Anda di halaman 1dari 4

CASE 7-3

ANALYSIS OF A STATEMENT OF CASH FLOW


PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK.



a. Did the company use the direct method or indirect method of disclosing cash
flow?

PT Semen indonesia Tbk. menggunakan metode langsung (direct method) untuk
melaporkan arus kas dan aktivitas operasi. Di indonesia semua perusahaan
menggunakan direct method pada laporan arus kasnya.

b. Comment the relationship between cash flows from operation and net income
for the year of the statement and the previous year?

Terjadi peningkatan cash from operational dan pendapatan PT Semen Indonesia
Tbk. dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karna peningkatan arus cash from
operasional yang menunjukkan tingkat efetivitas operasional baik dari segi
penjualan maupun efisiensi expense yang dikeluarkan. Karena itu aktivitas cash
from operational mempengaruhi laporan laba rugi yang berarti dapat
mempengaruhi net income, cash from operational berbanding lurus dengan net
income, jadi apabila cash from operational meningkat maka net income
perusahaan juga akan meningkat,begitu pun sebaliknya.

c. What were the most significant sources of cash from operating activities
during the period covered by the statement? What percentage of total cash
inflows do these sources represent? Answer the same question for the
previous period.

Sumber arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi yang paling signifikan
adalah kas yang diterima dari pelanggan yaitu sebesar Rp 24,12 triliun pada
tahun pajak 2013. Jumlah tersebut mencakup 94,64 % dari total arus kas yang
diterima perusahaan. Tahun sebelumnya perusahaan menerima Rp 18,95 triliun
yang mencakup 94,01 % dari total arus kas yang diterima.

d. Was the cash from operations more than or less than dividends during the
period covered by the statement and the previous period?

Arus kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi pada tahun pajak 2013
adalah sebesar Rp 6,04 triliun. Jumlah ini lebih besar dari pembayaran dividen
yaitu sebesar Rp 2,21 triliun. Tahun sebelumnya, arus kas neto yang diperoleh
dari aktivitas operasi adalah sebesar Rp 5,59 triliun. Jumlah tersebut juga lebih
besar dari pembayaran dividen pada tahun 2012 yaitu sebesar Rp 2,09 triliun.

e. What were the firms major investing activities during the period covered by
the statement and the previous period? Were cash flows from operations more
or less than cash flows investing activities for the company in question?
PT Semen Indonesia, Tbk dalam laporan arus kasnya terlihat jelas bahwa
perusahaan melakukan investasi dengan cara pembelian aset tetap yang
dilakukan setiap tahun dalam rangka meningkatkan performa perusahaan.
Selain itu, perusahaan juga melakukan akuisisi pada perusahaan anak yaitu
Semen Padang dan Semen Gresik. Tidak hanya mengeluarkan dana untuk
investasi tetapi perusahaan mendapatkan dividend dari hasil investasi pada
entitas anak. Pada tahun 2013 arus kas yang digunakan untuk investasi lebih
kecil daripada tahun 2012.
Dalam laporan arus kas perusahaan dapat dilihat bahwa arus kas yang
diperoleh dari aktivitas operasi bisnis perusahaan lebih besar daripada arus kas
yang dikeluarkan untuk melakukan investasi selama dua tahun berturut-turut.

f. What were the most significant cash flows from financing activities during the
year of the statement and the previous year?

Arus kas yang digunakan untuk aktivitas pendanaan PT Semen Indonesia Tbk.
yang paling signifikan dikeluarkan untuk pembayaran kembali pinjaman dari
pemerintah Republik Indonesia mengingat PT Semen Indonesia Tbk. merupakan
BUMN. Selain itu, pembayaran dividend juga merupakan elemen yang
signifikan dalam aktivitas pendanaan.

g. Review the management discussion and analysis sections of the financial
statement to determine if any additional information is available concerning
the companys investment or financing strategy.

Melihat pergerakan struktur industri semen nasional di tahun 2013 yang tumbuh
dinamis seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia, PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk. merealisasikan berbagai rencana investasi dengan
tujuan meningkatkan kapasitas produksi maupun untuk mendukung efisiensi
distribusi. Guna meningkatkan kapasitas produksi, Perseroan telah menempuh
tiga cara, yakni akuisisi perusahaan produsen semen, membangun pabrik baru
dalam skema pembangunan proyek strategis dan menjalankan program
upgrading. Perseroan terus bergerak aktif memanfaatkan peluang, terutama
dengan selesaianya pembangunan finish mill berkapasitas 1.5 juta ton di Tuban
yang mulai beroperasi secara komersial pada kuartal kedua tahun 2013. Untuk
mendukung efisiensi dan memperluas cakupan pasar, Perseroan juga baru saja
menyelesaikan 1 buah packing plant di Sorong, Papua Barat dan 1 buah Packing
Plant di Banjarmasin, sehingga secara total Perseroan telah memiliki packing
plant sebanyak 24 buah, yang tersebar dari wilayah Indonesia Barat, Tengah dan
Timur. Hal tersebut juga ikuti dengan peningkatan fasilitas pelabuhan, gudang
penyangga dan mengembangkan teknologi informasi untuk mendukung
distribusi produknya. Dengan tersebarnya packing plant di seluruh wilayah
Indonesia tersebut, hal ini akan lebih mendekatkan Perseroan ke pelanggan.
Untuk menjaga kesinambungan investasinya, Perseroan mengelola
struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, berdasarkan perubahan
kondisi ekonomi. Perseroan menyesuaikan pembayaran dividen kepada
pemegang saham, menerbitkan saham baru atau mengusahakan pendanaan
melalui pinjaman untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan.
Perseroan mengawasi modal dengan menggunakan rasio pengungkit (gearing
ratio), dengan membagi total pinjaman berdampak bunga dengan total ekuitas
yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Kebijakan Perseroan
adalah menjaga rasio pengungkit dalam kisaran dari perusahaan terkemuka di
Indonesia untuk mengamankan akses terhadap pendanaan pada biaya yang
rasional. Termasuk dalam total pinjaman berdampak bunga adalah pinjaman
bank jangka pendek, pinjaman bank jangka panjang, pinjaman kepada
Pemerintah Republik Indonesia, dan liabilitas sewa pembiayaan. Melalui
pelaksanaan kebijakan struktur modal yang konsisten, posisi total kewajiban
berefek bunga akhir tahun 2013 adalah sebesar Rp4.083miliar, rasio kewajiban
terhadap ekuitas Perseroan adalah sebesar 19,6%. Hal ini menunjukkan
kemampuan membayar hutang yang kuat sekaligus masih besarnya potensi
Perseroan untuk mendapatkan dana pinjaman bagi pembiayaan ekspansi di
masa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai