Anda di halaman 1dari 15

TANDA TANGAN ASISTEN

NAMA : A. RIZQI JULIANTY ABNAS


NIM : J011171314
KLP/KELAS : 6

PRAKTIKUM

BIOKIMIA URINE

A. SIFAT SIFAT URIN NORMAL


1. VOLUME URIN
Dasar : Untuk menentukan volume urin diperlukan urin yang
dikumpulkan dalam 24 jam.
Percobaan : Urin hari pertama dibunag pada waktu yang telah ditentukan.
Semua urin mulai waktu itu sampai dengan waktu yang sama
pada hari berikutnya dikumpulkan. Seluruh urin tersebut harus
disimpan dalam keadaan dingin dengan toluen sebagai
pengawet.
Hasil :
Volume total urin 24 jam = .......................ml
Kesimpulan :

2. BERAT JENIS URIN


Dasar : Untuk menentukan berat jenis urin diperlukan alat
hydrometer/urinometer. Urin yang digunkana adalah urin 24
jam.
Percobaan :
a. Tampung urin (sewaktu pagi hari dan urin 24 jam) ke dalam wadah yang
telah disediakan.
b. Isilah sebuah tabung urinometer dengan urin tersebut diatas dan
letakkan hidrometer didalamnya hingga urinometer pada posisi terapung.
Hidrometer tidak boleh menyentuh dinding tabung. Catat suhu urin
tersebut dengan menggunakan termometer. Tiap-tiap urinometer telah
ditera pada suhu tertentu.
c. Bila suhu urin tidak sama dengan suhu tera, lakukanlah koreksi dengan
cara tambahkan 0,001 pada angka yang dinyatakan hidrometer bagi tiap
penambahan suhu 3℃ diatas suhu tera atau kurangi 0,001 pada angka
yang dinyatakan hidrometer bagi tiap penambahan suhu 3℃ dibawah
suhu tera.
Hasil :
Berat jenis urine yang terukur = ...............
Suhu urine = ...............
Berat jenis urine sesungguhnya = ...............
Jumlah zat padat total = ...............
Kesimpulan :

3. pH URIN
Dasar : pH urin ditentukan dengan indikator universal. Urine yang
digunakan adalah urine sewaktu pagi hari, dan urine 24 jam.
Percobaan : Celupkan secarik strip indikator universal ke dalam urin sewaktu
dan 24 jam kemudian bacalah pH urin tersebut.
Hasil :
pH urin = ...................
Kesimpulan :

4. BAU WARNA DAN KEKERUHAN


Percobaan : Catatlah bau, warna dan kekeruhan urin sewaktu, pagi hari dan
urin 24 jam.
Hasil :
Bau = ....................
Warna =......................
Kekeruhan =......................
Kesimpulan :

B. ZAT-ZAT FISIOLOGIK URIN


1. KLORIDA
Tujuan : Memeriksa adanya klorida dalam urine.
Percobaan :
5mL urin 4 tetes HNO3 4 tetes AgNO3 2%

Hasil :

Kesimpulan :

2. BELERANG
a) BELERANG YANG TAK-TEROKSIDASI
Tujuan : Memeriksa adanya belerang dalam urine.
Dasar : Dengan adanya katalisator Zn, belerang yang terdapat
dalam urin berekasi dengan HCl encer menghasilkan gas
H2 S yang baunya sangat khas dimana gas ini dapat
diidentifikasi dengan menghitamnya kertas saring yang
telah direndam dengan Pb asetat membentuk PbS (endapan
hitam).
Percobaan :

Sebutir Zn
10 mL urin HCl encer
Tutup tabung degan
kertas saring yang
dibasahi Pb-Asetat
Hasil :

Kesimpulan :
b) BELERANG TEROKSIDADI
a. SULFAT ANORGANIK
Tujuan : memeriksa adanya belerang dalam urin
Percobaan :

10 mL urin 1 mL HCl 1 mL BaCl2


encer encer

Hasil :

Kesimpulan :

b. INDIKAN (TES OBERMEYER)


Tujuan : memeriksa adanya indikan (potassium indoksil
sulfat) dalam urine.
Dasar : pereaksi Obermeyer (FeCl3 dalam HCl pekat) akan
mengoksidasi gugus indoksil membentuk warna biru
indigo yang larut dalam kloroform.
Percobaan :

Biarkan
beberpa menit

5 mL + 3 mL
5 mL urin pereaksi kloroform
Obermeyer

Bolak balik 10X


Hasil :

Kesimpulan:

3. FOSFAT
Tujuan : Memeriksa adanya fosfat dalam urine.
Percobaan :

1mL urea 10mL 1 mL


5 mL urin
10% perekasi ferosulfat
molibdat spesial
spesial

Hasil :

Kesimpulan :
4. AMONIA
Percobaan :

Panaskan

2 mL urin
+ NaOH

Hasil :

Kesimpulan :

C. SISA-SISA METABOLISME
1. PENENTUAN KADAR UREA (METODE BERTHELOT)
Dasar :
Urea dihidrolisis oleh adanya air dan urease menjadi amonia dan
karbondioksida. Dalam reaksi Berthelot ion amonium bereaksi dengan hipoklorit
dan salisilat untuk membentuk zat warna yang dihasilkan dapat diperkuat
dengan menambahkan sejumlah kecil natrium nitroprussid. Intensitas warna
sebanding dengan kadar urea diukur secara fotometrik.
1.1 Metode 1 :
Cara Kerja :
a. Siapkan 3 tabung bersih dan kering lalu isi tabung sesuai tabel
Masukkan dalam tabung Sampel Standar Blanko
Reagen Warna 1 mL 1 mL 1 mL
Sampel urin yang sudah 10 ul - -
diencerkan 50 kali (1 dalam 49)
Standar urea - 10 ul -
b. Campurkan segera, kemudian inkubasikan dalam waterbath selama 3
menit pada suhu 37 ̊C selama 5 menit pada suhu 20-25 ̊C
Masukkan dalam tabung Sampel Standar Blanko
Larutan hipoklorit 1 mL 1 mL 1 mL
c. Campurkan segera lalu biarkan selama 5 menit pada suhu 37 ̊C atau 10
menit pada suhu 20-25 ̊C
d. Baca absorbansi sampel pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 578 nm
Hasil :

Kesimpulan :

1.2 Metode 2 :
Cara Kerja :
a. Siapkan 3 tabung reaksi bersih dan kering lalu isi tabung sesuai tabel
Masukkan dalam tabung Sampel Standar Blanko
Suspensi urease 100 ul 100 ul 100 ul
Reagen fenol salisilat 1 ml 1 ml 1 ml
Sampel serum 10 ul - -
Standar urea - 10 ul -
b. Campurkan segera, kemudian inkubasikan dalam waterbath selama 15 menit
pada suhu 37 ̊C
Masukkan dalam tabung Sampel Standar Blanko
Larutan hipoklorit 1 mL 1 mL 1 mL
c. Campurkan segera, kemudian biarkan pada suhu ruang selama 15 menit
pada suhu 37 ̊C. Baca absorbansi sampel pada spektrofotometer dengan
panjang gelombang 620 nm.
Hasil:

Kesimpulan :
2. PENENTUAN KADAR ASAM URAT(METODE ENZIMATIK URIKASE PAP)
Dasar : Asam urat diubah secara kuantitatif oleh uricase sehingga menghasilkan
hidrogen peroksida.

1.3 Metode 1 :
Cara Kerja :
a. siapkan 3 tabung reaksi bersih dan kering lalu isi tabung sesuai tabel
Masukkan dalam tabung Sampel Standar Blanko
Reagens warna 1 ml 1 ml 1 ml
Standar asam urat - 20 ul -
Sampel urine yang sudah 20 ul - -
diencerkan 1:10 (larutkan 1
ml urin dalam 10 ml
aquadest)
b. campurkan segera, biarkan pada suhu ruang selama 5 menit pada suhu
37 ̊C atau 10 menit pada suhu ruangan
c. baca absorbans pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 510
nm
Hasil :

Kesimpulan :

1.4 Metode 2 :
Cara Kerja :
Masukkan dalam tabung Sampel Standar Blanko
Reagens warna 2 ml 2 ml 2 ml
Standar asam urat - 40 ul -
Sampel urine yang sudah 40 ul - -
diencerkan 1:10 (larutkan 1
ml urin dalam 10 ml
aquadest)
Campurkan segera, biarkan pada suhu ruang selama 15 menit pada suhu 37
̊C. Kemudian baca absorbans pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 510 nm
Hasil :

Kesimpulan :

3. PENENTUAN KADAR KREATININ(METODE JAFFE TANPA


DEPROTEINISASI)

Dasar : Kreatini dengan asam pikrat dalam suasana alkali bereaksi


membentuk suatu senyawa kompleks berwarna kuning orange.
Intensitas warna yang dihasilkan sebanding dengan kadar kreatin
diukur secara fotometrik
Cara Kerja :
a. Siapkan 2 tabung reaksi lalu isi tabung sesuai petunjuk tabel
Tambahkan ke dalam tabung Sampel Standar
Larutan pikrat alkali 2 mL 2 mL
Sampel urin yang diencerkan 1:49 200 ul -
Standar - 200 ul
b. Campurkan baik baik dan biarkan selama 30 detik pada temperautr
kamar. Kemudian ukur absorbansinya. Diamkan selama 2 menit. Ukurlah
kembali absorbansi sampel dan standar terhadap blanko (aquadest) pada
panjang gelombang 492 nm
Hasil :

Kesimpulan :
D. ZAT-ZAT PATOLOGIK DALAM URIN
1. GLUKOSA
Tujuan : Memeriksa kadar gula dalam urine secara semikuantitatif
Dasar : Dalam suasana alkalis ion kupri akan direduksi menjadi
kuprooksida oleh gula yang memiliki gugus aldehide/keton
bebas. Kuprooksida yang terbentuk bersifat tidak larut dan
berwarna merah. Banyaknya endapan merah yang
terbentuk sebanding dengan kadar gula yang terdapat
dalam urin
Cara Kerja :

2,5 ml
4 tetes urin
pereaksi Panaskan 5 menit di penangas
Benedict air atau 1 menit di api kecil

Hasil :

Kesimpulan :
2. ZAT-ZAT KETON
Zat keton merupakan zat antara pada pemecahan asam lemak di dalam hati dan
selanjutnya mengalami pemecahan pada jaringan ekstrahepatik

Cara kerja :

Bubuhkan
kristal amonium Campur &
sulfat sampai biarkan 1,5 jam
jenuh
5 ml urin
2-3 tetes Na-nitroprussid
5% & 1-2 ml amonium
hidroksida pekat

Hasil :

Kesimpulan :

3. PROTEIN
Dalam keadaan normal, tidak lebih dari 30-200 mg protein diekskresi dalam 24
jam. Urin normal tidak memberi hasil positif dengan tes tes terhadap protein
yang biasa dikerjakan.

Cara Kerja :

2 ml urin 4 tetes asam


sulfosalisilat
10%
Kekeruhan/presipitasi menyatakan adanya albumin/globulin, presipitat akan
bertambah pada pemanasan

Hasil :

Kesimpulan :

4. DARAH
a) TES GUAIAK
Cara kerja :
a.

Merah = positif

2 ml urin 3 ml reagen 1 ml H2O2


guaiak 1% 3%

b.

Merah = positif

2 ml urin 1 ml reagen
yang telah guaiak 1% dalam
dimasak alkohol & 1 ml
H2O3 3%
Catat perbedaannya
Hasil :

Kesimpulan :

b) TES ORTHOTOLUIDIN/BENZIDIN
Cara kerja :

Biru kehijauan

= positif
1 ml urin 1 ml reagen 1 ml
orthotoluidin 1% H2O3 3%
dalam asam
asetat glasial

Hasil :

Kesimpulan :
5. BILIRUBIN

Bilirubin normalnya tidak terdapat dalam urin. Pada keadaan patologik


seperti hepatitis dan batu empedu maka bilirubin akan meninggu kadarnya di
dalam darah dan kemudian diekskresikan melalui urin
Cara kerja :
a. Siapkan tabung reaksi. Masukkan 5 ml urin dan 3 ml BaCl2 10%. Campur
lalu saring
b. Bentangkan kertas saring itu di atas corong biarkan hingga kering.
Teteskan 2-3 tetes reagen Fouchet di atas kertas saring isi endapan itu.
Warna hijau = bilirubin positif

Hasil :

Kesimpulan :

E. KESEIMBANGAN ASAM BASA


Tujuan :
a. Mengetahui metode pemeriksaan pH darah dan urine
b. Mengetahui pengaruh minuman berkarbonat (softdrink) terhadap pH urine.

Cara kerja :

a. Ambil darah vena dan urine orang coba masing-masing sebanyak 3mL
b. Ukur pH darah dan urin tersebut sesegera mungkin
c. Beri minum orang coba berupa softdrink
d. Ukur kembali pH darah dan urine setelah 15 menit, 30 menit, 45 menit dan
60 menit pemberian softdrink.
Hasil :

pH Setelah pemberian
pH darah/ pH
sebelum
urine pH 15 menit pH 30 menit pH 45 menit pH 60 menit
uji coba
Mahasiswa 1
Mahasiswa 2
Mahasiswa 3

Kesimpulan :

Anda mungkin juga menyukai