Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Peran Media Dalam Pembelajaran,Dan Kesalahan Dalam Pemanfaatan


Media

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah:

Pengembangan Media Pengajaran Bahasa Arab

Dosen Pengampu:

H. Hasan, MA. Hum

Oleh Kelompok 3:

1 Ahmad suhaimi 21.88204.01985


2 Akhmad iqbal 21.88204.01990
3 Muhammad nafis 21.88204.02029

SEKOLAH TINGGI ILMU AL-QUR’AN (STIQ) AMUNTAI

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN BAHASA ARAB

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt, shalawat dan salam semoga selalu
tercurah keharibaan junjungan Nabi besar Muhammad saw. Beserta seluruh
keluarganya, sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Alhamdulillah, dengan segala rahmat dan inayah-Nya makalah yang
berjudul ”peran media dalam pembelajaran,dan kesalahan dalam pemanfaatan
media "sebagai salah satu tugas pada mata kuliah Pengembangan Media
Pengajaran Bahasa Arab Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Sekolah Tinggi Ilmu
Al-Quran (STIQ) Amutai dapat diselesaikan.
Penulis sangat menyadari, dalam penulisan makalah ini banyak sekali
menerima bantuan, baik tenaga maupun pikiran. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan tersebut, terutama kepada
Muallim H.Hasan, MA Hum,yang telah banyak memberikan bimbingan dan
petunjuk serta koreksi dalam penulisan makalah ini serta semua pihak yang telah
memberi bantuan, fasilitas, informasi, meminjamkan buku-buku dan literatur-
literatur yang penulis perlukan, sehingga makalah ini bisa diselasaikan.

Atas bantuan dan dukungan yang tak ternilai harganya tersebut penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-
tingginya teriring do’a yang tulus semoga Allah swt membari ganjaran yang
berlipat ganda. Aamiin.
Akhirnya penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua dan
mendapat taufik serta inayah dari Allah swt.

Amuntai 18 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB 1..................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. Latar belakang masalah..........................................................................................4
B. Rumusan masalah..................................................................................................5
C. Tujuan Penulis........................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................6
A. Peran Media Dalam Pembelajaran.........................................................................6
1. Pengertian Media Pembelajaran........................................................................6
2. Fungsi Media Pembelajaran...............................................................................7
3. Peranan Media Pembelajaran dalam Konteks Belajar Pada saat mengajar........9
B. Kesalahan dalam pemanfaatan media.................................................................11
BAB III...............................................................................................................................17
PENUTUP..........................................................................................................................17
A. Kesimpulan.......................................................................................................17
B. Saran................................................................................................................18
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Dalam proses belajar mengajar, lima komponen yang sangat penting


adalah tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi pembelajaran. Kelima aspek
ini saling mempengaruhi. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan
berdampak pada jenis media pembelajaran yang sesuai, dengan tanpa melupakan
tiga aspek penting lainnya yaitu tujuan, materi, dan evaluasi pembelajaran. Dalam
hal ini, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah
sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi, motivasi, kondisi, dan
lingkungan belajar (Hamalik, Oemar. 1990). Pemakaian media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan keinginan yang
baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap pebelajar. Penggunaan media
pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan
proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu
(Wiratmojo,P dan Sasonohardjo, 2002). Sebagai salah satu komponen
pembelajaran, media tidak bisa luput dari pembahasan sistem pembelajaran secara
menyeluruh. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus
mendapat perhatian pembelajar dalam setiap kegiatan pembelajaran. Namun
kenyataanya bagian inilah yang masih sering terabaikan dengan berbagai alasan.
Alasan yang sering muncul antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat
persiapan mengajar, sulitnya mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya,
dll. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap pembelajar telah membekali
diri dengan pengetahuan dan keterampilan dalam hal media pembelajaran.
Sesungguhnya betapa banyak jenis media yang bisa dipilih, dikembangkan dan
dimanfaatkan sesuai dengan kondisi, waktu, biaya maupun tujuan pembelajaran
yang dikehendaki. Setiap jenis media memiliki karakteristik tertentu yang perlu
kita pahami, sehingga kita dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan
dan kondisi yang ada di lapangan (Wiratmojo,P dan Sasonohardjo, 2002).

Rumusan masalah

1. Apa pengertian media pembelajaran ?

2. Apa fungsi media pembelajaran ?

3. Apa peranan media dalam pembelajaran ?

4. Apa kesalahan dalam pemanfaatan media ?

Tujuan Penulis

1. Mengetahui pengertian media pembelajaran

2. Mengetahui fungsi media pembelajaran

3. Mengetahui peranan media dalam pembelajaran

4. Mengetahui kesalahan dalam pemanfaatan media


BAB II

PEMBAHASAN

A. Peran Media Dalam Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari
"medium" yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya
adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi
kepada penerima informasi. Istilah media ini sangat populer dalam bidang
komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasar nya juga merupakan proses
komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media
pembelajaran. Banyak ahli yang memberikan batasan tentang media
pembelajaran. AECT misalnya, mengatakan bahwa media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan. Gagne
mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan pebelajar yang
dapat merangsang mereka untuk belajar. Senada dengan itu, Briggs mengartikan
media sebagai alat untuk memberikan rangsangan bagi pebelajar agar terjadi
proses belajar. Bagaimana hubungan media pembelajaran dengan media
pendidikan ? Media pendidikan , tentu saja media yang digunakan dalam proses
dan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pada hakekatnya media pendidikan juga
merupakan media komunikasi, karena proses pendidikan juga merupakan proses
komunikasi. Apabila kita bandingkan dengan media pembelajaran, maka media
pendidikan sifatnya lebih umum, sebagaimana pengertian pendidikan itu sendiri.
Sedangkan media pembelajaran sifatnya lebih khusus, maksudnya media
pendidikan yang secara khusus digunakan untuk mencapai tujuan belajar tertentu
yang telah dirumuskan secara khusus. Tidak semua media pendidikan adalah
media pembelajaran, tetapi setiap media pembelajaran pasti termasuk media
pendidikan. Apa pula bedanya dengan alat peraga, alat bantu mengajar (teaching
aids), alat bantu audio visual (AVA), atau alat bantu belajar yang selama ini sering
juga kita dengar? Pada dasamya, semua istilah itu dapat kita masukkan dalam
konsep media, karena konsep media merupakan perkembangan lebih lanjut dari
konsep-konsep tersebut. Alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk
memperagakan fakta, konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih
nyata/ konkrit. Alat bantu adalah alat (benda) yang digunakan oleh pembelajar
untuk mempermudah tugas dalam mengajar. Audio-Visual Aids (AVA)
mempunyai pengertian dan tujuan yang sama hanya saja penekanannya pada
peralatan audio dan visual. Sedangkan alat bantu belajar penekanannya pada pihak
yang belajar (pebelajar). Semua istilah tersebut, dapat kita rangkum dalam satu
istilah umum yaitu media pembelajaran (Wiratmojo,P dan Sasonohardjo, 2002).
Satu konsep lain yang sangat berkaitan dengan media pembelajaran adalah istilah
sumber belajar. Bagaimana kaitan antara media belajar dengan sumber belajar?
Sebagaimana telah dibahas di muka, sumber belajar memiliki cakupan yang lebih
luas daripada media belajar. Sumber belajar bisa berupa pesan, orang, bahan, alat,
teknik dan latar/lingkungan. Apa yang dinamakan media sebenarnya adalah bahan
dan alat belajar tersebut. Bahan sering disebut perangkat lunak software,
sedangkan alat juga disebut sebagi perangkat keras hardware. Transparansi,
program kaset audio dan program video adalah beberapa contoh bahan belajar.
Bahan belajar tersebut hanya bisa disajikan jika ada alat, misalnya berupa OHP,
Radio kaset dan Video player. Jadi salah satu atau kombinasi perangkat lunak
(bahan) dan perangkat keras (alat) bersama-sama dinamakan media. Dengan
demikian, jelaslah bahwa media pembelajaran merupakan bagian dari sumber
belajar. Dengan demikian, kalau saat ini kita mendengar kata media, hendaklah
kata tersebut diartikan dalarn pengertiannya yang terakhir, yaitu meliputi alat
bantu pembelajar dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber
belajar ke penerima pesan belajar ( pebelajar ). Sebagai penyaji dan penyalur
pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu, bisa mewakili pembelajar menyajikan
informasi belajar kepada pebelajar (Joyce Bruce. Et al. 2000).
2. Fungsi Media Pembelajaran

Ada beberapa pendapat tentang fungsi media pembelajaran. Peranan media


dalam kegiatan pembelajaran merupakan bagian yang sangat menentukan
efektifitas dan efesiensi pencapaian tujuan pembelajaran. McKown dalam
bukunya “Audio Visual Aids To Instruction” mengemukakan empat fungsi media.
Keempat fungsi tersebut adalah sebagai berikut.Pertama, mengubah titik berat
pendidikan formal, yang artinya dengan media pembelajaran yang tadinya abstrak
menjadi kongkret, pembelajaran yang tadinya teoritis menjadi fungsional praktis.
Kedua, membangkitkan motivasi belajar, dalam hal ini media menjadi motivasi
ekstrinsik bagi pebelajar, sebab penggunaan media pembelajaran menjadi lebih
menarik dan memusatkan perhatian pebelajar. Ketiga, memberikan kejelasan, agar
pengetahuan dan pengalaman pebelajar dapat lebih jelas dan mudah dimengerti
maka media dapat memperjelas hal itu. Terakhir, keempat, yaitu memberikan
stimulasi belajar, terutama rasa ingin tahu pebelajar. Daya ingin tahu perlu
dirangsang agar selalu timbul rasa keingintahuan yang harus penuhi melalui
penyediaan media. Rowntree dalam mengemukakan enam fungsi media, yaitu: 1)
membangkitkan motivasi belajar, 2) mengulang apa yang telah dipelajari, 3)
menyediakan stimulus belajar, 4)mengaktifkan respon siswa, 5)memberikan
umpan balik dengan segera 6) menggalakkan latihan yang serasi. Media juga
berfungsi secara efektif dalam konteks pembelajaran yang berlangsung tanpa
menuntut kehadiran guru. Media sering dalam bentuk “kemasan” untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Dalam halsituasi seperti ini, tujuan telah ditetapkan,
petunjuk atau pedoman kerja untuk mencapai tujuan telah diberikan, bahan-bahan
atau material telah disusun dengan rapih, dan alat ukur atau evaluasi juga 101
disertakan. Media pembelajaran yang mempersyaratkan situasi seperti di atas
dapat berwujud modul, paket belajar, kaset dan perangkat lunak komputer yang
dipakai oleh peserta didik (pebelajar) atau peserta pelatihan. Dalam kondisi ini,
guru atau instruktur berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran.
3. Peranan Media Pembelajaran Dalam Konteks Belajar Pada Saat
Mengajar

para guru sering dihadapkan pada persoalan - persoalan yang berkaitan


dengan bagaimana cara mempermudah belajar peserta didik (pebelajar). Guru atau
instruktur perlu memberi kemudahan atau fasilitasi dalam menyampaikan
informasi. Sebaliknya, peserta didik (pebelajar) yang memperoleh kemudahan
dalam menerima informasi akan belajar lebih bergairah dan termotivasi. Dalam
usaha membantu peserta didik (pebelajar) untuk memperoleh kemudahan
belajarnya, ada banyak unsur atau elemen yang harus diperhatikan. Unsur-unsur
itu adalah tujuan yang ingin dicapai, karakteristik peserta didik (pebelajar), isi
bahan yang dipelajari, cara atau metode atau strategi yang digunakan, alat ukur
atau evaluasi, serta balikan. Walaupun, semua unsur telah diseleksi pada dasarnya
kita kembali pada apa tujuan yang ingin dicapai. Dan, tujuan itu sendirilah yang
akhirnya menjadi tumpuan akhir aktivitas pembelajaran. Sebagaiman
dikemukakan di atas bahwa banyak unsur yang berpengaruh untuk mempermudah
peserta didik (pebelajar)pebelajar dalam memperoleh pengetahuan atau informasi.
Salah satu unsur itu adalah media pembelajaran. Pentingnya kehadiran media
pembelajaran tentunya sangat tergantung pada tujuan dan isi atau substansi
pembelajaran itu sendiri. Kehadiran media dalam pembelajaran juga ditentukan
oleh cara pandang atau paradigma kita terhadap sistem pembelajaran. Media
memiliki berbagai peran dalam aktivitas pembelajaran. Selama ini, pembelajaran
mungkin lebih banyak tergantung pada keberadaan guru. Dalam situasi demikian,
media mungkin tidak banyak digunakan oleh guru. Atau, apabila digunakan media
hanya sebatas sebagai “alat bantu” pembelajaran. Pandangan demikian ini
mengisyaratkan tidak adanya upaya pemberdayaan media dalam proses
pembelajaran. Sebaliknya, pembelajaran mungkin juga tidak memerlukan
kehadiran guru. Pembelajaran yang tidak tergantung pada guru,
instructorindependent instruction, atau disebut juga sebagai “self-instruction,“
bahkan kerapkali diarahkan oleh siapa yang merancang media tersebut. Dalam
situasi pembelajaran yang berbasis pada guru, instructor-based instruction,
penggunaan media pembelajaran secara umum adalah untuk memberikan
dukungan suplementer secara langsung kepada guru. Media pembelajaran yang
dirancang secara memadai dapat meningkatkan dan memajukan belajar dan
memberikan dukungan pada pembelajaran yang berbasis guru dan tingkat
keefektifan media pembelajaran tergantung pada guru itu sendiri. Apabila kita
melihat pembelaja- Jurnal KWANGSAN Vol. 1 - Nomor 2, Desember 2013 102
ran sebagai sebuah sistem, maka unsur-unsur atau komponen-komponen yang
terlibat dalam sistem itu tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Artinya
ketiadaan suatu unsur akan berpengaruh terhadap jalannya sistem secara
keseluruhan. Pendek kata, dapat kita simpulkan bahwa media pembelajaran
merupakan bagian integral dalam pembelajaran. Pandangan ini selanjutnya akan
mengarahkan pada cara pandang kita tentang media tersebut. Media harus hadir
dalam setiap aktivitas pembelajaran yang kita lakukan di kelas. Lagipula, kita
harus memiliki komitmen terhadap keberadaan media pembelajaran, di mana
pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa dan didasarkan pada apa yang
ingin dilakukan oleh peserta didik (pebelajar), atau apa yang ingin dihasilkan oleh
peserta didik (pebelajar), atau peserta didik (pebelajar) ingin menjadi apa. Jika
media digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran (proses belajar dan mengajar),
maka media itu harus dipilih dan digunakan karena media ini memiliki potensi
untuk mempermudah belajar. Kehadiran teknologi dan media pembelajaran tidak
bisa lepas dari sejarah perkembangannya. Sejarah perkembangan ini dibangun
sejak awal abad 20-an, yang ditandai munculnya teori pendidikan atau belajar.
Setidak-tidak tiga pakar pendidikan seperti Dewey, Carter, dan Kilpatrick
merupakan peletak dasar tentang konsep teknologi pendidikan. Teknologi
pendidikan ini pertama kali dilihat sebagai suatu teknologi alat. Teknologi ini
merujuk pada penggunaan peralatan, media dan perangkat keras untuk mencapai
tujuan pendidikan. Dengan demikian, istilah ini sama dengan ungkapan mengajar
dengan alat bantu audio-visual. Bidang ini merupakan hasil dari perpaduan tiga
hal, yaitu: media dalam pendidikan, psikologi pembelajaran, dan pendekatan
sistem dalam pendidikan. Perkembangan teknologi pembelajaran modern terjadi
pasca perang dunia kedua. Dua pakar pendidikan yang memiliki kontribusi besar
bagi kelahiran teknologi pembelajaran modern ini adalah Edgar Dale dan James
Finn. Dale terkenal dengan kerucut pengamalannya (The Cone of Experience).
Kerucut pengalaman ini berfungsi sebagai suatu visual yang sama dengan tingkat
konkrit dan abstraksi metode mengajar dan media pembelajaran. Tujuan kerucut
pengalaman ini adalah ingin merepresentasikan tingkat pengalaman, yaitu dari
pengalaman yang langsung atau konkritkongkret menunju pengalaman yang
paling abstrak (simbolis). Hubungan konkrit dan abstrak ini bersifat kontinum.
Dale berkeyakinan bahwa simbol-simbol dan ide-ide yang bersifat abstrak hanya
dapat dipahami dengan lebih mudah dan dipertahankan oleh peserta didik
(pebelajar) manakala pengalaman-pengalaman ini dibangun atas dasar
pengalaman konkritkongkret. Kerucut pengalaman Dale ini didasarkan pada teori
pendidikan yang dikembangkan oleh Dewey, yang pada saat itu sangat banyak
dianut. Kerucut ini pertama kali berusaha membangun alasan dasar (rasional)

B. Kesalahan dalam pemanfaatan media

Kesalahan Pemanfaatan Media Pembelajaran dalam Proses Pembelajaran

Sebelum penulis membahas tentang beberapa problem pemanfaatan media


pembelajaran, perlu kiranya penulis jabarkan dulu arti dari kata ‘pemanfaatan’ dan
‘problematika’ itu sendiri, kata pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang
artinya guna, faedah dan laba/untung. Sedangkan pemanfaatan berarti proses,
cara, perbuatan memanfaatkan.[1] Sehingga apabila dikaitkan dengan media
pembelajaran Pengertian pemanfaatan media pembelajaran adalah aktivitas
menggunakan proses dan sumber belajar.[2] Penulis mengambil kesimpulan
bahwa Pemanfaatan media yaitu penggunaan secara sistematis dari sumber
belajar. Proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan
berdasarkan pada spesifikasi pembelajaran dan dilakukan secara terencana dan
terarah atau pemanfaatan media pembelajaran merupakan usaha menggerakkan
alat, bahan atau sarana sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan dengan
maksimal dan berusaha untuk menggunakan dengan teliti dalam mencapai tujuan
pendidikan.

Sedangkan kata problematika berasal dari kata problem yang berarti


masalah atau persoalan, dan juga berakar kata dari kata problematik yang berarti
permasalahan; hal yang menimbulkan masalah, hal yang belum dapat dipecahkan.
[3] Sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa problematika adalah merupakan
suatu masalah yang ada pada diri manusia yakni dapat berupa cobaan maupun
rintangan.

Menurut penulis ada enam macam istilah problematika pemanfaatan media


pembelajaran yang istilah tersebut penulis ambil dari pendapta Abu Ahmadi dan
Nur Uhbiyati dalam bukunya yang sebenarnya problematika itu menyangkut
promblematika pendidikan secara umum, berhubung istilah itu sangat relevan
maka penulis mengambil isitlah itu untuk dimasukkan ke dalam problematikan
pemanfaatan media pembelajaran. Problematika yang berkaitan dengan media
pembelajaran itu menyangkut 5 W 1 H, yaitu:

1. Probelamatika Who (siapa), menyangkut pendidik dan anak didik dalam


meanfaatkan media pembelajaran.

2. Problematika Why (mengapa), menyangkut pelaksanaan pemanfaatan media


pembelajaran.

3. Problematika Where (di mana), menyangkut tempat pemanfaatan media


pembelajaran, di sekolah atau lingkuangan luar sekolah.
4. Problematika When (bilamana/kapan), menyangkut pengaturan waktu dalam
pelaksanaan pemanfaatan media pembelajaran, juga menyangkut usia peserta
didik dalam menentukan pemeilihan media.

5. Problematika What (apa), menyangkut dasar, tujuan dan bahan/materi media


pembelajaran itu sendiri.

6. problematika How (bagaimana), menyangkut cara/metode yang digunakan


dalam proses pemanfaatan media pembelajaran, berhubung peserta didik
mempunyai sifat dan bakat yang berbeda-beda dalam proses pembelajaran.[4].

Problematika pemanfaatan media pembelajaran dalam pendidikan di negara maju


maupun di negara yang sedang berkembang jumlahnya mencapai ratusan.
Sebagaimana yang dicatat oleh Wilbur Schramm yang dikutip oleh Arief S.
Sadiman dkk. Menyatakan dari sekian banyak kasus penerapan media teknologi
pendidikan 75% terjadi di negara dunia ketiga atau negara yang sedang
berkembang.[5]Untuk lebih fokusnya pembahasan penulis akan memaparkan
beberapa problem pemanfaatan media pembelajaran, diantaranya adalah:

1. Kurangnya Minat Guru untuk Memanfaatkan Media Pembelajaran

Dalam memanfaatkan media pembelajaran banyak sekali permasalahan


yang dihadapi dan itu seperti dibahas oleh penulis pada pembahasan terdahulu
bahwa segala sesutu hal yang bersifat baru pasti terdapat resiko yang harus
dihadapi, salah satunya adalah ada pada pendidik itu sendiri. Banyaknya media
(terutama media modern) tidak memanjamin guru termotivasi untuk
menggunakanya, bahkan semakin berat beban mental guru karena belum bisa
menggunakannya, di sisi lain guru tidak mencari jalan keluar. Seperti kurang
kreatifnya guru dalam membuat alat peraga atau media pembelajaran yang ia
kembangkan sendiri (jika ia tidak mau menggunakan media modern yang telah
ada). Dan banyak dijumpai masih banyak guru yang menggunakan metode
ceramah saja dalam pembelajarannya, tak ada media lain yang digunakan sebagai
alat bantu pembelajaran. Disinalah cermin bahwa guru mendefinisikan sebagai
manusia superpower karena dirinya adalah sumber belajar sekaligus media
pembelajaran satu-satunya yang tidak ada gantinya. Banyak diantara pendidik
yang tak pernah berpikir untuk membuat sendiri media pembelajarannya. Jika
80% guru kreatif di suatu lembaga pendidikan di Indonesia pasti akan banyak
ditemukan berbagai alat peraga dan media yang tersedia untuk menyampaikan
materi pembelajarannya di sekolah. Guru yang kreatif tak akan pernah menyerah
dengan keadaan. Kondisi minimnya dana justru membuat guru itu kreatif
memanfaatkan sumber belajar lainnya yang tidak hanya berada di dalam kelas,
seperti : Masjid, pasar, museum, lapangan olahraga, sungai, kebun, dan
lingkungan sekitar lainnya.

Namun pada kenyataannya sekarang ini belum semua guru yang ada di sekolah
memanfaatkan sumber belajar ini secara optimal. Masih banyak guru yang
mengandalkan cara mengajar dengan paradigma lama, dimana guru merasa satu-
satunya sumber belajar bagi siswa. Inilah yang terjadi pada kebanyakan guru-guru
di Indonesia. Pemanfaatan sumber belajar lainnya dirasakan kurang. Sumber
belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan ( learning resources by
utilization), juga belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Padahal banyak sumber belajar yang dapat dimanfatkan oleh guru guna membantu
proses pembelajarannya. Contohnya, dalam film Laskar Pelangi. Ibu muslimah
tidak hanya sebagai pusat sumber belajar berupa orang, tetapi juga dapat
mengarahkan siswanya untuk melihat sumber belajar yang lain, seperti Langit
yang kebetulan ada pelanginya, Laut yang luas, dan suasana kedaerahan Belitong
dijadikan juga sumber belajar.[6] Dan inilah bukti guru yang menjadi motivator
dan inspirator bagi lingkungannya.

Di samping memanfaatkan sumber belajar yang ada, guru dituntut untuk mencari
dan merencanakan sumber belajar lainnya baik hasil rancangan sendiri ataupun
sumber yang sudah tergelar di sekililing sekolah dan masyarakat. Masih
banyaknya guru yang kurang berminat menggunakan media pembelajaran
berimplikasi pada pola pembelajaran yang monoton dan menjenuhkan.

2. Ketidak Tertarikan Peserta Didik pada Media Pembelajaran yang Digunakan

Banyak kita jumpai di berbagai lembaga pendidikan terdapat sejumlah


media pembelajaran yang kurang optimal keadaannya, seperti; jumlah dan
komponennya kurang, kualitasnya buruk, dan media yang tidak accessible (mudah
didapat/diakses). Ketidak tertarikan peserta didik terhadap media adalah dengan
menunjukkan sikap ‘ogah-ogahan’ dan tidak semangat untuk melakukan proses
pembelajaran jika menggunakan media pembelajaran tertentu. Sehingga apabila
media tersebut dipaksakan untuk digunakan mengakibatkan posisi siswa akan
terbebani, dari merasa terbebani tersebut siswa tidak akan tertarik karena sebelum
memanfaatkan media tersebut, siswa sudah harus dihadapkan masalah-masalah
untuk menggunakan dan memahami media yang digunakan. Mulai dari itu mereka
tidak akan tertarik pada media yang sama di kemudian hari. Sehingga tidak pelak,
itu akan menghasilkan kebosanan, kemalasan dan membebankan resiko
pembelajaran kepada siswa. Dan pada akhirnya tujuan pembelajaran yang
seharusnya dilakukan secara efisien dan efektif tidak berjalan dengan baik.

Selain itu, ketidak tertarikan siswa terhadap pemanfaatan media tidak hanya
berasal dari keadaan media itu sendiri, akan tetapi berasal dari bagimana pendidik
dalam mengolah materi pembelajaran untuk disampaikan melalui media terebut.
Seperti telah dipaparkan dalam pembahasan sebelumnya bahwa satu media
tertentu belum tentu cocok digunakan untuk semua materi pembelajaran.
Kecocokan antara materi pembelajaran dengan media belum tentu akan
menghasilkan proses pembelajaran yang baik apabila pendidik tidak
menyampaikan materi melalui media pembelajaran dengan baik pula. Oleh karena
itu, kadang kala siswa akan merasa kurang tertarik untuk memanfaatkan media
pembelajaran karena membutuhkan proses lama untuk mencerna materi
pembelajaran.

3. Kurang Intensifnya Kepala Sekolah dalam Memotivasi Pendidik untuk


Menggunakan Media Pembelajaran.

Salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor yang mana
salah satu permasalahan yang dihadapi kepala sekolah dalam pemanfaatan media
pembelajaran adalah lemahnya minat guru untuk memanfaatkan media
pembelajaran dan tidak tertariknya peserta didik pada sebuah media pembelajaran.
Kepala sekolah yang mempunyai tipe laissez faire dalam kepemimpinannya
sangat kurang sekali kesadaran untuk mengarahkan, memotivasi dan menolong
guru dalam memecahkan permasalahan ini.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sumber belajar yang ada di seputar kita yang semua itu dapat kita manfaatkan
untuk keperluan belajar. Sekali lagi, pembelajar hanya merupakan salah satu dari
sekian banyak sumber belajar yang ada. Media merupakan salah satu komponen
pembelajaran, Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus
mendapat perhatian pembelajar dalam setiap kegiatan pembelajaran. Banyak jenis
media yang bisa dipilih, dikembangkan dan dimanfaatkan sesuai dengan kondisi
waktu, biaya maupun tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Setiap jenis media
memiliki karakteristik tertentu yang perlu kita pahami, sehingga kita dapat
memilih media yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada di lapangan.
Melalui berbagai metode dan media pembelajaran, pebelajar akan dapat banyak
berinteraksi secara aktif dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki
pebelajar, tentu saja media yang digunakan dalam proses dan untuk mencapai
tujuan pendidikan. Pada hakekatnya media pendidikan juga merupakan media
komunikasi, karena proses pendidikan juga merupakan proses komunikasi. yang
secara khusus digunakan untuk mencapai tujuan belajar tertentu yang telah
dirumuskan secara khusus. Tidak semua media pendidikan adalah media
pembelajaran, tetapi setiap media pembelajaran pasti termasuk media pendidikan.
Media harus dapat kita manfaatkan secara maksimal untuk membantu pebelajar
mencapai tujuan belajarnya. Alangkah minimnya pengalaman belajar peserta
didik kita, jika mereka hanya memperoleh informasi dari sumber-sumber yang
terbatas. Masih banyak sumber belajar lain yang dapat kita manfaatkan untuk
membuat pebelajar kita belajar. Peran penting pembelajar adalah mengupayakan
agar setiap pebelajarnya dapat berinteraksi dengan sebanyak mungkin sumber
belajar. Pemanfaatan media pada dasamya dimaksudkan untuk membantu agar
kegiatan pembelajaran lebih efektif mencapai tujuan dan efisien dalam hal tenaga,
waktu dan biaya.

B. Saran

Demikianlah makalah ini kami buat. Semoga pembahasan dan penjelasannya


dapat dipahami oleh pembaca umumnya dan pemakalah khususnya. Kami juga
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan
guna memperbaiki makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Miftah, M. (2013). Fungsi, dan peran media pembelajaran sebagai upaya


peningkatan kemampuan belajar siswa. Kwangsan: Jurnal Teknologi
Pendidikan, 1(2), 95-105.

Ade Kusnandar. (2006). Tips dan trik pembuatan multimedia pembelajaran


interaktif. Jakarta: Dir. Pembinaan SMA.

Sudirman Siahaan, ”Tips bagi Guru dalam Memanfaatkan Media Teknologi


Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk Pembelajaran”, http://smk1-
lubuksikaping.co.cc/index.php?id=41

Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta: rineka cipta, 2001),
255-260

Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar


Baru. Wiratmojo,P dan Sasonohardjo,

Nasution. S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.


Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai