Anda di halaman 1dari 4

Masalah Keuangan PT INTI Sudah Sejak 2014

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT INTI (Persero) Otong Iip mengungkapkan


perusahaannya sudah bermasalah sejak 2014. Otong Iip sendiri ditunjuk menjadi orang nomor satu
di PT INTI baru Oktober 2019.
Diungkapkannya, adapun yang melatar belakangi kondisi tersebut adalah Cash Flow
Operation (CFO) dan Ekuitas Perusahaan yang berada di posisi negatif. Kondisi tekanan keuangan
yang cukup berat ini sudah terjadi sejak lima tahun terakhir, terhitung sejak 2014 hingga 2019,
dimana Laba Ditahan pada Neraca Perusahaan sudah negatif.
"Salah satu penyebabnya dikarenakan proyek-proyek masa lalu yang dikerjakan oleh
Perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar. Hal ini terus berlanjut hingga perusahaan
memiliki utang non produktif mencapai 90 persen," ucap dia, Kamis (10/9/2020).
Pada akhir tahun 2019, ditegaskannya, manajemen baru mulai melakukan program
transformasi pada lingkup bisnis, keuangan, Sumber Daya Manusia (SDM) dan proses bisnis serta
tatakelola perusahaan sekaligus melakukan Restrukturisasi Utang dan Optimalisasi Aset.
Hal ini didukung dengan masuknya PT INTI ke dalam cluster Industri Telekomunikasi
sehingga perusahaan memiliki arah dan fokus bisnis yang lebih jelas dengan lebih memfokuskan
pelanggan Telkom Group.
"Performansi Perusahaan pada Januari hingga Agustus 2020 berada dalam kondisi yang
mulai membaik," klaim dia.
Hal ini ditunjukkan dengan posisi pertumbuhan pendapatan, EBITDA dan Net Income
tumbuh secara signifikan, meskipun secara Cash Flow Operation (CFO) masih negatif karena
menanggung utang masa lalu yang cukup besar.
Otong Iip mengakhiri, solusi yang tengah dijalankan manajemen saat ini dalam upaya
penyehatan Perusahaan dilakukan melalui transformasi bisnis dengan memperbesar pola Business
to Business (B2B) dengan Telkom Group, transformasi keuangan dengan melakukan
restrukturisasi atas utang PT INTI (Persero) dan perolehan dana talangan dari berbagai sumber
dengan tetap berpedoman pada kaidah tata kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance/GCG).
Kondisi PT INTI, Banyak Utang dan Rugi Rp 397,7 Miliar
PT INTI (Persero) menjadi salah satu BUMN yang tengah menjadi sorotan. Hal ini lantaran
perusahaan plat merah ini tak membayar gaji sejumlah karyawannya hampir satu tahun. Tepatnya,
terakhir perusahaan menggaji karyawan yaitu Februari 2020.
Pada 2020 ini, PT INTI sebenarnya mendapat beberapa proyek. Yang terbaru, PT
INTI menjalin kerja sama dengan PT PP Infrastruktur (PT PP (Persero) Tbk. Group) terkait
investasi infrastruktur. Sayangnya proyek ini belum cukup untuk menutup beban perusahaan.
Dikutip Liputan6.com dari laporan keuangan PT INTI 2019, Rabu (9/9/2020), perusahaan
teknologi yang bermarkas di Bandung ini memiliki jumlah utang yang tidak sedikit. Total
liabilitas PT INTI mencapai Rp 1,6 triliun. Dimana terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 818
miliar dan jangka panjang Rp 843,8 miliar. Liabilitas ini meningkat jika dibandingkan tahun 2018
yang sebesar Rp 1,4 triliun.
Utang ini untuk liabilitas jangka pendek, utang paling banyak dari utang usaha yang terdiri
dari utang pihak ketiga Rp 209,9 miliar dan pihak berelasi Rp 217,8 miliar. Sementara untuk
liabilitas jangka panjang, utang paling banyak dari pihak bank yang mencapai Rp 718,7 miliar.
Sementara di sisi lain, kinerja PT INTI juga tidak untung. Pendapatan perseoran tahun lalu
mengalami penurunan. Jika 2018 pendapatan sebesar Rp 649,7 miliar, maka di 2019 hanya Rp
395,3 miliar.
Alhasil, PT INTI mencatatkan rugi komprehensif mencaapai Rp 397,7 miliar di 2019.
Kerugian ini naik drastis jika dibandingkan 2018 yang saat itu rugi Rp 87,2 miliar.
Sedangkan PT INTI mencatat aset perusahaan sebesar Rp 1,3 triliun. Dimana terdiri dari
aset lancar Rp 481,8 miliar dan aset tidak lancar Rp 911,5 miliar. Mengenai aset ini, tercatat juga
turun jika dibandingkan 2018 yang saat itu sebesar Rp 1,5 triliun.

https://www.google.co.id/amp/s/www.liputan6.com/amp/4352668/dirut-masalah-keuangan-pt-
inti-sudah-sejak-2014
Solusi dengan Menggunakan Tujuan Manajemen Keuangan
Kurangnya wawasan terkait kenaikan biaya bahan baku yang dapat memicu kenaikan harga pokok
penjualan. Melacak likuiditas dan arus kas untuk memastikan bahwa perusahaan punya cukup
uang untuk memenuhi kewajiban.
1. Menjaga Arus Kas
Keluar masuknya uang kas harus dipantau terus agar tidak terjadi pengeluaran yang membengkak.
Akibatnya bisa menyebabkan kerugian perusahaan PT INTI.
2. Memaksimalkan Keuangan Perusahaan
Manajemen keuangan bukan hanya mengawasi keuangan, tapi juga melihat aktivitas anggaran dana yang
tidak menguntungkan bagi perusahaan dan diganti dengan aktivitas yang lebih menguntungkan terhadap
perusahaan PT INTI tersebut.
3. Mempersiapkan Struktur Modal
Dalam merencanakan struktur modal perusahaan PT INTI harus bisa menyeimbangkan anggaran yang
dimiliki dengan dana yang dipinjam.
4. Memaksimalkan Keuntungan
Manajemen keuangan yang tepat akan mampu memaksimalkan keuntungan yang di dapat dalam
waktu jangka yang panjang.
5. Meningkatkan Efisiensi
Efisiensi dana perusahaan akan terus meningkat dengan menganggarkan dana yang tepat pada
semua aspek.
6. Mengoptimalkan Kekayaan Perusahaan
Manajer keuangan juga harus mampu membaca pasar saham. Dengan memberikan pembagian
laba semaksimal mungkin kepada pemegang saham tentunya akan meningkatkan perusahaan PT
INTI dan memberikan kepercayaan pemegang saham untuk terus berinvestasi di perusahaannya.
7. Mengurangi Resiko Operasional
Keputusan yang dilakukan manajer keuangan akan berpengaruh terhadap resiko bisnis yang tidak
pasti di setiap waktu.
8. Memastikan Kelangsungan Kehidupan Perusahaan
Manajer keuangan memegang peranan penting jalannya sebuah perusahaan. Keputusan yang tepat
akan mampu membuat perusahaan bertahan di persaingan bisnis, namun sebaliknya, jika
keputusan yang tidak hati-hati akan menyebabkan sebuah perusahaan PT INTI ini bangkrut.
9. Mengurangi Biaya Modal
Agar penggunaan modal dapat diminimalisasi sedemikian rupa, maka manajer keuangan PT INTI
harus membuat perencanaan modal yang tepat.
Setelah memperhatikan beberapa unsur diatas dan sudah berjalan beberapa lama, maka
lakukanlah pengontrolan atau evaluasi terhadap keuangan yang sedang berjalan. Evaluasi
dilakukan untuk memperbaiki sistem keuangan perusahaan agar perusahaan dapat bertahan lama.

Anda mungkin juga menyukai