Anda di halaman 1dari 7

NAMA : EZZA SILVIA ANANDA

NIM : P1337434319018

PRODI : S.Tr TLM smt.3

URINALISA

RESUME URINALISA

1. Resume video youtube kelompok 1


a. Judul video : pemeriksaan urinalisis, tips pengambilan sampel, prosedur, dan
interpretasi hasil
b. Tujuan : pemeriksaan rutin dan diagnosa penyakit
c. Penerapan K3
Pada pelaksanaan pemeriksaan urinalisa harus selalu menerapkan K3 (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja). Pada video youtube yang telah ditonton menunjukkan bahwa
dalam pelaksanaan video tersebut sudah menerapkan K3 dengan baik dan benar yaitu
dengan memakai APD lengkap diantaranya adalah memakai jas lab, memakai masker
dan sarung tangan.
d. Memperhatikan dan memahami tahap-tahap pemeriksaan
Tahap-tahap pemeriksaan yaitu :
1) Pra Analitik
- Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
- Menyiapkan reagen yang akan digunakan
- Memakai APD lengkap
2) Analitik
- Memahami prosedur pemeriksaan dengan benar sesuai SOP
3) Post Analitik
- Mengamati dan mencatat hasil pemeriksaan secara objektif
- Menuliskan identitas pasien dengan tepat disampel pasien supaya tidak tertukar
- Memperhatikan tempat pembuangan sampel/limbah tidak sembarangan harus
sesuai dengan tempat karena yang dipakai adalah sampel infeksius
- Memperhatikan Kebersihan tempat pemeriksaan

2. Resume video youtube kelompok 2


Judul video : Pemeriksaan urin lengkap full
Penerapan K3 :
Pada pelaksanaan pemeriksaan urinalisa harus selalu menerapkan K3 (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja). Pada video youtube yang telah ditonton menunjukkan bahwa
dalam pelaksanaan video tersebut sudah menerapkan K3 dengan baik dan benar yaitu
dengan memakai APD lengkap diantaranya adalah memakai jas lab, memakai masker
dan sarung tangan.

a. Kimia urin rutin protein urin metode sulfosalysil 20%


 Tujuan : Mengetahui hasil pemeriksaan protein urine menggunakan asam
sulfosalisyl 20%
 Prosedur px :
Filtrat urine sebanyak 3 mL dimasukkan kedalam tabung reaksi dan
dimiringkan. Sebanyak 3 mL peraksi asam sulfosalisyl 20 % ditambahkan
perlahan melalui dinding-dinding tabung reaksi (jangan dikocok) agar
terbentuk lapisan di bawah cairan urine.
b. Kimia urin protein urin metode asam asetat 6%
1) Tujuan : Untuk mengetahui protein urine secara semi kuantitatif.
2) Prinsip : Berdasarkan sifat protein jika dipanaskan pada titik iso elektrik akan
terjadi denaturasi yang diikuti koagulasi.
3) Alat dan Bahan : Sampel Urine, Tabung reaksi, Penjepit tabung, Pembakar
spiritus / lampu spiritus, Beaker glass, Asam asetat 6%.
4) Prosedur Pemeriksaan Protein Urine Metode Asam Asetat 6% :
 Masukkan sampel urine ke dalam beaker glass.
 Masukkan urine ke dalam tabung reaksi sebanyak 2/3 tabung.
 Peganglah tabung reaksi pada bagian bawah menggunakan penjepit
tabung.
 Panaskan urine pada lapisan atas sampai mendidih selama 30 detik.
 Baca kekeruhan lapisan atas dan bandingkan dengan lapisan bawah
yang tidak dipanasi.
 Baca kekeruhannya, jika terjadi kekeruhan tambahkan 3-5 tetes asam
asetat 6%, baca hasilnya lagi : jika tetap keruh berarti protein positif
jika kekeruhan hilang disertai gelembung gas berarti unsur karbonat
jika kekeruhan hilang tanpa disertai gelembung gas berarti unsur fosfat
5) Interprestasi hasil pemeriksaan protein urine secara semi kuantitatif :
(-) tidak terjadi kekeruhan
(+1) kekeruhan ringan tanpa butir-butir (kadar protein 0,01% – 0,05%)
(+2) kekeruhan berbutir-butir (kadar protein 0,05% – 0,2%)
(+3) kekeruhan berkeping-keping (kadar protein 0,2% – 0,5%)
(+4) kekeruhan berkeping besar dan bergumpal (kadar protein > 0,5%)
Nilai Normal : (-) tidak terjadi kekeruhan.
c. Kimia urin protein urin metode benedict
1) Tujuan : Untuk memeriksa adanya kandungan glukosa dalam sampel urine
2) Metode Tes glukosa urine dilakukan dengan menggunakan metode benedict
3) Prinsip Pemeriksaan : Dalam suasana alkali, glukosa mereduksi kupri menjadi
kupro kemudian membentuk Cu2O yang mengendap dan berwarna merah.
Intensitas warna merah dari ini secara kasar menunjukkan kadar glukosa dalam
urine yang diperiksa
4) Alat dan bahan
 Tabung reaksi
 Api bunsen
 Reagen Benedict dengan komposisi: CuSO4 17,3 Na Citrate 173 Na Carbonat
100 Aquadest ad 1.000 ml
 Sampel urine
5) Cara Kerja :
- Masukkan 5 ml reagen Benedict dan 8 tetes urine (2,5 ml reagen Benedict dengan
4 tetes urine) ke dlam tabung reaksi
- Kocok, kemudian dipanaskan sampai mendidih di atas api Bunsen
- Atau dapat dimasukkan ke dalam penangas air dengan air yang telah mendidih
selama 5 menit
- Biarkan dingin, amati perubahan warna yang terjadi
- Nilai normal dan Interpretasi
( - ) : Tetap biru atau hijau keruh
( + ) : Keruh, warna hijau agak kuning
( ++ ) : Kuning kehijauan dengan endapan kuning
( +++ ) : Kuning kemerahan, dengan endapan kuning merah
( ++++ ) : Merah jingga sampai merah bata
d. Metode Fehling A dan fehling B
1) Tujuan : Untuk memeriksa adanya kandungan glukosa dalam sampel urine.
2) Metode yang Digunakan : Tes glukosa urine dilakukan dengan menggunakan
metode fehling.
3) Prinsip Pemeriksaan : Dalam suasana alkali, glukosa mereduksi kupri menjadi
kupro kemudian membentuk Cu2O yang mengendap dan berwarna merah.
Intensitas warna merah dari ini secara kasarmenunjukkan kadar glukosa dalam
urine yang diperiksa.
4) Alat dan Bahan
Alat :
Tabung reaksi, Api Bunsen, Pipet volume, Ball filler 
Bahan :
Sampel urine, Reagen Fehling A dan Fehling B
5) Cara Kerja
 Dipipet 1 ml fehling A dan Fehling B, dan dicampurkan dalam tabung
reaksi hinggahomogen (untuk pemeriksaan tiga sampel)
 Dipipet masing-masing 1 ml larutan tersebut ke dalam tiga tabung reaksi
 Ditambahkan masing-masing 0,5 ml sampel urine ke dalam tiga tabung
reaksi tersebut
 Ketiga tabung dipanaskan di atas api bunsen hingga mendidih
 Setelah dingin, diamati perubahan warna yang terjadi pada ketiga tabung.
 Interpretasi :
(-) : warna biru / hijau keruh
(+) : larutan keruh dan hijau agak kuning
(++) : kuning kehijauan dengan endapan kuning
(+++) : kuning kemerahan dengan endapan kuning merah
(++++) : merah jingga sampai merah bata
e. Metode sulkowich
Alat:
- 6abung reaksi
- Pipet tetes
- Pot sampel
- Rak Tabung
- Stopwatch
Bahan:
- Reagen Sulkowitch
- Urine
cara Kerja:
a. Masukkan Urine kedalam tabung reaksi masing-masing 3ml
b. tabung reaksi ke-2 di beri 3 ml reagen Sulkowitch, sedangkan tabung pertama
tidak 
c. Diamkan selama 2-3 menit
d. Catat hasil pengamatan
Negatif (-) : tidak terjadi kekeruhan
Positif (+1) : kekeruhan halus
Positif (++) : kekeruhan sedang
Positif (+++) : kekeruhan agak berat dalam waktu kurang dari 20 detik
Positif (++++) : kekeruhan berat terjadi seketika

f. Metode heller
Cara kerja :
a. Masukkan 3 ml sampel urin kedalam tabung reaksi
b. Tambahkan HNO3 pekat melalui dinding tabung hingga terbentuk 2 lapisan
c. Amati cincin putih pada reaksi tersebut
Urinnya harus berwarna jernih
Untuk melihat adanya cincin pada sampel maka sampel tersebut jangan digoyang-
goyangkan
g. Metode bence jones
a. Masukkan 10 ml urin dalam tabung reaksi
b. Teteskan 4-3 tetes asam asetat 10%lalu homogenkan
c. Panaskan sampel sampai mendidih, saring filtrate sampai jernih
d. Biarkan beberapa saat sampai suhu 50o
e. Amati endapan filtrate yang terjadi

h. Metode esbach
a. Isi tabung esbach dengan urin 24 jam sampai tanda U
b. Tambahkan reagen esbach sampai tanda R
c. Tutup prop dan bolak balikan beberapa kali
d. Simpan selama 24 jam
e. Baca hasilnya (tinggi endapan menunjukkan jumlah protein dalam gr(L)

3. Resume video 3
Judul video : pemeriksaan protein urin
Penerapan K3
Pada pelaksanaan pemeriksaan urinalisa harus selalu menerapkan K3 (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja). Pada video youtube yang telah ditonton menunjukkan bahwa dalam
pelaksanaan video tersebut sudah menerapkan K3 dengan baik dan benar yaitu dengan
memakai APD lengkap diantaranya adalah memakai jas lab, memakai masker dan sarung
tangan.

a. Metode asam sulfosalisyl 20%


 Pra analitik
- Menyiapkan alat dan bahan
- Memakai APD lengkap
 Analitik
- Mengambil 2ml urin dengan gelas ukur
- Memasukkan urin kedalam tabung panjang
- Meneteskan larutan asam sulfosalisyl 20% sebanyak 8 tetes, lalu homogenkan
- Panaskan larutan sampai mendidih
 Pasca analitik
- Negative (-) : tidak ada kekeruhan
- Positif (+1) : ada kekeruhan ringan tanpa butiran
- Positif (+2) : kekeruhan mudah dilihat dan tampak butiran
- Positif (+3) : kekeruhan jelas dan berkeping-keping
- Positif (+4) : sangat keruh dan menggumpal
b. Metode asam asetat 6%
 Pra analitik
- Menyiapkan alat dan bahan
- Memakai APD lengkap
 Analitik
- Memasukkan urin kedalam tabung panjang sebanyak 2/3 tabung
- Panaskan larutan pada bagian tengah tabung
- Teteskan 3-5 tetes asam asetat 6%
 Pasca Analitik
- Negative (-) : tidak ada kekeruhan
- Positif (+1) : ada kekeruhan ringan tanpa butiran
- Positif (+2) : kekeruhan mudah dilihat dan tampak butiran
- Positif (+3) : kekeruhan jelas dan berkeping-keping
- Positif (+4) : sangat keruh dan menggumpal

c. Metode benedict
 Pra analitik
- Menyiapkan alat dan bahan
- Memakai APD lengkap
 Analitik
- Mengambil 5 ml reagen benedict menggunakan gelas ukur
- Masukkan reagen benedict kedalam tabung panjang
- Tambahkan 8 tetes urin kedalam tabung berisi reagen, lalu homogenkan
- Panaskan larutan sampai mendidih
 Pasca analitik
- Negative (-) : biru atau hijau jernih tanpa endapan
- Positif (+1) : hijau kuning agak keruh
- Positif (+2) : kuning kehijauan dengan endapan kuning
- Positif (+3) : kuning kemerahan, endapan kuning merah
- Positif (+4) : merah jingga sampai merah bata

d. Metode fehling A dan fehling B


 Pra analitik
- Menyiapkan alat dan bahan
- Memakai APD lengkap
 Analitik
- Mengambil 2 ml fehling A menggunakan gelas ukur lalu pindahkan kedalam
tabung reaksi
- Mengambil 2 ml fehling B menggunakan gelas ukur lalu pindahkan kedalam
tabung reaksi yang berisi fehling A
- Menambahkan 1 ml urin kedalam tabung reaksi larutan fehling
- Panaskan larutan sampai mendidih
 Pasca analitik
- Negative (-) : biru/ hijau jernih tanpa endapan
- Positif (+1) : hijau kuning agak keruh
- Positif (+2) : kuning kehijuan dengan endapan kuning
- Positif (+3) : kuning kemerahan, endapan kuning merah
- Positif (+4) : merah jingga sampai merah bata

Anda mungkin juga menyukai