Anda di halaman 1dari 5

PRKTIKUM V

PEMERIKSAAN URINE

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Mahasiswa dapat memahami prinsip pemeriksaan Urine

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


1. Mahasiswa dapat melakukan prosedur pemeriksaan urine
2. Mahasiswa dapat memahami dan melakukan pemeriksaan berat jenis urine,
makroskopis, pemeriksaan glukosuria dan proteinuria
C. DASAR TEORI
Urine adalah hasil sisa metabolisme yang melalui proses sekresi dari ginjal yang
kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui saluran kemih. Urine biasanya
mengandung zat yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh, sehingga perlu dikeluarkan
karena dapat meracuni tubuh. Proses pembentukan urin terdiri dari tiga tahap, yaitu
filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali) dan augmentasi (pengeluaran
zat).
Normalnya, dalam urine seseorang biasanya terkandung berbagai zat, seperti
air, urea, asam urat, amonia, kreatinin, asam laktat, asam fosfat, asam sulfat, klorida, dan
beberapa zat yang berlebihan dalam darah, misalnya vitamin C serta obat-obatan. Urine
yang sehat akan berwarna jernih transparan dan sedikit kuning karena pengaruh dari zat
warna empedu. Tapi, warna urine ini bisa berubah bila ternyata ada yang tidak beres
dengan fungsi organ-organ tubuh tertentu. Orang yang mengidap penyakit ginjal akan
mengeluarkan urine yang berwarna cokelat, oranye tua, atau kemerahan. Selain itu, urine
juga bisa berbusa yang menunjukkan tingginya kandungan protein dalam urine.
Pengidap diabetes biasanya memiliki kadar gula dalam urine yang tinggi. Selain itu,
warna urine pengidap diabetes juga lebih transparan atau tidak memiliki warna sama
sekali serta beraroma manis. Itulah mengapa diabetes sering disebut juga dengan istilah
kencing manis. Pada kasus yang hepatitis B akut, pengidapnya biasanya akan mengalami
beberapa gejala, seperti sakit perut, mual, muntah, badan terasa lemah, flu, warna tinja
menjadi pucat, mata dan kulit menguning, serta perubahan warna urine yang menjadi
kuning gelap. Pada beberapa kasus ISK (Infeksi Saluran kemih), urine yang dikeluarkan
juga bisa berwarna hijau karena mengandung nanah di dalamnya
A. PEMERIKSAAN BERAT JENIS
METODE : URINOMETER

1. Alat
a. Gelas urinometer
b. Tangkaiurinometer
c. Thermometer dan kertas

2. Cara kerja
a. Masukkan urine yang diperiksa ke dalam gelas urinometer 2/3 bagian atau
secukupnya
b. Busa yang terjadi dihilangkan dengan kertas saring
c. Masukkan tangkai urinometer ke dalam gelas tersebut
d. Tangkai urinometer harus diputar dulu dengan ibu jari dan jari telunjuk supaya
tidak menempel pada dinding gelas tersebut
e. Karena putaran tadi tangkai urinometer akan terapung ditengah kemudin dibaca.
f. Kemudian suhu urine diperiksa dengan thermometer

3. Koreksi
Terhadap Suhu
a. Jika lebih tinggi dari suhu tera urinometer, maka tiap 3⁰ c, perbedaan diatas suhu
tera ditambah 0,001 atau 1, dapat dirumuskan:
Bj sesungguhnya = hasil bacaan + (suhu urin-suhu tera) x 0,001/1
3
b. Jika lebih rendah dari suhu tera urinometer, maka tiap 3⁰ c, perbedaan dibawah
suhu tera dikurangi 0,001 atau 1, dapat dirumuskan :
Bj sesungguhnya = hasil bacaan - (suhu urin-suhu tera) x 0,001/1
3
B. PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS
1. Cara kerja :
a. pH
1) Celupkan kertas pH dalam urine yang akan diperiksa
2) Angkat dan cocokkan warna yang terjadi dengan warna standar yang terdapat
pada kertas pH
3) Batas normal pH urine = 4,6- 8,5
b. Warna
1) Warna urine diuji pada tebal lapisan 7-10 cm dengan cahaya tembus
2) Tabung reaksi diisi dengan urin sampai ¾ penuh dengan miringkan, diamati
warna yang terbentuk.
3) Nyatakan warna urine dengan hasil : tidak berwarna kuning muda, kuning,
kuning tua, kuning bercampur merah, dan sebagainya
4) Urine normal = antara kuning muda- kuning tua
c. Kejernihan
1) Kejernihan diuji pada tebal lapisan 7-10 cm dengan cahaya tembus
2) Tabung reaksi diisi dengan urin sampai ¾ penuh dan miringkan diamati urin
tersebut
3) Nyatakan kejernihan dengan : jernih, agak keruh, keruh, atau sangat keruh
4) Urine normal = jernih

C. PEMERIKSAAN REDUKSI (GLOKOSURIA)


METODE : FEHLING

1. Prinsip
Dalam suasana alkalis dan panas, glukosa mereduksi ion Cu (Kupri) menjadi CuO
(kupro) yang akan mengendap dan berwarna merah bata.

2. Reagensia
a. Fehling A : 6,93 gram CuSO₄ 5H₂O dilarutkan dalam 100ml aquades
b. Fehling B : 34,6 gram K.Na-tatrat dilarutkan dalam 50ml aquades, 10
gram NaOH dilarutkan dalam 50ml aquades, dicampur

3. Cara kerja
a. Dalam tabung reaksi diisi : 2 ml fehling A (I) + 2ml fehling B(II)
b. Ditambah urine 1 ml
c. Dicampur, dipanaskan sampai mendidih 3 menit dengan digoyang, diamati
perubahan warna yang terjadi.

4. Pengamatan
a. Tetap biru jernih : negative (-)
b. Hijau tanpa endapan : positif 0,5 (+0,5)
c. Hijau dengan endapan kuning/hijau lebih banyak/hijau kuning keruh : positif
1(+1)
d. Kuning keruh/kuning kehijauan/kuning lebih banyak : positif 2 (+2)
e. Jingga /warna lumpur : positif 3 (+3)
f. Merah bata : positif4 (+4)

D. PEMERIKSAAN PROTEIN (PROTEINURIA)


METODE ASAM ASETAT

1. Prinsip
Pemberian asam asetat untuk mencapai titik iso elektrik protein. Dengan pemanasan
mengakibatkan denaturasi dan terjadi presipitasi. Proses pretisipasi dibantu oleh
garam-garam yang telah ada dalam urin.

2. Reagensia
larutan asam asetat 6%

3. Cara kerja
a. 5 ml urin dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian dipanaskan sampai
mendidih sambil digoyangkan.
b. Jika timbul kekeruhan mungkin disebabkan oleh Ca. Fosfat : Ca karbonat: atau
protein
c. Tambahkan 5 tetes asam asetat 6% (pipet ukur 1ml)
d. Jika kekeruhan tetap, protein positif
e. Dipanaskan lagi sampai mendidih

4. Pengamatan
a. Tidak ada kekeruhan : negative (-)
b. Kekeruhan atau butir-butir : positif 1(+1)
c. Kekeruhan dengan butir-butir halus : positif 2 (+2)
d. Gumpalan dengan keping-keping : positif 3 (+3)
e. Gumpalan membesar atau memadat : positif 4 (+4)

Anda mungkin juga menyukai