Anda di halaman 1dari 4

KORUPSI PLN BATUBARA, KEJAKSAAN SITA UANG RP 477 MILIAR

Penulis: Dimas Jarot Bayu Editor: Ameidyo Daud 15/11/2019, 16.56 WIB

Pengadilan Tipikor memvonis bebas Eks Dirut PT PLN Batubara Khairil Wahyuni dalam
kasus yang sama dengan Kokos Jiang ANTARA FOTO/RENO ESNIR Petugas menjaga barang
bukti uang terkait kasus korupsi PLN Batubara di Kejaksaan Agung, Jakarta, Jumat
(15/11/2019).

Kejaksaan mengeksekusi barang bukti uang tunai sebesar Rp477.359.539.000 dalam


perkara tindak pidana korupsi atas nama terpidana Kokos Jiang alias Kokos Leo Lim selaku
Direktur Utama PT Tansri Madjid Energi (PT.TME).
Kejaksaan Agung telah mengeksekusi uang pengganti kerugian negara sebesar
Rp 477 miliar dari Direktur Utama PT Tansri Madjid Energi (TME) Kokos Jiang alias Kokos
Leo Lim. Ini lantaran Kokos terbukti melakukan korupsi dalam perkara perjanjian kerja sama
pengadaan batu bara di Muaraenim, Sumatera Selatan antara PT PLN Batubara dengan PT TME.
Jaksa Agung ST Burhanuddin mengatakan, eksekusi tersebut dilakukan
berdasarkan putusan Mahkamah Agung Nomor 3318K/Pid.Sus/2019 tertanggal 17 Oktober
2019. "Hari ini adalah eksekusi barang bukti dengan nilai Rp 477.359.539.000," kata
Burhanuddin di kantornya, Jakarta, Jumat (15/11). ST Burhanuddin mengatakan, uang pengganti
telah disetor ke kas negara oleh jaksa eksekutor melalui Sistem Informasi PNBP Online
Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan. Selain itu, Kejakgung telah mengeksekusi hukuman penjara
kepada Kokos.  Dalam kasus tersebut, Mahkamah Agung menjatuhi pidana
penjara selama empat tahun dan denda sebesar Rp 200 juta subsider pidana kurungan enam bulan
kepada Kokos. "Eksekusi badannya telah dilakukan sepekan yang lalu," kata Burhanuddin.
(Baca: Sofyan Basir Bebas, KY Periksa Putusan Pengadilan Tipikor) Kepala Kejaksaan Tinggi
DKI Jakarta Warih Sadono menjelaskan alur perkara ratusan miliar ini.
Kokos bersama Direktur Utama PT PLN Batubara
periode 2011-2012 Khairil Wahyuni diketahui mengatur dan mengarahkan tender batu bara
supaya PT TME yang mengerjakan proyek tersebut. Caranya melalui pembuatan nota
kesepahaman kerja sama Operasi Penambangan Batu Bara antara PT PLN Batubara dengan PT
TME tanpa adanya Kajian Kelayakan Operasi (KKO)/Uji Tuntas.
Padahal KKO/Uji Tuntas merupakan keputusan dari RUPS
PT PLN Batubara tentang RKAP Tahun 2011. PT TME juga dianggap tidak berhak memiliki
batu bara karena belum berproduksi dan membayar iuran produksi.  Selain itu, status cadangan
batu bara yang menjadi obyek perikatan masih milik negara. PT TME pun dianggap belum
melakukan perikatan dengan pihak manapun atas pemanfaatan cadangan batu bara yang akan
diatur dalam perjanjian kerja sama dengan PT PLN Batubara. 
"Dalam prosesnya banyak hal yang tidak sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan. Seharusnya kepada PT TME tidak dilakukan
pembayaran, namun oleh PT PLN Batubara dilakukan pembayaran sejumlah Rp 477 miliar,"
kata Warih. (Baca: Polisi Sita Uang Rp 173 M dalam Kasus Korupsi Eks Bos PLN Nur Pamudji)
Adapun terhadap Khairil, Kejaksaan Agung masih dalam proses banding atas putusan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta. Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Jakarta
sebelumnya memvonis Khairil dua tahun penjara dalam perkara serupa yang menjerat Kokos.
"Untuk kasus ini, ada satu kasus yang masuk banding atas nama Khairil," kata Burhanuddin.

UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA

Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam melakukan pemberantasan
korupsi adalah melalui tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan ini dimaksudkan agar
masyarakat memiliki benteng diri yang kuat guna terhindar dari perbuatan yang mencerminkan
tindakan korupsi di dalam kehidupan sehari-hari mereka. Upaya pencegahan tindakan korupsi
dilakukan oleh permerintah berdasarkan Nilai-Nilai Dasar Pancasila agar dalam tindakan
pencegahannya tidak bertentangan dengan nilai-nilai dari Pancasila itu sendiri. Adapun tindakan
pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka melakukan upaya pemberantasan
korupsi di wilayah negara Indonesia diantaranya:

1. Penanaman Semangat Nasional

Penanaman semangat nasional yang positif dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam bentuk
penyuluhan atau diksusi umum terhadap nilai-nilai Pancasila Sebagai Kepribadian
Bangsa Indonesia. Kepribadian yang berdasarkan Pancasila merupakan kepribadian yang
menjunjung tinggi semangat nasional dalam penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan adanya penanaman semangat nasional Pancasila dalam diri masyarakat, kesadaran
masyarakat akan dampak korupsi bagi negara dan masyarakat akan bertambah. Hal ini akan
mendorong masyarakat Indonesia untuk menghindari berbagai macam bentuk perbuatan korupsi
dalam kehidupan sehari-hari demi kelangsungan hidup bangsa dan negaranya.

2. Melakukan Penerimaan Pegawai Secara Jujur dan Terbuka

Upaya pencegahan sebagai bentuk upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh
pemerintah dapat dilakukan melalui penerimaan aparatur negara secara jujur dan terbuka.
Kejujuran dan keterbukaan dalam penerimaan pegawai yang dilakukan oleh pemerintah
menunjukkan usaha pemerintah yang serius untuk memberantas tindak pidana korupsi yang
berkaitan dengan suap menyuap dalam penerimaan pegawai. Pemerintah yang sudah berupaya
melakukan tindakan pencegahan dalam penerimaan pegawai perlu disambut baik oleh
masyarakat terutama dalam mendukung upaya pemerintah tersebut.

3. Himbauan Kepada Masyarakat


Himbauan kepada masyarakat juga dilakukan oleh pemerintah dalam upaya melakukan
pencegahan sebagai bentuk upaya pemberantasan korupsi di kalangan masyarakat. Himbauan
biasanya dilakukan oleh pemerintah melalui kegiatan-kegiatan penyuluhan di lingkup
masyarakat kecil dan menekankan bahaya laten adanya korupsi di negara Indonesia. Selain itu,
himbauan yang dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat menekankan pada apa saja yang
dapat memicu terjadinya korupsi di kalangan masyarakat hingga pada elite pemerintahan.

4. Pengusahaan Kesejahteraan Masyarakat

Upaya pemerintah dalam memberantas korupsi juga dilakukan melalui upaya pencegahan berupa
pengusahaan kesejahteraan masyarakat yang dilakukan pemerintah. Pemerintah berupa
mensejahterakan masyarakat melalui pemberian fasilitas umum dan penetapan kebijakan yang
mengatur tentang kesejahteraan rakyat. Kesejahteraan rakyat yang diupayakan oleh pemerintah
tidak hanya kesejahteraan secara fisik saja melain juga secara lahir batin. Harapannya, melalui
pengupayaan kesejahteraan masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup dapat
memberikan penguatan kepada masyarakat untuk meminimalisir terjadinya perbuatan korupsi di
lingkungan masyarakat sehingga dapat mewujudkan masyakarat yang madani yang bersih dari
tindakan korupsi dalam kehidupan sehari-hari.

5. Pencatatan Ulang Aset

Pencatan ulang aset dilakukan oleh pemerintah dalam rangka memantau sirkulasi aset yang
dimiliki oleh masyarakat. Pada tahun 2017 ini, pemerintah menetapkan suatu kebijakan kepada
masyarakatnya untuk melaporkan aset yang dimilikinya sebagai bentuk upaya pencegahan
tindakan korupsi yang dapat terjadi di masyarakat. Pencatatan aset yang dimiliki oleh masyarakat
tidak hanya berupa aset tunai yang disimpan di bank, tetapi juga terhadap aset kepemilikan lain
berupa barang atau tanah. Selain itu, pemerintah juga melakukan penelurusan asal aset yang
dimiliki oleh masyarakat untuk mengetahui apakah aset yang dimiliki oleh masyarakat tersebut
mengindikasikan tindak pidana korupsi atau tidak.

2. Upaya Penindakan

Upaya penindakan dilakukan oleh pemerintah Indonesia terhadap pelaku tindak pidana korupsi.
Dalam pelaksanaan upaya penindakan korupsi, pemerintah dibantu oleh sebuah lembaga
independen pemberantasan korupsi yaitu KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) Penindakan
yang dilakukan oleh KPK semenjak KPK berdiri pada tahun 2002 telah membuahkan hasil yang
dapat disebut sebagai hasil yang memaksimalkan. Upaya penindakan yang dilakukan oleh KPK
terhadap tindak pidana korupsi merupakan upaya yang tidak main-main dan tidak pandang bulu.
Siapapun yang terindikasi melakukan tindak pidana korupsi akan ditindak oleh lembaga
independen ini tanpa terkecuali. Dalam melaksanakan tugasnya, KPK membutuhkan peranan
lembaga peradilan dalam menegakkan keadilan di Indonesia terutama yang berkaitan dengan
tindak pidana korupsi. Tentunya pelaksanaan proses peradilan dilakukan sesuai dengan
mekanisme sistem peradilan di Indonesia dan berdasarkan hukum dan undang-undang yang
berlaku. Penindakan yang dilakukan pemerintah melalui KPK terhadap pelaku tindak pidana
korupsi dimaksudkan agar memberikan efek jera kepada para pelakunya dan secara tidak
langsung memberikan shock therapy pada orang-orang yang berniat untuk melakukan tindak
pidana korupsi baik itu di dalam pemerintahan maupun di dalam kehidupan sehari-hari.

3. Upaya Edukasi

Upaya edukasi yang dilakukan pemerintah dalam usahanya untuk memberantas korupsi adalah
upaya yang dilakukan melalui proses pendidikan. Proses pendidikan di Indonesia dilakukan
dalam tiga jenis yaitu pendidikan formal, informal, dan non formal. Melalui proses edukasi,
masyarakat diberikan pendidikan anti korupsi sejak dini agar masyarakat sadar betul akan bahaya
korupsi bagi negara-negara khususnya negara Indonesia.

Itulah beberapa upaya pemerintah dalam melakukan upaya pencengahan pemberantasan korupsi.
Sebagai masyarakat yang mencintai Indonesia, sudah sepantasnya kita menanamkan budaya anti
korupsi sedini mungkin di dalam kehidupan sehari-hari kita agar kita terhindar dari bentuk-
bentuk tindakan korupsi yang semakin hari semakin merajelela. Kiranya artikel ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

Anda mungkin juga menyukai