Anda di halaman 1dari 5

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Pemeriksaan Gula Darah Menggunakan Sampel Darah Kapiler


1. Alat dan Bahan
a. Alkohol swab
b. Jarum steril
c. Alat pemeriksa glukosa
d. Alat penusuk
e. Strip

2. Cara Kerja

Cuci tangan sebelum melakukan tindakan.

Ujung distal jari tangan yang akan diambil darahnya


di pijat-pijat dengan arah dari proksimal ke distal.

Bersihkan ujung distal jari yang akan ditusuk dengan


alkohol swab.

Tusukkan ujung distal jari dengan ujung jarum steril


secara cepat.

Tampung darah pada alat pembaca gula darah digital.

Tekan lokasi tusukkan dengan kasa steril dibasahi


larutan antiseptik selama kira-kira 1 menit.

Pastikan darah tidak keluar lagi.


B. Pemeriksaan Glukosa Urin Metode Benedict
1. Alat dan Bahan
a. Tabung reaksi
b. Penjepit tabung
c. Pemanas
d. Pipet tetes
e. Urin jernih
f. Benedict

2. Cara Kerja

Masukanlah 5 ml Benedict kedalam tabung reaksi.

Teteskan sebanyak 5 – 8 tetes urin ke dalam tabung.

Panaskan di atas api selama 2-5 menit sampai


mendidih.

Angkatlah tabung, kocoklah isinya dan bacalah hasil


reduksi.

C. Pemeriksaan Protein Urin Metode Asam Sulfosalisilat


1. Alat dan Bahan
a. Tabung reaksi
b. Penjepit tabung
c. Pemanas
d. Pipet tetes
e. Urin
f. Sulfosalisilat 20%
2. Cara Kerja

Isi 2 tabung reaksi masing-masing dengan 2ml urin


jernih.

Tambahkan pada tabung pertama 8 tetes larutan


asam sulfosalisilat, lalu kocok.

Bandingkanlah isi tabung pertama dengan yang


kedua.

Jika sama jernihnya hasil test berarti negatif.

Jika tabung pertama lebih keruh, panaskan tabung


pertama sampai mendidih lalu dinginkan.

Jika kekeruhan tetap ada setelah tabung pertama


dipanaskan dan tetap ada setelah didinginkan
kembali, berarti hasil protein positif.

Jika muncul setelah dingin, mungkin urin


mengandung protein Bence Jones

D. Pemeriksaan Protein Urin Metode Rebus


1. Alat dan Bahan
a. Tabung reaksi
b. Penjepit tabung
c. Pemanas
d. Pipet tetes
e. Urin
f. Asam asetat 6%
2. Cara Kerja

Masukkan urin ke dalam tabung reaksi sampai 2/3


penuh.

Miringkan dan panaskan urin sampai mendidih


selama 30 detik.

Bandingkan kekeruhan yang terjadi di bagian atas


urin dengan bagian bawah urin.

Apabila terjadi kekeruhan, teteskan 3-5 tetes asam


asetat 6%.

Jika kekeruhan hilang urin mengandung protein.

Jika kekeruhan menetap kemungkinan protein positif.

Panaskan kembali sampai mendidih, berilah


penilaian pada kekeruhan.
KESIMPULAN

 Pada pemeriksaan Gula Darah dengan Sempel Darah Kapiler (Finger


Prick), pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu (darah kapiler)
mendapatkan hasil 145 mg/dl. Dapat dinterpretasikan bahwa pasien belum
bisa dikatakan mengalami DM karena masih jauh dibawah 200 mg/dl,
namun bisa berpotensi menjadi DM.
 Pada pemeriksaan Reduksi Glukosa Urin (Metode Benedict) didapatkan
warna urin di dalam tabung adalah kuning keruh, sehingga interpretasinya
berupa positif 2 (++), didapatkan jumlah glukosa dalam urin sekitar 1 – 1,5
%.
 Pada pemeriksaan Protein Urin (Metode Asam Sulfosalisilat), setelah
dibandingkan dengan kontrol terlihat ada kekeruhan nyata dan keping-
keping dalam kekeruhan. Hasil pemeriksaan menurut data rujukan adalah
positif 3 +++, dengan hasil tersebut, interpretasi protein dalam urin sekitar
200-500 mg%.
 Pada pemeriksaan Protein Urin (Metode Asam Asetat 6%), didapatkan
hasil urin tampak keruh nyata dengan gumpalan nyata. Interpretasi hasil
berdasarkan data yaitu positif 3 +++, yang artinya terdapat protein dalam
urin sekitar 200-500 mg%.

Anda mungkin juga menyukai