A. Pemeriksaan Gula Darah Menggunakan Sampel Darah Kapiler
1. Alat dan Bahan a. Alkohol swab b. Jarum steril c. Alat pemeriksa glukosa d. Alat penusuk e. Strip
2. Cara Kerja
Cuci tangan sebelum melakukan tindakan.
Ujung distal jari tangan yang akan diambil darahnya
di pijat-pijat dengan arah dari proksimal ke distal.
Bersihkan ujung distal jari yang akan ditusuk dengan
alkohol swab.
Tusukkan ujung distal jari dengan ujung jarum steril
secara cepat.
Tampung darah pada alat pembaca gula darah digital.
Tekan lokasi tusukkan dengan kasa steril dibasahi
larutan antiseptik selama kira-kira 1 menit.
Pastikan darah tidak keluar lagi.
B. Pemeriksaan Glukosa Urin Metode Benedict 1. Alat dan Bahan a. Tabung reaksi b. Penjepit tabung c. Pemanas d. Pipet tetes e. Urin jernih f. Benedict
2. Cara Kerja
Masukanlah 5 ml Benedict kedalam tabung reaksi.
Teteskan sebanyak 5 – 8 tetes urin ke dalam tabung.
Panaskan di atas api selama 2-5 menit sampai
mendidih.
Angkatlah tabung, kocoklah isinya dan bacalah hasil
reduksi.
C. Pemeriksaan Protein Urin Metode Asam Sulfosalisilat
1. Alat dan Bahan a. Tabung reaksi b. Penjepit tabung c. Pemanas d. Pipet tetes e. Urin f. Sulfosalisilat 20% 2. Cara Kerja
Isi 2 tabung reaksi masing-masing dengan 2ml urin
jernih.
Tambahkan pada tabung pertama 8 tetes larutan
asam sulfosalisilat, lalu kocok.
Bandingkanlah isi tabung pertama dengan yang
kedua.
Jika sama jernihnya hasil test berarti negatif.
Jika tabung pertama lebih keruh, panaskan tabung
pertama sampai mendidih lalu dinginkan.
Jika kekeruhan tetap ada setelah tabung pertama
dipanaskan dan tetap ada setelah didinginkan kembali, berarti hasil protein positif.
Jika muncul setelah dingin, mungkin urin
mengandung protein Bence Jones
D. Pemeriksaan Protein Urin Metode Rebus
1. Alat dan Bahan a. Tabung reaksi b. Penjepit tabung c. Pemanas d. Pipet tetes e. Urin f. Asam asetat 6% 2. Cara Kerja
Masukkan urin ke dalam tabung reaksi sampai 2/3
penuh.
Miringkan dan panaskan urin sampai mendidih
selama 30 detik.
Bandingkan kekeruhan yang terjadi di bagian atas
urin dengan bagian bawah urin.
Apabila terjadi kekeruhan, teteskan 3-5 tetes asam
asetat 6%.
Jika kekeruhan hilang urin mengandung protein.
Jika kekeruhan menetap kemungkinan protein positif.
Panaskan kembali sampai mendidih, berilah
penilaian pada kekeruhan. KESIMPULAN
Pada pemeriksaan Gula Darah dengan Sempel Darah Kapiler (Finger
Prick), pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu (darah kapiler) mendapatkan hasil 145 mg/dl. Dapat dinterpretasikan bahwa pasien belum bisa dikatakan mengalami DM karena masih jauh dibawah 200 mg/dl, namun bisa berpotensi menjadi DM. Pada pemeriksaan Reduksi Glukosa Urin (Metode Benedict) didapatkan warna urin di dalam tabung adalah kuning keruh, sehingga interpretasinya berupa positif 2 (++), didapatkan jumlah glukosa dalam urin sekitar 1 – 1,5 %. Pada pemeriksaan Protein Urin (Metode Asam Sulfosalisilat), setelah dibandingkan dengan kontrol terlihat ada kekeruhan nyata dan keping- keping dalam kekeruhan. Hasil pemeriksaan menurut data rujukan adalah positif 3 +++, dengan hasil tersebut, interpretasi protein dalam urin sekitar 200-500 mg%. Pada pemeriksaan Protein Urin (Metode Asam Asetat 6%), didapatkan hasil urin tampak keruh nyata dengan gumpalan nyata. Interpretasi hasil berdasarkan data yaitu positif 3 +++, yang artinya terdapat protein dalam urin sekitar 200-500 mg%.