Anda di halaman 1dari 75

MODUL

GEOGRAFI

Oleh :
Ardian Dwi Nurhayati, S.Pd
Untuk pegangan peserta didik kelas X semester genap

1
DAFTAR ISI

BAB 5. Dinamika Lithosfer dan dampaknya terhadap kehidupan ........................................ 3

Peta konsep ................................................................................................................... 3

Hakikat Lithosfer .......................................................................................................... 4

Bentuk Muka Bumi Akibat Tenaga Endogen .............................................................. 7

Bentuk Muka Bumi Akibat Tenaga Eksogen ............................................................... 11

Tanah dan Proses Pembentuak Tanah .......................................................................... 15

BAB 6. Dinamika Atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan ....................................... 21

Peta Konsep ................................................................................................................. 21

Pengertian Atmosfer .................................................................................................... 25

Dinamika Cuaca dan Iklim .......................................................................................... 34

Klasifikasi Iklim ........................................................................................................... 36

BAB 7. Dinamika Hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan ...................................... 38

Peta Konsep ................................................................................................................. 38

Siklus Hidrologi .......................................................................................................... 39

Perairan Darat .............................................................................................................. 41

Perairan Laut ................................................................................................................ 49

Latihan Soal dan Pembahasan ............................................................................................... 54

Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 75

2
3
BAB 5. DINAMIKA LITHOSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

A. Hakikat Lithosfer
1. Definisi Lithosfer

Lithosfer berasal bahasa Yunani, kata Lithos yang artinya tanah dan Sphere yang artinya
Lapisan. Jadi secara istilah, Lithosfer berarti Lapisan Tanah. Selain itu, Lithosfer merupakan
percabangan dari Objek Kajian Fisik Geografi yang mempelajari atau membahas tentang tanah,
batu, dan unsur-unsur padar bumi lainnya. Adapula yang mengartikan Lithosfer sebagai lapisan
kulit bumi paling luar berupa batuan padat (tepatnya lapisan bumi yang kita pijak dibawah kaki,
jalan atau bangunan kita). Karena Geografi adalah termasuk kedalam irisan antara Ilmu Sosial
dan Ilmu Alam, maka definisi tentang lithosfer dapat berubah-ubah sesuai tafsiran para peneliti
atau Geograf.

2. Lapisan-Lapisan Lithosfer

Lithosfer adalah lapisan tanah (bumi) oleh karena itu kita perlu mengenal tentang lapisan-lapisan
yang menyusun Bumi agar dapat memahami karakteristik kandungan tanah dan batuan yang
akan kita bahas selanjutnya.

1. Lapisan paling luar disebut Lithosfer, terdiri dari Lempeng Benua dan Lempeng
Samudra. Sifat Lempeng Benua adalah lebih ringan ketimbang Lempeng Samudra, sehingga
apabila terjadi tumbukan, tabrakan, gesekan atau pergerakan tektonik, Lempeng Samudra akan
menunjam kebawah dan Lempeng Benua akan mencuat keatas. Hasil dari peristiwa tersebut
disebut dengan Zona Subduksi (Subduction Zone).
2. Lapisan dibawahnya disebut dengan Selimut Bumi atau disebut dengan Astenosfer.
Lapisan ini terdiri dari magma, lahar, lava, mineral cair yang bersuhu luar biasa panas, yang
merupakan cikal bakal dari segala jenis tanah dan batu yang ada di dalam dan atas permukaan
bumi.

3. Lapisan Ketiga dan yang merupakan intinya disebut dengan Barisfer. Lapisan ini
terdiri dari dua bagian, Luar dan Dalam. Bagian Inti Luar, telah terdeteksi sebagai bagian
dalam bumi yang berisi lahar, lava, atau magma yang jauh lebih panas dari lapisan Astenosfer.
4
Inti Dalam masih belum dijelajahi sepenuhnya, sebab belum ada teknologi yang mampu
mendetksi atau menjangkaunya.

4. Batuan Penyusun Lithosfer

a. Batuan Beku

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Ciri-cirinya adalah
bersifat homogeny, kompak, tidak ada pelapisan, serta tidak mengandung fosil. Berdasarkan
letak dibentuknya terbagi menjadi 3;

 Batuan Beku Dalam (plutonik), terbentuk jauh di bawah permukaan bumi.


 Batuan Beku korok / gang (hypabisal), terbentuk pada celah-celah atau pipa gunung
berapi.
 Batuan Beku Luar (efusif), terbentuk di dekat permukaan bumi.

b. Batuan Sedimen

Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk melalui proses pengendapan (sedimentasi).
Butir-butir batuan sedimen berasal dari berbagai macam batuan yang mengalami pelapukan.
Berdasarkan tenaga pembentuknya terbagi menjadi 3;

 Batuan Sedimen Klasik / Klastik / Fisik

Batuan Sedimen Klasik merupakan batuan sedimen yang berasal dari campuran hancuran
batuan beku. Contohnya Breksi dan Konglomerat.

 Batuan Sedimen Kimiawi

Batuan sedimen kimiawi merupakan batuan sedimen yang berasal dari endapan hasil
pelarutan. Contohnya batu kapur.

5
 Batuan Sedimen Organik

Batuan sedimen organic merupakan batuan sedimen yang berasal dari endapan sisa
hewan dan tumbuhan laut. Contohnya batu koral.

c. Batuan Malihan (Metamorf)

Batuan malihan (metamorf) merupakan batuan yang mengalami perubahan fisik maupun
kimiawi. Proses pembentukannya dipengaruhi oleh suhu yang tinggi, tekanan yang kuat, dan
waktu yang lama. Berdasarkan proses pembentukannya terbagi menjadi 3;

1) Metamorfisma Thermal (kotak)

Terjadi karena perubahan suhu yang tinggi karena adanya aktivitas magma. Contoh : batu
gamping menjadi batu pualam (marmer)

2) Metamorfisma Dinamo

Terjadi akibat pengaruh tekanan kuat dalam waktu yang lama. Contoh : batu tulis
berasal dari tanah liat.

3) Metamorfisma Dinamo Thermal (Regional)

Terjadi akibat penambahan tekanan dan kenaikan temperatur. Contoh : batu kuarsa
menjadi topas, batu kuarsa menjadi turmalin (jenis batuan yang bernilai ekonomis tinggi).

GAMBAR SIKLUS BATUAN

Penjelasan : Batuan terbentuk dari magma yang keluar dari gunung berapi ketika mengalami
letusan. Magma yang membeku akan mengeras menjadi batuan beku. Batuan beku
mengalami proses pelapukan dan erosi kemudian terbawa aliran air sungai, mengendap
menjadi batuan sedimen. Batuan sedimen mendapat pengaruh tekanan dan suhu yang tinggi
di dalam tanah menjadi batuan metamorf/malihan.

6
B. BENTUK MUKA BUMI AKIBAT TENAGA ENDOGEN

Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi.Tenaga ini bersifat
membangun bentukkan alam seperti pegunungan, lipatan pegunungan, lembah dan berbagai
macam relief lainnya. Proses yang berhubungan dengan tenaga endogen diantaranya adalah
vulkanisme, tektonisme dan seisme.
1. VULKANISME ialah peristiwa naiknya magma dari bagian bumi sehingga sebagian
magma muncul ke permukaan bumi dan sebaian lainnya menyusup ke dalam lapisan kerak
bumi.
Magma : material pijar yang tersusun dari batuan padat, cair, dan gas yang berada di dalam
perut bumi.
Lava : aliran magma yang sampai di permukaan bumi dan memiliki suhu yang sangat
tinggi.
Lahar : lumpur panas yang terdiri dari lava dan air yang terbawa air hujan sampai ke daerah
yang lebih rendah.
Berikut penampang samping gunung api

Material hasil letusan gunung api ada 3 wujud : padat, cair dan gas
1. Wujud padat : disebut juga material eflata yang terdiri sebagai berikut :
- Bom : batu berukuran besar
- Lapili : batu berukuran kecil sebesar biji kacang
- Pasir vulkanik
- Abu vulkanik
- Batu apung

7
2. Wujud cair
- Lava
- Lahar panas
- Lahar dingin
3. Wujud gas :
- Solfatara : gas belerang (H2S)
- Fumarol : uap air (H2O)
- Mofet : gas asam arang (CO2)

2. Tektonisme/Diastropisme : Tenaga dari dalam bumi yang dapat menyebabkan terjadinya


pergerakan lapisan kerak bumi secara vertikal (naik-turun), horizontal (kiri-kanan), dan
retakan.
Dibedakan menjadi 2 macam, yaitu epirogenesa dan orogenesa.
Epirogenesa : gerakan pada lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertical akibat
pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang terjadi sangat lambat serta meliputi
wilayah yang sangat luas.Epirogenesis dibagi menjadi dua yaitu :
 Epirogenesa positif, yaitu gerak turunnya permukaan bumi sehingga laut seolah-olah
mengalami kenaikan
 Epirogenesa negatif, yaitu gerak naiknya permukaan bumi sehingga laut seolah-olah
mengalami penurunan
Orogenesa : gerakan pada lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertikal akibat
pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang terjadi sangat cepat dan meliputi
wilayah yang sempit. Menimbulkan lipatan dan patahan.

Lipatan

8
1. Lipatan tegak ( symmetrical folds ), terjadi karena pengaruh tenaga horizontal sama atau
tenaga radial sama dengan tenaga tangensial.
2. Lipatan miring ( asymmetrical fold ), terjadi karena arah tenaga horizontal tidak sama
3. Lipatan menutup ( recumbent folds ), terjadi karena tenaga tengensial saja yang bekerja.
4. Lipatan rebah ( overtuned folds ), terjadi karena arah tenaga horizontal dari satu arah
5. Sesar sungkup ( overthrust ), terjadi karena adanya pergerakan pada sepanjang kerak
bumi

Patahan :
 Tanah naik ( horst
 Tanah turun ( graben atau slenk )

 Sesar yaitu patahan yang diakibatkan oleh gerak horizontal yang tidak frontal dan hanya
sebagian saja yang bergetar.

3. Seisme/Gempa Bumi : peristiwa kegempaan. Gempa bumi adalah getaran yang berasal dari
dalam bumi yang merambat ke permukaan bumi yang disebabkan oleh tenaga endogen.
9
Gempa Menurut Letak Terjadinya :
1. Gempa Episentrum yaitu gempa yang terjadi di tepi kerak / lempeng samudra maupun
lempeng benua.
2. Gempa Hiposentrum yaitu gempa yang terjadi pada kedalaman tertentu pada lempeng
samudra maupun lempeng benua.
Seismograf adalah alat untuk mengukur dan mencatat kekuatan gempa bumi.

Skala Richter adalah intesitas kekuatan gempa


Gempa berdasarkan faktor penyebabnya dapat dibedakan sebagai berikut :
 Gempa Tektonik
yaitu gempa yang mengiringi gerakan tektonik ( retakan dan patahan ) secara mendadak hal
ini terjadi jika terbentuk patahan-patahan baru atau terjadi pergeseran di sepanjang patahan
akibat aktivitas di dalam kerak bumi.
 Gempa Vulkanik
Yaitu gempa yang terjadi karena letusan gunung berapi.

 Gempa Runtuhan atau Terban

10
Yaitu gempa yang terjadi karena runtuhan.Gempa ini terjadi di daerah yang terdapat banyak
rongga-rongga di bawah tanah, karena tidak kuat menahan atap rongga maka terjadilah
runtuhan yang akhirnya mengakibatkan gempa.

Tindakan yang harus dilakukan pada saat gempa :


1. Tetap tenang ketika terjadi gempa
2. Melindungi tubuh dari runtuhan benda dan tidak berdiri di dekat gedung atau tiang.
3. Jika berada di dalam gedung, segera mencari perlindungan dengan bersembungyi di
bawah meja yang kokoh.
4. Jika berada di daerah pesisir, segera menjaug dari pantai menuju dataran yang lebih
tinggi.

C. BENTUK MUKA BUMI AKIBAT TENAGA EKSOGEN


Menurut kamu, kenapa bumi bisa berbentuk seperti sekarang? Nggak. Ini bukan
ngomongin soal bumi bulat dan datar ya. Tapi coba, deh, kamu pikir. Kira-kira apa yang
menyebabkan bumi punya lapisan permukaan kulit yang tidak rata. Ada dataran tinggi. Ada
dataran rendah. Ada gunung. Ada tebing.

Hal ini karena ada tenaga yang “mengubah” bentuk permukaan bumi. Sewaktu masa
paleozoikum dulu aja benua kita menyatu kok. Disebutnya Pangea. Di masa ini ada
kalajengking laut yang panjangnya 2,3-2,6 m.

Di mana Indonesia? (Sumber: Thought.co)

Jadi, permukaan kulit bumi memang akan terus berubah bentuknya. Tenaga ini, terbagi
menjadi 2: tenaga endogen dan eksogen. Tapi, kali ini kita hanya akan membahas tenaga

11
eksogen saja ya, karena tenaga endogen sudah kita bagas dipertemuan terdahulu. Apa sih
tenaga eksogen itu?

Tenaga eksogen merupakan tenaga yang berasal dari luar bumi. “Luar bumi” yang
dimaksud di sini bukan berarti tata surya ya. Maksud dari “luar bumi” adalah tenaga yang
berasal dari atas permukaan bumi, termasuk kegiatan manusia yang membentuk permukaan
bumi. Ini bisa berarti faktor tersebut dari air, angin, organisme, sinar matahari, dan es.

Hayo, kira-kira berbagai faktor tadi bisa menyebabkan apa bagi permukaan bumi? Yak,
betul. Bisa terjadi pelapukan, erosi, sedimentasi, dan pergerakan massa tanah (mass
wasting).

1. Pelapukan

Pelapukan adalah proses penghancuran massa batuan menjadi massa tanah. Kamu
pasti pernah melihat rantai/besi yang mengalami karat. Nah, itu adalah salah satu contoh dari
pelapukan. Pada umumnya, proses pelapukan ini berlangsung dalam jangka waktu yang
lama.
Proses pelapukan dipengaruhi oleh banyak faktor. Seperti misalnya, iklim dan cuaca,
topografi, batuan induk, serta organisme yang hidup di atas batuan tersebut.
Berdasarkan prosesnya, pelapukan dibagi menjadi 3 jenis:
1). Pelapukan fisik (Mekanis)
Pada pelapukan fisik, proses penghancuran batuan menjadi pecahan yang lebih kecil
terjadi tanpa mengalami perubahan susunan kimia. Biasanya, pelapukan ini terjadi
karena perubahan musim, menyusupnya es di celah batuan, atau perbedaan suhu siang
dan malam yang ekstrem. Makanya, kalau kamu main-main ke gurun, tidak jarang
bebatuan di sana banyak yang pecah. Beda kayak di kota tempat kamu tinggal.
Batunya banyak yang padat dan keras. Hal ini disebabkan karena perubahan suhu siang
dan malam di gurun cukup tinggi/ekstrim.
2). Pelapukan Kimia
Pelapukan kimia adalah jenis pelapukan yang terjadi karena faktor kimia. Salah satu
faktor penting dalam pelapukan kimia adalah air. Iya, coba aja perhatiin. Gembok
rumah kamu pasti akan lebih cepat karatan kalau sering terkena hujan, kan? Karat
yang timbul itu lah yang dinamakan pelapukan kimia.
Emang gimana caranya air hujan bisa membuat gembok besi jadi karat?

12
Sewaktu terkena air hujan, akan terjadi yang namanya hidrolisis air. Hal ini membuat
tingkat keasaman gembok besi meningkat. Ion H + yang muncul dari air hujan, perlahan-
lahan akan membuat korosi
3). Pelapukan Biologis
Pelapukan biologis adalah pelapukan yang disebabkan oleh organisme melalui
aktivitasnya. Contoh paling gampang adalah yang terjadi di rumah kita. Coba, deh,
kamu ketok kusen pintu rumah kamu. Kalau bunyinya ‘Dok! Dok! Dok!’ berarti kusen
kamu dimakan rayap dan lapuk. Bunyi itu menandakan kayu kamu telang
kopong/berongga di bagian dalamnya.
Contoh lain dari pelapukan biologis adalah lumut yang ada di atas bebatuan. Atau
akar tumbuhan yang terselip di antara bebatuan. Lama-kelamaan, ketika si akar
membesar, dia akan menembus batu itu. Alhasil, batunya pecah dan mengalami
pelapukan deh.
2. Erosi
Setelah mengalami pelapukan, massa batuan yang telah pecah menjadi partikel-partikel kecil
akan menyatu dengan tanah. Setelahnya, tenaga eksogen yang bisa muncul adalah erosi.
Erosi merupakan proses pengikisan permukaan bumi oleh media yang melibatkan
pengangkatan partikel batuan. Berdasarkan penyebabnya, erosi dibagi menjadi 4
kelompok:
1). Ablasi : erosi yang disebabkan oleh air sungai atau hujan. Ablasi yang disebabkan
oleh aliran sungai itu bisa membuat tebing di sungai bisa semakin dalam. Adapun 4 tahap
terjadinya ablasi sebagai berikut:
1) Erosi percik: Jatuhnya air hujan dan mulai mengikis tanah.
2) Erosi lembar: Tanah bagian atas yang terkikis, kesuburannya mulai berkurang.
3) Erosi alur: Kikisan tanah tadi mulai membentuk alur sebagai tempat mengalirnya air.
4) Erosi parit: Terbentuk parit/lembah karena kikisan dari aliran air terus menerus.
2). Deflasi dan korasi : erosi yang disebabkan oleh angin. Biasanya, korasi dan deflasi
ini terjadi di daerah gurun. Oh iya, satu hal yang penting adalah, ada perbedaan tipis
antara korasi dan deflasi. Meskipun sama-sama disebabkan oleh angin, korasi
merupakan erosi yang disebabkan oleh angin dan pasir (badai pasir), sementara
deflasi hanya angin saja.
13
Coba kamu mengetik kata ‘mushroom rock’ di google. Maka akan muncul berbagai
gambar batu yang bentuknya unik. Ingat ya, mushroom rock. Batu-batu itu, terjadi
karena proses korasi/deflasi yang panjang.

Berbagai mushroom rock (sumber: www.thevintagenews.com)


3). Abrasi : proses pengikisan pantai yang disebabkan oleh gelombang laut. Kalau kamu
hobi jalan-jalan ke pantai, salah satu tempat paling didamba adalah berdiri di pinggir
tebing, lalu menatap kejauhan laut. Nah, tebing ini bisa terbentuk karena adanya
gesekan dari gelombang laut yang membentur. Goa-goa yang ada di pantai juga bisa
terjadi karena abrasi ini.
4). Eksarasi : pengikisan yang disebabkan oleh es yang mencair (gerakan lapisan
es). Karena mencairnya es ini, akhirnya batuan yang ada akan masuk ke bawah dan
mengendap. Fenomena alam hasil dari eksarasi ini
dinamakan fyord. Penampakannya seperti sebuah pantai yang menjorok ke darat dan
dikelilingi oleh tebing curam.
3. Sedimentasi
Sedimentasi adalah peristiwa mengendapnya material batuan yang dibawa oleh angin atau
air. Kalau pada erosi dan pelapukan terkesan “merusak” yang telah ada, sedimentasi justru
“menambah” material baru.
Berdasarkan penyebabnya, sedimentasi dibagi menjadi tiga jenis, yakni akuatis
(pengendapannya disebabkan tenaga air), marine (disebabkan oleh gelombang air laut), dan
aeolis (pengendapannya disebabkan oleh embusan angin).
4. Mass wasting
Pergerakan massa tanah (mass wasting) adalah semua pengangkutan massa
tanah menuruni lereng karena adanya pengaruh gravitasi. Sederhananya, mass wasting ini

14
yang sering kita sebut sebagai “longsor”. Semakin “tinggi/curam” tanahnya, maka kecepatan
pergerakan massa tanahnya juga tinggi.

D. TANAH DAN PROSES PEMBENTUKAN TANAH


Pengertian Tanah
Tanah pada dasarnya memiliki berbagai pengertian yang berbeda, dilihat dari sudut
pandangnya. Namun secara umum diartikan sebagai bahan padat dari hasil interaksi
pelapukan dan aktivitas biologis oleh suatu bahan induk atau batuan keras yang
mendasarinya. Ilmu yang mempelajari tentang tanah dinamakan dengan pedologi.
Faktor Pembentukan Tanah
Lapisan tanah biasanya membutuhkan jangka waktu yang relatif lama dalam proses
pembentukannya. Hans Jenny (1941) menjelaskan bahwa tanah dalam proses
pembentukannya membutuhkan lima faktor, yaitu iklim, organisme, relief (topografi),
bahan induk (parent material), dan waktu.
1. Iklim, terdiri atas:
a. Suhu, berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk -> suhu tinggi maka proses
pelapukan lebih cepat
b. Curah hujan, berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah
2. Organisme
 Mempercepat proses pelapukan, berupa pelapukan organic.
 Membantu proses pembentukan humus.
 Meliputi vegetasi, mikroba, dan hewan
3. Relief (Topografi)
 Relief atau topografi adalah perbedaan tinggi, bentuk, atau kemiringan lereng suatu
wilayah dengan kondisi yang relatif dinamis
 Kondisi relief dinamis
 Dampak:
1. Ketebalan profil tanah -> topografi miring, lapisan tanahnya lebih tipis karena ada
erosi; topografi datar, lapisan tanahnya tebal karena ada sedimentasi
2. Sistem drainase / pengaliran -> kondisi yang jelek akan menyebabkan tanah
menjadi masam
4. Bahan Induk (Parental Material), terdiri atas:
1. Batuan -> hasilnya tanah mineral
15
2. Bahan organik -> berasal dari campuran dengan bahan mineral; hasilnya tanah
organik
5. Waktu
 Mempengaruhi dalam menentukan jenis dan sifat-sifat tanah
 Pembentukan tanah membutuhkan waktu relatif lama
 Penunjang dari faktor-faktor lainnya -> tahapan pada pembentukan tanah dapat
memberikan profil tanah yang berbeda-beda.

Sifat-sifat Tanah
1. Sifat Fisik, meliputi warna tanah, tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah, bobot isi,
bobot jenis, kedalaman efektif, drainase, permeabilitas tanah, kembang kerut tanah dan
porositas tanah.
2. Sifat Kimia, meliputi bahan organic, unsur hara, pH tanah -> dikatakan normal atau netral
saat pH berkisar (6,6 - 7,5). pH tanah basa (8,1 – 14) dinetralkan dengan cara memberi
belerang. pH tanah asam (0 – 5,9) dinetralkan dengan cara memberi kapur pertanian
(dolomit).
3. Sifat Biologi
 Kandungan organisme dalam tanah -> misalnya kandungan jumlah jamur, bakteri, atau
mikroorganisme lainnya
 Mempengaruhi respirasi tanah

Profil Tanah
Pofil tanah diidentifikasikan sebagai dinding / penampang vertikal dari tanah yang
memperlihatkan susunan horizon (lapisan tanah) yang berguna untuk mengetahui sifat-sifat
tanah. Profil tanah tentunya berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya, contohnya
horizon tanah pada daerah tropis dan lembab. Profil tanah terdiri atas horizon O, A, E, B, C,
dan R (batuan induk). Penamaan ini ditentukan atas dasar jenis material dan penyusun lapisan
tanah tersebut.

16
Sumber: Brady and Weil (2017)
A. Horizon O
 Kadar bahan organik tinggi
 Fraksi mineral sangat sedikit
 Ketebalan tergantung akumulasi bahan organik
 Adanya aktivitas biologi yang tinggi
B. Horizon A
 Akumulasi bahan organik halus (humus) dan bahan mineral tanah
 Adanya aktivitas biologi
 Adanya perakaran tanaman
C. Horizon E (Eluviasi)
 Adanya proses pencucian sehingga kehilangan unsur liat, Fe, Al, dan bahan organik
 Didominasi oleh pasir dan debu
 Warnanya lebih terang

17
D. Horizon B (Iluviasi)
 Penimbunan unsur liat, Fe, Alm, humus, karbonat, gipsum, silika, dan seskuioksida
 Warna lebih merah
 Strukturnya tanah gumpal
E. Horizon C
 Hasil dari pelapukan batuan induk
 Mengandung banyak batuan tidak padat atau pecahan batuan
 Adanya akar tanaman halus
F. Horizon R (Batuan Induk)
 Lapisan batuan keras
 Tidak dapat ditembus oleh akar tanaman
 Sulit dipecahkan

Jenis-jenis Tanah
A. Tanah Laterit
 Mengalami pencucian oleh air hujan -> hasil warna pucat dan tidak subur
 Kadar bahan organik rendah
 Vegetasi: rumput dan alang – alang
B. Tanah Aluvial
 Hasil dari proses sedimentasi sungai
 Tekstur: butiran lepas-lepas
 Tingkat kesuburan tinggi
 Dimanfaatkan untuk pertanian
C. Tanah Gambut/Organosol
 Hasil dari bahan organik yang belum melapuk secara sempurna
 Tingkat kesuburan rendah
 Tingkat keasaman tinggi

18
D. Tanah Margalit
 Bahan induk: batu gamping, pasir, dan lempung
 Tingkat kesuburan tinggi
 Dimanfaatkan untuk pertanian lahan kering
E. Tanah Podzolik
 Bahan induk: batuan dengan mineral kuarsa yang tinggi
 Memiliki kadar humus yang tinggi
 Sifat fisik: mudah basah dan berwarna kuning hingga kuning – kelabu
 Dimanfaatkan untuk pertanian ladang
F. Tanah Regosol
 Banyak mengandung batu dan kerikil yang belum melapuk sempurna
 Belum terlihat horizon-horizon tanah
 Tingkat kesuburan relatif kurang
G. Tanah Vulkanis
 Bahan induk: material gunungapi seperti pasir dan debu vulkanis
 Tingkat kesuburuan tinggi -> banyak mineral hara
 Dimanfaatkan untuk sektor pertanian dan perkebunan
H. Tanah Litosol
 Bahan induk: material dari aktivitas vulkanisme
 Banyak mengandung pasir kasar dan kerikil yang belum melapuk
 Kandungan unsur hara rendah
I. Tanah Humus/Organik
 Hasil pelapukan sisa-sisa tumbuhan
 Tingkat kelembapan dan kesuburan yang tinggi
 Mengandung banyak bahan organik
J. Tanah Grumusol
 Bahan induk: abu vulkanik dan tanah liat
 Bahan organik relatif rendah

19
 Cukup dapat dimanfaatkan untuk pertanian

Konservasi tanah : pemeliharaan dan perlindungan tanah secara teratur guna mengurangi
dan mencegah terjadinya erosi. Metode konservasi tanah dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Metode vegetatif
Metode ini merupakan upaya konservasi tanah dengan cara menanam vegetasi di atas
tanah dengan teknik tertentu. Metode ini efektif dalam mengontrol laju erosi, diantarnya
adalah:
1. Strip Cropping, adalah penanaman berjalur tegak lurus terhadap aliran air atau arah
angin.
2. Contour Strip Cropping, adalah penanaman berjalur sejajar dengan garis kontur guna
mengurangi dan menahan kecepatan aliran air.
3. Bufering, merupakan penutupan lahan yang memiliki kemiringan curam dengan
tanaman keras untuk menghambat laju air.
4. Windbreaks, adalah penanaman dengan vegetasi secara permanen guna melindungi
tanah dari terpaan air.
5. Crop Rotation, merupakan metode menanam lebih dari satu jenis vegetasi dalam satu
tahun untuk mencegah kerusakan tanah.
b. Metode mekanik
Metode ini merupakan upaya konservasi tanah dengan teknik pengolahan tanah yang
diharapkan mampu mengurangi laju erosi air. Cara umum yang dilakukan pada metode
ini diantarnya:
1. Contour tillage, merupakan pengolahan tanah sejajar dengan garis kontur dan
membentuk igir-igir kecil yang memperlambat aliran air dan memperbesar infiltrasi air.
2. Terasering, merupakan pembautan teras-teras pada lahan miring guna mengurangi
sudut lahan sehingga erosi bisa dimimalisir. Cara ini biasa dilakukan petani-petani di
Indonesia.
3. Guludan, merupakan pembuatan gundukan tanah (menggunung) agar air bisa mengalir
searah dengan garis kontur.
4. Cekdam, merupakan kegiatan membendung aliran air melalui parit sehingga material
yang ter-erosi bisa tertahan dan terendapkan.
c. Metode kimia : dilakukan dengan bahan kimia untuk memperbaiki struktur tanah. Yaitu
soil conditioner (pemantap tanah) fungsinya tanah tidak mudah hancur saat terjadi hujan,
infiltrasi tetap besar, aliran permukaan tetap kecil.

20
21
BAB 6. DINAMIKA ATMOSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

A. PENGERTIAN ATMOSFER
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti permukaan bumi dengan ketebalan
mencapai 1.000 km di atas permukaan laut.
Atmosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu 'atmos' yang artinya 'uap air' dan 'sphaira' yang
artinya 'bola atau lingkaran'. Jadi atmosfer dapat diartikan sebagai lapisan udara yang
melingkari bumi.
Atmosfer memiliki ketebalan mencapai 1.000 km, di mana komposisinya terdiri atas
nitrogen (78,08%), argon (0,95%), karbon dioksida (0,034%), dan sisanya adalah
neon, helium, ozon, hidrogen, krypton, metana, dan xenon.
Atmosfer memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Transparan terhadap beberapa bentuk radiasi
2. Elastis dan dinamis sehingga dapat mengembang dan mengerut
3. Tidak berwarna, tak berbau, dan tidak dapat dirasakan.
4. Memiliki berat sehingga dapat menimbulkan tekanan.
Atmofer berfungsi untuk mengatur proses penerimaan panas matahari dengan cara
menyerap dan memantulkan panas yang dipancarkan oleh matahari.
Sekitar 34% panas matahari dipantulkan kembali ke angkasa oleh atmosfer, awan dan
permukaan bumi, 19% diserap oleh atmosfer dan awan, serta sekitar 47% mencapai
permukaan bumi.

Lapisan Atmosfer

Lapisan-Lapisan Atmosfer
22
Secara vertikal, atmosfer Bumi dapat dibedakan kedalam beberapa lapisan. Pembagian ini
didasarkan pada keadaan temperatur pada tempat atau ketinggian tertentu. Setiap lapisan
atmosfer memiliki karakteristik tersendiri dan fungsi yang berbeda-beda.

1. Troposfer
1) Troposfer merupakan lapisan terbawah dari atmosfer, yaitu pada ketinggian 0-18 km
di atas permukaan laut. Tebal lapisan troposfer rata-rata 10 km.
2) Di daerah katulistiwa, ketinggian lapisan troposfer sekitar 16 km dengan temperatur rata-
rata 80°C.
3) Di daerah lintang sedang, ketinggian lapisan troposfer sekitar 11 km dengan temperatur
rata-rata 54°C, sedangkan di daerah kutub, ketinggiannya sekitar 8 km dengan temperatur
rata-rata 46°C.
4) Lapisan troposfer ini berpengaruh sangat besar terhadap kehidupan makhluk hidup
di muka bumi.
5) Tempat terjadi peristiwa-peristiwa, seperti cuaca dan iklim (angin, awan, badai,
hujan, dll), juga terdapat kira-kira 80% dari seluruh massa gas yang terkandung dalam
atmosfer terdapat pada lapisan ini.

2. Stratosfer
1) Lapisan kedua dari atmosfer adalah stratosfer. Stratosfer terletak pada ketinggian 18-
49 km dari permukaan bumi.
2) Lapisan ini ditandai dengan adanya proses inversi suhu, artinya suhu udara bertambah
tinggi seiring dengan kenaikan ketinggian.
3) Satu-satunya lapisan atmosfer yang mengandung gas ozon yang berfungsi
melindungi bumi dari radiasi ultraviolet yang berlebihan.
4) Kenaikan suhu udara berdasarkan ketinggian mulai terhenti, yaitu pada puncak lapisan
stratosfer yang disebut stratopause dengan suhu sekitar 0°C.
5) Stratopause adalah lapisan batas antara stratosfer dan mesosfer. Lapisan ini terletak pada
ketinggian sekitar 50-60 km dari permukaan bumi.

23
3. Mesosfer
1) Lapisan ketiga penyusun atmosfer adalah lapisan mesosfer. Lapisan ini terdapat pada
ketinggian antara 49 sampai 85 km di atas permukaan bumi.
2) Lapisan ini merupakan lapisan pelindung bumi dari jatuhan meteor atau benda-
benda angkasa luar lainnya.
3) Lapisan mesosfer ditandai dengan penurunan suhu (temperatur) udara, rata-rata 0,4°C
per seratus meter. Penurunan suhu (temperatur) udara ini disebabkan mesosfer memiliki
keseimbangan radioaktif negatif.
4) Temperatur terendah di mesosfer kurang dari -18°C.
5) Bahkan di puncak mesosfer yang disebut mesopause,yaitu lapisan batas antara mesosfer
dan lapisan termosfer temperaturnya diperkirakan mencapai sekitar -100°C.

4. Termosfer
1) Termosfer terletak pada ketinggian 82-800 km dari permukaan Bumi. Lapisan ini
disebut juga lapisan ionosfer.
2) Memantulkan dan merambatkan gelombang radio yang dipancarkan dari bumi
sehingga dapat diterima kembali pada bagian bumi yang lain.

5. Eksosfer
1) Lapisan eksosfer terletak pada ketinggian antara 800-1.000 km dari permukaan Bumi.
Pada lapisan ini merupakan tempat terjadinya pergerakan atom-atom secara tidak
beraturan.
2) Lapisan ini merupakan lapisan paling panas dan molekul udara dapat meninggalkan
atmosfer sampai ketinggian 3.150 km dari permukaan bumi.
3) Lapisan eksosfer sering disebut juga dengan ruang antarplanet dan ruang
geostasioner. Lapisan ini sangat berbahaya karena merupakan tempat terjadi
kehancuran meteor dari angkasa luar.
4) Dimanfaatkan untuk penempatan satelit buatan.

24
B. DINAMIKA CUACA DAN IKLIM
Cuaca : keadaan udara berupa suhu, kelembapan, angion, dan curah hujan di suatu wilayah
yang sempit dan dapat berubah dalam waktu singkat.
Meteorologi : ilmu yang mempelajari tentang cuaca.

Iklim : keadaan umum kondisi cuaca yang meliputi daerah yang luas dan berubah dalam
waktu yang lama.
Klimatologi : ilmu yang mempelajari tentang iklim.
Jadi perbedaan cuaca dan iklim adalah pada waktu dan tempatnya.
Unsur cuaca dan iklim akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Suhu Udara

Suhu Udara
Temperatur udara atau suhu udara adalah kondisi panas udara di suatu tempat. Suhu
sangat dipengaruhi oleh radiasi matahari, karena permukaan yang terkena pancaran sinar
matahari akan naik suhunya.
Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang sama suhunya disebut garis isoterm. Alat
pengukur temperatur udara adalah termometer atau termograf.
Suhu didefinisikan sebagai besaran yang menyatakan ukuran derajat panas dingginya suatu
benda. Berdasarkan skalanya, ada 4 jenis termometer, yaitu Celcius, Fahrenheit, Reamur, dan
Kelvin.

25
Suhu udara suatu tempat dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut.
1. Lamanya penyinaran matahari
2. Ketinggian tempat
3. Jarak tempat dari laut
4. Sudut datang sinar matahari
5. Keadaan awan yang menutupinya
6. Keadaan di permukaan bumi.

2. Tekanan Udara

Tekanan Udara

Tekanan udara menunjukkan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara
dalam setiap satuan luas wilayah tertentu. Besar kecil tekanan udara di setiap wilayah
dapat diukur dengan menggunakan barometer.
Tekanan udara akan berbanding terbalik dengan ketinggian suatu tempat sehingga
semakin tinggi tempat dari permukaan laut, maka semakin rendah tekanan udaranya.
Kondisi ini karena makin tinggi tempat akan makin berkurang udara yang menekannya.
Satuan hitung tekanan udara adalah milibar, sedangkan garis pada peta yang
menghubungkan tempat-tempat dengan tekanan udara yang sama disebut isobar.

26
3. Kelembapan Udara

Kelembapan Udara
Kelembapan udara adalah kandungan uap air dalam massa udara. Hal ini mempunyai
pengaruh yang besar terhadap kondisi cuaca suatu wilayah. Kelembapan udara terbagi
menjadi tiga sebagai berikut:

1. Kelembapan Spesifik
Kelembapan spesifik yaitu perbandingan uap air yang terkandung dalam setiap unit
massa udara. Contohnya, dalam 1 kg udara terkandung uap air sebanyak 25 gram, berarti
kelembapan spesifiknya adalah 25 gram/kg.

2. Kelembapan Absolut
Kelembapan absolut adalah perbandingan uap air dalam setiap volume udara atau
densitas uap air dalam udara. Contohnya, dalam 1 ㎥ udara terdapat uap air sebanyak 15
gram, artinya kelembapat absolutnya adalah 15 gram/㎥.

3. Kelembapan Relatif
Kelembapan relatif atau kelembapan nisbi mempunyai dua pengertian sebagai berikut:
Perbandingan jumlah uap air yang secara nyata dengan jumlah air maksimum yang
mampu dikandung oleh setiap unit volume udara dalam suhu yang sama.
Perbandingan tekanan uap air yang ada secara nyata dengan tekanan uap maksimu pada
suhu yang sama.
Rumus untuk menghitung kelembapan relatif sebagai berikut.
Kelembapan Relatif = (Kelembapan udara absolut : nilai jenuh udara) x 100%

27
4. Angin

Jenis Angin
Angin adalah gerakan massa udara dari daerah yang bertekanan maksimum ke daerah
yang bertekanan minimum.
Kekuatan dan kecepatan angin dipengaruhi oleh gradien barometer, ketinggian tempat,
relief daratan, dan jarak antardaerah.
Besarnya kecepatan dan arah angin diukur dengan menggunakan alat anemometer
mangkok dan hasil catatannya disebut anemogram.
Angin selalu bertiup dari tempat dengan tekanan udara tinggi ke tempat dengan
tekanan udara yang lebih rendah.
Jika tidak ada gaya lain yang mempengaruhi, angin akan bergerak secara langsung dari
udara bertekanan tinggi ke udara yang bertekanan rendah.
Akan tetapi, perputaran bumi pada sumbunya akan menimbulkan gaya yang akan
mempengaruhi arah pergerakan angin.
Pengaruh perputaran bumi terhadap arah angin disebut pengaruh coriolis (Coriolis
Effect). Pengaruh ini menyebabkan angin bergerak searah jarum jam mengitari daerah
bertekanan renah di belahan bumi selatan.
Sebaliknya bergerak dengan arah berlawanan dengan arah jarum jam mengitari daerah
bertekanan rendah di belahan bumi utara.
Berdasarkan gerakan dan sifatnya, angin dibedakan menjadi tiga sebagai berikut:
1. Angin Siklon
Angin siklon adalah angin yang berputar menuju pusat tekanan udara rendah atau
minimum (-). Sesuai dengan hukum Buys Ballot, sambil bertiup ke arah pusat, angin
siklon membentuk gerakan spiral.
28
Arah pusatan siklon di belahan utara berlawanan dengan arah putaran jarum jam,
sedangkan di belahan selatan searah dengan arah putaran jarum jam.
Di pusat siklon, udara bergerak ke atas dan kadang-kadang disertai bentukan ekor awan
berbentuk kerucut.
Jika kerucut awan dari sebuah siklon yang kuat menyentuh permukaan bumi akan
menghancurkan rumah-rumah dan pohon-pohon.
2. Angin Antisiklon
Angin antisiklon adalah angin yang berputar keluar dari pusat tekanan udara tinggi atau
maksimum.
3. Angin Muson
Angin muson adalah angin yang setiap setengah tahun berganti arah. Berdasarkan sifat
dan asalnya, angin muson dibedakan menjadi angin muson barat dan angin muson timur.
4. Angin Fohn
Angin fohn adalah angin yang mempunyai sifat panas dan kering. Angin fohn adalah
angin yang melintasi wilayah pegunungan dan bergerak menuruni lereng pegunungan
tersebut.
Suhu udara akan mengalami penurunan sebesar 0,640°C setiap naik 100 meter.
Tetapi setelah melewati pegunungan, akan mengalami kenaikan suhu sebesar 10°C setiap
turun 100 meter. Hal ini akan menyebabkan sebagian besar angin terjun karena massa
udaranya panas.
Angin fohn di Sumatera Utara disebut dengan angin bohorok, di Jawa Barat
disebut angin kumbang, di Jawa Timur disebut angin gending, dan di Biak (Papua)
disebut angin wambrau.
5. Angin Lembah
Angin lembah adalah angin yang bertiup dari lembah ke arah gunung. Angin ini bertiup
pada siang hari.
6. Angin Gunung
Angin gunung adalah angin yang bertiup dari gunung ke arah lembah. Angin gunung
terjadi pada malam hari.
7. Angin Darat
Angin darat adalah angin yang bertiup dari darat ke laut dan terjadi pada malam hari.
29
8. Angin Laut
Angin laut adalah angin yang bertiup dari laut ke darat dan terjadi pada siang hari.
5. Awan
Awan adalah kumpulan partikel-partikel air yang berada di udara pada ketinggian
tertentu. Partikel tersebut terjadi karena adanya kondensasi (pengembunan).
Awan yang menempel di permukaan bumi disebut kabut. Pembagian jenis-jenis awan di
udara sebagai berikut:

Awan Tinggi
Awan tinggi berada pada ketinggian 6-12 km di atas permukaan air laut (dpal).
Awan ini terdiri atas kristal-kristal es karena ketinggiannya. Jenis awan yang termasuk
awan tinggi sebagai berikut:
1. Cirrus (Ci)
Dinamakan dengan awan cirrus karena memiliki struktur yang halus seperti serat bulu
burung. Bentuknya indah, melengkung di angkasa biru dengan pola horizontal di ke dua
titiknya. Bentuknya yang menyerupai Kristal es, serta berada pada tempat yang tinggi ini
( 5 km ) menandakan bahwa suhu yang ada pada awan ini sangat rendah, meskipun
berada di musim panas.
2. Cirro Cumulus (Ci Cu)
Awan ini akan tampak indah menghiasi angkasa biru. Jika anda jeli melihatnya, akan
nampak latar belakang domba yang bergerombol. Jenis awan ini kerap memunculkan
bentuk bentuk yang membuat manusia mengeluarkan imajinasi spekulatif.
Berpotensi mendatangkan hujan. Sayangnya hujan tersebut tidak sampai pada
permukaan bumi yang kita tinggali. Awan-awan yang jatuh ini nantinya akan bercampur
dengan salju.
3. Cirro Stratus (Cs)
Awan dengan bentuk seperti lebih tampak seperti kelambu yang berbentuk seperti serabut
dengan jalur-jalur yang tipis seperti cadang atau mirip dengan kerudung yang halus dan
berwarna keputih-putihan dan dapat menutup sebagian atau seluruh langit.

30
Dengan tekstur halus dan rata menutupi langit, menampakkan warna langit yang semakin
cerah dan bersinar.
Inilah jenis awan yang kerap menampikan hallo matahari dan bulan (lingkaran bulat
cincin) yang mengitari antara matahari dan bulan. Biasanya terjadi setahun sekali di
negara yang beriklim tropis pada musim kemarau.

Awan Menengah
Awan menengah berada pada ketinggian 3-6 dpal. Jenis awan yang termasuk awan
menengah sebagai berikut.

1. Alto Cumulus
Tipe awan sedang dengan jenis ini memiliki bentuk yang bulat-bulat serupa bola yang
tebal, dengan ukuran kecil dan berjumlah banyak. Warna awan ini biasanya putih pucat,
bahkan sampai kelabu.
Jika alto cumulus berwarna putih, sedangkan siro cumulus berwarna kelabu.
2. Alto Stratus
Awan dengan jenis ini memiliki bentuk yang meluas, menyebar di angkasa dengan tebal,
serta berwarna putih kelabu. Biasanya bentuk awan seperti ini merupakan salah satu
pertanda hari akan turun hujan.
Awan Rendah
Awan rendah adalah awan yang kira-kira berada pada ketinggian 3 km dpal. Awan yang
termasuk jenis awan renah sebagai berikut.
1. Strato Cumulus
Awan yang berbentuk gelombang ini terihat tipis, sehingga sangat minim sekali muncul
hujan saat anda menemuinya.
Warnanya yang putih serta beberapa bagian yang kelabu bisa terjadi saat senja datang
sampai petang hari.
2. Stratus
Biasanya terlihat di ujung lautan dengan tekstur tipis dan berlapis-lapis.
Awan ini berbentuk sama dan cenderung datar dengan warna abu-abu, awan ini dapat
menyebabkan gerimis.
31
3. Nimbus Stratus
Awan ini menyebar cukup luas memenuhi angkasa, berwarna putih gelap. Awan ini yang
dapat menimbulkan hujan atau salju yang stabil dan lama.
Keberadaan awan nimbostratus ini menyebabkan jarak pandang yang rendah dana kan
menghalangi sinar matahari.
Hujan yang di bawa oleh awan dengan karakteristik nimbo stratus ini biasanya memiliki
intesitas rendah sampai sedang saja. Namun tetap berlangsung dalam waktu yang lama.

Awan Naik
Awan naik terjadi karena udara naik dan berada pada ketinggian 500-1.500 mdpal. Jenis
awan yang termasuk awan naik sebagai berikut.
1. Cumulus
Awan ini paling sering di gambarkan di film film seperti Narnia, yakni dengan tipe awan
perkembangan vertical model cumulus.
Biasanya memiliki puncak yang tinggi dengan adanya bantuan udara yang semakin naik
ke angkasa. Ketika awan-awan ini bertemu langsung dengan matahari, akan terlihat
terang dan bercahaya.
Meskipun hanya dengan bayangan pada satu sisi saja, tetap menimbulkan warna terang
sebelah dan satu sisi lainnya berwarna kelabu. Ini menunjukan gradasi warna yang
menakjubkan
Beberapa penelitian mengenai awan cumulus mengatakan bahwa biasanya awan ini
hanya memiliki ketinggian dan lebar sama, yakni hanya berkisar 1 kilo meter atau 1000
meter saja.
2. Cumulus Nimbus
Awan ini memiliki volume yang besar dengan letak yang rendah, namun memiliki
puncak yang tinggi melebar seperti pegunungan.
Dengan awan yang tebal ini malah menyebabkan pertanda alam lain seperti suatu
tanda adanya angin ribut di suatu daerah atau akan turun hujan yang di sertai
dengan kilat, guntur serta halilintar.

32
6. Hujan
Curah hujan adalah jumlah air yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Alat
untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Fluviometer / Rain Gauge. Curah
hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan.
Curah hujan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kelembapan udara,
letak lintang, topografi, angin, suhu, dan arah lereng medan.
Berdasarkan asal terjadinya, hujan dapat dibedakan menjadi empat, sebagai berikut.

1. Hujan Front
Hujan front adalah hujan yang terjadi karena pertemuan dua jenis udara yang berbeda
temperatur, yaitu udara panas /lembap dengan udara dingin sehingga berkondensasi dan
turun hujan.

2. Hujan Konveksi
Hujan konveksi adalah adalah hujan zenit yaitu hujan yang terjadi karena arus konveksi
yang menyebabkan uap air di khatulistiwa naik secara vertikal karena pemanasan air laut
terus-menerus lalu mengalami kondensasi dan turun sebagai hujan.

3. Hujan Orografis
Hujan orografi adalah hujan yang terjadi dari udara yang mengandung uap air
dipengaruhi oleh angin gunung berkondensasi dan turun sebagai hujan.

4. Hujan Buatan
Hujan buatan adalah hujan yang dibuat dengan cara menggunakan garam-garaman untuk
merangsang awan hingga uap air di udara dengan ketinggian 3.000 kaki lebih cepat
berkondensasi menjadi air dan turun sebagai hujan.
Curah hujan di Indonesia tergolong tinggi yaitu lebih dari 2.000 mm/tahun. Tetapi
tidak semua daerah memiliki curah hujan yang sama.
Daerah yang memiliki curah hujan paling tinggi adalah di Batu Raden di lereng
gunung Slamet dengan curah hujan sekitar 7.069 mm/tahun. Adapun kota Palu di

33
Sulawesi Tengah merupakan daerah paling kering dengan curah hujan sekitar 547
mm/tahun.

C. KLASIFIKASI IKLIM

1. Iklim Matahari
Pembagian iklim ini berdasarkan posisi suatu wilayah terhadap matahari. Iklim
matahari terbagi menjadi:
Iklim tropis: Terletak di 23,50 LU - 23,50 LS
Iklim subtropis: Terletak di 23,50 LU - 40 0 LU dan 230 LS - 400 LS
Iklim sedang: Terletak di 400 LU - 66,50 LU dan 400 LS - 66,50 LS
Iklim kutub: Terletak di 66,50 LU – 900 LU dan 66,50 LS – 900 LS

2. Iklim Koppen
Klimatolog keturunan Jerman-Rusia Wladimir Köppen membagi iklim berdasarkan
curah hujan dan temperatur.
Ada lima tipe iklim menurut Köppen:
 Iklim A (iklim hujan tropis): Temperatur bulanan rata-rata lebih dari 18 0 celsius, suhu
tahunan 20-250 celsius, curah hujan bulanan lebih dari 60 milimeter.
 Iklim B (iklim kering/gurun): Curah hujan lebih kecil dari pada penguapan. Terbagi
menjadi Iklim stepa dan iklim gurun.
 Iklim C (iklim sedang basah): Temperatur bulan terdingin -3-180 celsius.
Terbagi menjadi:
34
Cs (iklim sedang laut dengan musim panas yang kering),
Cw (iklim sedang laut dengan musim dingin yang kering),
Cf (iklim sedang darat dengan hujan dalam semua bulan)
 Iklim D (iklim dingin): Temperatur bulan terdingin kurang dari 3 0 celsius, temperatur
bulan terpanas lebih dari 100 celsius.
Terbagi menjadi :
Dw (iklim sedang di darat dengan musim dingin yang kering),
Df (iklim sedang di darat dengan musim dingin yang lembab).
 Iklim E (iklim kutub): Bulan terpanas temperaturnya kurang dari 100 celsius.
Terbagi menjadi :
Et (Iklim tundra)
Ef (Iklim salju)

3. Iklim Junghuhn
Friedrich Franz Wilhelm Junghuhn, ahli tanaman asal Jerman membagi iklim
berdasarkan ketinggian tempat. Pembagian ini merupakan hasil temuannya terhadap
jenis-jenis vegetasi yang tumbuh di wilayah dengan ketinggian berbeda-beda. Ia membagi
iklim menjadi lima zona yakni:
 Zona iklim panas: Ketinggian 0-700 meter, suhu rata-rata tahunan lebih 22 derajat
celsius. Jenis tanaman padi, jagung, tebu dan kelapa.
 Zona iklim sedang: Ketinggian 700-1.500 meter, suhu rata-rata tahunan antara 15-22
derajat celsius. Jenis tanaman kopi, teh, kina dan karet.
 Zona iklim sejuk: Ketinggian 1.500-2.500 meter, suhu rata-rata tahunan 11-15 derajat
celsius (cocok tanaman holtikultura).
 Zona iklim dingin: Ketinggian 2.500-4000 meter, suhu rata-rata tahunan 11 derajat
celsius. Tanaman yang tumbuh lumut.
 Zona iklim salju tropis: Ketinggian lebih dari 4.000 meter dari permukaan laut, di
daerah ini tidak terdapat tumbuhan

35
4. Iklim Schmidt dan Ferguson
Klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson didasarkan pada jumlah rata-rata bulan kering
dan jumlah rata-rata bulan basah. Maksud dari jumlah rata-rata bulan kering yaitu jika
pada satu bulan curah hujan kurang dari 60 mm sedangkan maksud dari jumlah rata-rata
bulan basah yaitu jika pada satu bulan curah hujan lebih dari 100 mm. Klasifikasi iklim
Schmidt-Ferguson disebut juga Q model karena didasarkan pada rasio Q dengan rumus
seperti di bawah ini:

Jumlah rata-rata bulan kering dan bulan basah dihitung dalam periode waktu tertentu,
seperti lima tahun atau delapan belas tahun. Berikut ini merupakan tabel tipe iklim
yang didasarkan dari nilai Q:

D. PENGARUH IKLIM TERHADAP KEHIDUPAN

Cuaca dan iklim adalah faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Cuaca dan iklim mempunyai peranan yang besar terhadap kehidupan, seperti dalam bidang
36
pertanian, perhubungan, telekomunikasi, pariwisata, industri, dan budaya masyarakat.
Berikut ini manfaat iklim dan cuaca dalam beberapa bidang kehidupan.
 Bidang pertanian, manfaat iklim di bidang pertanian, di antaranya adalah untuk
menentukan waktu tanam dan jenis tanaman yang sesuai.
 Bidang transportasi, manfaat iklim di bidang transportasi khususnya pada bidang
transportasi udara. Kondisi cuaca sangat memengaruhi kelancaran penerbangan
pesawat.
 Bidang telekomunikasi, arus angin dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi
antardaerah dengan menggunakan telepon angin. Pengaruh lain, yaitu kondisi cuaca
yang kurang baik dapat mengganggu jaringan telekomunikasi. Misalnya saat kondisi
hujan, sinyal jaringan internet menjadi lemah.
 Bidang pariwisata, faktor cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap bidang pariwisata.
Seperti cuaca cerah, banyak cahaya matahari, kecepatan angin, udara sejuk, kering, atau
panas memengaruhi pelaksanaan wisata, baik wisata darat maupun wisata laut.
 Bidang industri, banyak industri tradisional yang masih bergantung pada kondisi cuaca.
Khususnya, industri yang membutuhkan panas matahari, antara lain industri genteng,
batu bata, dan kerupuk. Cuaca juga memengaruhi aktivitas penduduk sehari-hari.
 Bidang sosial dan budaya, bagi petani, tidak ekonomisnya pertanian akan menyebabkan
alih fungsi lahan dan pergantian corak produksi. Bagi nelayan, tidak melaut berarti tidak
makan, seiring dengan meningkatnya intensitas badai. Budaya yang lahir akibat
interaksi manusia dengan alam akan bergeser ke arah kebudayaan yang baru. Sebagian
masyarakat berpindah ke daerah-daerah yang lebih produktif. Oleh karena itu, daerah-
daerah tertentu menjadi padat dan sesak

37
BAB 7. DINAMIKA HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

A. SIKLUS HIDROLOGI

38
Siklus hidrologi merupakan konsep penggambaran pergerakan air antara lautan,
badan air permukaan (danau, sungai, atau rawa), air tanah, atmosfer, dan biosfer yang dapat
berwujud sebagai benda cair, gas, ataupun padat. Air yang berpindah antar reservoir (tempat
penyimpanan air) memiliki massa total yang tetap sama.

Proses Siklus Hidrologi


1. Evaporasi : Evaporasi merupakan proses berubahnya air menjadi uap air yang disebabkan
oleh energi matahari.
2. Transpirasi : proses penguapan air dari tumbuhan.
3. Sublimasi :proses penguapan es tanpa mengalami pencairan terlebih dahulu. Biasanya
terjadi di puncak gunung yang tinggi dan kutub.
4. Kondensasi : proses perubahan uap air menjadi sebuah partikel kecil berisikan air.
Contohnya seperti awan dan kabut. (proses pembentukan awan)
5. Adveksi : perpindahan awan dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Perpindahan ini
dipengaruhi oleh tekanan udara dan arah angin.
6. Presipitasi : proses turunnya titik-titik air ke bumi. Biasanya berupa hujan, hujan salju,
hujan es, kabut, dan graupel.
7. Runoff : pergerakan aliran air di atas permukaan tanah akibat hujan yang datang lebih
cepat dari pada penyerapan yang dilakukan oleh tanah.
8. Infiltrasi/perkolasi : proses pemyerapan air hujan kedalam pori-pori tanah yang di
perngaruhi oleh gaya gravitasi.
9. Intersepsi : air yang tertahan di daunatau batang pohon.

Jenis-Jenis Siklus Hidrologi


1. Siklus Pendek (Kecil)
Air laut mendapat sinar matahari, kemudian mengalami penguapan yang semakin lama
semakin banyak. Setelah mencapai ketinggian tertentu, temperatur udara menurun, maka
terjadilah kondensasi (pengembunan), dan terbentuklah awan yang mengakibatkan turunnya
hujan di atas permukaan laut tersebut.

39
2. Siklus Sedang
Air laut yang mendapat sinar matahari, kemudian menguap. Uap air tersebut terbawa oleh
angin ke daratan. Akibat suhu udara di atas daratan (biasanya pegunungan) dingin, maka
terjadilah kondensasi sehingga terbentuklah awan. Jika awan tersebut telah jenuh oleh uap air,
terjadilah hujan. Air hujan tersebut ada yang mengalir di permukaan bumi, meresap ke dalam
tanah, ada yang masuk danau, sungai, dan akhirnya kembali ke laut.

3. Siklus Panjang (Besar)


Siklus ini terjadi karena pengaruh panas sinar matahari yang mengakibatkan air laut menguap.
Uap air tersebut terbawa oleh angin jauh ke wilayah daratan. Setelah mengalami pendinginan,
uap air tersebut berubah menjadi kristal es sehingga terjadilah hujan salju. Salju yang
berkumpul membentuk padang salju yang kemudian mencair dan mengalir pada sungai es
(gletser). Setelah mencair akhirnya kembali ke laut.

40
Kesimpulan :
Perbedaan ketiga jenis siklus hirdrologi adalah terletak pada jatuhnya air hujan.
Siklus pendek, air hujan jatuh di lautan.
Siklus sedang, air hujan jatuh di dataran rendah dekat pantai.
Siklus panjang, air hujan jatuh di pegunungan tinggi berupa kristal es/salju.

B. PERAIRAN DARAT

Tahu nggak sih kalau sebenarnya permukaan bumi kita ini 70% bagiannya tertutup oleh air,
dan sisanya sebesar 30% adalah daratan? Itulah faktanya, bahwa permukaan bumi kita ini
lebih didominasi oleh air. Terdapat banyak jenis perairan pada permukaan bumi kita. Ada
sungai, rawa, danau, dan juga air tanah. Nah, perairan darat sendiri dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu air permukaan dan air tanah.
Kita akan melihat berbagai macam potensi dari air permukaan dan juga air sungai. Kita juga
akan lihat apakah potensi air permukaan dan air tanah ini sudah dipergunakan dengan baik,
atau justru sebaliknya. Pada kenyataannya masih banyak daerah yang mengalami kesulitan air
bersih, padahal wilayahnya berada di dekat sungai dan aliran air lainnya.
Kamu tahu nggak ke mana perginya air hujan yang turun ke bumi? Ya, jawabannya adalah ke
permukaan bumi. Ada yang meresap ke dalam tanah, namun ada juga yang mengalir di
permukaan tanah. Jika hujan tidak kunjung turun atau dengan kata lain sedang dalam masa
kemarau, maka intensitas air yang masuk ke tanah dan mengaliri permukaan bumi menjadi
berkurang.

41
Sebenarnya, air permukaan itu memiliki banyak potensi dan antara wilayah yang satu dengan
wilayah lainnya, potensinya sangat bervariasi. Ada wilayah dengan potensi air permukaan
yang besar, namun ada juga wilayah yang potensi air permukaannya sedang, bahkan terbatas.
Kenapa kok bisa beda-beda gitu sih setiap wilayah? Ya jelas bisa banget, kita bisa melihatnya
dari faktor-faktor berikut.
1. Faktor Iklim : Perbedaan presipitasi (hujan, salu, atau butir-butir es) antara negara beriklim
tropis dengan negara beriklim arid (gurun) cukup signifikan. Negara beriklim tropis memiliki
presipitasi yang cukup tinggi, sedangkan yang beriklim arid (gurun) sebaliknya.
2. Faktor Topografi :Ketinggian dan kemiringan lereng suatu tempat juga sangat berpengaruh,
karena curah hujan akan lebih tinggi di wilayah dataran tinggi, sedangkan untuk dataran
rendah sebaliknya.
3. Faktor Jenis Tanah :Air hujan sulit meresap pada tanah yang padat seperti lempung dan
tanah liat, sedangkan air hujan mudah meresap pada tanah yang berongga atau berpasir.
4. Faktor Karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS) : DAS yang panjang dan luas akan
menangkap hujan yang cukup besar dan berpotensi untuk menerima, menyimpan, dan
mengalirkan air. Sedangkan untuk DAS dengan ukuran sempit dan pendek, potensi
tangkapannya hujannya kecil.
5. Faktor Vegetasi :Vegetasi berfungsi sebagai reservoir (tempat menyimpan cadangan-
cadangan) air di permukaan bumi. Air hujan yang jatuh di wilayah hutan, akan tertahan dulu
oleh daun dan akar, sehingga tidak langsung mengalir ke permukaan tanah. Artinya, banyak
vegetasi maka banyak pula air tanahnya.

Faktor-faktor tersebut sangat menentukan kualitas serta kuantitas dari air permukaan.
Seberapa besar sih manfaat dari air permukaan? Oh sangat besar. Air permukaan bisa
dimanfaatkan sebagai sumber air irigasi untuk mengairi tanaman-tanaman pertanian. Pernah
lihat? Banyak kok di desa-desa, contohnya itu irigasi Jatiluhur.
Kemudian dapat juga dimanfaatkan sebagai air minum dan keperluan rumah tangga lainnya,
bisa dijadikan sumber tenaga listrik juga, kalo nggak percaya coba aja main ke waduk
Jatiluhur atau Asahan. Terus juga bisa buat peternakan dan perikanan. Selain itu, bisa juga
untuk kebutuhan industri. Paling terpenting, limbah industrinya itu tidak dibuang
sembarangan, soalnya bisa mencemari air dan juga lingkungan.
Selain air permukaan, ada juga air tanah yang termasuk ke dalam jenis perairan permukaan
bumi. Nah, air tanah juga memiliki fungsinya tersendiri begitu juga dengan manfaatnya. Air
tanah itu air yang meresap ke dalam tanah kemudian mengendap atau tinggal di lapisan batu
pasir (arkifer), bisa juga di celah-celah batuan.
Terdapat 2 lapisan pada air tanah yaitu:
1. Lapisan Akifer Bebas
42
Lapisan ini dapat menampung dan meloloskan air. Untuk letaknya sendiri berada dekat
dengan permukaan tanah. Nah sumur-sumur yang dibuat di rumah-rumah itu mengambil
air dari lapisan akifer bebas, yaa kira-kira antara 5-25 meter di bawah permukaan tanah
laah letaknya.
2. Lapisan Akifer Terikat
Lapisan ini terkurung oleh lapisan yang kedap air. Nah lapisan itu punya daerah imbuhan
yang lebih kecil dibandingkan lapisan akifer bebas. Kamu tahu mata air kan? Mata air itu
munculnya dari lapisan akifer tertekan yang disebabkan oleh tekanan statis dari muka air
tertinggi.
Lalu apa manfaat dari air tanah? Banyak, banyak banget, apalagi untuk kehidupan sehari-hari,
baik untuk manusia, tumbuhan, juga hewan. Biasanya penduduk menggunakan air tanah
untuk keperluan rumah tangga, misalnya mencuci, memasak, mandi, dan lainnya. Kemudian
air tanah juga berfungsi sebagai irigasi pertanian, dan juga sebagai keseimbangan ekosistem
dalam tanah. Selain sungai, ada juga danau dan rawa sebagai jenis air permukaan.
Wah banyak ya manfaat dan potensi dari air permukaan dan air tanah. Tapi kenapa masih
banyak daerah yang kekurang air bersih? Ternyata penyebabnya itu ada 2, yaitu faktor alami
dan faktor perbuatan manusia. Kalau faktor alami, kesulitan air bersih itu bisa terjadi karena
intensitas hujan yang terlalu kecil, juga letak geografis suatu daerah.
Jika manusia membangun pemukiman di atas lahan kering yang jarang vegetasi, kemudian
jauh dari aliran air, maka sudah dipastikan akan kesulitan mendapat air dengan kualitas bagus.
Nah yang sering terjadi itu justru karena faktor manusia.
Mulai dari penebangan liar, membuang limbah ke sungai, membangun hotel di dekat
pemukiman, buang sampah sembarangan, sampai penggunaan air yang tidak teratur. Hal-hal
itu membuat daerah aliran air menjadi kotor, berbau, dan tidak layak.
Mengenai jenis persebaran perairan di darat meliputi danau, rawa, air, tanah, sungai, dan
Daerah Aliran Sungai (DAS). Selanjutnya kita akan membahas perairan darat satu persatu.

a. Air Tanah yaitu air yang berada didalam tanah

43
1) Macam-macam jenis air tanah.
a) Menurut letaknya, air tanah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu air tanah permukaan
(Freatik) dan air tanah dalam.
b) Air tanah permukaan (Freatik) adalah air tanah yang terdapat di atas lapisan
tanah/batuan yang tidak tembus air (impermeable). Air yang ada di sumursumur,
sungai, danau dan rawa termasuk jenis ini.
c) Air tanah dalam, adalah air tanah yang terdapat di bawah lapisan tanah/ batuan yang
tidak tembus air (impermeable). Untuk memperoleh air tanah jenis ini harus
dilakukan pengeboran. Sumur bor atau artesis merupakan salah satu contoh sumur
yang airnya berasal dari air tanah dalam.
d) Menurut asalnya air tanah dapat dibedakan menjadi air tanah yang berasal dari
atmosfer (angkasa) dan air tanah yang berasal dari dalam perut bumi.
1) Air tanah yang berasal dari atmosfer disebut meteoric water, yaitu air tanah
berasal dari hujan dan pencairan salju.
2) Air tanah yang berasal dari dalam bumi misalnya air tanah turbir (Connate water)
yaitu air tanah yang tersimpan di dalam batuan sedimen)
3) air tanah juvenil yaitu air tanah yang naik dari magma bila gas-gasnya dibebaskan
melalui mata air panas.
2) Lapisan tanah kaitannya dengan kemampuan menyimpan dan meloloskan air
Dibedakan atas empat lapisan yaitu:

44
1) Aquifer, yaitu lapisan yang dapat menyimpan dan mengalirkan air dalam jumlah
besar. Lapisan batuan bersifat permeabel, seperti pasir, kerikil, dan batupasir yang
retak-retak;
2) Aquiclude, yaitu lapisan yang dapat menyimpan tetapi tidak dapat mengalirkan air
dalam jumlah yang berarti, seperti lempung, tuf halus, dan silt;
3) Aquifuge, yaitu lapisan yang tidak menyimpan dan mengalirkan air, contohnya
batuan granit dan batuan yang kompak;
4) Aquitard, yaitu lapisan atau formasi batuan yang dapat menyimpan air, tetapi hanya
dapat meloloskan air dalam jumlah yang terbatas.
b. Sungai
1) Jenis-jenis sungai
Berdasarkan pola alirannya sungai dibedakan menjadi 6 macam yaitu radial, dendritik, trellis,
rektanguler dan pinate dan Radial atau menjari.

gambar pola aliran air


1) Radial sentrifugal, adalah pola aliran yang menyebar meninggalkan pusatnya. Pola aliran
ini terdapat di daerah gunung yang berbentuk kerucut.
2) Radial sentripetal, adalah pola aliran yang mengumpul menuju ke pusat. Pola ini terdapat
di daerah basin (cekungan).
3) Dendritik, adalah pola aliran yang tidak teratur. Pola alirannya seperti pohon, di mana
sungai induk memperoleh aliran dari anak sungainya. Jenis ini biasanya terdapat di daerah
datar atau daerah dataran pantai.
4) Trellis, adalah pola aliran yang menyirip seperti daun.

45
5) Rektangular, adalah pola aliran yang membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku
90°.
6) Pinate, adalah pola aliran di mana muara-muara anak sungainya membentuk sudut lancip
Berdasarkan asal kejadiannya (genetikanya) sungai dibedakan menjadi 5 jenis yaitu sungai
konsekuen, sungai subsekuen, sungai obsekuen, sungai resekuen dan sungai insekuen

a. Sungai Konsekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah lereng awal.
b. Sungai Subsekuen atau strike valley adalah sungai yang aliran airnya mengikuti strike
batuan.
c. Sungai Obsekuen, adalah sungai yang aliran airnya berlawanan arah dengan sungai
konsekuen atau berlawanan arah dengan kemiringan lapisan batuan serta bermuara di
sungai subsekuen.
d. Sungai Resekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah kemiringan lapisan
batuan dan bermuara di sungai subsekuen.
e. Sungai Insekuen, adalah sungai yang mengalir tanpa dikontrol oleh litologi maupun
struktur geologi.
Berdasarkan debit airnya (volume airnya), sungai dibedakan menjadi 4 macam yaitu sungai
permanen, sungai periodik, sungai episodik, dan sungai ephemeral.
a. Sungai Permanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh
sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di Kalimantan.
Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.
b. Sungai Periodik, adalah sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan
pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak terdapatuu di pulau Jawa
misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa Tengah. Sungai Progo dan
sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta sungai Brantas di Jawa Timur.
46
c. Sungai Episodik, adalah sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim
hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada di pulau Sumba.
d. Sungai Ephemeral, adalah sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada
hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim
hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.
Berdasarkan struktur geologinya sungai dibedakan menjadi dua yaitu sungai anteseden dan
sungai sungai superposed.
a. Sungai Anteseden adalah sungai yang tetap mempertahankan arah aliran airnya walaupun
ada struktur geologi (batuan) yang melintang. Hal ini terjadi karena kekuatan arusnya,
sehingga mampu menembus batuan yang merintanginya.
b. Sungai Superposed, adalah sungai yang melintang, struktur dan prosesnya dibimbing oleh
lapisan batuan yang menutupinya

2) Bagian-bagian Sungai dan Ciri-cirinya


a) Bagian hulu memiliki ciri-ciri: arusnya deras, daya erosinya besar, arah erosinya (terutama
bagian dasar sungai) vertikal. Palung sungai berbentuk V dan lerengnya cembung
(convecs), kadang-kadang terdapat air terjun atau jeram dan tidak terjadi pengendapan.
b) Bagian tengah mempunyai ciri-ciri: arusnya tidak begitu deras, daya erosinya mulai
berkurang, arah erosi ke bagian dasar dan samping (vertikal dan horizontal), palung sungai
berbentuk U (konkaf), mulai terjadi pengendapan (sedimentasi) dan sering terjadi meander
yaitu kelokan sungai yang mencapai 180oatau lebih.
c) Bagian hilir memiliki ciri-ciri: arusnya tenang, daya erosi kecil dengan arah ke samping
(horizontal), banyak terjadi pengendapan, di bagian muara kadang-kadang terjadi delta
serta palungnya lebar.

3) Daerah Aliran Sungai (DAS)


DAS adalah bagian dari muka bumi yang airnya mengalir ke dalam sungai tertentu. Dengan
perkataan lain, daerah aliran sungai yaitu wilayah tampungan air hujan yang masuk ke dalam
wilayah air sungai. Jadi, sebuah sungai beserta anak-anak sungainya membentuk satu daerah
aliran. Misalnya sungai Cimanuk dengan anak-anak sungainya disebut daerah aliran sungai
Cimanuk. DAS, Citarum, DAS Bengawan Solo dan sebagainya.
Daerah yang memisahkan antara daerah aliran sungai yang satu dengan daerah aliran sungai
yang lainnya merupakan daerah punggungan, dinamakan watershed atau stream devide.
Dalam satu DAS hanya ada satu induk sunga dan memiliki percabangan anak-anak sungai.

47
c. Danau

gambar danau

Berdasarkan proses kejadiannya danau dibedakan menjadi 6 macam yaitu danau: Tektonik,
Vulkanik, Tektono-Vulkanik, Karst, Glasial dan Waduk atau Bendungan.
1) Danau Tektonik, yaitu danau yang terjadi akibat adanya peristiwa tektonik seperti gempa.
Akibat gempa terjadi proses patahan (fault) pada permukaan tanah. Permukaan tanah yang
patah mengalami pemerosotan atau ambles (subsidence)dan menjadi cekung. Selanjutnya
bagian yang cekung karena ambles tersebut terisi air dan terbentuklah danau. Danau jenis
ini contohnya danau Poso, danau Tempe, danau Tondano, dan danau Towuti di Sulawesi.
Danau Singkarak, danau Maninjau, dan danau Takengon di Sumatera.
2) Danau Vulkanik atau danau Kawah, yaitu danau yang terdapat pada kawah lubang
kepunden bekas letusan gunung berapi. Ketika terjadi hujan lubang tersebut terisi air dan
membentuk sebuah danau. Contoh danau jenis ini ialah danau Kelimutu di Flores, Kawah
Bromo, danau gunung Lamongan di Jawa Timur, danau Batur di Bali danau Kerinci di
Sumatera Barat serta Kawah gunung Kelud.
3) Danau Tektono-Vulkanik, yaitu danau yang terjadi akibat proses gabungan antara proses
vulkanik dengan proses tektonik. Ketika gunung berapi meletus, sebagian tanah/batuan
yang menutupi gunung patah dan merosot membentuk cekungan. Selanjutnya cekungan
tersebut terisi air dan terbentuklah danau. Contoh danau jenis ini adalah danau Toba di
Sumatera Utara.
4) Danau Karst. Danau jenis ini disebut juga Doline, yaitu danau yang terdapat di daerah
berbatu kapur. Danau jenis ini terjadi akibat adanya erosi atau pelarutan batu kapur. Bekas
erosi membentuk cekungan dan cekungan terisi air sehingga terbentuklah danau.
5) Danau Glasial, danau yang terjadi karena adanya erosi gletser. Pencairan es akibat erosi
mengisi cekungan-cekungan yang dilewati sehingga terbentuk danau. Contoh danau jenis
ini terdapat di perbatasan antara Amerika dengan Kanada yaitu danau Superior, danau
Michigan dan danau Ontario.
48
6) Waduk atau Bendungan, adalah danau yang sengaja dibuat oleh manusia. Pembuatan
waduk biasanya berkaitan dengan kepentingan pengadaan listrik tenaga air, perikanan,
pertanian dan rekreasi. Contoh danau jenis ini misalnya Saguling, Citarum dan Jatiluhur di
Jawa Barat, Riam Kanan dan Riam Kiri di Kalimantan Selatan, Rawa Pening, Kedung
Ombo dan Gajah Mungkur di Jawa Tengah.

C. PERAIRAN LAUT
Sebutan planet Bumi sebagai suatu wilayah daratan yang kita diami selama ini
sebenarnya kurang tepat, karena kenyataannya luas daratan hanya sekitar 30% dan sisanya
70% berupa lautan dan perairan. Perbandingan laut dan daratan di Indonesia diperkirakan juga
70% : 30%. Perairan di Bumi seolah tampak menyatu. Meskipun demikian, bukan berarti
memiliki sifat yang sama antara bagian satu dengan bagian lain. Dasar perairan maupun
tempat bertemunya dengan permukaan daratan penuh dengan lekukan, tonjolan, dan
cekungan. Akibatnya sifat-sifat yang dimilikinya berbeda. Oleh karena itu pula ada
pembagian samudra dan laut. Berikut ini adalah klasifikasi laut menurut proses terjadi dan
letaknya.
a. Klasifikasi Laut Berdasarkan Proses Terjadinya
1) Laut Ingresi
Laut ingresi merupakan laut yang disebabkan terjadinya penurunan dasar laut. Hal ini
menyebabkan laut semakin dalam. Contoh: Laut Banda (7.400 m), Laut Flores (5.590 m),
Laut Sulawesi (5.590 m), Laut Tengah (4.400 m), dan Laut Jepang (4.000 m).
2) Laut Regresi
Laut regresi merupakan laut yang terbentuk karena penyempitan laut atau pengangkatan
daratan pada daerah yang luas. Proses tersebut terjadi pada zaman Dilluvium. Akibat suhu
Bumi yang dingin, menyebabkan air membeku dan permukaan air laut turun sampai 60 m.
Hal ini menyebabkan Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul berubah menjadi daratan. Pulau
Sumatra, Jawa, dan Kalimantan bersatu dengan Asia, sedangkan Dangkalan Sahul dan pulau-
pulau kecil di bagian timur Indonesia bersatu dengan Australia.
3) Laut Transgresi
Laut transgresi merupakan laut yang terbentuk karena kenaikan permukaan air laut atau
penurunan daratan secara perlahan sehingga luas laut bertambah. Proses ini terjadi pada masa
glasial. Pencairan es di kutub menyebabkan air laut naik dan menggenangi daratan. Laut
transgresi bersifat dangkal karena mempunyai kedalaman sekitar 70 m. Contoh: Dangkalan
Sunda dan Dangkalan Sahul.

49
b. Klasifikasi Laut Berdasarkan Letaknya
Berdasarkan letaknya, laut dibedakan sebagai berikut.
1) Laut Tepi
Laut tepi adalah laut yang terletak di pinggir benua. Contoh: Laut Bering yang dipisahkan
oleh kepulauan Aleut, Laut Jepang yang dipisahkan Kepulauan Jepang, Laut Koral di sebelah
timur Australia, dan Laut Cina Selatan yang dipisahkan oleh Kepulauan Indonesia dan
Filipina.
2) Laut Pertengahan
Laut pertengahan merupakan laut yang terletak di antara dua benua atau lebih. Contoh: Laut
Tengah, Laut Merah, dan lautlaut di Indonesia yang terletak di antara Benua Asia dan
Australia.
3) Laut Pedalaman
Laut pedalaman merupakan laut yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan. Contoh:
Laut Hitam, Laut Kaspia, dan Laut Mati.

Morfologi atau Relief dasar laut

Dasar laut memiliki relief yang hampir sama dengan relief yang ada di permukaan Bumi.
Seperti halnya relief di daratan yang mempunyai nama-nama seperti gunung, bukit, lembah,
jurang, dan sebagainya. Hal itu juga berlaku bagi relief di dasar laut dengan penamaan
tersendiri. Relief dasar laut antara lain sebagai berikut:
Landasan benua (continental shelf), adalah dataran luas di dasar laut dangkal yang
melandai dengan kedalaman rata-rata 200 myang terletak di sepanjang pantai atau di tepi
benua. Contoh: Dangkalan Sahul yang terletak di antara Benua Australia dan Pulau Papua,
Dangkalan Sunda yang terletak di antara Pulau Sumatra, Jawa, dan Kalimantan.

50
Gunung Laut, adalah gunung yang dasarnya di dasar laut, baik yang puncaknya menjulang di
atas permukaan laut atau tidak. Contoh: Gunung Krakatau.
Palung laut atau trench, adalah dasar laut yang sangat dalam, sempit, mempunyai dinding
yang terjal dan curam dengan kedalaman lebih dari 5.000 m.Contoh: Palung laut Mindanau.
Guyot merupakan bekas gunung api yang puncaknya datar dan tenggelam karena tererosi.
Lubuk laut atau bekken adalah dasar laut yang bentuknya cekung seperti lembah di dasar
laut.
Atol adalah pulau karang di laut yang bentuknya menyerupai cincin yang besar.
Pematang samudra (Ridge) adalah dasar laut yang dangkal, memanjang, dan sempit serta di
kanan kirinya terdapat laut dalam. Contoh: Pematang samudra di Samudra Pasifik dan
Samudra Atlantik.
Lereng benua, merupakan penurunan dasar laut yang terjadi secara mendadak di perbatasan
landas benua dan laut dalam.

Zona Laut Berdasarkan Wilayah Kekuasaan Suatu Negara


Selanjutnya, berikut ini pembagian zona laut yang dibedakan berdasarkan kedalaman dan
wilayah kekuasaan suatu negara.

a. Zona Laut Berdasarkan Kedalamannya


Berdasarkan kedalamannya, laut dibedakan menjadi beberapa zona, yaitu:
Zona litoral atau zona pesisir adalah daerah di antara garis air surut dan garis air pasang.
Pada saat air pasang akan tergenang air dan pada saat surut akan kering.
Zona neritis adalah zona laut dengan tingkat kedalaman sampai 200 m. Pada areal ini sinar
matahari masih dimungkinkan tembus sampai dasar laut.

51
Zona bathyal, adalah zona laut dengan kedalaman 200 – 1.500 m dan memiliki lereng yang
curam.
Zona abysal adalah zona laut yang sangat dalam dengan tingkat kedalaman lebih dari 1.500
m. Biasanya dijumpai dalam bentuk palung laut atau lubuk laut.
b. Zona Laut Berdasarkan Wilayah Kekuasaan Suatu Negara Indonesia merupakan
negara kepulauan dengan wilayah perairan laut yang sangat luas. Hal ini menyebabkan
wilayah laut memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan bangsa dan negara.
Berdasarkan hukum laut internasional yang disepakati PBB tahun 1982 di Montego, Caracas,
berikut ini adalah gambar pembagian wilayah laut menurut konvensi hukum laut PBB.
Batas luar wilayah lautan Indonesia dibedakan menjadi tiga macam, yaitu zona laut teritorial,
zona landas kontinen, dan Zona Ekonomi Ekslusif.

a. Zona Laut Teritorial


Zona laut teritorial adalah zona yang dibatasi oleh garis khayal yang berjarak 12 mil dari garis
dasar ke arah laut lepas. Jika lebar lautan yang membatasi dua negara kurang dari 24 mil,
maka garis teritorial ditarik sama jauh dari masing-masing negara. Pada zona ini negara
mempunyai hak kedaulatan sepenuhnya, tetapi menyediakan alur pelayaran lintas damai baik
di atas maupun di bawah laut. Wilayah laut teritorial Indonesia diumumkan pemerintah pada
tanggal 13 Desember 1957 yang dikenal dengan Deklarasi Djuanda dan diperkuat dengan
UndangUndang Nomor 4 Tahun 1960.
b. Zona Landas Kontinen
Zona landas kontinen merupakan dasar laut yang secara geologis maupun morfologi
merupakan lanjutan dari sebuah kontinen (benua) dengan kedalaman laut kurang dari 150 m.
52
Indonesia terletak di antara landas kontinen Asia dan Australia. Pada zona ini, pemerintah
memiliki kewenangan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada dan berkewajiban
menyediakan alur pelayaran lintas damai. Batas landas kontinen diumumkan oleh pemerintah
Indonesia pada tanggal 17 Februari 1969.
c. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dihitung dari garis dasar laut lurus ke arah laut bebas
sejauh 200 mil laut. Dalam zona ini, negara dapat memanfaatkan sumber daya laut untuk
kesejahteraan bangsa. Negara lain memiliki kebebasan untuk pelayaran, dan pemasangan
kabel serta pipa di bawah permukaan laut.
Faktor penyebab terjadinya arus laut di permukaan samudra.
Air di lautan tidak pernah berhenti bergerak, karena lautan memiliki suatu sistem peredaran
yang kompleks yang terdiri atas bermacam-macam arus. Angin merupakan faktor penting
penyebab terjadinya arus-arus di permukaan samudra. Apa sajakah arus yang terjadi di laut
dan bagaimana terjadinya?
1) Berdasarkan Letaknya
Angin yang bergerak di atas permukaan menyebabkan terjadinya arus permukaan. Hal ini
terlihat pada percobaan kita sebelumnya yang menggunakan seember air dan kipas angin.
Lalu, bagaimana arus dasar dan arus tengah terjadi? Arus bawah dan arus tengah terjadi di
bawah permukaan air laut. Radiasi dari matahari menggerakkan sel-sel konveksi, yang
terutama menghasilkan angin dan arus samudra. Radiasi tersebut menghangatkan Bumi secara
tidak merata. Suhu permukaan di khatulistiwa melampaui suhu di kutub dengan perbedaan
24° C. Karena perbedaan suhu inilah terjadi arus
tengah dan arus dasar.
2) Berdasarkan Suhu
Suhu di permukaan Bumi dipengaruhi oleh intensitas penyinaran matahari. Pemanasan yang
tidak merata menyebabkan perbedaan suhu. Demikian halnya di permukaan laut. Lalu apa
dampaknya? Dapat kamu lihat saat air mulai mendidih. Apa yang terjadi? Apakah karena
adanya pemanasan akan menimbulkan arus. Berdasarkan suhu, arus laut dibedakan menjadi
arus panas dan arus dingin. Bagaimanakah terjadinya kedua arus tersebut?
3) Berdasarkan Sebab Terjadinya Selain berdasarkan suhu dan letaknya, masih adakah arus
yang lain? Berdasarkan sebab terjadinya ada beberapa jenis arus, antara lain sebagai berikut.
Arus laut terjadi karena tiupan angin secara teratur dan terus-menerus di permukaan Bumi.
Kamu sudah memahami berbagai jenis angin, seperti angin pasat, angin muson, dan angin
barat. Jenis angin tertentu akan menimbulkan karakteristik arus yang berbeda.
Perbedaan kadar garam dapat menimbulkan arus yang bersifat lokal.
Pasang purnama dan pasang perbani juga menyebabkan terjadinya arus laut.
53
LATIHAN SOAL

Pilihlah jawaban dari soal berikut ini dengan tepat dan teliti !!
1. Lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan aluminium disebut lapisan....
a. sima
b. sial
c. beku
d. karst
e. kerak bumi
Jawaban: b
2. Batuan yang menglami perubahan yang dahsyat dinamakan....
a. metamorf
b. moraine
c. andesit
d. sedimen
e. beku
Jawaban: a
3. Tenaga yang banyak merusak bentuk-bentuk permukaan bumi adalah tenaga....
a. alam
b. bumi
c. matahari
d. eksogen
e. endogen
Jawaban: d
4. Peristiwa yang berhubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi disebut....
a. antikinal
b. tektogenesa
c. vulkanisme

54
d. diatropisme
e. tektonisme
Jawaban: c
5. Memiliki kemiringan 3%-15% merupakan lahan potensial di daerah....
a. pantai
b. gunung
c. dataran rendah
d. dataran tinggi
e. dataran sedang
Jawaban: c
6. Suatu tempat yang dapat mengeluarkan CO2 pada gunung api disebut...
a. solfatar
b. mofet
c. fumarol
d. uap air
e. makdani
Jawaban: b
7. Tipe erupsi yang bekerja dengan irama tiap lima menit mengeluarkan lava dan bom
adalah...
a. st. Vincent
b. hawaii
c. pelee
d. perret
e. stromboli
Jawaban: e
8. Mata air mineral yang biasanya panas adalah..
a. solfatar
b. mofet

55
c. fumarol
d. uap air
e. makdani
Jawaban: e
9. Gerakan tekanan horizontal yang menyebabkan lapisan kulit bumi berkerut disebut....
a. lipatan
b patahan
c. gulungan
d. retakan
e. sesaran
Jawaban: a
10. Pelapukan adalah perusakan karena terpengaruh oleh...
a. air, limbah, dan udara
b. batuan, organisme, dan bakteri
c. tumbuhan, hewan, dan manusia
d. organisme, unsur hara, dan bakteri
e. temperatur, air, dan organisme
Jawaban: e
11. Dolina merupakan gejala karst yang terjadi akibat pelapukan secara....
a. mekanis
b. organis
c. kimiawi
d. fisis
e. alami
Jawaban: c
12. Stalagmit adalah kerucut-kerucut kapur yang ....
a. berderet pada dinding gua
b. bergantungan pada atap gua

56
c. berdiri pada dasar gua
d. berdampingan pada gua
e. bersinggungan pada gua
Jawaban: c
13. Pengikisan permukaan kulit bumi karena aliran air, angin, dan es disebut...
a. pelapukan
b. erosi
c. pengangkatan
d. pengendapan
e. denudasi
Jawaban: b
14. Pengikisan yang menyangkut benda-benda padat menimbulkan gesekan air termasuk
erosi....
a. gelombang air
b. angin
c. air es
d. air laut
e. air sungai
Jawaban: e
15. Air sungai yang jalannya cepat karena gradien dasarnya miring terjadi di....
a. tengah sungai
b. pinggir sungai
c. depan sungai
d. hulu sungai
e. hilir sungai
Jawaban: d
16. Pengikisan pantai oleh gelombang laut yang terus-menerus terhadap dinding pantai
dinamakan....
a. erosi
57
b. abrasi
c. korosi
d. gletser
e. delta
Jawaban: b
17. Membuat tanah pertanian di lereng gunung yang bertingkat-tingkat disebut...
a. strip cropping
b. countur plowing
c. terasering
d. peneplain
e. plato
Jawaban: c
18. Terjadinya sedimen aeolis disebabkan karena ada tenaga yang mengangkutnya, yaitu...
a. air
b. angin
c. air laut
d. es
e. batuan
Jawaban: b
19. Batuan sedimen yang diendapkan di laut antara lain endpaan radiolaria, disebut batuan
sedimen...
a. marine
b. kontinental
c. lakustre
d. organik
e. akuatik
Jawaban: b

58
20. Batuan sedimen yang terdiri atas batu-batu yang bulat yang sudah direkat satu sama lain
disebut...
a. breksi
b. konglomerat
c. tuff
d. granit
e. marmer
Jawaban: b
21. Penampang vertikal tubuh tanah disebut....
a. ciri tanah
b. butir tanah
c. kedalaman tanah
d. agregat tanah
e. profil tanah
Jawaban: e
22. Lapisan tanah yang mengandung bahan organik yang kurang, rongga-rongga tanah lebih
mampat, merupakan zona pengendapan kolodi-koloid tanah disebut lapisan...
a. bed rock
b. regolith
c. top soil
d. rumput
e. subsoil
Jawaban: e
23. Lapisan batuan induk terlapuk (regolith) termasuk ke dalam horizon...
a. A
b. B
c. C
d. D
e. E
59
Jawaban: c
24. Di wilayah Lombok, Sumbawa, dan Flores banyak mengalami erosi yang disebabkan
oleh....
a. gelombang
b. air
c. angin
d. batuan
e. aktivitas manusia
Jawaban: c
25. Daerah pegunungan Sewu, Gunung Kidul Yogyakarta mempunyai jenis tanah...
a. pasir
b. organosol
c. podzolit
d. aluvial
e. kapur
Jawaban: e
26. Unsur hara atau zat makanan yang terkandung di dalam tanah sudah berkurang,
merupakan ciri tanah....
a. muda
b. tua
c. remaja
d. dewasa
e. sangat tua
Jawaban: b
27. Peristiwa pindahnya atau tersangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat
ke tempat lain oleh media alami dinamakan....
a. struktur tanah
b. erosi tanah
b. permeabilitas tanah

60
d. tekstur tanah
e. daya dukung tanah
Jawaban: b

28. Cepat atau lambatnya air meresap ke dalam tanah melalui pori-pori tanah baik ke arah
horizontal maupun ke arah vertikal dinamakan....
a. permeabilitas tanah
b. tekstur tanah
c. struktur tanah
d. daya dukung tanah
e. erosi tanah
Jawaban: a
29. Bercocok tanam dengan membagi bidang-bidang tanah dalam bentuk sempit dan
memanjang mengikuti garis kontur dinamakan...
a. crop rotation
b. terasering
c. contour farming
d. contour plowing
e. contour strip cropping
Jawaban: e
30. Pada umumnya, struktur tanah yagn dikehendaki pertanian adalah tanah dengan struktur...
a. prismatik
b. columnar
c. platelike
d. crumb
e. granuler
Jawaban: d
31. Butir tanah atau batuan yang berdiameter di atas 2 mm disebut...
a. sand
61
b. slit
c. loam
d. gravel
e. clay
Jawaban: d
32. Di bawah ini merupakan dampak dari kerusakan tanah terhadap kehidupan, kecuali...
a. tanah menjadi tidak subur
b. tanah menjadi kritis
c. dapat menimbulkan banjir
d. tumbuhan akan banyak yang mati karena rusak
e. angin yang kuat
Jawaban: e
33. Lahan yang belum dimanfaatkan atau belum diolah dan jika diolah akan mempunyai nilai
ekonomi yang besar dinamakan....
a. ekonomis
b. utama
c. kritis
d. potensial
e. terbengkalai
Jawaban: d
34. Usaha pergantian jenis tanaman supaya tanah tidak kehabisan unsur hara dinamakan...
a. contour plowing
b. countour strip cropping
c. crop rotation
d. crop farming
e. terasering
Jawaban: c
35. Erosi oleh angin terutama terjadi di daerah...

62
a. hutan
b. pantai
c. arid
d. humid
e. tropis
Jawaban: c
36. Usaha mengurangi tingkat erosi tanah dengan cara contour farming adalah...
a. menanami lahan menurut kontur
b. menanam tanaman dengan berteras
c. membuat guludan
d. membagi bidang tanah mengikuti kontur
e. membajak searah kontur
Jawaban: a
37. Kemampuan lahan dapat dikelompokkan menjadi...
a. 5 kelas
b. 6 kelas
c. 7 kelas
d. 8 kelas
e. 9 kelas
Jawaban: c
38. Lahan kelas VII yang mempunyai kemiringan lebih dari 65% sangat rawan terhadap
kerusakan dan harus dibiarkan secara alamiah paling cocok digunakan untuk...
a. tempat berburu
b. penggembalaan
c. cagar alam
d. perkebunan
e. hutan
Jawaban: e

63
39. Pola tanam tumpang sari sangat tepat untuk mempertahankan kesuburan tanah terutama di
daerah miring, termasuk pola tanam dengan sistem...
a. crop rotation
b. contour farming
c. contour plowing
d. contour strip cropping
e. terasering
Jawaban: e
40. Tanah tuff yang terdapat di daerah Lampung, Palembang, dan Sumatra Barat mempunyai
sifat sangat subur karena tanah tuff terbentuk dari...
a. batuan kapur
b. pelapukan batuan
c. bahan gambut
d. endapan lumpur
e. abu gunung api
Jawaban: e
41. Lapisan pelindung troposfer dan permukaan bumi dari pancaran sinar ultraviolet yang
berlebihan disebut...
a. isoterm
b. stratopause
c. ozon
d. termosfer
e. tropopause
Jawaban: c
42. Udara kering pada atmosfer mengandung gas nitrogen sebesar
a. 76%
b. 77%
c. 78%
d. 79%

64
e. 80%
Jawaban: c
43. Lapisan atmosfer yang mempunyai temperatur -40oC s/d -5oC adalah...
a. mesosfer
b. ionsfer
c. eksosfer
d. termosfer
e. stratosfer
Jawaban: d
44. Kertas yang berisikan catatan suhu udara dinamakan...
a. termologi
b. termosfer
c. termometer
d. termograf
e. termogram
Jawaban: e
45. Besarnya kecepatan angin dapat ditentukan dengan menggunakan alat...
a. barometer
b. termogram
c. termometer
d. anemogram
e. anemometer
Jawaban: e
46. Teodolit adalah teropong yang dapat mengukur sudut...
a. tertentu
b. siku-siku
c. horizontal dan vertikal
d. lebar dan luas

65
e. suatu ruangan
Jawaban: c
47. Angka yang menunjukkan perbedaan tekanan udara disebut gradien....
a. barometrik
b. suhu udara
c. garis
d. bumi
e. cuaca
Jawaban: a
48. Angin bertiup dari daerah bertekanan tinggi menuju daerah bertekanan rendah. Pendapat
ini berasal dari ahli meterologi Belanda, yaitu...
a. Isaac Newton
b. A.L. Wegener
c. Buys Ballot
d. Anaximander
e. Galileo
Jawaban: c
49. Kumpulan tetesan air (krital-kristal es) di dalam udara di atmosfer disebut...
a. hujan
b. awan
c. angin
d. udara
e. temperatur
Jawaban: b
50. Awan yang berbentuk seperti kelambu putih yang halus dan rata menutup langit adalah...
a. cirrus
b. cirro cumulus
c. cirro stratus

66
d. alto cumulus
e. alto stratus
Jawaban: c
51. Nimbo Stratus tergolong awan rendah yang mempunyai bentuk....
a. tidak beraturan
b. kecil-kecil banyak
c. luas dan tebal
d. bola-bola
e. sangat luas
Jawaban: a
52. Awan yang rendah pada permukaan bumi di bawah ketinggian...
a. 6.000 m
b. 2.000 – 6.000 m
c. 2.000 m
d. 500 m
e. 1.500 m
Jawaban: d
53. Alat yang digunakan untuk mengukur kelembapan nisbi adalah....
a. barometer
b. altimeter
c. higrograf
d. termometer
e. higrometer rambut
Jawaban: e
54. Iklim yang didasarkan pada temperatur dan hujan merupakan iklim....
a. fisis
b. matahari
c. W. Koppen

67
d. Schmidt Ferguson
e. Oldeman
Jawaban: c
55. Hujan orografis terjadi karena udara yang mengandung uap air bergerak naik ke....
a. bawah awan
b. atas laut
c. atas awan
d. atas pegunungan
e. bawah pegunungan
Jawaban: d
56. Angin yang bertiup dari wilayah subtropik ke arah khatulistiwa, pengertian dari angin...
a. pasat
b. lembah
c. gunung
d. fohn
e. darat
Jawaban: a
57. Hujan yang terjadi di daerah sedang juga selalu disebut dengan hujan...
a. zenital
b. muson
c. siklun
d. orografis
e. frontal
Jawaban: c
58. Keadaan yang menyebabkan hujan lebat pada rentang waktu lama disebut peristiwa....
a. el nino
b. la nina
c. latitude

68
d. hujan
e. biasa
Jawaban: b
59. Iklim matahari memiliki penggolongan sebagai berikut....
a. iklim tropis, subtropis, sedang, dan dingin
b. iklim sedang, kutub utara, dan dingin
c. iklim kutub utara, sedang, dan kutub selatan
d. iklim dingin, kutub selatan, dan kutub utara
e. iklim dingin, sedang, dan tropis
Jawaban: e
60. Alat yang digunakan untuk mengatur suhu udara, yaitu....
a. barometer
b. termometer
c. termogram
d. anemogram
e. anemometer
Jawaban: b
61. Bagian alur sungai yang terdekat dengan titik tertinggi alur sungai disebut...
a. hulu sungai
b. muara sungai
c. hilir sungai
d. DAS
e. alur sungai
Jawaban: a
62. Peristiwa perembesan atau pegerakan air ke dalam tanah melalui pori-pori tanah
dinamakan....
a. presipitasi
b. transpirasi

69
c. infiltrasi
e. evaporasi
e. kondensasi
Jawaban: c

63. Proses pelepasan uap air dari tumbuh-tumbuhan melalui stomata atau mulut daun
dinamakan...
a. kondensasi
b. transpirasi
c. presipitasi
d. evaporasi
e. infiltrasi
Jawaban: b
64. Air laut menguap, mengalami kondensasi dan dibawa angin, membentuk awan di atas
daratan, jatuh sebagai hujan, lalu masuk ke tanah, selokan, sungai, dan ke laut lagi
disebut siklus....
a. pendek
b. sedang
c. panjang
d. hujan
e. air
Jawaban: b
65. Bagian lengkung meander yang selalu mendapat sedimentasi sehingga menyebabkan
aliran tersebut berpindah disebut...
a. oxbow lake
b. rivercut
c. undercut
d. sedimentasi
e. erosi

70
Jawaban: c
66. Sungai yang arah alirannya sejajar dengan kimiringan lereng disebut...
a. consequent lateral
b. antecedent
c. obsequent
d. superimposed
e. resequent
Jawaban: a
67. Pola aliran sungai yang terdapat pada daerah yang mempunyai struktur patahan
berbentuk....
a. dendritik
b. trellis
c. annular
d. rectangular
e. radial centrifugal
Jawaban: d
68. Danau Kelimutu di Flores termasuk jenis danau....
a. air asin
b. air tawar
c. vulkanik
d. tektonik
e. dolina
Jawaban: c
69. Suatu kumpulan air dalam cekungan tertentu yang biasanya berbentuk mangkuk
disebut....
a. rawa
b. meander
c. sedimen
d. danau
71
e. delta
Jawaban: d
70. Danau merah termasuk danau...
a. air asin
b. air hujan
c. air sungai
d. air rawa
e. air tawar
Jawaban: a
71. Rawa yang tidak dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian karena lahannya tertutup
tanah gambut yang tebal dinamakan rawa....
a. tanpa air
b. air keruh
c. air bersih
d. air tergenang
e. air tidak tergenang
Jawaban: d
72. Lahan basah yang permukaan tanahnya relatif kering, sedang di dalam tanah bersifat
basah dan jenuh air disebut....
a. rawa
b. swamp
c. bog
d. marsh
e. danau
Jawaban: c
73. Danau yang terjadi karena aktivitas vulkanisme dinamakan danau....
a. terbendung
b. lembah gletser
c. vulkanik
72
d. dolina
e. tektonik
Jawaban: c
74. Terjadinya banjir dikarenakan tanah tidak mempunyai daya....
a. serap air
b. dukung air
c. tahan terhadap cuaca
d. serap mikro organisme
e. tarik mikro organisme
Jawaban: a
75. Air yang memancar keluar ke permukaan tanah melalui patahan atau retakan batuan
secara alami disebut air...
a. rembesan
b. pratik
c. artesis
d. tanah
e. tertekan
Jawaban: c
76. Air tanah dangkal merupakan akuifer atas dan sering disebut air...
a. preatik
b. rembesan
c. artesis
d. tanah
e. tertekan
Jawaban: a
77. Bentuk kelokan aliran sungai dinamakan...
a. danau
b. dolina

73
c. delta
d. sungai mati
e. meander
Jawaban: e
78. Pola aliran yang terdapat pada suatu daerah yang luas dan miring sekali disebut....
a. pararel
b. angulate
c. rectangular
d. trellis
e. annular
Jawaban: a
79. Sungai yang tidak dapat mempertahankan arah alirannya melawan suatu pengangkatan
sehingga mengubah arah untuk menyesuaikan diri dinamakan sungai....
a. insequent
b. reverse
c. obsequent
d. compound
e. composit
Jawaban: b
80. Pergerakan aliran air di permukaan tanah melalui sungai dan anak sungai dinamakan....
a. run off
b. transpirasi
c. kondensasi
d. evaporasi
e. infiltrasi
Jawaban: a

74
DAFTAR PUSTAKA

Harmanto, Gatot. 2016. Buku Siswa Geografi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok
Peminatan Ilmu-ilmu Sosial. Bandung: Yrama Widya.
K. Wardiyatmoko. 2013. Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:Erlangga.
Yasinto Sindhu P. 2016. Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:Erlangga.

75

Anda mungkin juga menyukai