Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

Dosen Pengampu : Hesti Putri Setianingsih., S.Pd., M.Pd

Kelompok : 10

1. MAYANI MAROA/ A41123050


2. FARAH ULVANA PAKULI/ A41123063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

MARET 2023
A. Deskripsi Materi Dari Video
A. Lingkungan sebagai sumber belajar
Pada dasarnya semua jenis lingkungan (sosial, alam, dan buatan) yang ada di sekitar
anak usia dini dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar yang dapat mengoptimalkan
perkembangan anak lingkungan memberikan kesempatan anak untuk memperoleh
berbagai macam pengetahuan dan memperkaya pengetahuan mereka
Sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai
komponen pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk memberikan pengalaman main yang
bermakna bagi anak . Penataan lingkungan bermain bahagia anak usia dini harus
memperhatikan beberapa hal prinsip di bawah ini
1. Membuat anak merasa aman
2. Membuat anak merasa nyaman
3. Mendorong anak untuk dapat bereksplorasi
4. Sesuai dengan tahap perkembangan anak
5. Mengembangkan kemandirian dan kepercayaan diri anak
7. Menarik dan mengundang minat anak untuk bermain

Bermain merupakan hal yang menyenangkan dan dapat menumbuhkan semangat


anak dalam belajar pada prinsipnya bagi anak usia dini bermain adalah belajar. Ketika
bermain anak membutuhkan lingkungan berkualitas yang dapat menstimulasi aspek
perkembangannya.
Lingkungan yang dapat menjadi sumber belajar yang dapat mendorong anak untuk
bereksplorasi adalah material terbuka atau yang kita kenal dengan loose parts

a. Apa itu loose parts


Alam Indonesia penuh dengan material terbuka seperti ranting, daun, batu, bunga,
kerang, pinus, dan lain sebagainya yang sangat otentik. Material ini sering disebut lost
part di mana istilah ini rasanya tidak asing lagi di telinga para guru.
Loose parts merupakan material yang dapat dipindahkan di bawah, digabungkan, di
jajar, disusun, dirangkai , dirancang kembali dan masing-masing dapat dikembalikan
pada fungsi material semua digunakan bersama dalam berbagai cara tanpa ada aturan
yang khusus.
Contoh loose parts
1. Bahan alam: bebatuan, kerikil, dedaunan,biji-bijian, kulit, karang, dll
2. Bahan plastik: kancing, tutup botol, plastik gelas/botol/piring plastik, dll
3. Bahan logam seperti peralatan dapur dan peralatan tukang
4. Kain dan benang seperti kain flanel, kain perca, benang wol, dll
5. Kaca (cermin, keramik, kelereng)
6. Kayu dan bambu
7. Berasal dari barang bekas kemasan: roll tissue, bungkus susu dan dos obat

b. Kriteria loose parts


Hal ini dapat dilakukan guru dengan menyediakan berbagai media pembelajaran.
Dalam memilih media pembelajaran guru dapat memperhatikan kriteria sebagai
berikut :
- ekonomis, tidak harus terpatok harga
-praktis, tidak memerlukan pengelolaan yang sulit
- mudah, dekat dan tersedia di lingkungan sekitar
- fleksibel, dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan pembelajaran
-meningkatkan motivasi dan minat anak
Kelima kriteria media pembelajaran tersebut dapat diperoleh dari material terbuka atau
loose parts.

c. Manfaat loose parts dalam pembelajaran


Manfaat loose parts mengembangkan eksplorasi dan kreativitas. Ketika anak
bermain menggunakan loost parts , secara intuitif mereka mengetahui bahwa material-
material tersebut memiliki kegunaan bermacam-macam. Inilah mengapa material
terbuka mendukung pemikiran divergen dan kreativitas.
1. Anak bermain dan berkreasi menggunakan macam loose parts yang dapat
mengembangkan kreativitas mereka.
2. Anak diberikan kebebasan untuk memilih dan menentukan loose parts yang akan
digunakan.
3. Mendukung kesadaran sensorial ,ketika anak bermain menggunakan loose parts,
mereka meraba dan mengamati bahwa material-material tersebut memiliki tekstur
yang berbeda.
4. Memberikan kesempatan untuk berkembangnya kognisi dan sosial anak.

d. Bagaimana menggunakan loose parts dalam pembelajaran


Lost start merupakan benda potongan/lepasan yang bebas dimainkan oleh anak dan
tidak dapat diprediksi dibuat menjadi apa.
Loose parts mendukung perkembangan pola pikir anak karena tidak memiliki
aturan terkait untuk digunakan. Anak akan bebas menentukan akan menjadi apa loose
parts tersebut dan loose parts mana yang dipilih untuk dimainkan

Supaya menarik dan mengundang anak untuk bermain maka loose parts tersebut
perlu ditata. Penataan ini disebut dengan invitasi. Investasi merupakan cara sederhana
yang dapat dilakukan guru untuk menarik minat anak dengan menyiapkan loose parts

B. Masalah yang Terjadi di Lingkungan Sekitar Saat Ini


Dari yang telah di jelaskan oleh Materi dari vidio, tampaknya lingkungan sebagai
sumber belajar sangat penting bagi perkembangan anak usia dini. Penggunaan loose
parts atau material terbuka merupakan salah satu pendekatan yang efektif untuk
mendorong eksplorasi dan kreativitas anak-anak.
Namun, masalah yang mungkin terjadi di lingkungan sekitar saat ini dapat
memengaruhi ketersediaan atau kualitas penggunaan loose parts dalam pembelajaran.
Misalnya, keterbatasan akses terhadap material alam seperti ranting, daun, atau batu
karena urbanisasi atau degradasi lingkungan. Selain itu, kurangnya kesadaran akan
manfaat penggunaan loose parts dan kurangnya dukungan dari pihak terkait juga dapat
menjadi hambatan.
Penting bagi para pendidik dan stakeholder terkait untuk mencari solusi agar
lingkungan sekitar dapat mendukung penggunaan loose parts dalam pembelajaran
anak usia dini
C. Solusi Yang Ditawarkan untuk Mengatasi Masalah
Beberapa solusi yang dapat diusulkan untuk mengatasi masalah yang telah
disebutkan dari Materi di atas adalah:
a. Pendidikan dan Kesadaran Lingkungan:
Mengedukasi masyarakat, termasuk orang tua dan pendidik, tentang pentingnya
lingkungan sebagai sumber belajar dan manfaat penggunaan loose parts dalam
pembelajaran anak usia dini. Program-program kesadaran lingkungan dan
workshop dapat membantu meningkatkan pemahaman dan dukungan terhadap
inisiatif ini.
b. Peningkatan Akses terhadap Material Alam:
Mendorong pelestarian lingkungan alam dan pengelolaan sumber daya alam yang
berkelanjutan untuk memastikan ketersediaan material alam seperti ranting, daun,
atau batu. Melalui program reboisasi, penanaman pohon, dan kampanye
pelestarian lingkungan, dapat memperbaiki ketersediaan material alam di
lingkungan sekitar.
c. Kolaborasi dengan Pihak Terkait:
Melibatkan pemerintah daerah, organisasi lingkungan, dan komunitas lokal dalam
upaya untuk mendukung penggunaan loose parts dalam pembelajaran anak usia
dini. Kolaborasi ini dapat meliputi penggalangan dana, penyediaan fasilitas, atau
pengembangan kebijakan yang mendukung pendekatan ini.
d. Pengembangan Alternatif:
Jika akses terhadap material alam terbatas, maka pendidik dapat mencari alternatif
lain yang tersedia di lingkungan sekitar, seperti material daur ulang atau bahan-
bahan mudah didapat dan aman untuk digunakan oleh anak-anak.
e. Pelatihan dan Pengembangan Keterampilan:
Memberikan pelatihan kepada pendidik tentang cara menggunakan loose parts
dalam pembelajaran anak usia dini secara efektif dan kreatif. Hal ini akan
membantu mereka memanfaatkan sumber daya yang tersedia dengan optimal dan
memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi anak-anak.
Dengan menerapkan solusi-solusi ini secara terintegrasi dan berkelanjutan,
diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi
penggunaan loose parts dalam pembelajaran anak usia dini.

D. Kaitan Solusi dengan Teori


1. VYGOTSKY
Solusi-solusi yang diusulkan memiliki kaitan yang kuat dengan teori
perkembangan kognitif Vygotsky. Berikut adalah penjelasan kaitan solusi tersebut
dengan konsep-konsep dalam teori Vygotsky:
a. Pendidikan dan Kesadaran Lingkungan:
Konsep ini mencerminkan prinsip dalam teori Vygotsky tentang pentingnya
pengaruh lingkungan sosial dalam pembelajaran anak. Menurut Vygotsky, anak
belajar melalui interaksi dengan lingkungan dan orang-orang di sekitarnya. Dengan
mengedukasi masyarakat tentang pentingnya lingkungan sebagai sumber belajar
dan penggunaan loose parts, kita menciptakan lingkungan yang kaya akan stimulasi
dan kesempatan belajar bagi anak.
b. Kolaborasi dengan Pihak Terkait:
Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dan kolaborasi dalam
pembelajaran. Melibatkan pemerintah daerah, organisasi lingkungan, dan
komunitas lokal dalam mendukung penggunaan loose parts menciptakan
lingkungan yang memfasilitasi interaksi antara anak-anak, pendidik, dan pihak
terkait lainnya. Ini memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk belajar secara
bersama-sama dan saling mendukung dalam proses pembelajaran.
c. Pelatihan dan Pengembangan Keterampilan:
Konsep ini mencerminkan prinsip zona perkembangan proximal (ZPD) dalam teori
Vygotsky. ZPD adalah rentang antara apa yang dapat dicapai anak secara mandiri
dan apa yang dapat dicapai dengan bantuan dari orang dewasa atau teman sebaya
yang lebih mampu. Pelatihan kepada pendidik tentang penggunaan loose parts
secara efektif dan kreatif membantu mereka memahami ZPD anak-anak dan
menyediakan bantuan yang sesuai dalam proses pembelajaran.

2. FRIEDRICH FROBEL
Solusi-solusi yang diusulkan memiliki kaitan yang erat dengan teori
pendidikan anak usia dini Friedrich Frobel, yang dikenal dengan konsep
"Kindergarten" atau taman kanak-kanak. Berikut adalah kaitan solusi-solusi
tersebut dengan konsep-konsep dalam teori Frobel:
a. Pendidikan dan Kesadaran Lingkungan:
Frobel menekankan pentingnya lingkungan sebagai sumber belajar bagi anak-
anak. Program kesadaran lingkungan dan workshop yang diusulkan
mencerminkan konsep ini dengan memperluas pemahaman orang tua dan
pendidik tentang peran lingkungan dalam pembelajaran anak usia dini.
b. Peningkatan Akses terhadap Material Alam:
Frobel memperkenalkan konsep mainan alami atau "gifts" yang terinspirasi
dari alam untuk merangsang kreativitas dan pemikiran konstruktif anak-anak.
Inisiatif untuk meningkatkan akses terhadap material alam seperti ranting,
daun, atau batu sesuai dengan prinsip ini dengan memastikan ketersediaan
sumber daya alam yang diperlukan untuk memperkaya lingkungan belajar
anak.
c. Kolaborasi dengan Pihak Terkait:
Frobel mengemukakan bahwa pendidikan anak adalah tanggung jawab
bersama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Kolaborasi dengan
pemerintah daerah, organisasi lingkungan, dan komunitas lokal sesuai dengan
konsep ini dengan melibatkan berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan
belajar yang mendukung anak usia dini.
d. Pelatihan dan Pengembangan Keterampilan:
Frobel percaya bahwa peran pendidik adalah sebagai fasilitator dalam proses
belajar anak. Pelatihan yang diusulkan sesuai dengan konsep ini dengan
memberikan pendidik keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk
memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara efektif dan kreatif dalam
mendukung pembelajaran anak.
E. Kesimpulan
Kesimpulan dari materi adalah bahwa lingkungan, baik itu lingkungan sosial, alam,
maupun buatan, dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar yang efektif bagi anak
usia dini. Loose parts, seperti bahan alam dan barang bekas, memiliki peran penting
dalam pembelajaran anak karena dapat mendorong eksplorasi, kreativitas, dan
perkembangan kognitif serta sosial mereka. Penggunaan loose parts dalam
pembelajaran dapat dilakukan dengan menyediakan berbagai kriteria, seperti
ekonomis, praktis, mudah diakses, fleksibel, serta mampu meningkatkan motivasi dan
minat anak. Dengan demikian, penyusunan invitasi loose parts menjadi hal penting
untuk menarik minat anak dalam bermain dan belajar.

Anda mungkin juga menyukai