Anda di halaman 1dari 12

BAB I

SEJARAH BATU ALAM

1.1 Pengertian Batu Alam


Batu alam adalah suatu kumpulan agregat pada kerak bumi yang telah
mengalami perkerasan secara alamiah seperti pembekuan, pelapukan serta
pengendapan disertai adanya proses kimia sehingga terbentu batuan alam, kesan
natural dan indahnya batu alam menjadikan benda ini banyak digunakan sebagai
bahan bahan bangunan dalam berbagai bentuk dan perletakan yang mungkin
dilakukan sehingga tercipta sebuah nilainilai arsitektur yang menarik dari batu
alam tersebut.

1.2 Sejarah Perkembangan Batu Alam

Gambar Piramid (Mesir) Gambar Candi Prambanan (Indonesia)

Orang Mesir kuno adalah peradaban pertama yang membuat, mengolah


dan membangun dengan batu alam. Mereka membangun sebagian besar
monumen mereka dari granit dan batu kapur. Salah satu menumen tersebut adalah
The Great Pyramid of Cheops yang dibangun dari blok batu kapur besar sekitar 25
60 SM. Selanjutnya bangsa Yunani juga menggunakan batu alam dalam
pembangunan kuil. Mereka membangun Kuil Artemis dengan bahan batu marmer.
Bukan hanya kuil Artemis, bangsa yunani juga membangun berbagai monumen
menggunakan marmer, seperti parthenon, yang Theseum, dan kuil Zeus.
Di Indonesia, batu alam sudah dimanfaatkan sejak zaman nenek moyang
kita. Banyak arca atau patung, candi, dan lain-lainnya terbuat dari batu. Candi
Prambanan, Borobudur, Mendut, Sewu, Plaosan, dan lain-lain berbahan batu

1
alam. Batu yang digunakan sama pada setiap candi sehingga dinamakan batu
candi. Batu candi merupakan batu yang tetap eksis dimanfaatkan hingga saat ini.
Sebelum zaman kemerdekaan, batu belah dari jenis batu andesit sudah
banyak diaplikasikan dalam pembuatan dinding, jembatan, dan saluran irigasi.
Batu-batu tersebut disuplai masyarakat setempat dari tepian sungai. Selain itu,
diawal tahun 30-an marmer tulung agung banyak dimanfaatkan untuk bangunan,
terutama bangunan milik bangsawan belanda. Bahkan, Pemerintah belanda
sempat membangun areal penambangan beserta pabrik pengolahannya disana.
Penggunaan batu alam juga dapat dilihat dari peninggalan suku maya.
Mereka menggunakan batu alam dalam membangun kuil, monumen, dan patung.
Dari peninggalan-peninggalan tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan batu
alam telah dimulai jauh sebelum masehi. Saat ini, batu alam disamping sebagai
bahan bangunan, digunakan juga untuk perhiasan dan benda berharga seperti batu
cincin.

1.3 Siklus Terbentuknya Batu Alam

Secara singkat perputaran kejadian di bumi, mulai dari terbentuknya


batuansampai menjadi tanah, dapat digambarkan sebagai berikut :
A. Gunung api yang memuntahkan lava cair dan panas, akibat pada tekanan
magma diperut bumi, dan magma cair ini, sebagian dapat keluar menjadi lava

2
cair dari gunung api, sebagian hanya membeku ditengah jalan membeku
masih di bawah permukaan bumi. Magma cair yang membeku di bawah
permukaan bumi, disebut “batuan beku dalam” dan lava cair yang membeku
setelah keluar dari mulut gunung api, disebut batuan “beku luar” atau “batu
vulkanis”. Terbentuknya batuan beku vulkanis, dapat memberikan beberapa
jenis batuan, misalnya: yang membeku secara masal bergumpal menjadi satu
dan yang membeku membentuk partikel terpisah (fragmental), membentuk
butiran batu mulai dari besar sampai kecil yang kita sebut pasir, sampai
kepada bentuk debu. Bentuk yang fragmental dan debu ini terbentuk akibat
tersembur keras keluar mulut gunung api, serta membeku cepat akibat
pengaruh suhu yang mendadak dingin.
B. Selanjutnya batuan beku ini, apabila terkena pengaruh cuaca, dan pengaruh
gerakan di bumi akan dapat berubah bentuk atau sifatnya.
a) Bila yang masih berbentuk beku dalam, dapat terangkat naik
keatas permukaan bumi, kita lihat sebagai bukit atau gunung batu. 
b) Bila batuan beku (baik vulkanis atau beku dalam) terkena cuaca, dapat
hancur menjadi partikel yang lebih kecil, tercampur-campur  jenis satu dan
lainnya. 
c) Bila hasil hancuran oleh cuaca itu, berpindah, Karena aliran angin, air atau
es, kemudian mengendap di tempat yang mungkin jauh sekali dengan
batuan induknya, maka endapan ini kita sebut “batuan endapan”.
d) Bila batuan endapan ini memadat akibat tekanan berat atau tekanan
hydrothermal bumi, sehingga sifatnya agak berbeda dengan batuan
endapan biasa meskipun dari jenis yang sama. Batuan semacam itudisebut
batuan malihan atau batuan yang telah berubah, atau biasa disebut “batuan
metamorphosa”.
e) Kemungkinan yang akan terjadi lagi ialah bila batuan atau tanah tadi terus
masuk kedalam bumi, atau tercampur dengan magma cair, maka batuan itu
akan menjadi magma lagi.

3
BAB II
PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN BATU ALAM

2.1 Penggalian

Proses penggalian dilakukan ditempat batu ditemukan hingga pemecahan


menjadi bongkahan. Tahap pertama adalah membersihkan batu dari ilalang atau
semak belukar yang tumbuh diatas batu. Diatas batu biasanya terdapat tanah yang
tebal sehingga bisa menjadi media bagi tumbuhan untuk hidup. Pembersihan
dilakukan hingga kulit batu terlihat minimal setengahnya dari ukuran batu.
Setelah kulit batu terlihat, langkah selanjutnya adalah pemecahan batu
menggunakan alat manual. Alat yang biasa digunakan antara lain linggis,
palugodam, dan paku bobok. Untuk satu batu biasanya pemecahan dilakukan oleh
satu hingga dua orang.
Pemecahan batu tidak dilakukan “sembarangan”, melainkan menggunakan
pola pemecahan yang menghasilkan ukuran yang sama. Biasanya ukuran pecahan
batu berdasarkan pesanan dari si pemesan atau pabrik pemotongan batu. Ukuran
batu yang dipecah berbentuk balok dengan panjang sekitar  65 cm, tinggi 35 cm,
dan lebar 35 cm. cara memecahkan batu mirip memcahkan balok es, yaitu
membuat garis pecahan dengan memaku batu pada jarak tertentu. Kemudian
dibentuk sesuai ukuran yang telah ditentukan. Gunakan alat pengungkit (linggis)
untuk membelah batu yang sudah ditentukan ukurannya.
Setelah batu selesai dipecahkan, bongkahan batu digelindingkan
ataudijatuhkan ke dataran yang lebih rendah yang nantinya sebagai tempat

4
berhentinya truk pengangkut. Batu pun siap dikirim ke pabrik atau tempat
pemotongan baru.

2.2 Fabrikasi

Setelah di pabrik atau tempat pemotongan, batu diturunkan berdasarkan


jenis batunya. Usahakan batu tersebut ditempatkan jangan terlalu jauh
dari mesin pemotong. Langkah awal, salah satu permukaan atau kulit batu
dipotong dengan mesin block cutter. Setelah itu, batu dipotong sepeerti kue lapis,
kemudian potongan-potongan batu tersebut dirapikan sisi-sisinya menggunakan
mesin sizing. Untuk batu-batu tujuan ekspor, diperlukan tingkat ketebalan yang
sama. Padahal tidak semua batu hasil pemotongan mesin block cutter
menghasilkan ketebalan yang sama sehingga perlu dilakukan penghalusan dengan
menggunakan mesin kalibrasi. Mesin ini mempunyai tingkat keakuratan yang
tinggi.

5
2.3 Finishing

Proses finishing  pada batu alam bermacam-macam dan masih akan


berkembang seiring berjalannya waktu dan majunya teknologi dalam dunia
perbatuan. Proses finishing pada batu alam bertujuan untuk meningkatkan
daya jual dan beradaptasi dengan perkembangan gaya desain dari sebuah
bangunan.
Proses  finishing  batu alam ada beragam jenis, misalnya rata mesin
(RTM), rata alam (RTA), split, bakar (flamed), sandblasted, bush hammer, honed,
poles (polished), acid, stonker, dan lain-lain.

6
BAB III
BATU ALAM SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

3.1 Batu Alam Alami

Batu alam yang alami adalah batu alam yang belum tersentuh proses
teknologi baik yang sederhana maupun modern. Contohnya batu kali, kerikil dan
lain-lain. Batu ini dipergunakan untuk bahan campuran/pengisi beton biasanya
dipergunakan bangunan konstruksi gedung, jembatan dan bangunan air.

3.2 Batu Alam yang Telah Diolah

Batu alam yang telah diolah adalah batu alam yang melalui proses
teknologi baik yang sederhana maupun modern mulai dari penambangan,
fabrikasi dan finishing, sehingga batu alam ini mempunyai nilai seni yang tinggi
dan harganya mahal membuat bangunan menjadi indah.

7
3.3 Jenis-Jenis Batu Alam Untuk Bahan Bangunan
 Batuan beku yaitu batuan alam yang terbentuk karena proses naiknya magma dari
inti bumi yang panas sekali tertekan ke permukaan bumi kemudian membeku
karena pengaruh cuaca dingin, yang termasuk batu alam jenis beku ini adalah batu
andesit, batu perlit, batu obsidian. Penggunaan material batu alam jenis beku ini
misalnya digunakan pada finishing dinding rumah maupun pagar rumah dengan
berbagai motif serta warna batu alam yang dapat dipilih menyesuaikan nilai
arsitektur serta seni keindahan yang ingin ditampilkan dalam sebuah bangunan.
 Batuan sedimen atau batuan endapan batuan yang terbentuk karena proses
pengerasan, akibat adanya pengaruh cuaca atau terbawa arus sungai sehingga
mengendap di dasar sungai, danau atau lautan. Contohnya batuan kapur atau
gamping, batu bara, batuan karang. Jenis batuan sedimen ini baik untuk digunakan
sebagai penghias taman rumah dengan cara melakukan penataan sedemikian rupa
sehingga tersusun sebuah kumpulan batu alam untuk bahan bangunan yang indah
serta enak dipandang.
 Batuan metamorf dalam bahasa lainya yaitu batuan yang mengalami alihan atau
perubahan yaitu batuan sedimen yang telah terpengaruh oleh panas dan tekanan
yang cukup besar sehingga mengalami berbagai perubahan bentuk dan komposisi
batu alam seperti batu antrasit, batu marmer, atau batu bara yang telah berubah
menjadi batu intan. Batu marmer banyak digunakan sebagai finishing rumah
mewah baik sebagai penutup lantai maupun pasangan dinding rumah sehingga
tercipta sebuah tampilan marmer dengan corak dan warna yang dapat dipilih
misalnya jenis star white, perde patricia, American red serta namanama batu granit
dan marmer lainya sesuai dengan corak dan warnanya masing-masing.
 Batuan robohan yaitu batuan dari lapisan yang mengandung bermacam macam
mineral seperti pasir, kerikil, batu kali, batu paras, batu cadas. Jenis batuan ini
merupakan yang paling banyak digunakan sebagai bahan bangunan terutama untuk
pembuatan struktur beton bertulang membutuhkan pasir dan kerikil sebagai
material campuran adukan, penggunaan batuan pasir yang baik untuk bahan
bangunan adalah yang memenuhi persyaratan seperti tidak banyak mengandung
kadar lumpur dan bahan organic, demikian beberapa jenis batu alam untuk bahan
bangunan yang dapat digunakan untuk mempercantik rumah.

8
BAB IV
PENGGUNAAN BATU ALAM PADA BANGUNAN

4.1 Kegunaan Batu Alam Pada Bangunan

Aplikasi pada eksterior bangunan Aplikasi pada interior bangunan

 Untuk aplikasi eksterior bangunan. Karena memiliki sifat yang alami, batu


alam sangat ideal untuk aplikasi eksterior. Batu alam memberikan kesan
kembali ke alam. Beberapa penggunaan eksterior dari batu alam termasuk
bangunan façade, dinding, tangga, jalan setapak, monumen, patung, tugu
peringatan, taman, bangku taman, dan masih banyak aplikasi lainnya.
 Untuk aplikasi interior bangunan. Batu alam memberikan kesan bangunan
yang lebih menonjol dan indah. Banyak yang beranggapan bahwa batu alam
memiliki kualitas dan nilai yang tinggi. Beberapa penggunaan interior
bangunan seperti lobi gedung kantor, kamar mandi, lantai, dinding, meja, dan
masih banyak lagi.
 Batu alam juga ramah lingkungan. Batu alam tidak beracun, tidak ada
kandungan bahan kimia yang tercampur saat proses penggalian atau fabrikasi.
Sifat-sifat dalam batu ini masih murni, dan ia tidak mengandung zat yang
berbahaya bagi bumi dan kesehatan.
 Selain mempercantik, batu alam dapat memberikan suasana sejuk dan
menunjukkan kekontrasan bangunan agar tidak monoton.

9
Contoh motif batu alam:

4.2 Pemasangan Batu Alam


 Gunakan batu alam yang ukurannya sama,
 Belilah batu alam di shoowrom yang sudah mempunyai reputasi dan
berpengalaman,
Jika ragu memilih jenis batu alam gunakan jasa arsitek jika dana mencukupi,
 Gunakan spesi 1 : 3 ( semen : pasir ) jika ada biaya gunakan semen khusus
yang cepat kering dan daya rekat nya tinggi,
 Jika batu alam tidak seragam dan rusak saat pembelian sebaiknya dilebihkan
10 % dari total pembelian yang direncanakan,
 Kerjakan dengan teliti dan sabar tidak usah terburu-buru,
 Untuk pemasangan pada bagian ekterior, pastikan bahwa cuaca cerah atau
panas,
 Gunakan tukang yang sudah berpengalaman dalam pemasangan batu alam,
 Untuk pemasangan koral sikat sebaiknya di buat pola berurutan 1 m x I m
terlebih dahulu. Hal ini untuk mencegah pengeringan awal mengingat
pemasangan batu koral sikat membutuhkan waktu yang lama.

4.3 Perawatan Batu Alam

10
a. Menghilangkan kotoran debu pada batu alam
Batu alam yang kaya akan lekukan dan bertekstur khusus memang
seringkali menyimpan debu. Untuk membersihkan debu yang melekat di daerah
lekukan maka Anda dapat menyemprot batu alam tersebutdengan semprotan air
yang keras menggunakan selang. Bila kotoran tersebutsulit dibersihkan, cobalah
gunakan sabun cuci / detergen dan sikatlah bagian yang kotor tersebut.

b. Menghilangkan lumut pada batu alam


 Gunakan sikat ijuk untuk menghilangkan lumut pada permukaan batu alam
sambil diguyur air bersih. Lakukan terus hingga permukaan batu alam benar-
benar bersih.
 Bila lumut tak kunjung hilang dengan cara merawat batu alam yang pertama,
Anda dapat menggunakan cairan pemusnah lumut dengan mencampurnya
menggunakan air yaitu dengan perbandingan 2 gelas cairan pemusnah lumut
dalam 1 gelas air bersih atau ikuti petunjuk yang ada di label kemasan.
Aplikasikan campuran tersebut dengan mengoleskannya di permukaan batu
alam yang terkena lumut membandel lalu biarkan hingga 2 menit. Kemudian
sikat kembali batu alam dengan sikat ijuk sambil diguyur air bersih.
 Selain menggunakan cairan pemusnah lumut, Anda pun dapat menggunakan
cairan pembersih keramik yang banyak dijual di pasaran. Aplikasikan cairan
tersebut sesuai petunjuk dalam kemasan lalu gunakan sikat kawat untuk
membersihkan lumut kemudian semprot menggunakan air bersih.

c. Lakukan coating
Coating batu alam merupakan cara merawat batu alam yang wajib
dilakukan agar batu alam lebih tahan terhadap panas, hujan, dan aneka kotoran.
Idealnya peng-coating-an dilakukan saat pertama kali dipasang di rumah / taman
lalu dicoating ulang bila dirasa telah pudar.

11
BAB V
KESIMPULAN

1. Batu alam adalah salah satu material yang banyak digunakan masyarakat,
terutama untuk penyelesaian akhir (finishing) bangunan.
2. Batu alam untuk bahan bangunan dibagi 2 bagian, Batu alam alami dan batu
alam yang telah diolah baik dengan teknologi sederhana maupun dengan
teknologi modern.
3. Batu alam membawa bangunan kembali ke alam karena batu alam mempunyai
kesan :
a. Batu alam mempunyai pesona dan keindahan.
b. Sebagai elemen eksterior dan interior.
c. Mempercantik tampilan bangunan sehingga bangunan tampak lebih indah.
4. Batu alam ramah lingkungan dan tidak mengandung zat yang berbahaya bagi
bumi dan kesehatan.

12

Anda mungkin juga menyukai