Anda di halaman 1dari 9

PENATAAN LINGKUNGAN BELAJAR DILUAR KELAS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Manajemen Kelas Anak Usia Dini
Dosen pengampu: Fitri Febri Handayani

Disusun Oleh:
Wiwik Sholekhah

Program Sarjana Strata Satu (S1)


Pendidikan Islam Anak Usia Dini

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


MADINATUN NAJAH
RENGAT
2023 M/1445 H
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 1


BAB I PEMBAHASAN ........................................................................................ 2
A. Pengertiang Lingkungan Belajar Outdoor ................................................... 2
B. Tujuan Belajar Di Ruang Outdoor ............................................................... 2
C. Manfaat anak belajar di lingkungan outdoor: .............................................. 3
D. Syarat Penataan Lingkungan Belajar Outdoor ............................................. 4
E. Jenis Peralatan Main Lingkungan Belajar Outdoor ..................................... 6
F. Jenis Model Taman Bermain Outdoor ......................................................... 6
G. Strategi Penataan Outdoor............................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 8

1
BAB I
PEMBAHASAN

A. Pengertiang Lingkungan Belajar Outdoor

Pengertian lingkungan belajar outdoor adalah Lingkungan yang


berada diluar ruangan atau kelas beserta seperangkat alat dan bahan
bermain yang pada umumnya ditempatkan di luar ruangan bagi anak usia
dini, yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan anak.
Bermain merupakan salah satu kebutuhan anak, dan kebutuhan bermain
anak di luar ruangan tidak hanya terbatas pada alat permainan yang
disediakan di halaman saja, tetapi dapat pula memanfaatkan sarana yang
ada di lingkungan sekitar, seperti pohon, cuaca, dll.

B. Tujuan Belajar Di Ruang Outdoor

1. Perkembangan Sosial Emosional:


a. Menunjukkan kemampuan untuk beradaptasi.
b. Mengenal dan memahami perasaan diri sendiri.
c. Mempertahankan haknya
d. Mengikuti aturan.
e. Bermain dengan sesama
2. Perkembangan Fisik:
a. Mendemontrasikan keterampilan gerakan lokomotor
b. Menunjukkan keseimbangan ketika bergerak
c. Mengayuh sepeda
d. Mendemontrasikan tendangan, lemparan dan tangkapan objek
e. Mengontorl otot-otot kecil/halus
f. Korrdinasi mata dan tangan Perkembangan
3. Kognitif:
a. Mengamati objek
b. Mengatasi masalah secara fleksibel

2
c. Mengekplorasi sebab-akibat
d. Mengaplikasikan pengetahuan baru
e. Mengenali pola dan mampu mengulanginya
f. Menunjukkan kesadaran pada perubahan lingkungan
g. Menggunakan angka dan berhitung
4. Perkembangan Bahasa:
a. Mendengar dan mengenali sumber suara
b. Mengekspresikan diri dengan kat-kata dan kalimat
c. Berani Bertanya
d. Berpartisipasi aktif dalam diskusi
e. Menggunakan keterampilan membaca awal untuk mengenali
“tulisan”.

C. Manfaat anak belajar di lingkungan outdoor:

1. Belajar di lingkungan Outdoor atau di luar kelas mendukung


pengembangan gaya hidup sehat dan aktif dengan kegiatan bebas dan
pengembangan gerakan dan koordinasi fisik untuk anak-anak.
2. Belajar di luar kelas mengenalkan kepada anak tentang alam dan
memberikan pengalaman yang unik untuk di luar ruangan, seperti
merasakan langsung cuaca dan perubahan musim/iklim.
3. Bermain dan belajar di luar juga membantu anak untuk memiliki sikap
peduli pada alam, dan pada akhirnya mengerti tentang fungsi
lingkungan.
4. Bermain di luar juga mendukung kemampuan memecahkan masalah
anakanak (problem solving) dan mengembangkan kreativitas mereka,
serta memberikan kesempatan untuk mengembangkan imajinasi, cipta
dan akal.
5. Anak-anak membutuhkan lingkungan luar atau outdoor yang dapat
memberikan pemahaman kepada mereka tentang tata ruang, arah serta
pembelajaran sains untuk menemukan objek-objek yang ada di alam.

3
Bereksplorasi dan bereksperiment serta mengembangkan kemampuan
berpikir, berimajinasi dan berinteraksi social.
6. Outdoor atau Lingkungan luar menawarkan ruang untuk anak bergerak
aktif yang mendukung perkembangan otak dan pembentukan jaringan
saraf.
7. Bermain di Outdoor anak belajar bertanggung jawab, menilai risiko
dan mengembangkan kemandirian dan keterampilan untuk beradaptasi
dan mengelola situasi baru.

D. Syarat Penataan Lingkungan Belajar Outdoor

1. Lokasi
Lokasi yang baik nya digunakan yaitu tempat yang dibuat
disekeliling halaman sekolah yang mudah terpantau oleh guru dan
lokasi yang tersinar oleh matahari, dalam memilih lokasi guru harus
mempertimbangkan bahaya atau rintangan yang akan dihadapi anak
ketika anak berjalan, berlari, ataupun bermain. Area outdoor yang
digunakan sebaiknya dekat dengan ruang istirahat agar anak dapat
beristirahat Ketika bermain atau berganti baju Ketika akan
berolahraga, tersedia air minum dan lain-lain.
2. Ukuran
Umunya ukuran lokasi area bermain outdoor untuk anak yaitu
minimal 2.5 m per anak. Menurut the child welfare legue (1996)
merekomendasikan ukuran area bermain untuk anak yaitu 6 m2 per
anak dan untuk naungan teras nya yaitu minimal 4,5 m2 per anak. guru
harus bisa menyesuaikan ukuran area bermain setiap anak agar anak
dapat lebih luasa dan nyaman Ketika bermain.
3. Pagar
Penggunaan pagar di area outdoor untuk membatasi batas anak
bermain agar anak tidak melebihi batas tersebut, karena anak belum
mampu mempertimbangkan resiko dan bahaya yang akan terjadi,
selain itu juga dapat memudahkan guru dalam mengawasi anak-anak

4
yang sedang bermain. Pagar yang digunakan yaitu berukuran tinggi
kurang lebih 120 cm yang cukup untuk membatasi tempat berbahaya
seperti parkir, jalan dan kolam. Pagar yang digunakan tidak harus yang
terbuat dari besi atau kayu, bisa juga dengan sterofoam, triplek atau
kardus bergambar yang dibuat sekreatif mungkin oleh guru.
4. Tanah lapang
Area tanah lapang yang baik digunakan yaitu tanah yang tidak
datar atau tanah memakai rumput-rumput yang lembut seperti halnya
di taman-taman. Tanah yang datar dengan permukaan keras memang
berbahaya bagi anak yang ingin berlari-larian dan resiko jatuh akan
lebih tinggi. Area tanah outdoor dapat dibuat seperti tanah yang
membukit atau bergelombang.
5. Permukaan
Permukaan tanah yang baik di gunakan untuk anak yaitu
permukaan yang berumput, menggunakan kayu, tanah yang lembek
dan pasir. Permukaan dalam satu area sebaiknya dibuat Sebagian
permukaan yang berumput dan Sebagian permukaan tanpa rumput.
Permukaan tanah yang digunakan dapat berupa dari bahan organik
seperti kulit kayu pohon cemara dan Jerami dengan kedalaman kurang
lebih 12 inci, bisa juga menggunakan bahan non organik seperti pasir,
kerikil kecil dan bahan yang diiris-iris dengan kedalaman kurang lebih
8-12 inci, selain itu bisa juga menggunakan bahan-bahan padat seperti
tikar, karet dan busa, namun bahan-bahan ini memerlukan permukaan
yang datar.
6. Atap
Naungan seperti pohon semak belukar atau bangunan yang
dapat melindungi anak dari sinar matahari dan angin yang berlebihan.
Adanya atap atau naungan yaitu untuk memfasilitasi permainan yang
pasif selama cuaca cerah dan untuk permainan yang aktif selama cuaca
kurang mendukung.

5
E. Jenis Peralatan Main Lingkungan Belajar Outdoor

1. Alat peraga outdoor


2. Alat peraga permanent
3. Alat peraga yang dapat dipindahkan.

F. Jenis Model Taman Bermain Outdoor

1. Taman Bermain Tradisional


Jenis taman ini hanya memiki APE yang dibangun secara
permanent atau Nonmoveable. Pada jenis ini penggunaan bahan
besi/logam pada mayoritas setiap APE dan tidak memberikan banyak
pilihan aktivitas pada anak sebagai pengguna.
2. Taman bermain modern
Taman ini membutuhkan biaya yang sangat besar. Namun telah
mengenalkan fungsi plastic daripada kayu dan logam. Ada beberapa
alasan mengapa plastik dianggap ideal untuk anak-anak. Selain dari
fakta mereka memiliki struktur yang lebih kuat, ada juga kemungkinan
mengurangi resiko dari cedera. Plastik juga menawarkan lebih
kemampuan desain kreatif dan inovatif yang dapat menghasilkan lebih
banyak rancangan. Taman Modern dilengkapi dengan design APE
bentuk modern.
3. Taman bermain petualang
Taman ini diciptakan pada tahun 1943 oleh seorang ahli
Landscape yaitu C.Th.Sorensen. Ia merancang bahwa Taman bermain
outdoor harus benar-benar merefleksikan aktivitas dari anak yang
sebenarnya. Pada taman ini menggabungkan aktivitas eksplorasi
dengan kemampuan kreativitas anak. Sehingga anak memiliki
kesempatan bermain bebas atas inisiatif, ide dan pilihan-pilihan dalam
mengembangkan kegiatan bermain.
4. Taman Bermain Kreatif

6
Taman ini menggabungkan manfaat dari masing-masing
Taman yang ada terlebih dahulu, yaitu penggabungan dari taman
tradisional, taman modern dan taman petualang (The adventure
playground). Taman ini menyediakan lingkungan yang fleksibel dan
memenuhi kebutuhan anak. Dalam satu taman memiliki area-area dan
APE yang mendukung tumbuh kembang anak.

G. Strategi Penataan Outdoor

1. Tentukan luas halaman/outdoor, jika lembaga PAUD memiliki minim


area outdoor, tetap mengusahakan agar ruang gerak anak tetap cukup
dan dapat disiasati dengan pembagian waktu bermain berdasarkan
kelompok
2. Memilih peralatan main, setelah menetukan luas area
3. dapat memilih APE yang bersifat multifungsi
4. Manfaatkan lingkungan alam sebagai alat main
5. Jarak alat aktif dan non aktif diperhatikan.

7
DAFTAR PUSTAKA
Mila Rahmawati, Modul Manajemen Kelas PAUD, hal.64
Fernianti, A. (2020). Literature Review : Penataan Ruang Belajar
Yang Menarik Dan Perkembangan Kognitif Anak.
Hasanah, F., Aziz, T., & Habibah. (2022). Desain Interior Pendidikan
Anak Usia Dini di Lembaga PAUD.
Hasanah, U. (2019). Penggunaan Alat Permainan Edukatif (Ape) Pada
Taman Kanak-Kanak Se-Kota Metro. AWLADY : Jurnal Pendidikan
Anak, 5(1), 23– 34. https://doi.org/10.24235/awlady.v5i1.3831
Herlinda, S. (2018). Pembelajaran Paud Dengan Strategi Out Door.
KINDERGARTEN: Journal of Islamic Early Childhood Education,
1(1), 67– 74.

Anda mungkin juga menyukai