Kes
Alat :
- Tabung sahli
- Bengkok
- Jarum steril/lanset
- Kapas
- Standar warna
- Pipet 20 ul
- Handschoen
- Pengaduk
Bahan :
- Darah
- HCl 1 %
- aquadest
1 Memberi tahu ibu mengenai tindakan dan prosedur yang akan dilakukan (Ibu akan mudah
untuk diajak bekerjasama apabila ia telah mengetahui prosedur tindakan)
2 Menyiapkan alat-alat pemerikasaan protein urine (Siapkan alat-alat dan perlengkapan
secara ergonomic)
3 Mencuci tangan dengan menggunakan sabun cair dan air mengalir lalu mengeringkannya
(Untuk mencegah infeksi sebelum melaksanakan tindakan. Lepaskan semua perhiasan dari
lengan dan tangan)
4 Memakai sarung tangan (Gunakan sarung tangan DTT atau bersih)
5 Isilah tabungreaksi dengan benedict 5ml (Gunakan spuit untuk menggambil benedict.
Pastikan jumlah cc benedict tepat)
6 Meneteskan 8 tetes urine kedalam tabung reaksi
7 Memanaskan tabung reaksi
8 Membaca hasil
9 Memberitahukan hasil pada pasien
10 Merapikan alat
11 Mendekontaminasi sarung tangan dan alat
12 Mencuci tangan kembali dengan sabun cair dan air mengalir, lalu keringkan dengan
handuk bersih
13 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan (Pencatatan segera menghindari
lupa)
Peralatan :
1. 2 buah tabung reaksi dan raknya
2. Penjepit tabung
3. Bunsen/ lampu spirtus
4. Pipet
5. Spuit 3cc atau 5 cc
Bahan :
1. Kertas tissue
2. Asam asetat 5 % 3. Urine dan korek api
Perlengkapan :
1. Celemek
2. Sarung tangan DTT atau Steril
3. Buku catatan
Cara Kerja
1. Masukkan urin jernih (sentrifus terlebih dahulu) ke dalam tabung reaksi sampai 2/3 penuh
2. Dengan memegang bagian tabung reaksi pada ujung bawah dengan penjepit tabung reaksi,
lapisan atas urine dipanasi di atas nyala api sampai mendidih 30 detik.
3. Perhatikan ada atau tidaknya kekeruhan di lapisan atas. Jika terjadi kekeruhan,
kemungkinan disebabkan oleh protein, kalsiumfosfat, kalsiumkarbonat.
4. Teteskan 3-5 tetes asam asetat 6% ke dalam urine yang masih panas itu. Jika kekeruhan
disebabkan oleh kalsiumfosfat maka kekeruhan akan lenyap. Jika kekeruhan disebabkan oleh
kalsiumkarbonat maka kekeruhan akan tetap hilang tapi dengan pembentukan gas. Jika
kekeruhan tetap ada atau menjadi lebih keruh lagi, maka tes terhadap protein adalah positif.
2. Ibu dari pemeriksaan yang saya lakukan HB ibu normal 1l gr tidak mengalami anemia dan
dari pemeriksaan urinya ibu tidak mengalami preeklamsi.
Apabila HB normal maka kosneling yang diberikan: Mengingatkan ibu hamil untuk
menjaga pol makan dan makanan yang bergizi,mengkonsumsi sumber makanan zat besi
seperti daging sapi,unggas,ikan sereal,dan sayur-sayuran , menngingatkan ibu agar
mengkonsumsi tablet FE
Jika ibu hamil tidak normal/HB ibu hamil rendah : Berikan ibu hamil tablet FE ,vitamin
prenatal
Apabila glukosa urine normal maka kosneling yang diberikan : Ibu hamil mengkonsumsi
makanan yang bergizi ,mengingatkan ibu hamil tidak mengkonsumsi makanan yang yang
mengandung protein tinggi dan berlebih, karena protein yang berlebih menyebabkan ada
infeksi saluran kemih/ penyakit lain
Apabila glukosa urine normal maka kosneling yang diberikan : Ibu hamil dianjurkan untuk
mengkonsumsi buah buahan,sayur ,ikan, susu, kurangi mengkonsumsi garam ,perbanyak
minum air putih ,lakukan olahraga ringan,jaga berat badan untuk mengindari penyakit DM,
dan tekanan darah tinggi