Anda di halaman 1dari 7

RESUME KEPERAWATAN ANAK

QUIZ

FARDA APTA WANDRI

193110173

KELAS 2A

Dosen Pembimbing :

Ns. Hj. Tisnawati, S.Kep, S.St. M.Kes

D3 KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2020/2021
1. Bagaimana upaya perlindungan pada anak korban kekerasan fisik, dan psikis, anak korban
kejahatan seksual dan anak penyandang disabilitas?

MenurutPreventing Child America, kategori pelecehan seksual pada anak meliputi


mengekspos secara tidak tepat atau menundukkan anak pada kontak, aktivitas, atau
perilaku seksual. Pelecehan seksual termasuk oral, anal, genital, bokong, dan kontak
payudara.

Upaya perlindungan yang dapat dilakukan yaitu dengan meminta anak untuk dapat
mengeksplorasi apa yang terjadi di dalam dirinya, apakah ada sesuatu yang mengganjal
atau mengganggu perasaan nya, jika kita merupakan masyarakat,maka yang dapat kita
lakukan yaitu kita dapat melaporkan kejadian tersebut baik ke RT/RW setempat maupun
pihak yang berwenang.

Cara melindunginya yaitu dimulai dengan:

1) Bangun komunikasi dengan anak.

2) Dengarkan cerita anak dengan penuh perhatian.

3) Hargai pendapat dan seleranya walaupun orang tua tidak setuju.

4) Jika anak bercerita sesuatu hal yang sekiranya membahayakan, tanyakan


anak,bagaimana mereka menghindari bahaya tersebut.

5) Orang tua belajar untuk melihat dari sudut pandang anak. Jangan cepat mengkritik
atau mencela cerita anak.

Cara yang dilakukan jika mengira anak menjadi korban kekerasan fisik atau kekerasan
seksual:

a. Beri lingkungan yang aman dan nyaman agar dia dapat berbicara kepada Anda atau
orang dewasa yang dapat dipercaya.

b. Yakinkan anak bahwa dia tidak bersalah dan tidak melakukan apapun yang salah. Yang
bersalah adalah orang yang melakukan hal tersebut kepadanya.

c. Cari bantuan untuk menolong kesehatan mental dan fisik.

d. Konsultasi dengan aparat negara yang dapat dipercaya bagaimana menolong anak
tersebut.

e. Laporkan kejadian ini kepada Komisi Anak Nasional.


f. Jaga rahasia: kejadian dan data pribadi anak agar tidak menjadi rumor yang akan menjadi
beban dan penderitaan mental anak. Dalam undang-undang hak anak: anak yang
menjadi korban kejahatan seksual berhak untuk dirahasiakan namanya.

PermenPPPA 4 Tahun 2017 tentang Perlindungan Khusus Bagi Anak Penyandang Disabilitas
ini mencabut Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor
10 Tahun 2011 tentang Kebijakan Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 857).

2. Identifikasi lah potensi-potensi bahaya yang ada di sekitar anda yang dapat menyebabkan
kecelakaan pada anak !

a. Jatuh

Gaya berjalan yang tidak stabil pada balita, keberadaan benda di lantai, kurangnya
pengawasan, rasa ingin tahu anak, kurangnya perlindungan di tempat tidur dan masih
banyak hal lainnya, menyebabkan anak-anak sering jatuh.

b. Jari terjepit

Ini adalah cedera ekstremitas yang paling umum di antara anak-anak. Karena
ujung jari sangat sensitif, anak akan segera menangis kencang bila jarinya terjepit.
Biasanya hal ini membuat perdarahan, atau pelepasan ujung jari.

c. Luka bakar dan melepuh

Minuman panas menyebabkan lepuhan pada anak di bawah usia 5 tahun. Kulit
anak lebih sensitif dibanding orang dewasa. Jadi jika ia terkena minuman panas yang
mungkin sudah dibuat dari 15 menit yang lalu, tetap bisa membuat kulitnya melepuh.
Jadi, jangan pegang minuman panas saat sedang menggendong anak . Serta letakkan
minuman panas jauh dari pinggir meja agar tidak bisa digapai oleh si kecil.

d. Sulit bernafas

Keingintahuan anak tentang benda asing tak jarang membuat mereka menelan
benda asing. Selain iitu, ada beberapa hal yang bisa membuat anak Anda sulit bernafas,
entah karena kepalanya tertutupi selimut, bantal, atau karena posisi tidurnya.

e. Keracunan makanan

Keracunan makanan, menelan obat yang tidak disengaja, detergen, insektisida dan
lainnya bisa menjadi salah satu kekhawatiran tersendiri. Bagaimana tidak, anak-anak
memiliki kebiasaan mengenali sesuatu dengan memasukan ke mulut.
f. Tercekik Dan Tersedak

Anak bisa menelan, menghirup, atau tersedak benda berukuran kecil seperti
mainan kecil, kacang, dan kelereng. Bayi dan balita paling beresiko tersedak karena
mereka suka mengamati hal di sekitarnya dengan memasukkan benda ke mulut, jadi
pilihlah mainan yang sesuai usia anak.

g. Tercekik Tali Tirai

Tali tirai memiliki resiko pada anak kecil. Tali tirai harus jauh dari jangkauan
anak atau lebih baik pasang tirai tanpa tali. Penelitian mengindikasikan kebanyakan
kecelakaan kematian yang melibatkan tali tirai terjadi di kamar tidur dan terjadi pada
anak antara 16 hingga 36 bulan. Balita usia ini banyak bergerak tapi kepala mereka
masih lebih berat dibanding tubuh mereka dan kontrol otot belum sepenuhnya
berkembang, yang membuat mereka tidak bisa membebaskan diri ketika terjerat.

h. Tenggelam

Anak bisa tenggelam di ketinggian air kurang dari 3 cm jadi si kecil harus selalu
berada di pengawasan orang dewasa ketika berada di dalam atau di dekat air.

3. Buatlah rencana pemecahan masalahnya dengan cara memodifikasi lingkungan sesuai


dengan kemampuan anda terkait dengan no 2!

1. Jatuh

Pencegahan:

 Jauhkan lantai dari mainan dan penghalang

 Pengawasan ketat saat balita belajar berjalan

 Jaga lantai selalu kering

 Pastikan pengaman di tempat tidur bayi terpasang dengan benar

 Selalu gunakan sabuk pengaman yang dipasang dengan aman di kereta dorong
bayi

2. Jari terjepit

Pencegahan:

Pengawasan menyeluruh dapat jadi pencegahan di dalam pencegahan jari terjepit


3. Luka bakar dan melepuh

Pencegahan :

Untuk menghindarinya, tetaplah bersama anak sepanjang waktu ketika mandi untuk
memastikan keamanannya sekaligus memberikan quality time terbaik untuk si kecil.

4. Sulit bernafas

Pencegahan:

 Pilih mainan yang sesuai dengan usia anak-anak. Hindari mainan dengan bagian-
bagian kecil yang bisa dilepas

 Benda kecil, tali dan tas plastik harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak

 Anak-anak tidak boleh bermain sembari makan

 Jangan pernah menggunakan bantal atau selimut tebal untuk bayi di bawah usia
satu tahun

 Jangan pernah meninggalkan anak-anak sendirian di bak mandi atau baskom


berisi air

5. Keracunan makanan

Pencegahan:

 Simpan obat-obatan dan bahan kimia dari jangkauan anak-anak, simpan di lemari
yang terisolasi dan terkunci.

 Selalu simpan bahan kimia di wadah aslinya dengan label yang sesuai.

 Pastikan mainan, peralatan makan, dan bahan stasioner yang dibeli untuk anak
memenuhi standar internasional.

6. Tercekik Dan Tersedak

Pencegahan:

Jauhkan binatang, terutama kucing, dari kamar tidur bayi dan gunakan jaring
pelindung pada stroller bayi jika perlu. Walaupun binatang peliharaan Anda sangat
penyayang, si kecil bisa beresiko kehabisan nafas bila ada kucing berbaring di atas
tubuhnya.
7. Tercekik Tali Tirai

Pencegahan:

Untuk mengurangi resiko ini, jangan gantung tas di mana kepala anak bisa masuk
ke dalamnya. Jangan tempatkan tempat tidur atau highchair di dekat jendela dan jika
memakai tirai yang ada talinya, pastikan ukuran talinya pendek.

8. Tenggelam

Jangan pernah tinggalkan anak di bak mandi tanpa pengawasan, meski sebentar
dan ada si kakak bersamanya. Jangan biarkan mangkok atau ember tanpa tutup berisi
air bergeletakan di sekitar rumah. Bila ada kolam untuk hiasa taman, berikan pagar di
sekelilingnya dan waspadalah jika ibu mengajak anak berkunjug ke rumah orang lain
yang juga memiliki kolam di tamannya.

4. Apa sajakah aspek penting yang harus diperhatikan perawat saat berkomunikasi pada anak?

Komunikasi adalah hubungan timbal balik antara komunikator dan komunikan.


Orang dewasa berusaha melakukan komunikasi yang bisa dipahami anak. Sebaliknya, anak
juga menggunakan bahasa atau isyarat-isyarat yang bisa dipahami orang dewasa. Dalam
berkomunikasi dengan anak, orang dewasa harus memahami apa yang dipikirkan dan
perasaan apa yang akan disampaikan anak dan berusaha memahami anak dengan bahasa
yang tepat.

Aspek penting dalam komunikasi supaya anak bisa paham komunikasi sebagai berikut.

a) Orang dewasa harus menggunakan bentuk bahasa yang bermakna bagi anak yang
diajak berbicara. Maksudnya sebagai berikut.

1) Menggunakan isyarat seperti menunjuk objek secara jelas jika objek


tersebut ingin dilihat anak

2) Memilih kata-kata secara tepat dan struktur bahasa yang mudah dipahami
anak.

b) Anak berusaha agar komunikasinya juga dipahami orang lain. Maksudnya sebagai
berikut.
1) Anak menggunakan isyarat-isyarat tertentu untuk menyampaikan keinginan
atau mengungkapkan perasaannya agar orang dewasa paham dengan
apa yang dia inginkan

2) Semakin bertambah besar anak, komunikasi dengan isyarat semakin kurang


diperlukan karena pemahaman komunikasi anak sudah lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai