LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
BAB I
PENDAHULUAN
Disadari ataupun tidak kita sadari bahwa Bagian luar bumi ini tertutupi oleh
daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan.
Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati
langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui dengan
cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh
beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Dari jenisnya batuan-batuan
tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan. Mereka adalah : batuan beku
(igneous rocks), batuan sediment (sedimentary rocks), dan batuan
metamorfosa/malihan (metamorphic rocks). Batuan-batuan tersebut berbeda-beda
materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya.
Batuan merupakan salah satu tenaga pembentuk Litosfer atau lapisan terluar
kulit bumi (kerak bumi) yang memiliki ketebalan ± 1.200 km dan terdiri dari lapisan
Silisium dan Alumunium (SiAl) serta Silisium dan Magnesium (SiMg).
Dan melalui makalah ini kami bermaksud menyajikan berbagai materi yang
terkait dengan batuan sedimen. Hal ini dianggap perlu sebagaimana batuan beku,
batuan sedimen juga banyak kita jumpai di lapangan.
Batuan sedimen muncul sebagai hasil transformasi material material yang
mengalami pengendapan , kemudian mengalami proses diagenesa lalu kemudian
masuk pada proses lithifikasoi hingga terbentuklah batuan sedimen. Jadi sekali lagi
melalui makalah ini penulis tergerak untuk memberikan referensi tambahan
mengenai batuan sedimen dan seluk-beluknya dimulai dari mengenal batuan beku
itu sendiri,tekstur,struktur,tekstur dan lain sebagainya.
Makalah ini disusun dengan metode pengumpulan data dari berbagai sumber
atau media lalu kemudian dirangkum menajdi satu dengan bahasa dan pembahasan
yang mudah dimengerti.
Aspek utama dalam menentukan jenis batuan adalah mineral, yang dilihat dari
persentase jumlah mineral yang terkandung di dalamnya. Mineral-mineral penyusun
batuan dapat dilihat secara megaskopis serta mikroskopis berdasarkan sifat fisik dan
sifat optiknya.
3.1.1. Alat
1. Loop pembesar 10x
2. Lap kasar dan halus
3.1.2. Bahan
1. Macam- macam Batuan Sedimen
2. Problem set minimal 10
3. ATM (alat tulis menulis)
4. HCL 0,1 M
5. Skala Wentworth
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut KBBI batu adalah benda keras dan padat yg berasal dr bumi atau
planet lain, tetapi bukan logam.
Batuan merupakan salah satu tenaga pembentuk Litosfer atau lapisan terluar
kulit bumi (kerak bumi) yang memiliki ketebalan ± 1.200 km dan terdiri dari lapisan
Silisium dan Alumunium (SiAl) serta Silisium dan Magnesium (SiMg).
1. Pengertian dan ganesa batuan sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari pecahan atau hasil abrasi
dari sedimen, batuan beku, metamorf yang tertransport dan terendapkan kemudian
terlithifikasi.
Atau dengan kata lain terjadi dari proses pengendapan dan atau pemadatan
bagian - bagian hasil pelapukan batuan beku atau batuan metamorf. Bila hasil
endapan tersebut sudah keras maka disebut batuan endapan, bila masih agak lunak
dan terlepas - lepas disebut aluvial atau bahan endapan.
Detritus terdiri dari partikel-2 padat hasil dari pelapukan mekanis. Sedimen
kimiawi terdiri dari mineral sebagai hasil kristalisasi larutan dengan proses inorganik
atau aktivitas organisme. Partikel sedimen diklasifikasikan menurut ukuran butir,
gravel (termasuk bolder, cobble dan pebble), pasir, lanau, dan lempung. Transportasi
dari sedimen menyebabkan pembundaran dengan cara abrasi dan pemilahan
(sorting). Nilai kebundaran dan sorting sangat tergantung pada ukuran butir, jarak
transportasi dan proses pengendapan. Proses litifikasi dari sedimen menjadi batuan
sedimen terjadi melalui kompaksi dan sementasi.
Kita ketahui bahwa Batuan endapan atau batuan sedimenmerupakan salah satu
dari tiga kelompok utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan
metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain
(clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan
(precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan
lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari
permukaan bumi.
Batuan sedimen (batuan endapan) itu terjadi akibat pengendapan materi hasil
erosi. Sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh batuan sedimen. Materi hasil erosi
terdiri atas berbagai jenis partikel yaitu ada yang halus, kasar, berat dan ada juga
yang ringan. Cara pengangkutannya pun bermacam-macam seperti terdorong
(traction), terbawa secara melompat-lompat (saltion), terbawa dalam bentuk
suspensi, dan ada pula yang larut (salution).
Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materi hasil
erosi atau pelarutan. Jadi asalnya dari batuan yang sudah ada, baik batuan beku,
batuan metamorf yang mengalami pelapukan, terkikis, tersangkut kemudian
diendapkan ditempat lain, sehingga mengalami proses sementasi dan litifikasi
menjadi batuan sedimen yang keras. Sedimen akan menjadi batuan sedimen melalui
proses pengerasan atau pembatuan yang melibatkan :
a. Pemampatan (Compaction)
b. Penyimenan (Cementation)
c. Penghabluran semula (Recrystallization) terutamanya sedimen karbonat
1. Pemampatan (Compaction)
Pemampatan menyebabkan butiran sedimen akan tertekan semasa tertimbus.
Susunan butiran akan tersusun semula dengan lebih padat. Jika banyak partikal yang
lembut seperti syal, sedimen lebih mudah mengalami pemampatan. Akibat daripada
pemampatan, lapisan menjadi lebih nipis, porositi berkurangan, terutama dalam
sedimen lumpur terrigenus.
Pengurangan porositi dan kehilangan air mencapai 60-80%. Air akan mengalir ke
kawasan yang berketelapan tinggi seperti pasir, dan akan memain perana penting
dalam pelarutan dan pemendapan kimia dalam pasir. Setelah tersusun semula,
pemampatan yang terterusan menyebabkan butiran bersentuhan satu sama lain.
Tempat sentuhan mengalami tekanan yang tinggi dan perubahan fizikal berlaku,
seperti proses larutan tekanan (pressure solution). Silika yang terlarut akan masuk
dalam rongga antara butiran dan boleh membentuk simen.
2. Penyimenan (Cementation)
Penyimenan merupakan proses dimana mineral baru yang berasal daripada
cairan rongga (pore fluids) akan terbentuk/termendap di permukaan butiran atau
berlakunya tumbuh-tambah atau tumbuh-lampau atau pertumbesaran (overgrowths)
mineral yang suda ada.
Jenis sedimen yang utama ialah kuarza dan kalsit. Sediimen akan mengikat
butiran menyebabkan sedimen menjadi batu. Penyimenan biasanya berlaku
diperingkat pertengahan diagenesis. Jika berlaku diperingkat awal, ia boleh
mengurangkan kesan pemampatan, yang mana simen yang keras boleh menahan
tekanan.
Sedimen kuarza berasal daripada air liang yang tepu dengan silika, iaitu hasil
daripada pelarutan organisma bersilika, larutan tekanan kuarza, diagenesis kimia
mineral liat dan lain-lain. Simen kalsit boleh terbentuk semasa sedimen terendap,
iaitu di kawasan sekitaran karbonat.
3. Penghabluran Semula (Recrystallization)
Penghabluran semula ialah proses perubahan saiz dan/atau perubahan bentuk,
tanpa adanya perubahan kimia atau mineralogi. Biasanya saiz akan bertambah, tetapi
pengecilan saiz boleh berlaku. Penghabluran semula penting dalam batu kapur, yang
mana saiz kalsit menjadi bertambah besar, tekstur serta strukturnya mungkin
musnah.
1. Struktur Sedimen
Studi struktur Sedimen paling baik dilakukan di lapangan ( Pettijohn, 1975 ),
dapat dikelompokkan menjadi tiga macam struktur, yaitu :
a. Struktur Sedimen Primer
Struktur ini merupakan struktur sedimen yang terbentuk karena proses
sedimenasi dapat merefleksikan mekanisasi pengendapannya. Contohnya seperti
perlapisan, gelembur gelombang, perlapisan silang siur, konvolut,
perlapisan bersusun, dan lain-lain. (Suhartono,1996:47)
Struktur primer adalah struktur yang terbentuk ketika proses pengendapan
dan ketika batuan beku mengalir atau mendingin dan tidak ada singkapan yang
terlihat. Struktur primer ini penting sebagai penentu kedudukan atau orientasi asal
suatu batuan yang tersingkap, terutama dalam batuan sedimen.
Struktur yang terbentuk sewaktu proses pengendapan sedang berlangsung
termasuk lapisan mendatar (flat bedding), lapisan silang, laminasi, dan laminasi
silang yang mikro (micro-crosslamination), yaitu adanya kesan riak. (Mohamed,
2007).
b. Struktur Sedimen Sekunder
Struktur yang terbentuk sesudah proses sedimenasi, sebelum atau pada waktu
diagenesa. Juga merefleksikan keadaan lingkungan pengendapan misalnya
keadaan dasar, lereng dan lingkungan organisnya. Antara lain : beban, rekah
kerut, jejak binatang.
c. Struktur Sedimen Organik
Struktur yang terbentuk oleh kegiatan organisme, seperti molusca, cacing atau
binatang lainnya. Antara lain : kerangka, laminasi pertumbuhan.
Untuk mengukur ukuran butir pada batuan sedimen klastik digunakan skalah
wentworth
>256 Bongkah
64-256 Brangkal
4-64 Kerakal
2-4 Kerikil
Butiran dari mineral yang resisten akan berbentuk kurang bundar dibandingkan
batuan yang kurang resisten. Butiran yang ukurannya diatas 64 mm akan lebih
bundar dibandingkan yang berukuran lebih kecil. Jarak transport berpengaruh pada
tingkat kebundaran. Semakin jauh jarak transport, maka akan semakin bundar.
Pemilahan atau sortasi Terdiri atas sortasi baik dan sortasi buruk.
a. Sortasi baik, jika ukuran butir merata atau sama besar.
b. Sortasi buruk, jika ukuran butir tidak merata, terdapat fragmen dan matrik.
Kemas pada batuan sedimen klastik terdiri atas :
a. Kemas terbuka, biila butiran tidak saling bersentuhan.
b. Kemas tertutup, jika butiran saling bersentuhan.
2. Tekstur Batuan Sedimen Non-Klastik
Pada umumnya batuan sedimen non-klastik terdiri atas satu jenis mineral atau
yang biasa disebut monomineralik. Pembagian jenis-jenis tekstur pada batuan
sedimen non-klastik biasanya dengan memperhatikan kenampakan kristal
penyusunnya. Macam-macam tekstur batuan sedimen non-klastik adalah sebagai
berikut
a. Amorf, partikel-partikel umumnya berukuran lempung atau berupa koloid, non-
kristalin
b. Oolitik, tersusun atas kristal-kristal yang berbentuk bulat atau elipsoid. Berkoloni
atau berkumpul, ukuran butirnya berkisar 0,25 mm – 2mm
c. Pisolitik, memiliki karakteristik seperti oolitik, namun memiliki ukuran butir yang
lebih besar, lebih dari 2mm
d. Sakaroidal, terdiri atas butir-butir yang berukuran sangat halus dengan ukuran
yang sama besar
e. Kristalin, tersusun atas kristal-kristal yang berukuran besar
Ukuran butir kristal batuan sedimen non-klastik dibedakan atas :
a. Berbutir kasar, dengan ukuran >5mm
b. Berbutir sedang, dengan ukuran 1-5mm
c. Berbutir halus, dengan ukuran <1mm
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
Siapkanlah problem set, alat tulis menulis dan ambilah batuan sendimen yang
telah di bagikan kemudian itu mulailah mendeskripsikan batuan tersebut menurut
pengamatan pratikan. Jika suda selesai proses pengamatan mulailah lengkapi
problem set menurut apa yang telah di amati. Contohnya menentukan warna batuan
misalnya batuan berwarna hitam maka tulislah dalam problem set, poin pertama
warna : Hitam, dan tentukanlah poin-poin selanjutnya menurut apa yang di amati dan
secara terstruktur
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2.1 Percobaan 1
Nomor Urut :1
Nomor Praga : BS 8
Warna : Putih Kecoklatan
Tekstur : Keras Dan Padat
a. Batuan Sedimen Detritus / Klastik
1. Fragmen Pembentuk : -
2. Matriks : ¼ - ½ ( Pasir Sedang )
3. Semen : Monomineralik Silika
4. Besar Butir : ¼ - ½ ( Pasir Sedang )
5. Bentuk Butir : Rounded
6. Pemilihan : Terpilah Baik
7. Kemas : Terbuka
8. Porositas : Buruk
9. Kekompakan : Buruk
Struktur Sedimen : Tidak Berlapis
Nama Mineral : Batu Pasir
Asisten Praktikan
4.2.2 Percobaan 2
Nomor Urut :2
Nomor Praga : BS 3
Warna : Hitam
Tekstur : Keras Dan Padat
a. Batuan Sedimen Non Dertritus/Non Klastik
1. Mineral Pembentuk : Monomineralik Silikat
2. Komposisi Kimia : Carbon
3. Kekompakan : Buruk
Struktur Sedimen : Tidak Berlapis
Nama Mineral : BatuBara
Asisten Praktikan
4.2.3 Percobaan 3
Nomor Urut :3
Nomor Praga : 363
Warna : Coklat Abu-Abu
Tekstur : Keras Dan Padat
a. Batuan Sedimen Non Dertritus/Non Klastik
1. Mineral Pembentuk : Monomineralik Karbonat
2. Komposisi Kimia :-
3. Kekompakan : Keras Dan Padat
Struktur Sedimen : Berlapis
Nama Mineral : Batugamping
Asisten Praktikan
4.2.4 Percobaan 4
Nomor Urut :4
Nomor Praga : BS 7
Warna : Abu-Abu Hitam
Tekstur : Keras Dan Padat
a. Batuan Sedimen Detritus / Klastik
1. Fragmen Pembentuk : -
2. Matriks : < 256 ( Lempung )
3. Semen : Monomineralik Karbonat
4. Besar Butir : < 256 ( Lempung )
5. Bentuk Butir : Rounded
6. Pemilihan : Baik
7. Kemas : Tertutup
8. Porositas : Buruk
9. Kekompakan : Baik
Struktur Sedimen : Tidak Berlapis
Nama Mineral : Lempung
Asisten Praktikan
4.2.5 Percobaan 5
Nomor Urut :5
Nomor Praga : 375
Warna : Kuning Terang
Tekstur : Keras Dan Padat
a. Batuan Sedimen Non Dertritus/Non Klastik
1. Mineral Pembentuk : Monomineralik Silika
2. Komposisi Kimia :-
3. Kekompakan : Keras Dan Padat
Struktur Sedimen : Tidak Berlapis
Nama Mineral : Fosil Kayu
Asisten Praktikan
4.2.6 Percobaan 6
Nomor Urut :6
Nomor Praga : 337
Warna : Coklat Kehitaman
Tekstur : Keras Dan Padat
a. Batuan Sedimen Detritus / Klastik
1. Fragmen Pembentuk : 2-4 ( Kerikil )
2. Matriks :-
3. Semen : Monomineralik Karbonat
4. Besar Butir : 2-4 ( Kerikil )
5. Bentuk Butir : Sub Angular
6. Pemilihan : Buruk
7. Kemas : Terbuka
8. Porositas : Baik
9. Kekompakan : Buruk
Struktur Sedimen : Tidak Berlapis
Nama Mineral : Breksi
Asisten Praktikan
4.2.7 Percobaan 7
Nomor Urut :7
Nomor Praga : BS 2
Warna : Merah Jantung
Tekstur : Keras Dan Padat
a. Batuan Sedimen Non Dertritus/Non Klastik
1. Mineral Pembentuk : Monomineralik Silika
2. Komposisi Kimia : SiO2
3. Kekompakan : Keras Dan Padat
Struktur Sedimen : Tidak Berlapis
Nama Mineral : Rijang
Asisten Praktikan
4.2.8 Percobaan 8
Nomor Urut :8
Nomor Praga : BS 4
Warna : Coklat Kehitaman
Tekstur : Keras Dan Padat
a. Batuan Sedimen Detritus / Klastik
1. Fragmen Pembentuk : 2-4 ( Kerikil )
2. Matriks :-
3. Semen : Monomineralik Silika
4. Besar Butir : 2 – 4 ( Kerikil )
5. Bentuk Butir : Rounded
6. Pemilihan : Buruk
7. Kemas : Tertutup
8. Porositas : Buruk
9. Kekompakan : Buruk
Struktur Sedimen : Tidak Berlapis
Nama Mineral : Konglomerat
Asisten Praktikan
4.2 Pembahasan
kimia dan fisikal kesan dari proses waktu yang amat panjang dan selama jutaan
tahun.
4.2.2 Hasil Pengamatan 2
berbetuk tidak bulat, dan memiliki sisi runcing di beberapa bagiannya. Pada proses
pembuatan batu konglomerat, diawali oleh proses sedimentasi yang di lakukan oleh
air atau ombak. Tenaga sedimen ini membawa pasir dan kerikil lalu menumpuknya,
dan mengendapkannya. Lalu pasir dan tanah liat yang ada di sekitar endapan
tersebut, masuk dan mengisi ruangan yang ada di sekiar endapan yang akan
mengeras itu. Terakhir, sedimen kimawi mengikat batuan tersebut, sehingga
menciptakan batu utuh, yaitu batu konglomerat.
4.2.4 Hasil Pengamatan 4
cangkan atau rumah kerang serta batu gamping ini terjadi secara mekanik atau secara
kimia. Ini sebetulnyabahannya tidak jauh berada dengan jenis batu gamping yang
terjadi secara organik. Penambangan batu gamoing pada umumnya deposit batu
gamping ditemukan dalam bentuk bukit untuk penambangan skala besar yang
dibantu oleh system peledakan. Kegunaan batu gamping yaitu sebagai pondasi
rumah, pemeras jalan dan bangunan fisik lainnya, sebagai pembuatan kapur tohor
dan kapur padam, bahan bangunan, bahan baku pembuatan Portland, sebagai
pembuatan, bahan tambahan dengan proses peleburan dan pemurnian baja, sebagai
bahan penggosok dan masih banyak lagi kegunaan dari batu gamping.
4.2.7 Hasil Pengamatan 7
berbentuk konkoidal dapat membentuk benda yang sangat tajam. Batu rijang sangat
sulit ditemukan sehingga penyebabnya batuan ini merupakan pomoritas yang
berharga. Batu rijang atau biasa disebut dengan batu jasfer banya sekali fariasi warna
dan morif. Hal ini jasfer banyak dijadikan ornament atau perhiasan. Rijang juga
menghasilkan percikan api jika dipukul terhadap baja, panas dari hasil percikan ini
digunakan untuk membuat api dari rijang itu sendiri dan baja.
4.2.8 Hasil Pengamatan 8
hematite,ilmenite,feldspar dan mica, yang menambah warna dan karakter dari matrix
kuarsa. Batupasir yang mempunyai kandungan mineral pengotor dalam jumlah besar
digolongkan sebagai wacke atau graywacke.
Batu pasir terbentuk ketika pasir jatuh dan terendapkan pada bagian offshore
dari delta delta sungai, tetapi gurun pasir dan pantai dapat membentuk perlapisan
batu pasir apabila dikaji pada rekaman geologi. Batu pasir biasanya tidak
mengandung fosil-fosil, sebab energi yang terdapat pada lingkungan ketika lapisan
lapisan pasir terbentuk tidak mendukung untuk terpeliharanya fosil-fosil tersebut.
Sebagai pemandangan dan pembentuk batuan, batupasir penuh dengan karakter,
warna yang khas dan cepat terawetkan.
Butiran dari kuarsa di dalam batu pasir tersement bersama dengan silika (
yang secara kimiawi sama dengan kuarsa), atau kalsium karbonate atau oksida besi.
Warna coklat dan belang pada batu pasir yang kasar disebabkan sejumlah kecil dari
mineral mineral besi. Gambar batu pasir di bawah adalah batu pasir yang berumur
pleistocene yang terendapkan di Central California, yang menunjukkan cement
berwarna gelap. Butirannya berupa fragment fragment yang tajam dari kuarsa batu
granite bahari di Sierra Nevada, tetapi sementnya berasal dari abu vulkanik dari
batuan yang berumur lebih muda.
Pada saat batupasir terendapkan pada kedalaman yang dalam, tekanan dan
temperatur menjadi tinggi dan membuat mineral-mineral batuan menjadi terlarutkan
atau berubah menjadi lebih mobile. Butiran-butiran batuan menjadi sedikit lebih
kompak. Akibat dari panas dan temperature tersebut batupasir berubah menjadi
batuan metamorf kuarsit atau gneiss, yaitu berupa batuan yang keras dengan butiran
butiran mineral yang sangat kompak.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulaan
Dengan melakukan praktikum geologi dasar dalam mata acara dimana dapat
kami ketahui bahwa batuan sedimen merupakan batuan dari hasil proses sedimentasi
baik itu dari pelapukan, trasfortasi serta pengendapan disuatu cekungan dari batuan
sebelumnya. Pada batuan sedimen tekstur dibagi menjadi 2 yaitu klastik (Berbutir)
dan Non klastik (Tidak berbutir). Pada dasarnya melakukan pendeskripsian dapat
kita mulai dari penentuan tekstur batuan sedimen tersebut.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA