Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 4 PERUSAHAAN DI

INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Bank

Oleh :
Raysha Titania Ananto
2006477722

FAKULTAS PENDIDIKAN VOKASI


PROGRAM STUDI ADMINISTRASI KEUANGAN DAN
PERBANKAN
DEPOK
2021
1. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT SUMBER ALFARIA
TRIJAYA TBK

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi
neto. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata bergerak yang meliputi seluruh biaya-
biaya yang terjadi untuk memperoleh persediaan tersebut sampai ke lokasi dan taksiran kondisi
saat ini. Pada tahun 2019, Entitas Anak Tertentu, MIDI, menghapuskan persediaan akibat
kebakaran dan gempa bumi dengan nilai masing-masing sebesar Rp99.103 dan Rp34.651.
2. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT MAYORA INDAH TBK
TAHUN 2020

[Laporan Neraca]
Menurut PSAK Nomor 16 paragraf 5, aset tetap merupakan suatu aktiva berwujud yang diperoleh
dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahan.
Aset tetap adalah penunjang utama dalam berdirinya sautu perusahaan. Dari hasil observasi yang
saya lakukan didapatkan bahwa sempat terdapat pengurangan aset tetap yang terjual pada tanggal
31 Maret 2020 dengan nilai tercatat sebesar Rp630.000. Lalu, aset tetap telah diasuransikan
terhadap risiko kebarakaran, pencurian, dan risiko lainnya kepada PT Asuransi FPG Indonesia
dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar US$ 589.540.300 dan Rp46.791.550.000.
Namun, tidak ada penurunan nilai terhadap aset tetap pada tahun 2020 dan tahun 2019. Hal ini
dapat dilihat pada tabel di atas yang menunjukkan besaran aset tetap pada tahun 2020 sebesar
6.015.847.621.269.
[Laporan L/R]

Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima dari penjualan
barang dan jasa dalam kegiatan usaha normal Grup. Pendapatan disajikan bersih setelah
dikurangkan dengan Pajak Pertambahan Nilai, pengembalian, rabat dan diskon dan setelah
eliminasi penjualan intra Grup. Pendapatan bunga dan beban bunga dari instrumen keuangan
diakui dalam laba rugi secara akrual menggunakan metode suku bunga efektif. Beban diakui
pada saat terjadinya (accrual basis).

Berdasarkan observasi yang dilakukan pengamat, terjadi kenaikan laba tahunan dari tahun 2019
ke tahun 2020. Kenaikan tersebut adalah sebesar 469.745.996.735 menjadi 949.829.206.540
pada tahun 2020. Hal ini berarti penjualan yang dilakukan oleh PT Mayora Indah Tbk meningkat
dari 2019 ke 2020.
3. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT UNI CHARM INDONESIA
TBK TAHUN 2020

[Laporan Neraca]
PT Uni Charm Indonesia adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang industri
pembalut kesehatan, pelapis celana, dan popok bayi. Perusahaan ini mulai beroperasi
pada tahun 1998. Perusahaan dan entitan anak tergabung dalam kelompok jusaha
unicharm. Unicharm corporation berdomisili utama di negara Jepang.

Pada tanggal 30 Juni 2020, perusahaan memiliki aset keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi yang terdiri dari kas pada bank, deposito berjangka, piutang
usaha, piutang lain-lain, dan uang jaminan; serta aset keuangan diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi yang terdiri dari utang derivative. Dari hasil observasi yang dilakukan
pengamat, pada tangggal 30 Juni 2020 perusahaan memiliki aset tetap yang sepenuhnya
disusutkan namun masih digunakan untuk menunjang aktivitas operasi perusahaan. Dapat
dilihat pada tabel bahwa Angka dari Asset tetap tersebut menurun menjadi 2.504.723
pada tahun 2020.

[Laporan L/R]

Berdasarkan observasi yang dilakukan pengamat, terjadi kenaikan laba tahunan dari tahun 2019
ke tahun 2020. Kenaikan tersebut adalah sebesar 36.122.000 menjadi 190.048.000 pada tahun
2020. Hal ini berarti penjualan yang dilakukan oleh PT Uni Charm Indonesia Tbk meningkat
dari 2019 ke 2020.

4. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT HEXINDO ADIPERKASA


TBK TAHUN 2020
[Laporan Neraca]

Perusahaan Hexindo adalah perusahaan yang beroperasi sejak Januari 1989. Perusahaan ini
merupakan perusahaan perdagangan dan penyewaan alat berat serta pelayanan purna jual. Saat
ini, Perusahaan bertindak selaku distributor alat- alat berat jenis tertentu dan suku cadang dari
merek “Hitachi”, “John Deere”, “Krupp” dan “Bell”.

Dari hasil observasi yang dilakukan pengamat, pada tahun 2020 angka utang usaha pada pihak
berelasi adalah sebesar 35.191.682. Salah satunya terdapat utang usaha kepada pihak berelasi
yaitu kepada HMAP dan PT Hitachi Construction Co. Ltd., yang merupakan utang atas
pembelian suku cadang. Lalu, Utang non-usaha kepada HMAP, HCM, Hitachi Asia Ltd.,
Singapura (“HAS”) dan Hitachi Document Solutions Co. Ltd., Jepang (“HDS”) merupakan
tagihan atas biaya-biaya Perusahaan yang dibayarkan terlebih dahulu oleh HMAP, HCM, HAS
dan HDS.
[Laporan L/R]

Berdasarkan hasil observasi pengamat, diketahui bahwa tidak terdapat penjualan kepada satu
pelanggan yang melebihi 10% dari penghasilan neto untuk tahun yang berakhir pada tanggal-
tanggal 31 Maret 2020 dan 2019. Lalu, laba tahun berjalan pun meningkat menjadi 38.436.806.
hal ini membuktikan bahwa pendapatan perusahaan juga meningkat pada periode tahun berjalan.

Anda mungkin juga menyukai