Anda di halaman 1dari 8

Laporan Hasil Pemeriksaan

Urine Protein & Urine Glukosa

Disusun Oleh :

ANDI DIANA DAMAYANTI HASBA


PO713211191008
SEMESTER GENAP

Tahun Ajaran 2019/2020


JURUSAN KEBIDANAN
Poltekkes Kemenkes Makassar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Protein urin merupakan salah satu komponen dari pemeriksaan laboratorium sederhana
pada ibu hamil. Pemeriksaan laboratorium protein urin bertujuan untuk mendeteksi adanya
keadaan preeklamsi/ekslampsi. Protein urin menjadi salah satu diantara trias tanda
preeklamsia ( hipertensi, udema, dan proteinuri ). Selain itu pemeriksaan proteinuria juga
bertujuan untuk mengetahui status ginjal. Pemeriksaan protein urin juga merupakan antisipasi
terhadap adanya komplikasi obstetri preeklampsi/eklampsi, maka bisa dilakukan upaya
pencegahan maupun penatalaksanaan yang tepat.

Pemeriksaan protein urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester kedua dan ketiga, atas
indikasi. Pemeriksaan protein urin juga harus segera dilakukan apabila ditemukan salah satu
tanda tris preeklampsi, yaitu hipertensi atau udema. Preeklampsi merupakan hipertensi yang
didiagnosis berdasarkan protein urin, jika protein urin 1+, dan tekanan darah 140/90 mmHg,
maka interpretasinya adalah preeklampsi ringan. Apabila hipertensi dengan tekanan darah
sistol >160 mmHg, tekanan darah distol >110 mmHg dan protein urin 2+ atau 3+ pada
pemeriksaan dipstick menunjukkan keadaan preeklamsia berat.

Hipertensi menyebabkan vasospasme arteriol aferen yang menurunkan aliran darah ginjal,
menimbulkan udema sel endotelial kapiler glomerulus, sehingga memungkinkan protein
plasma terutama dalam bentuk albumin, tersaring masuk ke dalam urin, menyebabkan
terjadinya protein urin. Kerusakan ginjal diperlihatkan dengan penurunan kreatinin dan
peningkatan serum kreatinin serta kadar asam urat. Oliguri terjadi jika kondisi tersebut
memburuk yang merupakan tanda- tanda preeklampsi berat dan kerusakan ginjal. Maka
pemeriksaan protein urin menjadi komponen yang penting untuk deteksi dini pada
keadaanpreeklamsi.

Pemeriksaan glukosa urin ibu hamil bertujuan untuk mengetahui status diabetes mellitus
(DM) pada ibu, sehingga apabila diperlukan penatalaksanaan kegawat daruratan obstetri,
kolaburasi atau diperlukan untuk rujukan maka bisa dipersiapkan sejak dini. Pemeriksaan
glukosa pada ibu hamil, mendeteksi adanya penyakit pesenyerta DM pada ibu hamil, melalui
pemeriksaan laboratorium sederhana

Ibu hamil yang dicurigai menderita DM, misalnya mempunyai riwayat keluarga DM,
pertumbuhan janin cenderung lebih besar dari usia kehamilan. Progres pertumbuhan janin
sangat cepat, maka lakukan pemeriksaan glukosa urine. DM merupakan penyakit penyerta
yang memperburuk keadaan kehamilan. DM menggambarkan gangguan metabolik dengan
berbagai etiologi yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein normal.
Keadaan ini ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) dan
ekskresi glukosa melalui urin (glukosuria) yang terjadi akibat gangguan sekresi insulin dan
atau aktivitas insulin.
Interpretasi adanya DM pada ibu hamil, jika hasil pemeriksaan glukosa urin dengan
visual atau dipstik menunjukkan ≥1+. Pada keadaanibu hamil dengan preeklampsi dan DM
harus dilakukan penatalaksanaan yang tepat, lakukan deteksi dampak atau komplikasi
kehamilan. Apabila ditemukan kelainan yang ditemukan dari pemeriksaan
penunjang/pemeriksaan laboratorium, maka harus ditangani sesuai dengan standar dan
kewenangan bidan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai sistem rujukan.

B. Rumusan Masalah
1) Apakah ibu mengalami preeklampsi/eekslampsi ?
2) Apakah ibu mengalami diabetes mellitus (DM) ?

C. Tujuan Praktikum
1) Penulis ingin membuktikan apakah mengalami adanya keadaan preeklamsi/ekslampsi.
2) Penulis ingin membuktikan apakah mengalami adanya keadaan status diabetes mellitus
(DM) pada ibu.
3) Mengamati apakah adanya kandungan protein dan glukosa pada urin .
4) Untuk mengetahui status ginjal.
.
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pelaksanaan.
Waktu : Rabu, 4 Maret 2020
Tempat : Laboratorium
 Bahan & Alat (Protein Urine)
1) Asam asetat 6% (1 cc).
2) Lampu spirtus.
3) Tabung reaksi 2 buah.
4) Spuit 2-3 cc.
5) Pipet 2 buah.
6) Tissu dan kertas saring.
7) Bengkok larutan clorin 0,5 cc sarung tangan bersih.
8) Form/buku untuk pendokumentasian.

 Bahan & Alat (Glukosa Urine)


1) Botol spesimenurin.
2) Reagen benedict.
3) Lampu spirtus.
4) Tabung reaksi 2 buah.
5) Gelas ukur dan spuit 5 cc.
6) Pipet 2 buah.
7) Tissu dan kertas saring.Rak tabung dan penjepit tabung reaksi.
8) Bengkok, Larutan clorin 0,5%
9) Sarung tangan bersih
10) Form/ buku untuk pendokumentasian .

 Prosedur Kerja Protein Urine

1) Menyediakan alat dan bahan.


2) Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan.
3) Komunikasi dengan ibu selama melakukan tindakan.
4) Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan dengan benar.
5) Pakai sarung tangan bersih.
6) Menempatkan alat dan bahan secara ergonomis.
7) Mengisi tabung rekasi masing-masing dengan urine yang sudah disaring 2-3 cc ( 1tabung
reaksi sebagai control ).
8) Panaskan urine di atas lampu spirtus berjarak 2-3 cm dari ujung lampu sambil digoyang-
goyang hingga mendidih.
9) Tambahkan 4 tetes asam asetat 6%
10) Panaskan sekali lagi, bandingkan dengan urine kontol.
11) Interpretasi hasil pemeriksaan dengan indicator sebagai berikut :
 Jernih : (-)
 Keruh/butiran halus : (+)
 Endapan : (++)
 Mengkristal : (+++)
12) Membereskan peralatan dan bahan yang digunakan.
13) Melepas sarung tangan dan merendam dalam larutan clorin 0,5%.
14) Melakukan dokumentasi.

 Hasil Laporan
No Reaks Hasil Kandungan Gambar
. i
1. Urine + Kuning (-) Negatif
asam kecoklatan mengandung protein .
asetat (tidak ada
endapan)

2. Urine + Putih (++) Positif


asam ( terjadi mengandung protein.
asetat endapan )

 Pembahasan
Yang kedua pada urine 1 uji protein dalam urine menggunakan larutan asam asetat 4 tetes
pada urine, dipanaskan dan kocok perlahan-lahan hingga mendidih. Tidak terjadi perubahan
pada warna urine (kuning kecoklatan dan tidak terjadi endapan), berarti dapat diketahui
bahwa urine (-) negative mengandung protein.

Yang kedua pada urine 2 uji protein dalam urine menggunakan larutan larutan asam asetat 4
tetes pada urine, dipanaskan dan kocok perlahan-lahan hingga mendidi. Tidak terjadi
perubahan pada warna urine (putih dan terjadi endapan), berarti dapat diketahui bahwa urine
(++) positif mengandung protein.
 Prosedur Kerja GlukosaUrine

1) Siapkan alat dan bahan.


2) Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan.
3) Komunikasi dengan ibu selama melakukan tindakan.
4) Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan dengan teknik yang benar.
5) Pakai sarung tangan bersih.
6) Menempatkan alat dan bahan serta posisi pemeriksa secara ergonomis.
7) Isilah 2 tabung reaksi dengan pereaksi benedict, masing-masing 2,5 cc.
8) Masukkan urine pada salah satu tabung tersebut sebanyak 4 tetes.
9) Panaskan di atas lampu spirtus sampai mendidih, biarkan dingin.
10) Bandingkan dengan tabung yang lain, dan lihat perbedaan warnanya. Interpretasi
dari hasil pemeriksaan glukosaurin dengan metode Benedict semikuantitatif adalah
sebagai berikut:
 Biru/hijau keruh : (-)
 Hijau/hijau kekuningan : (+)
 Kuning/kuning kehijauan : (++)
 Jingga : (+++)
 Endapan merah bata : (++++)
11) Bereskan alat.
12) Lepas sarung tangan.
13) Cuci tangan setelah tindakan.
14) Dokumentasikan hasil pemeriksaan.

 Hasil Laporan.
No Reaksi Hasil Kandungan GAMBAR

Biru/biru (-) Negatif


1. Urine + keruh mengandung
benedict (tidak terjadi glukosa
endapan )

Hijau (+) Positif


2. Urine + ( terjadi menandung
benedict endapan ) glukosa

Endapan (++++) Positif


3. Urine + merah bata mengandung
benedict ( tenjadi glukosa
endapan )
 Pembahasan

Yang pertama pada urine 1 uji protein dalam urine menggunakan larutan benedict 3 cc dan
ditambahkan 4 tetes urine, dipanaskan hingga mendidih dan di diamkan selama 2 menit,
setelah 2 menit tidak terjadi perubahan pada warna urine (biru/biru keruh dan tidak terjadi
endapan), berarti dapat diketahui bahwa urine (-)negative mengandung glukosa.

Yang kedua pada urine 2 uji protein dalam urine menggunakan larutan benedict 3 cc dan
ditambahkan 4 tetes urine, dipanaskan hingga mendidih dan di diamkan selama 2 menit,
setelah 2 menit terjadi perubahan pada warna urine (hijau dan terjadi endapan), berarti dapat
diketahui bahwa urine (+) positif mengandung glukosa.

Yang ketiga pada urine 3 uji protein dalam urine menggunakan larutan benedict 3 cc dan
ditambahkan 4 tetes urine, dipanaskan hingga mendidih dan di diamkan selama 2 menit,
setelah 2 menit terjadi perubahan pada warna urine (endapan merah bata dan terjadi
endapan), berarti dapat diketahui bahwa urine (++++) positif mengandung glukosa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa urine yang diuji ada
beberapa yang mengandung protein dan glukosa, mempunyai kandungan pigmen empedu dan
terjadi endapan (menderita diabete/ginjal tidak normal). Dan ada juga yang tidak
mengandung protein dan glukosa, tidak mempunyai kandungan pigmen empedu dan tidak
ada endapan yang terbentuk (tidak menderita diabetes/ginjal normal).

B. Saran
Setiap hari orang harus mengeluarkan berbagai zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh.
Tapi terkadang urin yang dikeluarkan menimbulkan bau yang tidak sedap, kebanyakan bau
dari urin hanya bersifat sementara. Jika hal tersebut berlangsung selama beberapa hari
sebaiknya melakukan pemeriksaan kedokter. Perlu dilakukan lebih banyak percobaan lagi,
agar bisa mangamati lebih teliti tentang kandungan di dalam urin

Anda mungkin juga menyukai