a. Did the company use the direct method or indirect method of disclosing cash flow?
PT Semen indonesia Tbk. menggunakan metode langsung (direct method) untuk melaporkan arus kas dan aktivitas operasi. Di indonesia semua perusahaan menggunakan direct method pada laporan arus kasnya.
b. Comment the relationship between cash flows from operation and net income for the year of the statement and the previous year?
Terjadi peningkatan cash from operational dan pendapatan PT Semen Indonesia Tbk. dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karna peningkatan arus cash from operasional yang menunjukkan tingkat efetivitas operasional baik dari segi penjualan maupun efisiensi expense yang dikeluarkan. Karena itu aktivitas cash from operational mempengaruhi laporan laba rugi yang berarti dapat mempengaruhi net income, cash from operational berbanding lurus dengan net income, jadi apabila cash from operational meningkat maka net income perusahaan juga akan meningkat,begitu pun sebaliknya.
c. What were the most significant sources of cash from operating activities during the period covered by the statement? What percentage of total cash inflows do these sources represent? Answer the same question for the previous period.
Sumber arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi yang paling signifikan adalah kas yang diterima dari pelanggan yaitu sebesar Rp 24,12 triliun pada tahun pajak 2013. Jumlah tersebut mencakup 94,64 % dari total arus kas yang diterima perusahaan. Tahun sebelumnya perusahaan menerima Rp 18,95 triliun yang mencakup 94,01 % dari total arus kas yang diterima.
d. Was the cash from operations more than or less than dividends during the period covered by the statement and the previous period?
Arus kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi pada tahun pajak 2013 adalah sebesar Rp 6,04 triliun. Jumlah ini lebih besar dari pembayaran dividen yaitu sebesar Rp 2,21 triliun. Tahun sebelumnya, arus kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi adalah sebesar Rp 5,59 triliun. Jumlah tersebut juga lebih besar dari pembayaran dividen pada tahun 2012 yaitu sebesar Rp 2,09 triliun.
e. What were the firms major investing activities during the period covered by the statement and the previous period? Were cash flows from operations more or less than cash flows investing activities for the company in question? PT Semen Indonesia, Tbk dalam laporan arus kasnya terlihat jelas bahwa perusahaan melakukan investasi dengan cara pembelian aset tetap yang dilakukan setiap tahun dalam rangka meningkatkan performa perusahaan. Selain itu, perusahaan juga melakukan akuisisi pada perusahaan anak yaitu Semen Padang dan Semen Gresik. Tidak hanya mengeluarkan dana untuk investasi tetapi perusahaan mendapatkan dividend dari hasil investasi pada entitas anak. Pada tahun 2013 arus kas yang digunakan untuk investasi lebih kecil daripada tahun 2012. Dalam laporan arus kas perusahaan dapat dilihat bahwa arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi bisnis perusahaan lebih besar daripada arus kas yang dikeluarkan untuk melakukan investasi selama dua tahun berturut-turut.
f. What were the most significant cash flows from financing activities during the year of the statement and the previous year?
Arus kas yang digunakan untuk aktivitas pendanaan PT Semen Indonesia Tbk. yang paling signifikan dikeluarkan untuk pembayaran kembali pinjaman dari pemerintah Republik Indonesia mengingat PT Semen Indonesia Tbk. merupakan BUMN. Selain itu, pembayaran dividend juga merupakan elemen yang signifikan dalam aktivitas pendanaan.
g. Review the management discussion and analysis sections of the financial statement to determine if any additional information is available concerning the companys investment or financing strategy.
Melihat pergerakan struktur industri semen nasional di tahun 2013 yang tumbuh dinamis seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. merealisasikan berbagai rencana investasi dengan tujuan meningkatkan kapasitas produksi maupun untuk mendukung efisiensi distribusi. Guna meningkatkan kapasitas produksi, Perseroan telah menempuh tiga cara, yakni akuisisi perusahaan produsen semen, membangun pabrik baru dalam skema pembangunan proyek strategis dan menjalankan program upgrading. Perseroan terus bergerak aktif memanfaatkan peluang, terutama dengan selesaianya pembangunan finish mill berkapasitas 1.5 juta ton di Tuban yang mulai beroperasi secara komersial pada kuartal kedua tahun 2013. Untuk mendukung efisiensi dan memperluas cakupan pasar, Perseroan juga baru saja menyelesaikan 1 buah packing plant di Sorong, Papua Barat dan 1 buah Packing Plant di Banjarmasin, sehingga secara total Perseroan telah memiliki packing plant sebanyak 24 buah, yang tersebar dari wilayah Indonesia Barat, Tengah dan Timur. Hal tersebut juga ikuti dengan peningkatan fasilitas pelabuhan, gudang penyangga dan mengembangkan teknologi informasi untuk mendukung distribusi produknya. Dengan tersebarnya packing plant di seluruh wilayah Indonesia tersebut, hal ini akan lebih mendekatkan Perseroan ke pelanggan. Untuk menjaga kesinambungan investasinya, Perseroan mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, berdasarkan perubahan kondisi ekonomi. Perseroan menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru atau mengusahakan pendanaan melalui pinjaman untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan. Perseroan mengawasi modal dengan menggunakan rasio pengungkit (gearing ratio), dengan membagi total pinjaman berdampak bunga dengan total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Kebijakan Perseroan adalah menjaga rasio pengungkit dalam kisaran dari perusahaan terkemuka di Indonesia untuk mengamankan akses terhadap pendanaan pada biaya yang rasional. Termasuk dalam total pinjaman berdampak bunga adalah pinjaman bank jangka pendek, pinjaman bank jangka panjang, pinjaman kepada Pemerintah Republik Indonesia, dan liabilitas sewa pembiayaan. Melalui pelaksanaan kebijakan struktur modal yang konsisten, posisi total kewajiban berefek bunga akhir tahun 2013 adalah sebesar Rp4.083miliar, rasio kewajiban terhadap ekuitas Perseroan adalah sebesar 19,6%. Hal ini menunjukkan kemampuan membayar hutang yang kuat sekaligus masih besarnya potensi Perseroan untuk mendapatkan dana pinjaman bagi pembiayaan ekspansi di masa mendatang.