8) Sarung Tangan ( handscoon)
9) Bak Instrumen Untuk Sarung Tangan DYY/bersih
10) Bengkok
11) Handuk kecil
12) Larutan Klorin 0,5%
Prosedur Pelaksanaan
1. Definisi
Periksaan protein urine merupkan salah satu jenis pemeriksaan
laboratorium pada ibu hamil untuk mengetahui fungsi ginjal. Apabila
ginjal berfungsi dengan normal maka tidak akan terdapat protein dalam
urine ibu hamil. Adanyan protein dalam urine dapat dikarena makanan
yang dikonsumsi oleh ibu hamil,ibu mempunyai infeksi saluran kencing
atau urine terkontaminasi dengan darah dan air ketuban, ataupun
mengidentifikasi adanya preeklamsi baik ringan maupun berat yang
mengarah pada keadaan eklamsia.
2. Tujuan
Untuk mengetahui apakah ada protein dalam urine dan mengidentifikasi
adanya preeklamsi selama kehamilan.
Hasil pemeriksaan dapat dianalisis sebagai berikut :
Negatif ( - ) : tidak ada kekeruhan sama sekali
1) Positif (+) : ada kekeruhan ringan tanpa butir-butir kadara
protein kira-kira 0,01-0,05%
2) Positif (++) : kekeruhan mudah dilihat dan tampak butir-butir
dalam kekeruhan, kadar protein 0,05-0,2%
3) Positif (+++) : urine jelas keruh dan kekeruhan tersebut
berkeping-keping kadar protein 0,2-0,5 %
4) Positif (++++) : urine sangat keruh dan kekeruhan tersebut
berkeping-keping atau bergumpal-gumpal atau memadat, kadar protein
>0,5%
3. Indikasi
1) Untuk menentukan apakah ada protein dalam urine
2) Untuk menentukan adanya indikasi kelainan pada fungsi renal
3) Untuk mendeteksi terjadinya preeklamsi pada ibu hamil
4. Kontraindikasi
Pemeriksaan protein urine tidak boleh dilakukan pada ibu hamil dengan
penyakit insufisiensi hati, kista ovarium, gangguan organ pada pituitari,
ovarium, organ reproduksi.
5. Pengkajian
1) Cek Tanda –tanda Vital Ibu
2) Kaji keadaan umum dan kesadaran ibu hamil
6. Peralatan
1) Urine ibu hamil
2) Larutan klorin 0,5% dalam baskom
3) Reagen : asam asetat 6%
4) Tabung reaksi 2 buah
5) Rak tabung reaksi 2 buah
6) Penjepit tabung reaksi
7) Lampu spiritus
8) Spuit 5 cc
9) Sarung tangan
10) Pipet takaran 5 cc
11) Bak instrumen berisi sarung tangan tangan DTT/bersih
12) Bengkok
13) Botol untuk spesimen urine
14) Korek Api
15) Plaster untuk identitas pasien (direkatkan ke botol)
16) Handuk bersih
Prosedur Pelaksanaan
1. Definisi
Pemeriksaan pada sampel urine untuk mengetahui ada tidaknya glukosa
pda urine. Jika ditemukan glukosa dalam urine ibu hamil bisa terindikasi
mengalami diabetes mellitus dalam kehamilan.
2. Tujuan
Untuk mengetahui apakah ada glukosa urine dalam urine dan
mengidentifikasi apakah ibu mengalami diabetes melitus dalam kehamilan
1) Negatif (-) : warna tetap biru atau kehijauan
2) Positif (+) : warna hijau kekuningan dan agak keruh
3) Positif (++) : warna kuning dan keruh
4) Positif (+++) : warna jingga dan keruh
5) Postif (++++) : warna merah bata dan keruh
3. Indikasi
1) Untuk menentukan apakah ada glukosa dalam urine
2) Untuk mendeteksi terjadinya diabetes militus atau kencing manis
manis selama kehamilan
4. Kontra indikasi
Pemeriksaan glukosa urine tidak boleh dilakukan pada ibu hamil dengan
hipoglikemia
5. Peralatan
1) Urine ibu hamil
2) Larutan klorin 0,5% dalam baskom
3) Reagen : asam asetat 6%
4) Tabung reaksi 2 buah
5) Rak tabung reaksi 2 buah
6) Penjepit tabung reaksi
7) Lampu spiritus
8) Spuit 5 cc
9) Sarung tangan
10) Pipet takaran 5 cc
11) Bak instrumen berisi sarung tangan tangan DTT/bersih
12) Bengkok
13) Botol untuk spesimen urine
14) Korek Api
15) Plaster untuk identitas pasien (direkatkan ke botol)
16) Handuk bersih
Prosedur Tindakan
Pemeriksaan feses
1. Defenisi
Pemeriksaan feses adalah prosedur untuk memeriksa sampel feses atau
tinja. Pemeriksaan dilakukan untuk mendeteksi penyakit atau gangguan
pada sistem pencernaan.
2. Tujuan
Pemeriksaan feses bertujuan untuk mendeteksi/mengetahui penyakit atau
gangguan pada sistem pencernaan.
3. Indikasi
1. Untuk mengetahui adanya infeksi, baik oleh bakteri, jamur, cacing,
maupun virus yang menyerang saluran pencernaan.
2. Untuk mengetahui gangguan pencernaan gizi atau sindrom
malabsorbsi.
3. Untuk mengetahui perdarahan didalam saluran pencernaan.
4. Kontra indikasi
5. Peralatan
1. Wadah sampel
2. Wadah kering dan bersih
3. Tongkat aplikator/tusuk gigi
4. kartu tes tinja
Prosedur tindakan :
1. Defenisi
Pemeriksaan swab vagina merupakan pemeriksaan sampel sekret
vagina umumnya dilakukan sebagai penunjang diagnosis
vaginitis.vaginitis berupa vagionesis bakterial, kandidiasis
vulvovaginal, trikomoniasis, atau koinfeksi.
2. Tujuan.
Yaitu sebagai penunjang diagnosis vaginitis.vaginitis berupa
vagionesis bakterial, kandidiasis vulvovaginal, trikomoniasis, atau
koinfeksi.
3. Indikasi
Pasien yang mengalami:
a. Bakterial vagionosis
b. Vaginitis akibat infeksi
c. Vulvovaginitis candida albicans
4. Kontadiksi
Tidak memungkinkan pengambilan sampel pada pasien yang
vaginismus ( spamase otot vagina yang bersifat involunter sehingga
tidak memungkinkan terjadinya penetrasi ).
6. Prosedur tindakan
1. Informend consent
2. Menyiampan alat secara argonomis
3. Cuci tangan dan memakai handscoon
4. Tutup sampiran/ jaga pripasi pasien
5. Pasien diminta melepaskan celana dan dalam posisi
tertelentang
6. Pasien diminta dalam posisi litotomi
7. Bukalah sebgian pembungkus kapas lidi steril. Ambilah secara
perlahan dengan lege artis, jangan menyentuh bagian halus dari
kapas lidi atau mengenai bagian luar pembungkus kapas lidi.
8. Peganglah kapas lidi dengan meletakkanya diantara ibu jari dan
jari telunjuk.
9. Masukkan kapas lidi steril kedalam vagina secara perlahan
kira-kira 2 inchi( 5cm ) melalui introitus vagina kemudian
putar secara perlahan selama 10-30 detik. Pastikan kapas
menyentuh dinding vaginasampai spesimen meresap pada
kapas.
10. Keluarkan kapas lidi perlahan tanpa menyentuh vulva dan
kulit.
11. Sambil memegang swab, bukalah penutup dari tabung, jangan
menumpahakan isi tabung. Jika tumpah, maka ambil vaginal
swab specimen yang baru.
12. Segera masukkan kapas lidi kedalam medium transport, jangan
mengenai dinding tabung. Pastikan semua bagian kapas berada
dalam isi medium transport.
13. Tutuplah medium transport dengan erat.
14. Buanglah ujung kapas lidi kedalam tempat sampah medis.
15. Bereskan pasien dan alat.
16. Lepas handscoon dan cuci tangan.
17. Jelaskan hasil test kepada pasien.
18. Dokumentasi .
TINJAUAN KASUS
PRAKTIK KLINIK KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN
PEMERIKSAAN PROTEIN URINE
A. Pengkajian
Tanggal : ........... 2020
Jam : ...........WIB
Tempat : ...........
No register : ...........
1. DATA SUBJEKTIF
a. Identitas pasien :
Nama :
Jenis kelamin :
Umur :
Agama :
Status perkawinan :
Pendidikan terakhir :
Alamat :
Penanggung jawab :
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Hubungan dengan pasien :
Alamat :
b. Keluhan utama
....... mengeluh merasa lemas dan tidak bertenaga.
2. Data objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Comppos mentis
c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Nadi : 80x/mnt
Pernafasan : 20x/mnt
Suhu : 36.5°C
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Bersih dan tidak ada benjolan
b. Muka : Tidak pucat dan tidak ada nyeri tekan
c. Mata : Simetris, dan konjungtiva tidak pucat
d. Hidung : Bersih
e. Mulut dan gusi : Bersih
f. Leher : Bersih dan tidak ada pembengkakan
g. Dada : Simetris
h. Abdomen : Simetris dan ada bekas operasi sesar
i. Ekstremitas atas : Simetris
j. Ekstremitas bawah : Simetris
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Radiologi :-
b. Pemeriksaan Laborat :
Hemoglobin : 10 gr%
Urine : reduksi protein (-)
Golongan darah :O
3. ANALISA
...... dengan Anemia Ringan
PENATALAKSANAAN