Anda di halaman 1dari 40

By: Retno A.,S.Kep.,M.

Kes
Anticipatory Guidance/ Bimbingan
Antisipasi
PENGERTIAN :
Adalah upaya
memberitahukan/
bimbingan kepada orang
tua tentang tahapan
perkembangan anak
sehingga orang tua sadar
akan apa yang terjadi dan
dapat memenuhi kebutuhan
sesuai dengan usia anak
6 bulan pertama

a. Menganjurkan orang tua untuk


membuat jadwal dalam memenuhi
kebutuhan bayi.
b. Membantu orang tua untuk
memahami kebutuhan bayi
terhadap stimulasi dari lingkungan.
c. Support kesenangan orang tua
dalam melihat pertumbuhan dan
perkembangan bayinya mis :
respon tertawa.
d. Menyiapkan orang tua untuk
kebutuhan keamanan bayi.
e. Menyiapkan orang tua untuk
imunisasi bayi.
f. Menyiapkan orang tua untuk mulai
memberi makanan padat pada
bayi.
6 bulan kedua
a. Menyiapkan orang tua akan
adanya “Stranger Anxiety”.

b. Menganjurkan orang tua agar


anak dekat kepadanya hindari
perpisahan yang lama.

c. Membimbing orang tua agar


menerapkan disiplin
sehubungan dengan
meningkatnya mobilitas bayi.

d. Menganjurkan orang tua


menggunakan “Kontak Mata”
dari pada hukuman badan
sebagai suatu disiplin.
Usia 12 – 18 bulan
a. Menyiapkan orang tua untuk
mengantisipasi adanya perubahan
tingkah laku dari toddler.
b. Penyapihan secara bertahap.
c. Adanya jadwal waktu makan yang
rutin.
d. Pencegahan bahaya kecelakaan
yang potensial terjadi.
e. Perlunya ketentuan-
ketentuan/peraturan/aturan disiplin
dengan lembut dan cara-cara untuk
mengatasi negatifistik dan
tempertantrum.
f. Perlunya mainan baru untuk
mengembangkan motorik, bahasa,
pengetahuan dan ketrampilan social.
Usia 18 – 24 bulan
a. Menekankan pentingnya
persahabatan sebaya dalam
bermain.
b. Menekankan pentingnya persiapan
anak untuk kehadiran bayi baru.
c. Mendiskusikan kesiapan fisik dan
psikologis anak untuk toilet training
d. Mendiskusikan berkembangnya rasa
takut seperti pada kegelapan atau
suara keras.
e. Menyiapkan orang tua akan adanya
tanda-tanda regresi pada waktu
anak mengalami stress.
Usia 24 – 36 bulan
a. Mendiskusikan kebutuhan anak
untuk dilibatkan dalam kegiatan
dengan cara meniru
b. Mendiskusikan pendekatan
yang dilakukan dalam toilet
training dan sikap menghadapi
keadaan-keadaan seperti
mengompol atau BAB dicelana.
c. Menekankan keunikan dari
proses berfikir toddler mis :
melalui bahasa yang digunakan
ketidakmampuan melihat
kejadian dari perspektif yang
lain.
d. Menekankan disiplin harus tetap
berstruktur dengan benar dan
nyata, ajukan alasan yang
rasional, hindari kebingungan
dan salah pengertian.
Usia 3 tahun
• Menganjurkan orang tua untuk
meningkatkan minat anak dalam
hubungan yang luas.
• Menekankan pentingnya batas-
batas/peraturan-peraturan.
• Mengantisipasi perubahan
perilaku yang agresif
(menurunkan ketegangan/
tension).
• Menganjurkan orang tua untuk
menawarkan kepada anaknya
alternatif pilihan pada saat anak
bimbang.
• Perlunya perhatian ekstra.
Usia 4 tahun
a. Perilaku lebih agresif
termasuk aktivitas
motorik dan bahasa.
b. Menyiapkan
meningkatnya rasa
ingin tahu tentang
seksual.
c. Menekankan
pentingnya batas-batas
yang realistic dari
tingkah lakunya.
Usia 5 tahun
a. Menyiapkan
anak memasuki
lingkungan
sekolah.
b. Meyakinkan
bahwa usia
tersebut
merupakan periode
tenang pada anak.
Usia 6 tahun
a. Bantu orang tua untuk
memahami kebutuhan
mendorong anak berinteraksi
dengan temannya.
b. Ajarkan pencegahan
kecelakaan dan keamanan
terutama naik sepeda.
c. Siapkan orang tua akan
peningkatan inters keluar
rumah.
d. Dorong orang tua untuk
respek terhadap kebutuhan
anak akan privacy dan
menyiapkan kamar tidur yang
berbeda.
Usia 7 – 10 tahun
a. Menekankan untuk
mendorong
kebutuhan akan
kemandirian.
b. Interes beraktivitas
di luar rumah.
c. Siapkan orang tua
untuk perubahan
pada wanita
memasuki
prapubertas.
Usia 11 – 12 tahun
a. Bantu orang tua
untuk menyiapkan
anak tentang
perubahan tubuh saat
pubertas.
b. Anak wanita
mengalami
pertumbuhan cepat.
c. Sex education yang
adekuat dan informasi
yang akurat.
Bimbingan Toilet training

INDIKASI KESIAPAN ANAK DAN ORANG TUA UNTUK


“TOILET TRAINING”

Kesiapan anak :
1. Fisik
a. Pengontrolan saraf usia 18 – 24 bulan.volunter
spinkterani dan uretra
b. Mampu untuk tetap kering (menahan BAK) selama 2 jam.
c. Perkembangan ketrampilan motorik kasar : duduk,
jongkok, berjalan.
d. Perkembangan ketrampilan motorik halus : mampu
membuka celana dan berpakaian.
2. Psikologis
a. Mengenai adanya dorongan untuk miksi dan defikasi.
b. Kemampuan berkomunikasi : verbal dan non verbal
mengindikasikan dorongan untuk miksi atau defikasi.
c. Kemampuan kognitif : meniru
dengan tepat tingkah laku dan
mengikuti pengarahan.
d. Mengekspresikan keinginan
untuk menyenangkan orang tua.
e. Mampu duduk atau jongkok
diatas toilet 5 – 10 menit tanpa
cerewet atau turun.
f. Mengikuti tingkat kesiapan anak.
g. Keinginan untuk meluangkan
waktu : perlu kesabaran dan
pengertian.
h. Tidak ada stress keluarga atau
perubahan seperti : perceraian,
pindah rumah, mendapat adik baru
atau akan berlibur.
i. Memberi pujian jika anak berhasil
Bimbingan Sibling Rivalry

Jelaskan bahwa Keluarga mendapat


bayi baru : dapat menimbulkan
krisis bagi toddler. Toddler tidak
membenci atau marah pada bayi,
tetapi karena :
a. Perubahan merasa ada saingan.
b. Perhatian ibu terbagi.
c. Kebiasaan rutin menjadi berubah
menyebabkan anak bertingkah laku
invantil
Perlu persiapan toddler untuk
menerima kehadiran saudara
kandungnya mulai  sejak bayi dalam
kandungan
PENCEGAHAN TERHADAP KECELAKAAN
PADA ANAK
• Kecelakaan dapat menyebabkan kematian
pada anak. 
• Kepribadian adalah factor pendukung
terjadinya kecelakaan.
• Orang tua bertanggungjawab terhadap
kebutuhan anak, menyadari karakteristik
perilaku yang menimbulkankecelakaan
• Waspada terhadap factor-faktor lingkungan
yang mengancam keamanan anak.
• Factor-faktor Yang
Menyebabkan
Kecelakaan
Jenis kelamin : lebih
banyak laki-laki karena • Cara Pencegahan :
lebih aktif. a. Pemahaman tingkat
Usia; semakin besar perkembangan dan
akan semakin tahu tingkah aku anak.
mana yang bahaya.
Lingkungan b. Kualitas asuhan
: Adanya penjaga atau meningkat.
pengasuh. c. Lingkungan aman.
1. TERSEDAK
untuk mencegah kejadian e. Jangan memberikan
tersedak : permen, popcorn, kacang,
a. Jauhkan anak-anak dari dan makanan potongan
barang-barang kecil dan kecil atau butiran karena
mainan yang bisa dilepas dapat membuat anak
menjadi bagian-bagian kecil. tersedak, atau benda itu
b. Berilah mainan yang sesuai masuk ke dalam hidung.
dengan umur dan ketrampilan
anak. f. Selalu tunggui setiap
c. Jauhkan mainan yang kali anak makan. Jangan
berwarna cerah. memberikan makan
sembari ia bermain,
d. pastikan tak ada benda merangkak atau belajar
kecil di lantai : peniti, uang berjalan.
logam, dll.
Tersedak
2. TENGGELAM
Sering terjadi anak tenggelam c. Sekeliling kolam renang
di bak mandi/kolam renang.  harus diberi pagar
minimnya pengawasan.
Yang perlu dilakukan orang tua pengaman yang rapat
: dan pintu pagar menuju
kolam renang harus
a. Gunakan ember dan air selalu dikunci.
yang ukurannya disesuai d. Selalu awasi si kecil
dengan usia anak. Jangan
pernah meninggalkan anak bila ia berada di dekat
sendirian sedetikpun di dekat air, meski di kolam
bak mandi. yang khusus untuknya
sekalipun.
b. Bila sedang mengisi bath
up, tutuplah pintu kamar
mandi. Bila perlu kuncilah
untuk mencegah si kecil
merangkak masuk.
Tenggelam

X
3. KESETRUM

Yang sering terjadi, anak kesetrum karena memasukkan


benda logam ke dalam stop kontak.
Bahaya kesetrum bisa dihindari dengan cara-cara
berikut :
a. Cek setiap kabel-kabel listrik dan stop kontak yang
ada di rumah. Bila ada kabel yang mengelupas, segera
ganti dengan kabel yang baru. Gantilah stop kontak
dengan model yang tertutup atau berpengaman, misal :
harus diputar dulu bila hendak digunakan.
b. Tutup stop kontak dengan barang-barang furnitur
yang tak mudah digeser.
c. Hindari peralatan listrik seperti mixar atau setrika
dengan kabel menjuntai dari jangkauan anak-anak.
KESETRUM

X X
4. TERBAKAR

• Yang sering terjadi, tersiram air


panas.
• Supaya resiko terbakar / c. Jangan sambil
menggendong anak bila
terkena air /benda panas dapat sedang memasak.
dihindari, lakuka hal berikut :
d. Arahkan mulut teko ke
a. Tes terlebih dahulu dalam, untuk
panasnya air yang akan menghindari tertumpah
digunakan untuk menyeduh ke bawah bila
susu atau untuk mandi. tersenggol.
e. Jangan sambil
b. Jika anda sedang menikmati menggendong anak bila
kopi atau teh, hindari sambil sedang menyetrika.
memegang anak. f. Simpan korek api dan
pemantik api jauh dari
jangkauan anak.
Luka Bakar Anak
5. JATUH
Sering terjadi, anak jatuh dari d. Lepaskan bantal
tempat tidur, atau kursi, pengaman dari tempat
tidurnya karena akan
Agar si kecil tidak terjatuh, dipakainya untuk
orang tua memanjat.
seharusnya :
a. Tidak membiarkan si kecil e. Jaga agar anak tidak
sendirian sedetikpun bila ia meloncati pagar
berada di tempat tidur, sofa pengaman tempat tidur.
atau kursi. Kuncilah selalu pagar
pengaman ini.
b. Pasang pagar pengaman di
tangga menuju ruang atas. f. Jangan meletakkan bayi
dan kursinya di tempat
c. Pasang tali pengaman di tinggi, atau di tempat
kursi makan dan peralatan yang tidak rata,Jangan
lain yang dilengkapi tali biarkan si kecil sendirian
pengaman.. duduk dikursinya.
JATUH
6. TERCEKIK DAN KEKURANGAN NAFAS
Kasus : anak kekurangan d. Jangan mengikatkan
nafas karena hidungnya sesuatu pada lehernya,
tertutup oleh bantalnya sendiri.
Hal ini dapat dicegah dengan termasuk topi yang
cara : memakai tali pengikat.
e. Jangan biarkan mainan
a. Berikan tempat tidur pada yang bertali atau
anak dengan sprei yang tidak mempunyai simpul-
kusut dan kasurnya tidak yang bisa dilepas.
terlalu empuk f. Simpan semua tas/
b. Hindari anak tidur dengan kantong plastik dari
bantal-bantal yang tertumpuk jangkauan anak. Bahaya
disekitarnya. bila anak memasukkan
c. Ikat semua tali yang kepalanya ke dalam
menjuntai, seperti tali gorden, plastik, akibatnya ia bisa
krei, tali sarung guling dan kekurangan nafas akibat
lainnya, sehingga tidak bisa defisit udara
untuk mainan oleh si kecil.
TERCEKIK DAN KEKURANGAN NAFAS
7. KERACUNAN

Bahaya keracunan pada anak :


menelan obat berlebihan Bila perlu, kunci lemari
(overdosis),menelan cairan khusus tersebut.
kosmetik ibunya, cairan Simpanlah tetap bersama
pembersih untuk rumah dan pembungkusnya.
cairan pembasmi serangga dan Biasanya disitu tertera
bahan beracun lainnya. cara menanggulangi bila
Untuk menghindarinya, berikut terhirup atau tertelan
yang harus dilakukan :
a. Letakkan semua barang- b. Letakkan bumbu
barang yang menimbulkan dapur, kecap, sirup dan
potensi keracunan seperti obat, minyak goreng ditempat
kosmetik, bahan-bahan yang terkunci pula.
pembersih, pewangi pakaian,
pupuk dan lainnya di tempat
yang tak mudah dijangkau.
KERACUNAN
1. Masa Bayi 
Jenis kecelakaan : Aspirasi
benda, jatuh, luka bakar,
keracunan, kurang O2.
Pencegahan
a.  Aspirasi : bedak, kancing,
permen (hati-hati).
b. Kurang O2 : plastic, sarung
bantal.
c. Jatuh : tempat tidur ditutup,
pengaman (restraint), tidak
pakai kursi tinggi.
d. Luka bakar : cek air mandi
sebelum dipakai.
e. Keracunan : simpan bahan
toxic dilemari.
2. Masa Toddler
Jenis kecelakaan : f. Cek air mandi
a. Jatuh/luka akibat naik sepeda. sebelum dipakai.
b. Tenggelam. g. Tempatkan barang-
c. Keracunan atau terbakar. barang berbahaya
d. Tertabrak karena lari mengejar ditempat yang aman.
bola/balon. h. mudah
e. Aspirasi dan asfiksia. ditarik.Jangan biarkan
kabel listrik
Pencegahan : menggantung
a. Awasi jika dekat sumber air. i. Hindari makan ikan
b. Ajarkan berenang. yang ada tulang dan
c. Simpan korek api, hati-hati makan permen yang
terhadap kompor masak dan keras.
strika. j. Awasi pada saat
d. Tempatkan bahan kimia/toxic di memanjat, lari, lompat
lemari. karena sense of
e. Jangan biarkan anak main tanpa balance.
pengawasan.
3. Pra Sekolah

Kecelakaan terjadi karena anak


kurang menyadari potensial
bahaya : obyek panas, benda c. Mendidik anak :
tajam, akibat naik sepeda - Cara menyeberang
misalnya main di jalan, lari jalan.
mengambil bola/layangan, - Arti rambu
menyeberang jalan. lalulintas.
Pencegahan ada 2 cara ; - peran orang tua :
1. Mengontrol lingkungan. belajar mengontrol
2. Mendidik anak terhadap lingkungan.
keamanan dan potensial - Cara mengendarai
bahaya. sepeda yang aman
a. Jauhkan korek api dari
jangkauan.
b. Mengamankan tempat-
tempat yang secara potensial
dapat membahayakan anak.
Bersepeda aman
a. Anak sudah berpikir sebelum 4. Usia Sekolah
bertindak.
b. Aktif dalam kegiatan :
mengendarai sepeda,
mendaki gunung, berenang.
Perawat mengajarkan
keamanan :
a. Aturan lalu-lintas bagi
pengendara sepeda.
b. Aturan yang aman dalam
berenang
c. Mengawasi pada saat
anak menggunakan alat
berbahaya : gergaji, alat
listrik.
d. Mengajarkan agar tidak
menggunakan alat yang bisa
meledak/terbakar.
à Penggunaan kendaraan 5. Remaja
bermotor bila jatuh
dapat : fraktur, luka pada
kepala
b. Kecelakaan karena olah
raga.
• Pencegahan
a. Perlu petunjuk dalam
penggunaan kendaraan X
bermotor sebelumnya
ada negosiasi antara  
orang tua dengan remaja.
b. Menggunakan alat
pengaman yang sesuai.
c. Melakukan latihan fisik
yang sesuai sebelum
melakukan olah raga.

Anda mungkin juga menyukai