BAB I
PENDAHULUAN
Setiap orang tua tentu berkeinginan agar anaknya dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan
yang terbaik sesuai dengan potensi genetik yang ada pada anak tersebut. Hal ini dapat tercapai apabila
kebutuhan dasar anak terpenuhi. Kebutuhan dasar ini mencakup asah, asih, dan asuh. Kebutuhan dasar
tersebut harus dipenuhi sejak dini, bahkan sejak bayi berada dalam kandungan.
Kebutuhan dasar yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang anak karena faktor
eksternal maupun internal. Faktor eksternal menyangkut keadaan ekonomi, sosial dan spiritual keluarga
serta peran bidan. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat didalam diri anak yang secara
psikologis muncul sebagai problema pada anak.
Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai
kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan dan perkembangan.
Peran bidan dalam hal ini adalah memberi informasi yang baik dan benar berkaitan dengan kebutuhan
dasar yang harus dipenuhi.
1.3.1 Untuk mengetahui kebutuhan fisik bagi neonatus, bayi, dan balita.
1.3.2 Untuk mengetahui kebutuhan tindakan dasar bagi neonatus, bayi, dan balita.
1.3.3 Untuk mengetahui kebutuhan psikososial bagi neonatus, bayi, dan balita.
1.3.4 Untuk mengetahui kebutuhan Imunisasi bagi neonatus, bayi, dan balita.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pemberian minum
a. Pengertian ASI adalah makanan pokok untuk bayi, berikan ASI 2-3 jam sekali atau on demand
(semau bayi). Berikan ASI dengan satu payudara samai teras kosong setelah itu baru ganti payudara
yang lain. ASI eksklusive adalah memberiakn ASI saja sampai usia 6 bulan tanpa tambahan makanan
apapun kecuali imunisasi, vitamin. Berikan ASI sampai 2 tahun dengan tambahan makan lunak sesuai
tahapan usia bayi.
Inisiasi menyusu dini adalah bayi berusaha menyusu sendiri diatas perut ibu segera setelah minimal 1
jam.
Tanda posisi bayi menyusu dengan baik yaitu dagu menyentuh payudara, mulut membuka lebar, hidung
mendekat terkadang menyentuh payudara, mulut mencakup areola, lidah menopang putting dan areola
bagian bawah, bibir melengkung keluar, bayi menghisap dengan kuat namun perlahan dan kadang-
kadang berhenti sesaat.
Perhatikan posisi menyusui, oleskan ASI sebelum dan sesudah menyusui untuk mencegah lecet. Jika
mengalami bendungan payudara atau mastitis tetap susukan ke bayi sesering mungkin serta lakukan
perawatan payudara.
BAB hari 1-3 disebut mekoneum yaitu feces berwana kehitaman, hari 3-6 feces tarnsisi yaitu warna
coklat sampai kehijauan karena masih bercampur mekoneum, selanjutnya feces akan berwarna
kekuningan. Segera bersihkan bayi setiap selesai BAB agarbtidak terjadi iritasi didaerah genetalia.
Bayi baru lahir akan berkemih paling lambat 12-24 jam pertama kelahirannya, BAK lebih dari 8 kali sehari
salah satu tanda bayi cukup nutrisi. Setiap habis BAK segera ganti popok supaya tidak terjadi ritasi
didaerah genetalia.
Bayi sebaiknya mandi minimal 6 jam setelah kelahiran, sebelum mandi sebaiknya periksa suhu tubuh
bayi. Jika terjadi hipotermi lakukan skin to skin dan tutpi kepala bayi dengan ibu minimal 1 jam.
Sebaiknya bayi mandi minimal 2 kali sehari, mandikan dengan air hangat dan di tempat yang hangat.
Hindari memberikan makanan selain ASI, jangan tinggalkan bayi sendirian, jangan menggunakan alat
penghangat buatan.
a. Sulit bernafas
f. Tanda-tanda infeksi: suhu meningkat, merah, bengkak, bau busuk, keluar cairan, sulit bernafas
h. Diare
b. Pemberian ASI
c. Refleks laktasi
e. Posisi menyusui
i. Tanda-tanda bahaya
j. Imunisasi
k. Perawatan harian
1. Pakaian
a. Neonatus
3) Pada saat di bawa keluar rumah, gunakan pakaian secukupnya tidak terlalu tebal atau tipis
4) Jangan gunakan gurita terlalu kencang, yang penting pakaian harus nyaman (tidak mengganggu
aktivitas bayi).
Menurut penelitian, resiko yang muncul misalnya, iritasi yang bersifat mutagenik maupun karsiogenik.
Pakaian bayi yang di maksud dalam peraturan ini adalah pakaian dan aksesoris pakaian (perlengkapan
bayi). Aksesoris termasuk di antaranya topi, selimut, sarung tangan, kaos kaki, serta tas bayi. Tujuan
peraturan ini adalah untuk menjamin kesehatan bayi dan anak indonesia.
3) Jangan pakaikan sepatu berhak tinggi pada anak. Kadang ada orang tua yang memakaikan sepatu
berhak tinggi pada anak agar terlihat lebih cantik, padahal hal ini tidak baik bagi kesehatan anak. Anak
yang baru belajar berjalan dan diberi sepatu berhak tinggi lama-kelamaan akan menyebabkan tungkai
berbentuk “O” atau “X” dan membuat anak kesulitan untuk berjalan dan sering jatuh.
2. Perumahan
a. Atur suhu rumah agar jangan terlalu panas ataupun terlalu dingin
b. Bersihkan rumah dari debu dan sampah
d. Beri ventilasi pada rumah dan minimal 1/15 dari luas rumah
3. Sanitasi lingkungan
a. Persediaan air:
1) Air harus jernih, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa
2) Air tidak mengandung zat-zat yang berbahaya dan mineral yang melebihi batas normal
3) Air tidak mengandung suatu bibit penyakit (cholera, thypus, dysentri, cacing dll)
4) Tidak mengandung bakteri E coli, bakteri saprotik tidak lebih 100/ml air.
5) Lakukan pengurasan pada bak penampungan air dan lakukan penutupan agar tidak ada jentik-jentik
nyamuk
2) Tidak mengotori air permukaan, tidak mengotori air dalam tanah dan tidak boleh terbuka
c. Pembuangan sampah