Anda di halaman 1dari 68

ANALISIS KEUANGAN PADA SEKTOR HEALTHCARE

(SIDO, MIKA,INAF,KAEF)

Disusun Oleh:

Nadiva Dwi Anatasya (200810301052)

Sisca Aprillia Wardani (200810301065)

Kanzulia Arsyta Q. H (200810301083)

Didi Prayudha R. (200810301087)

Dosen Pengampu : Oktaviani Ari Wardhaningrum, S.E., M.SC

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2022

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... 2


RTM 1A .............................................................................................................................................. 3
ANALISIS AKTIVITAS .................................................................................................................... 3
• AKTIVITAS INVESTASI PADA SEKTOR HEALTHCARE................................................ 3
• AKTIVITAS PENDANAAN PADA SEKTOR HEALTHCARE ......................................... 10
• AKTIVITAS OPERASI PADA SEKTOR HEALTHCARE.................................................. 18
RTM 1B ............................................................................................................................................ 22
ANALISIS PROFITABILITAS DAN ARUS KAS SEKTOR HEALTHCARE ............................. 22
• ANALISIS PROFITABILITAS ............................................................................................ 22
• ANALISIS ARUS KAS ........................................................................................................ 28
RTM 1C ............................................................................................................................................ 44
ANALISIS KREDIT DAN EKUITAS SEKTOR HEALTHCARE ................................................. 44
• ANALISIS KREDIT ............................................................................................................. 44
▪ ANALISIS DAN VALUASI EKUITAS .............................................................................. 52
RTM 1D ............................................................................................................................................ 65
PROYEKSI LAPORAN KEUANGAN ............................................................................................ 65
• PROYEKSI PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk ............................................. 65
• PROYEKSI PT SIDO MUNCUL Tbk .................................................................................. 66

2
RTM 1A
ANALISIS AKTIVITAS

• AKTIVITAS INVESTASI PADA SEKTOR HEALTHCARE


PT INDUSTRI JAMU DAN FARMASI SIDO MUNCUL TBK.

1.1 Kas Dan Setara Kas

Berdasarkan analisis kas dan setara kas tahun 2019-2020 pada sektor healthcare,
yang dalam analisis ini meliputi Perusahaan Sido, Kimia farma, Indofarma, dan Mitra
Keluarga Karya Sehat, diperoleh informasi bahwa proporsi kas dan setara kas terhadap total
aset di perusahaan-perusahaan tersebut adalah sebagai berikut :

KAS DAN SETARA KAS TERHADAP


TOTAL ASET
EMITEN 2019 2020
SIDO 24.50% 26.81%
MIKA 10.20% 11.06%
INDOFARMA 10.94% 9.23%
KIMIA FARMA 7.41% 7.12%

Data tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dengan porsi kas dan setara kas
terhadap total aset tertinggi dimiliki oleh perusahaan SIDO, yakni diatas 20 persen.
Besarnya porsi kas dan setara kas yang tinggi ini sejatinya dapat membuat perusahaan
dikatakan memiliki likuiditas yang baik. Lebih lanjut membahas konsep likuiditas,
khususnya yang berkaitan dengan kas dan setara kas, tingginya porsi komposisi pos ini
tidak menutup kemungkinan juga akan membuat perusahaan mempunyai kemampuan
membayar utang jangka pendeknya dengan baik menggunakan Kas. Terbukti bahwa pada
perusahaan SIDO ini, cash ratio yang dimiliki pada tahun 2019 adalah sebesar 2,08 dan
pada tahun 2020 adalah sebesar 1,84. Itu artinya, kas yang dimiliki oleh SIDO pada tahun
2019 mampu digunakan untuk membayar utang jangka pendeknya sebesar 2,08 kali dan

3
pada tahun 2020 adalah sebesar 1,84 kali. Hal tersebut juga mengartikan bahwa perusahaan
selama tahun 2019 hingga 2020 tidak akan mempunyai masalah dalam melunasi
utangjangka pendeknya karena jumlah kas dan setara kas yang dimiliki nilainya masih jauh
lebih besar dibandingkan utang jangka pendek mereka.

Tidak hanya itu, jumlah kas yang dimiliki oleh SIDO ini juga tidak menunjukkan
adanya saldo kas dan setara kas yang ditempatkan pada pihak-pihak berelasi ataupun
digunakan sebagai jaminan atas pinjaman sehingga dapat dikatakan sekali lagi bahwa
likuiditas dari perusahaan ini sudah cukup baik.

Kemudian lebih lanjut membahas pos Kas dan Setara Kas, analisis yang tidak kalah
menarik adalah menilai perputaran kas yang dapat digunakan sebagai pengukur berapa kali
kas perusahaan berputar dalam satu periode melalui penjualan. Lebih tepatnya adalah untuk
melihat seberapa besar kas perusahaan mampu menghasilkan penjualan. Dalam lima tahun
berturut-turut, kondisi kas dan setara kas milik SIDO berfluktuasi tetapi cenderung
mengalami peningkatan. Hal ini mengartikan bahwa terjadi peningkatan efisiensi
penggunaan kas dalam menghasilkan penjualan. Pada tahun 2021, rasio perputaran kas
SIDO menunjukkan nilai sebesar 3,80. Artinya dari hal tersebut, penjualan bersih yang
dilakukan oleh SIDO merupakan hasil yang diperoleh dari perputaran kas sebanyak 3,8 kali
dalam satu periode.

1.2 Piutang Usaha

Pada konsep piutang, risiko yang mungkin timbul pada setiap perusahaan adalah
adanya piutang yang tidak tertagih. Berdasarkan informasi yang disajikan pada catatan atas

4
laporan keuangan SIDO, diperoleh informasi bahwa perusahaan ini melakukan transaksi
hanya dengan pihak ketiga yang memiliki reputasi dan kredibilitas yang baik. Hal ini
merupakan kebijakan perusahaan yang menyatakan bahwa semua pelanggan yang akan
melakukan transaksi secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit. Selain itu, saldo
piutang dipantau secara terus menerus dengan tujuan bahwa eksposur perusahaan terhadap
piutang tak tertagih tidak signifikan.

Informasi selanjutnya yang diperoleh dari catatan atas laporan keuangan SIDO
adalah porsi penjualan pada setiap pelanggan. Mayoritas dari porsi penjualan untuk setiap
pelanggan tidak lebih dari 10 persen. Dalam hal ini hanya terdapat satu pelanggan dengan
tingkat penjualan dari SIDO kepada perusahaan tersebut yang melebihi 10 persen, yakni PT
Muncul Anugerah Sakti dengan rincian sebagai berikut :

Berdasarkan informasi tersebut, sejatinya kita bisa mengatakan bahwa risiko


piutang tak tertagih SIDO dapat dikatakan akan meningkat pada PT Muncul Anugerah
Sejahtera karena besarnya penjualan kepada perusahaan tersebut lebih tinggi jika
dibandingkan dengan penjualan pada pelanggan lainnya. Namun, angka pemusatan tersebut
masih tidak terlalu jauh dari angka 10 persen, itu artinya PT Muncul Anugerah Sejahtera
tidak begitu mendominasi terhadap total penjualan SIDO.

5
Analisis terhadap piutang sejatinya juga dapat dilakukan dengan mengukur periode
penagihan piutang. Informasi dari hasil perhitungan yang kami peroleh menunjukkan
bahwa dalam lima tahun terakhir, SIDO memiliki rata-rata jumlah hari dalam menagih
piutang adalah 58 hari. Semakin pendek periode penagihan piutang itu artinya juga semakin
baik kinerja perusahaan tersebut dan semakin kecil risiko terjadinya piutang gagal bayar.

Baik tidaknya kinerja perusahaan dalam mengelolah piutang yang dimiliki juga
dapat diukur menggunakan rasio perputaran piutang usaha. Rasio perputaran piutang usaha
ini berguna dalam mengukur seberapa efektivitasnya perusahaan tersebut dapat menagih
piutangnya tersebut dan mengubahnya menjadi kas. Jika dilihat dari salah satu contoh,
misalnya pada tahun 2021, SIDO mempunyai rasio perputaran piutang usaha sebesar 5,54.
Artinya, pada periode tersebut SIDO berhasil mengumpulkan piutang rata-rata sebanyak
5,54 kali. Rasio perputaran piutang usaha yang lebih tinggi dapat dikatakan lebih baik
karena perusahaan dapat mengumpulkan uang lebih cepat. Artinya, pelanggan membayar
tagihan dengan segera karena kebijakan kredit dan penagihan perusahaan yang efektif.
Dalam hal ini, SIDO memiliki rasio perputaran piutang yang lebih baik jika dibandingkan
denga Indofarma yang hanya menunjukkan angka rasio perputaran piutangnya sebanyak
3,85 kali.

1.3 Persediaan

Dalam melakukan analisis atas pos persedian, penting kaitannya untuk diketahui
terlebih dahulu terkait dengn metode penetapan biaya untuk penilaian persediaan yang
digunakan oleh perusahaan. Hal tersebut penting untuk diketahui mengingat penetapan
biaya untuk persediaan akan memengaruhi pengukuran laba ataupun asset yang dimiliki
perusahaan. Pada SIDO, Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai
realisasi neto, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan
metode rata-rata tertimbang. Nilai realisasi neto sendiri dalam hal ini adalah taksiran harga

6
jual dalam kegiatan usaha normal dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya
yang diperlukan untuk melakukan penjualan.

Penetapan biaya persediaan ini sejatinya memberikan beberapa dampak bagi


beberapa hal, misalnya saja pada tingkat profitabilitas yang tersaji pada laporan keuangan
perusahaan. Mengingat metode yang dipilih oleh SIDO dalam hal ini adalah metode rata-
rata tertimbang, maka laba bruto yang disajikan pada laporan laba rugi tentunya tidak lebih
besar apabila perusahaan memilih menggunakan metode FIFO. Dengan demikian, secara
tidak langsung pun terhindar dari adanya laba ilusi FIFO.

Lebih lanjut dari analisis persediaan, dalam hal ini sangat menarik untuk dilakukan
analisis terkait dengan rasio perputaran persedian. Rasio perputaran persediaan ini berguna
untuk mengetahui kemampuan dan kecepatan perusahaan dalam menjual persediaannya
yang terdapat di gudang kepada pelanggan maupun konsumen. Semakin besar rasio
perputaran persediaan pada suatu perusahaan akan menjadi semakin baik karena semakin
cepat perusahaan mampu menjual barang persediaan berarti semakin cepat pula perusahaan
tersebut mengubah investasinya atas persediaan menjadi pendapatan, baik berupa kas
ataupun piutang. Jika dilihat berdasarkan data di atas, rata-rata perputaran persediaan pada
SIDO adalah sebesar empat kali. Kemudian apabila kita ambil salah satu contoh untuk
dilakukan analisis dan perbandingan, perputaran persedian SIDO dalam hal ini lebih baik
apabila dibandingkan dengan Indofarma, yakni pada SIDO pada tahun 2020 adalah sebesar
4,92 kali sedangkan pada Kimia Farma adalah sebesar 2.39 kali. Itu artinya dalam hal ini
SIDO lebih cepat menjual dan menghabiskan stok persediaannya di gudang ketimbang
Kimia Farma.

7
Lebih lanjut dari sekedar analisis perputaran persedian, jika dianalisis berdasarkan
jumlah hari yang diperlukan untuk menjual rata-rata persedian pada SIDO, selama lima
tahun terakhir perusahaan ini rata-rata membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 76 hari di
setiap periodenya untuk menjual persediaan yang tersedia.

1.4 Aset Tetap

Pada perusahaan SIDO, Aset tetap pada awalnya dicatat sebesar biaya perolehan.
Kemudian, . Setelah pengakuan awal, aset tetap, kecuali tanah, diukur sebesar biaya
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Pada
perusahaan ini, metode penyusutan asset dimulai pada saat aset tersebut siap untuk
digunakan sesuai maksud penggunaannya oleh Kelompok Usaha dan dihitung dengan
menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomis aset-aset
tersebut. SIDO dalam hal ini akan melakukan penghentian pengakuan asset tetap pada saat
asset tersebut dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari
penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan
aset (dihitung sebagai selisih antara jumlah bersih hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari
aset tetap) diakui dalam laba rugi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Kemudian untuk akumulasi biaya renovasi dan pembangunan bangunan dan pemasangan
mesin dikapitalisasi sebagai “Aset dalam pembangunan” dan dicatat pada akun “Aset tetap”
sampai proses pembangunan atau pengembangan selesai.

Ada informasi menarik yang kami temukan pada Catatan Atas Laporan Keuangan
SIDO. Informasi tersebut adalah pada tanggal 31 Desember 2021 dan 2020, nilai
perolehan aset tetap Kelompok Usaha telah disusutkan penuh dan masih digunakan
sebesar Rp181.892 dan Rp157.980 yang terutama terdiri atas bangunan, mesin dan
peralatan. Hal tersebut sejatinya dapat terjadi karena ketidaktepatan estimasi awal umur
manfaat dari aset tetap tersebut sehingga menyebabkan asset yang bersangkutan digunakan
lebih lama dari masa manfaatnya. Dalam hal ini tentunya SIDO juga sudah tidak bisa lagi
mengakui beban depresiasi dari asset yang bersangkutan karena masa manfaatnya sendiri
telah habis.

8
Kemudian untuk analisis yang terakhir dari analisis asset tetap adalah rasio
perputaran asset tetap. Rasio ini berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan penjualan dari aktiva tetap yang dimilikinya. Jika dilihat berdasrkan hasil
perhitungan rasio di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam lima tahun terakhir rasio
perputaran asset tetap pada SIDO masih menunjukkan angka di bawah tiga. Namun, hal
tersebut sejatinya masih lebih baik apabila dibandingkan dengan Kimia Farma. Misalnya
saja pada tahun 2020, SIDO mampu menghasilkan rasio sebesar 2,11 sedangkan Kimi
Farma dalam hal ini hanya menghasilkan rasio perhitungan sebesar 1,07. Begitu pula pada
MIKA menunjukkan nilai rasio lebih kecil pula apabila dibandingkan dengan SIDO, yakni
sebesar 1,39. Perusahaan dengan rasio perputaran asset tetap terbaik pada sektor ini adalah
Indofarma, yakni menunjukkan angka sebesar 3,71. Semakin tinggi perputaran aktiva tetap
berarti semakin efektif penggunaan aktiva tersebut pada suatu perusahaan.

9
• AKTIVITAS PENDANAAN PADA SEKTOR HEALTHCARE
PT INDOFARMA TBK DAN PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT

2. 1 Aktiva Lancar

Berdasarkan analisis common size aktiva lancar tahun 2019-2020 pada sektor
healthcare, yang dalam analisis ini meliputi Perusahaan Sido, Kimia farma, Indofarma, dan
Mitra Keluarga Karya Sehat, diperoleh informasi bahwa proporsi aktiva lancar terhadap
terhadap total aset di perusahaan-perusahaan tersebut adalah sebagai berikut :

ASET LANCAR TERHADAP TOTAL


ASET
EMITEN 2019 2020
SIDO 48,62% 53,31%
MIKA 44,39% 48,70%
INDOFARMA 59,91% 66,23%
KIMIA FARMA 40,02% 34,69%
Data tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dengan porsi aset lancar terhadap
total aset tertinggi dimiliki oleh perusahaan INDOFARMA yakni diatas 60%. Presentase
aset lancar yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki tingkat likuiditas yang
tinggi. Tingginya porsi komposisi pos ini tidak menutup kemungkinan juga akan membuat
perusahaan mempunyai kemampuan membayar utang jangka pendeknya dengan baik
menggunakan aset lancar. Hal ini terbukti bahwa dalam perhitungan Rasio Lancar pada
tahun 2019 sebesar 1,88 dan pada tahun 2020 sebesar 1,36. Yang mana rasio lancar yang
baik adalah >1. Hal tersebut juga mengartikan bahwa perusahaan selama tahun 2019 hingga
2020 tidak akan mempunyai masalah dalam melunasi utang jangka pendeknya dengan
menggunakan aset lancar.
2.2 Liabilitas Jangka Pendek

LIABILITAS JANGKA PENDEK

10
TERHADAP TOTAL LIABILITAS DAN
EKUITAS
EMITEN 2019 2020
SIDO 11,58% 14,55%
MIKA 7,73% 8,92%
INDOFARMA 31,85% 48,84%
KIMIA FARMA 40,28% 38,64%
Berdasarkan analisis common size liabilitas jangka pendek terhadap total liabilitas
dan ekuitas menunjukkan bahwa presentase liabilitas jangka pendek pada INDOFARMA
lebih dari 45%. Hal ini menunjukkan bahwa liabilitas jangka pendek dari INDOFARMA
dapat dikatakan tinggi, dan perusahaan memiliki tanggungan yang perlu dilunasi sangat
besar. Jika tidak diimbangi dengan jumlah aset lancar yang tinggi perusahaan berpotensi
tidak dapat melunasi liabilitas jangka pendeknya. Untuk menghitung kemampuan
perusahaan dalam melunasi liabilitas jangka pendeknya yakni dapat dihitung dengan
menggunakan perhitungan rasio lancar, yakni aktiva lancar dibagi dengan liabilitas jangka
pendek. Selain itu juga ada perhitungan rasio cepat dan rasio kas.
Analisis Current Ratio pada PT Indofarma Tbk menunjukkan nilai rasio sebagai berikut,

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat dilihat pada tahun 2019 dan 2020 mengalami
penurunan Current Rasio. Ada kemungkinan yang menyebabkan hal itu terjadi, yang
pertama adanya kenaikan liabilitas jangka panjang sebesar Rp395.924.930.902. Kenaikan
liabilitas jangka pendek dapat terjadi akibat liabilitas jangka panjang yang sudah jatuh
tempo, berubah menjadi liabilitas jangka pendek. Namun perusahaan masih memiliki
kemampuan baik untuk melunasi kewajiban jangka pendek tersebut, karena nominal aktiva
lancar lebih besar dari liabilitas jangka pendek yang dimiliki perusahaan. Perusahaan
dikatakan mampu dalam membayarkan liabilitas jangka pendeknya ketika rasio lancar ˃1.

Analisis Quick Rasio pada PT Indofarma Tbk menunjukkan nilai rasio sebagai berikut,

11
Berdasarkan hasil perhitungan Quick Rasio perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk
membayar liabilitas jangka pendeknya menggunakan aset lancarnya karena rasionya ˂1.
Dalam perhitungan ini kami mengecualikan persediaan karena persediaan masih berwjud
barang dan belum tentu hasil penjualannya bisa digunakan untuk membayar liablitas jangka
pendeknya. Selain itu, dalam perhitungan Quick Rasio berbeda dengan rasio lancar yang
menggunakan Aktiva Lancar yang menjadi pembandingnya, sedangkan pada Quick Rasio
hanya menggunakan kas dan setara kas yang dijumlahkan dengan total piutang usaha. Pada
tahun 2018-2019 mengalami kenaikan rasio yang cukup besar dibanding kenaikan di tahun-
tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut terjadi karena adanya penurunan liabilitas yang
cukup signifikan yakni sebesar Rp386.410.825.345 yang dibayarkan oleh perusahaan.

Analisis Cash Rasio pada PT Indofarma Tbk menunjukkan nilai rasio sebagai berikut,

Berdasarkan hasil perhitungan Cash Rasio, PT Indofarma tidak memiliki kemampuan


membayar liabilitas jangka pendeknya menggunakan kas dan setara kas. Hal ini terjadi
karena komponen dalam aset lancar yang paling besar adalah piutang.

Terbukti dalam analisis Common size proporsi total piutang terhadap aset lancar pada tahun
2020 sebesar 41,91% dari 66,23%. Sedangkan kas dan setara kas hanya sebesar 9,23% pada
tahun 2020. Proporsi kas dan setara kas jika dibandingkan dengan liabilitas jangka pendek

12
2020 yang sebesar 48,84% sangat jauh selisihnya. Sehingga perusahaan tidak memiliki kas
dan setara kas yang cukup untuk dapat membayar liabilitas jangka pendeknya.

Analisis Rasio Solvabilitas

Berdasarkan perhitungan Analisis Debt to Aset Rasio pada PT Indofarma Tbk.


diatas menunjukkan bahwa selama tahun 2016 hingga 2020 mengalami peningkatan rasio.
Namun peningkatan yang cukup mencolok terjadi pada tahun 2019 dan 2020 sebesar 0,kali.
Debt rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi liabilitasnya dengan
menggunakan asetnya. Debt rasio yang baik atau tidak beresiko adalah ˂0,5 kali yang
artinya perusahaan mampu melunasi liabilitasnya dengan aset yang dimiliki dan bahkan
masih menyisahkan asetnya. Sedangkan Debt Rasio PT Indofarma Tbk. menunjukkan
range 0,6-0,7 kali yang masih dapat dikatakan normal.

2.3 Modal Ekuitas

TOTAL EKUITAS TERHADAP TOTAL


LIABILITAS DAN EKUITAS
EMITEN 2019 2020
SIDO 86,83% 83,69%
MIKA 85,95% 86,58%
INDOFARMA 36,49% 25,15%
KIMIA FARMA 40,39% 40,46%
Berdasarkan analisis common size ekuitas terhadap total liabilitas dan ekuitas yang
presentasenya paling besar adalah MIKA yang pada tahun 2020 mencapai angka 86%. Pada
tahun 2020 komposisi ekuitas terhadap liabilitas mengalami peningkatan. peningkatan
tersebut terjadi karena peningkatan pada saldo laba. Sedangkan komposisi ekuitas terhadap
liabilitas dan ekuitas yang paling kecil adalah INDOFARMA. Hal ini terjadi karena adanya
penurunan pada saldo laba pada tahun 2020 pada perusahaan.

13
2.4 Total Liabilitas

TOTAL EKUITAS TERHADAP TOTAL


LIABILITAS DAN EKUITAS
EMITEN 2019 2020
SIDO 86,83% 83,69%
MIKA 85,95% 86,58%
INDOFARMA 36,49% 25,15%
KIMIA FARMA 40,39% 40,46%

Berikutnya perhitungan Debt to Equity Rasio pada PT Indofarma Tbk. diatas menunjukkan
bahwa pada tahun 2019-2020 mengalami peningkatan yang sangat signifikan yakni sebesar
1,24 kali , hal ini dikarenakan adanya kenaikan total liabilitas yang sangat besar jika
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yakni sebesar Rp404.008.314.980. Besarnya
rasio DER sangat beresiko bagi perusahaan karena berpotensi tidak dapat melunasi
utangnya kepada kreditur. Rasio DER yang tinggi menunjukkan penggunaan liabilitas yang
tinggi. Rasio DER yang sehat ˂1 kali. Sedangkan pada PT Indofarma ˃1 kali bahkan
mencapai 2,98 kali pada tahun 2020. Rasio DER ini juga akan menjadi pertimbangan
kreditur dalam memberikan kredit pada perusahaan ini apakah dapat melunasi tagihan atau
tidak.

Jika dilihat dari analisis common size, proporsi liabilitas jangka pendek pada PT
Indofarma Tbk. lebih besar daripada liabilitas jangka panjangnya.

14
Terbukti bahwa proporsi liabilitas jangka pendek pada tahun 2020 sebesar 48,84% dari
total liabilitas 74,88%. Liabilitas jangka pendek yang semakin besar tentunya akan
membuat perusahaan semakin beresiko gagal bayar apabila tidak diimbangi dengan aset
lancar yang jumlahnya mencukupi untuk membayar liabilitas jangka pendeknya.

Jika melihat kembali rasio likuiditas, khususnya pada current rasio terlihat bahwa
nilai rasionya ˃1 artinya perusahaan memiliki kemampuan untuk membayar liabilitas
jangka pendeknya menggunakan total aset lancar yang dimiliki perusahaan.

Namun hal ini cukup berbanding terbalik jika dilihat dari cash rasio. Meskipun
perusahaan memiliki kemampuan untuk membayar liabilitas jangka pendek menggunakan
keseluruhan aset lancar, tetapi sangat disayangkan perusahaan ini belum memiliki
kemampuan dalam membayar liabilitas jangka pendek menggunakan kas. Karena jumlah
kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan masih lebih kecil jika dibandingkan dengan
jumlah liabilitas jangka pendeknya. Sehingga sangat beresiko bagi perusahaan ini melunasi
liabilitas jangka pendeknya dengan kas, karena saldo kas yang dimiliki tidak mencukupi.

2.5 Laba Sebelum Pajak

LABA SEBELUM PAJAK TERHADAP


PENJUALAN DAN PENDAPATAN
USAHA
EMITEN 2019 2020
SIDO 35,01% 35,96%
MIKA 31,34 34,21%
INDOFARMA 0,72% 10,54%
KIMIA FARMA 0,41% 0,73%

Data diatas menunjukkan bahwa laba sebelum pajak terhadap penjualan dan
pendapatan usaha yang memiliki nilai terbesar yaitu SIDO pada tahun 2020 yang mencapai
35,96%. Laba sebelum pajak pada SIDO mengalami peningkatan, hal ini disebabkan
karena peningkatan pada penjualan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sangat baik

15
dalam kemampuan menghasilkan laba dan juga cukup efisien dalam kegiatannya,
terbuktidari komponen biaya yang dikeluarkan untuk masing-masing biaya dari penjualan
cukup rendah.
Analisis Return on Asset PT Mitra Keluarga Karyasehat, menunjukkan nilai sebagai
berikut,

Berdasarkan perhitungan diatas, pada tahun 2016 hingga 2018 kemampuan perusahaan
menghasilkan laba mengalami penurunan atas aset yang digunakan. Dapat dilihat bahwa
selama tahun 2016 hingga 2018 laba yang dihasilkan perusahaan mengalami penurunan,
padahal aset perusahaan mengalami kenaikan. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan
manajemen perusahaan menurun dalam mengelolah aset atau harta untuk menghasilkan
laba.

2.6 Laba Setelah Pajak

LABA SETELAH PAJAK TERHADAP


PENJUALAN DAN PENDAPATAN
USAHA
EMITEN 2019 2020
SIDO 26,33% 28,00%
MIKA 24,69% 27,01%
INDOFARMA 0,59% 0,00%
KIMIA FARMA 0,17% 0,20%

16
Data diatas menunjukkan bahwa laba setelah pajak terhadap penjualan dan
pendapatan usaha yang memiliki nilai terbesar yaitu SIDO. Seperti yang sudah dijelaskan
bahwa perusahaan ini memiliki kemampuan dalam menghasilkan laba.

2.7 Investasi

INVESTASI TERHADAP TOTAL ASET


EMITEN 2019 2020
SIDO - -
MIKA 10,26% 21,91%
INDOFARMA 0,05% 0,07%
KIMIA FARMA 1,05% 0,95%

Data diatas menunjukkan bahwa investasi terhadap total aset terbesar yaitu MIKA.
Dapat dilihat juga bahwa investasi yang dilakukan MIKA mengalami peningkatan pada
tahun 2020. Investasi yang dilakukan MIKA ini merupakan investasi jangka pendek.

Berdasarkan perhitungan Return on Investment PT Mitra Keluarga Karyasehat, pada tahun


2019 hingga 2020 mengalami penurunan yang cukup besar yakni sekitar 0,72. hal ini
menunjukkan bahwa investasi yang dilakukan oleh perusahaan tidak mendapatkan laba
bersih setelah pajak yang maksimal. Meskipun investasi yang dilakukan perusahaan
mengalami peningkatan.

17
Berdasarkan perhitungan Return on Equity diatas, menujukkan adanya penurunan pada
tahun 2016 hingga 2018. Hal ini menunjukan bahwa tingkat laba bersih yang diperoleh oleh
pemilik perusahaan atas investasi modal yang diinvestasikan perusahaan menurun.
Meskipun ekuitas atau modal yang diinvestasikan mengalami peningkatan.

• AKTIVITAS OPERASI PADA SEKTOR HEALTHCARE


PT KIMIA FARMA TBK

1.1 Penjualan

Kimia Farma Tbk. Indofarma Tbk.

Rp. 10.006.173.023 Rp. 1.715.587.654

Berdasarkan dari data diatas menunjukkan jika perbandingan penjualan dari kimia farma
dengan indofarma sangat jauh berbeda walaupun bergerak pada sector bidang yang sama
dengan kegiatan operasional utamanya adalah penjualan obat-obatan. Terlihat pada catatan
atas laporan keuangan Kimia Farma jika penjualan terbanyak kepada pihak ketiga lokal pada
tahun 2020 sebanyak Rp.8.516.797.099 dengan memiliki persediaan Rp.2.455.828.900. Hal
ini membuktikan jika keuntungan dari penjualan obat bisa dibilang banyak sehingga semakin
tinggi penjualan maka tidak menutup kemungkinan semakin tinggi pula laba operasi yang
dihasilkan oleh perusahaan. Dengan demikian jika laba operasi dan penjualan baik maka akan
menghasilkan margin laba operasi yang baik pula, dengan membagi laba operasi pada
penjualan sehingga menghasilkan margin laba operasi pada tahun 2020 sebesar 6,53%. Nilai
margin tersebut sudah dapat dikatakan baik karena menunjukkan diatas 5%, semakin tinggi
nilai margin maka perusahaan dinilai efisien untuk menentukan harga penjualan produknya.
Namun, jika dibandingkan dengan tahun 2018 dapat dilihat jika margin laba operasi tahun
2018 lebih besar dibandingkan dengan tahun 2020 walaupun memiliki penjualan yang lebih
rendah. Setelah dicek pada CALK ternyata yang menyebabkan tingginya laba operasi ditahun

18
2018 adalah turunnya rasio beban usaha serta didukung dengan peningkatan pendapatan lain
sehingga mengakibatkan margin laba operasi yang tinggi walaupun penjualan tidak setinggi
tahun 2020.

Berdasarkan perhitungan margin laba operasi dari tahun 2016-2020 telah terjadi penurunan
yang signifikan di tahun 2019 sebesar 5,83%. Hal ini terjadi sebagai akibat dari menurunnya
laba operasi yang menurun drastis yang bukan hanya disebabkan dari meningkatnya laba
bruto, tetapi juga diimbangi dengan kenaikan komponen beban usaha, pendapatan lain-lain,
serta selisih kurs mata uang asing. Misalnya jika pada beban usaha terjadi kenaikan pada
promosi sebesar 126.960.749, kemudian jika pada pendapatan lain-lain yang mengalami
kenaikan seperti penjualan non produk sebesar 6.161.651 serta sewa Gedung dan ruangan
sebesar 6.712.033.

1.2 Beban Pokok Penjualan

Beban Pokok Penjualan merupakan pos yang nilainya tercatat dari pos persediaan yang dijual

19
untuk menghasilkan penjualan atau pendapatan dari kegiatan utama operasionalnya. Dengan
menganalisis pos ini maka akan diketahui berapa besaran yang sebenarnya yang dikeluarkan
untuk menghasilkan seluruh barang atau produk yang dihasilkan oleh Kimia Farma tiap
tahunnya. Terlihat jika beban pokok penjualan pada tahun 2020 lebih tinggi daripada tahun
2019 walaupun pada tahun 2020 bahan baku yang digunakan lebih kecil serta disebabkan oleh
komponen persediaan barang jadi awal yang lebih tinggi ditahun 2020. Jika beban pokok
penjualan semakin tinggi maka akibatnya akan menghasilkan margin laba bruto yang rendah.

Berdasarkan Margin Laba Bruto terlihat jika mulai tahun 2016 hingga 2020 terjadi
peningkatan dan penurunan margin laba bruto yang fluktuatif. Salah satunya ditahun 2018
margin laba bruto sebesar 37,27% yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar
2,49%. Hal ini terjadi karena beberapa kemungkinan-kemungkinan diantaranya, terjadi
peningkatan laba bruto sebesar 615.665.779 di tahun 2019 karena penjualan dan beban pokok
penjualan yang sama-sama meningkat di tahun tersebut. Hal ini bisa terjadi karena di tahun
tersebut terjadi pandemic covid 19, sehingga kebutuhan akan obat-obatan pun meningkat.
Selain beban pokok penjualan bisa meningkat sebesar 941.288.189 yang disebabkan oleh
bahan baku yang semakin langka dan beberapa kebijakan pemerintah yang membuat kegiatan
operasi perusahaan dibatasi, alhasil harga barang-barang seperti bahan baku semakin mahal.

1.3 Laba Neto

Menurut Kieso dan Weygandt (2002) laba neto adalah laba yang diperoleh perusahaan setelah
dikurangi pajak. Pada perusahaan Kimia Farma yang notabanennya merupakan perusahaan
yang bergerak pada sector penjualan obat-obatan harusnya mengalami laba yang meningkat di
tahun 2019 hingga beberapa tahun terakhir ini, karena disebabkan oleh pandemi virus corona
yang pastinya seluruh dunia membutuhkan obat untuk mengobati dan melawan virus yang
menyebar ke seluruh dunia. Tercatat pada laporan laba rugi kimia farma pada tahun 2019

20
ternyata mengalami penurunan dari tahun sebelumnya dan meningkat pada tahun 2020. Jika
dilihat pada catatan atas laporan keuangan kenaikan laba tahun berjalan tahun 2018 disumbang
oleh kontribusi dari kenaikan masing-masing segmen. Komposisi kontribusi segmen antara
tahun 2017 dan 2018 sedikit mengalami perubahan. Adanya kenaikan signifikan pada segmen
distribusi menyebabkan perubahan komposisi kontribusi segmen terhadap laba tahun berjalan
konsolidasian. Aset konsolidasian perseroan tahun 2018 tercatat senilai Rp9,46 triliun,
meningkat hingga 55,19% dibandingkan tahun 2017 yang sebesar Rp6,10 triliun. Seluruh
segmen memberikan kontribusi peningkatan yang cukup besar. Dengan menghitung laba neto
dibagi penjualan maka akan menghasilkan margin laba neto. Margin laba neto ini digunakan
untuk mengukur keberhasilan suatu usaha secara menyeluruh. Semakin tinggi nilai margin
maka menunjukkan penetapan harga produk dan pengendalian biaya suatu usaha dilakukan
secara benar dan tepat.

Berdasarkan data margin laba neto dari tahun 2016-2020 terjadi penurunan margin laba neto
secara drastis di tahun 2019 sebesar 6,16%. Hal ini disebabkan oleh turunnya laba usaha serta
peningkatan beban keuangan yang menjadi pengurang pada laba usaha, alhasil laba sebelum
pajak pun menjadi turun. Diketahui jika beban keuangan meningkat karena beban bunga atas
penggunaan fasilitas pinjaman modal kerja sebesar 9%.

21
RTM 1B
ANALISIS PROFITABILITAS DAN ARUS KAS SEKTOR HEALTHCARE

• ANALISIS PROFITABILITAS

1. ANALISIS IMBAL HASIL ATAS MODAL INVESTASI INDOFARMA VS SIDO


● Imbal hasil atas aset operasi neto (RNOA)

INDOFARMA

Berdasarkan analisis RNOA INDOFARMA diatas imbal hasil atas aset


operasi pada tahun 2019 hingga tahun 2020 mengalami penurunan. RNOA
digunakan untuk mengukur presentase pengembalian yang diperoleh dari uang yang
telah diinvestasikan dalam aset operasi. Pada tahun 2020 persentase RNOA
menunjukkan angka 0,01% yang berarti bahwa perusahaan belum menggunakan
asetnya secara efisien. Penurunan ini terjadi karena adanya kenaikan pajak.

SIDO

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat diperoleh informasi bahwa pada tahun
2019 ke tahun 2020 terjadi suatu peningkatan atas Return On Net Operating Asset
(RNOA) sebesar 3 persen. Dalam dua tahun ini kita bisa menyimpulkan bahwa
SIDO telah memiliki efisiensi yang baik dalam memanfaatkan aset bersih yang
dimiliki. Selain itu, nilai yang cukup tinggi ini secara tidak langsung juga bisa

22
memberikan petunjuk kepada kita bahwa perusahaan telah mempunyai kemampuan
yang baik dalam mengendalikan biaya yang dikeluarkan.

● Imbal hasil atas ekuitas saham biasa (ROCE)

INDOFARMA

Berdasarkan analisis ROCE diatas INDOFARMA diatas menunjukkan


adanya penurunan yang disebabkan karena pada tahun 2020 perusahaan mengalami
Rugi. Pada tahun 2020 ROCE yang dihasilkan sebesar -0,78% dan pada tahun 2019
sebesar 1,66%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan belum memiliki
kemampuan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan modal yang tersedia.

SIDO

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat diperoleh informasi bahwa pada


tahun 2019 ke tahun 2020 terjadi suatu peningkatan atas Return on Capital
Employed (ROCE) sebesar 3 persen. Dalam dua tahun ini kita bisa menyimpulkan
bahwa SIDO telah memiliki efisiensi yang baik dalam memanfaatkan modal yang
dimiliki untuk menghasilkan profit atau keuntungan. Selain itu, nilai yang cukup
tinggi ini secara tidak langsung juga bisa memberikan petunjuk kepada investor
bahwa perusahaan telah mempunyai kemampuan yang baik dalam menghasilkan
keuntungan dari setiap investasi yang telah dilakukan oleh investor.

23
ANALISIS KOMPARASI INDOFARMA VS SIDO

Berdasarkan perhitungan di atas, kami sebagai pengamat mengatakan bahwa


kinerja SIDO apabila diukur dari tingkat profitabilitasnya lebih baik jika
dibandingkan dengan Indofarma. Dasar perbandingan kami dalam hal ini adalah
melakukan perhitungan imbal hasil atas modal investasi, hal ini mencakup
perhitungan imbal hasil atas aset operasi neto dan imbal hasil atas modal ekuitas
saham biasa. Ada beberapa dasar landasan yang membuat kami mengatakan SIDO
lebih baik :

- Jika ditinjau berdasarkan analisis Return On Net Operating Asset, SIDO


menunjukkan nilai rasio yang lebih stabil dan cenderung meningkat jika
dibandingkan dengan INDOFARMA. Artinya, dalam hal ini kemampuan
SIDO dalam mengefisienkan aset operasi neto yang dimiliki menjadi return
lebih baik jika dibandingkan dengan INDOFARMA. INDOFARMA dalam
hal ini justru menunjukkan nilai rasio yang sangat rendah dalam dua tahun
terakhir, dengan nilai terparah pada tahun 2020 yang hanya sebesar 0,01%.
Hal ini menunjukkan bahwa INDOFARMA belum memiliki kemampuan
yang baik dalam memanfaatkan aset yang dimilikinya untuk menghasilkan
profit atau keuntungan bagi perusahaan. Selain itu hal ini juga menunjukkan
bahwa INDOFARMA telah mengalami penurunan kinerja operasi yang
berakibat pada profitabilitasnya.
- Kemudian jika ditinjau berdasarkan analisis Return on Capital Employed
(ROCE), SIDO menunjukkan nilai rasio yang jauh lebih besar jika
dibandingkan dengan INDOFARMA. Yang artinya, dalam hal ini SIDO
memiliki kemampuan dalam mengefisienkan modal yang dimiliki dalam
menghasilkan profit atau keuntungan bagi perusahaan. Sedangkan
INDOFARMA menunjukkan nilai rasio yang negatif pada tahun 2020. Rasio
negatif yang terjadi pada INDOFARMA di tahun 2020 terjadi karena pada
tahun ini perusahaan mengalami kerugian neto. Tentu saja dalam hal ini kita
bisa menyimpulkan bahwa INDOFARMA mengalami penurunan kinerja di

24
tahun tersebut, berbeda dengan SIDO yang justru mengalami peningkatan
kinerja. Kita juga bisa menyimpulkan bahwa pada tahun 2020
INDOFARMA tidak bisa mengefisienkan dan memanfaatkan modal
yangdimiliki untuk menghasilkan profit atau keuntungan.

2. Analisis Pendayagunaan Aset MIKA VS KAEF

MIKA

● Analisis Rasio Perputaran Piutang Usaha

Analisis Rasio perputaran piutang digunakan untuk mengukur kemampuan


dan efisiensi perusahaan dalam menagih piutangnya. Jika dilihat dari analisis rasio
diatas dapat diketahui bahwa perusahaan berhasil menagih piutangnya rata-rata
secara dua kali selama tahun tertentu. Hal ini mengindikasikan bahwa MIKA sudah
efisien dalam menagih piutangnya.

KAEF

Pada perhitungan rasio perputaran piutang usaha milik kimia farma hamper
mirip dengan MIKA menghasilkan rasio 2. Hal ini menunjukkan rasio tersebut cukup
baik bagi perusahaan. Karena semakin tinggi rasio tersebut akan semakin baik pula
bagi perusahaan sehingga piutang tak tertagih pun semakin minim terjadi.

● Analisis Rasio Tingkat Perputaran Persediaan

MIKA

25
Dari perhitungan rasio perputaran persediaan pada MIKA menunjukkan hasil
yang cukup besar. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan ini cukup baik dalam
perputaran persediaannya atau dalam kata lain perusahaan ini cukup baik dalam penjualan
persediaan mereka. Namun ada penurunan dari tahun 2019 hingga tahun 2020 menjadi 28,3
dikarenakan adanya kenaikan harga pokok penjualan dan rata-rata persediaan di tahun
2020.

KAEF

Terlihat jika pada perhitungan rasio perputaran persediaan bahwa kimia farma
menghasilkan rasio yang tinggi sekali yang mengindikasikan bahwasannya kecepatan
persediaan yang ada di Gudang perusahaan terjual kepada konsumen terbilang lama hingga
memakan waktu 100 hari lebih. Jika dibandingkan dengan MIKA maka masih lebih baik
perusahaan MIKA untuk rasio perputaran persediaannya. Selain itu, pada tahun 2020
ternyata mengalami penurunan pada rasio perputaran persediaan sebagai akibat dari harga
pokok yang naik diikuti dengan persediaan yang mengalami penurunan akibat covid-19
karena sulit mendapatkan bahan baku sehingga berdampak pada rasio perputaran
persediaannya yang turun.

● Analisis Rasio Tingkat Perputaran Modal Kerja

MIKA

26
Analisis rasio tingkat perputaran Modal kerja yang baik yaitu dengan nilai
>1. Dapat dilihat dari perhitungan rasio tingkat perhitungan modal kerja MIKA
menghasilkan nilai diatas 1. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan efisien dalam
mengelola aset dan kewajiban jangka pendeknya. Disini menunjukkan bahwa
MIKA cukup baik dalam membayar hutang serta kewajibannya.

KAEF

Rasio modal kerja yang ditunjukkan KAEF sudah sangat baik dan jika
dibandingkan dengan MIKA, maka masih tinggi kimia farma rasio perputaran
modal kerja sehingga didapatkan jika modal kerja efektif dalam menghasilkan
penjualan.

27
• ANALISIS ARUS KAS

1. ANALISIS ARUS KAS COMPARATIVE


❖ SIDO

ANALISIS

Berdasarkan pada analisis komparatif, dilihat dari aktivitas operasi SIDO, perusahaan ini
mengalami kenaikan arus kas neto dari aktivitas operasi 2020 ke 2021 sebesar enam belas
persen. Penerimaan penghasilan keuangan SIDO pada tahun analisis memang sedang
mengalami penurunan yang secara persentase lebih besar jika dibandingkan dengan
peningkatan penerimaan dari pelanggan. Selain itu, pada biaya keuangan pun juga mengalami
peningkatan yang sangat besar, yakni 65%. Namun, pada faktanya kedua aktivitas tersebut

28
tidak memengaruhi arus kas neto dari aktivitas operasi (arus kas neto operasi tetap positif dan
mengalami peningkatan dari tahun 2020 ke 2021) karena secara nominal dan porsi, besaran
penerimaan dari konsumen jauh lebih besar jika dibandingkan dengan penerimaan dari
penghasilan keuangan (berhubungan dengan analisis common size). Dalam hal ini tentunya
bisa disimpulkan bahwa peningkatan ataupun penurunan komponen pada suatu aktivitas,
sekalipun jumlahnya cukup besar, belum tentu dapat memberikan dampak bagi total arus kas
neto di aktivitas tersebut karena kita masih harus melakukan analisis lanjutan terkait dengan
porsinya, misalnya saja seperti analisis aktivitas operasi ini.

Lalu jika kita lihat pada grafik di atas, peningkatan yang terjadi pada arus kas neto
aktivitas operasi berbanding lurus dengan peningkatan laba yang diperoleh karena seperti yang
telah kita ketahui bahwa aktivitas operasi berkaitan erat dengan aktivitas utama perusahaan
yang berhubungan dengan perolehan laba atau rugi usaha. Namun, ada yang cukup menarik
dalam hal ini. Besarnya laba yang diperoleh dari aktivitas operasi 2020 lebih besar jika
dibandingkan dengan perolehan labanya. Perbedaan yang terjadi antara besaran laba rugi dan
arus kas dari aktivitas operasi disebabkan oleh adanya komponen-komponen yang terdapat
pada aktivitas operasi, mengingat dalam hal ini aktivitas operasi tidak hanya berkaitan dengan
laba-rugi usaha saja, tetapi juga bisa berkaitan dengan laporan posisi keuangan yang
berhubungan dengan operasi perusahaan.

29
Selanjutnya beralih pada aktivitas investasi SIDO. Arus kas neto dari aktivitas investasi
menunjukkan adanya peningkatan sebesar 31%. Hal ini juga menunjukkan bahwa dalam
aktivitas investasi telah terjadi peningkatan arus kas keluar. Arus kas keluar yang meningkat
pada aktivitas ini disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah akibat dari perolehan aset
tetap, perolehan aset tidak lancar, serta penambahan uang muka. Peningkatan terbesar dalam
hal ini terjadi pada komponen perolehan aset tidak lancar lainnya dan penambahan uang muka
pembelian aset tetap. Lalu pada aktivitas pendanaan SIDO, hal ini menunjukkan adanya
peningkatan arus kas keluar sebesar 32% karena pada tahun ini perusahaan melakukan
pembayaran dividen kepada pemegang saham yang totalnya mengalami peningkatan sebesar
32% persen dari tahun 2020 ke 2021.

❖ MIKA

Dari data diatas menunjukkan adanya peningkatan arus kas operasi dari tahun 2019
hingga 2020 yakni sebesar 19%. Peningkatan ini terutama dikarenakan penerimaan kas dari
pelanggan yang lebih tinggi, serta arus kas dari operasi yang lebih tinggi. Diketahui bahwa
perubahan terbesar terdapat pada penerimaan klaim pajak penghasilan. Dimana penurunan
terjadi sebesar 75% pada tahun 2020.

30
Dari data diatas dapat diketahui bahwa Kas neto digunakan untuk aktivitas investasi
sedikit menurun sebesar 8% mencapai Rp623,6 miliar dari Rp675,2 miliar tahun 2019.
Perubahan terbesar terjadi pada pencarian investasi jangka pendek dan hasil penjualan aset
tetap. Investasi jangka pendek yang dilakukan oleh perusahaan ini yaitu investasi berupa
deposito yang biasanya berkisar antara waktu 3 bulan-6 bulan. Pencairan investasi pada MIKA
terjadi penurunan sekitar 1999% artinya penghasilan dari investasi yang dilakukan ini kurang
menghasilkan laba pada tahun 2020.

Kemudian perusahaan ini melakukan penjualan aset tetap lebih banyak pada tahun
2020 dibandingkan tahun 2019 artinya perusahaan lebih banyak menjual aset tetap pada tahun
2020. Hal ini bisa terjadi karena aset tetap yang dimiliki sudah mulai usang atau nilai
manfaatnya sudah hampir habis sehingga perusahaan harus menjual aset tersebut.

Dari data diatas dapat diketahui bahwa Kas neto yang digunakan untuk aktivitas
pendanaan mencapai Rp305.970.012.691 miliar tahun 2020 dibanding sebesar
Rp481.184.710.940 miliar, atau turun sebesar 36%. Kas neto yang digunakan untuk aktivitas
pendanaan di tahun 2020 terutama berasal dari pembayaran dividen kas sebesar Rp299,1

31
miliar. Pembayaran dividen kas kepada kepentingan non pengendali meningkat sebesar
160%, artinya perusahaan lebih banyak membagikan dividennya kepada kepentingan non
pengendali pada tahun 2020, dimana Kepentingan non-pengendali atas aset bersih entitas anak
ini merupakan bagian pemegang saham minoritas entitas atas aset bersih entitas anak. Selain
itu yang menarik adalah penurunan pembayaran utang pada kepentingan non pengendali,
dimana pada tahun 2020 perusahaan sudah tidak memiliki tanggungan utang kepada
kepentingan pihak non-pengendali.

❖ INDOFARMA

Arus kas pada aktivitas Operasi INDOFARMA pada tahun 2019 hingga 2020
perubahan yang paling mencolok adalah dari penerimaan restitusi pajak yakni sebesar 74,70%.
Kenaikan ini terjadi karena adanya kelebihan pajak yang dibayarkan oleh INDOFARMA dan
pengembalian kelebihan itu baru diterima pada tahun 2020.

Kemudian Penerimaan dari pelanggan INDOFARMA mengalami peningkatan


sebesar 8,29% dari 2019 hingga 2020. Kenaikan itu menunjukkan bahwa aktivitas penjualan
dari INDOFARMA mengalami peningkatan di tahun 2020. Namun peningkatan yang terjadi
tidak begitu besar, apabila melihat kondisi di tahun 2020 yang sedang terpapar COVID-19
seharusnya meningkatkan penjualan obat-obatan. Namun pada kenyataannya perusahaan
belum mampu memanfaatkan peluang pada kondisi COVID-19 di tahun 2020.

Selanjutnya analisis dari aktivitas Investasi INDOFARMA pada tahun 2019 hingga
2020 mengalami penurunan sebesar -115,05% atau dapat dikatakan bahwa arus kas dari
aktivitas investasi bernilai negatif. Penurunan Arus Kas dari Aktivitas Investasi tersebut
terutama berasal dari berkurangnya Hasil Penjualan Aset Tetap sebesar 99,85% dari tahun
2019. Pada arus kas investasi penerimaan penghasilan bunga menunjukkan presentase yang

32
tinggi yakni sebesar 183,55%. Besarnya Penerimaan Bunga pada INDOFARMA berdasarkan
CALK nomor 41 berasal dari PT Bank Negara Indonesia Tbk. yang pada tahun 2020 sebesar
Rp 932.570.097 dan PT Bank Mandiri Tbk. sebesar Rp 167.276.675.

Selain itu pada Penerimaan Investasi Lain-lain mengalami penurunan pada tahun
2020 dibandingkan dengan 2019 yakni sebesar -90,14%. hal ini dikarenakan penjualan
investasi pada tahun 2019 cukup besar yakni Rp36.174.973.008, sedangkan pada tahun 2020
hanya sebesar Rp3.565.893.194.

Kemudian beralih pada aktivitas Pendanaan INDOFARMA yang pada tahun 2019
hingga 2020 menunjukkan nilai yang negatif sebesar -59,11%. Penurunan arus kas digunakan
untuk Aktivitas Pendanaan tersebut terutama berasal dari berkurangnya Pembayaran Pinjaman
Jangka Pendek sebesar 21,18% yang memberikan dampak pada posisi arus kas yang lebih baik
dari tahun sebelumnya.

Pembayaran pinjaman jangka panjang juga mengalami penurunan sebesar -57,85%.


Pinjaman jangka panjang yang dibayarkan merupakan pinjaman yang berasal dari bank,
dimana berdasarkan CALK no.26 saldo awal pinjaman jangka panjangnya sebesar Rp
364.693.619.785 dan pada tahun 2020 baru di bayarkan sebesar Rp3.917.199.503.

33
❖ KIMIA FARMA

Dari analisis arus kas komparatif diatas didapatkan jika pada arus kas aktivitas operasi
terdapat pembayaran operasi lain-lain di tahun 2019 dan telah menjadi nol di tahun 2020.
Hal ini bisa disebabkan oleh menurunnya biaya operasi di tahun 2020 seperti biaya angkut
penjualan yang turun akibat kegitan operasi yang semakin berkurang di tahun 2020.
Kemudian Pembayaran pajak penghasilan juga mengalami penurunan akibat penghasilan
yang turun sehingga pajak pun berkurang. Terlihat jika penghasilan bunga mengalami
penurunan sebesar minus 52% yang menunjukkan nilai diatas separuhnya dari tahun 2019
ke 2020. Sehingga total dari arus kas aktivitas operasi mengalami penurunan di tahun 2020,
padahal seharusnya semakin meningkat karena merebaknya covid-19 masih tinggi sehingga
tidak seharusnya mengalami penurunan pada aktivitas operasional perusahaannya.

34
Jika dianalisis dari aktivitas investasi kimia farma dari tahun 2019 hingga 2020 telah
mengalami penurunan aktivitas investasi. Mulai dari hasil pelepasan aset tetap, perolehan
aset tetap, pembelian saham entitas anak, penambahan aset tak berwujud, hingga
penerimaan dividen. Namun penurunan beberapa kegiatan tersebut tidaklah signifikan dan
masih wajar. Misalnya pada pelepasan asset yang berkurang di tahun 2020 disebabkan
salah satu entitas anak perusahaan kimia farma terjadi kebakaran sehingga mengajukan
klaim asuransi atas kerusakan bangunan dan mengakui beban atas kerusakan mesin dan
inventaris yang tidak diasuransikan tersebut.

Berdasarkan arus kas aktivitas pendanaan terdapat pembayaran utang bank jangka panjang
yang mengalami peningkatan drastis ditahun 2020 hingga mencapai 252%. Jika dilihat pada
catatan atas laporan keuangan ada beberapa utang jangka panjang yang dimiliki kimia
farma ke bank mandiri, bank muamalat, dan bank BNI. Hal ini digunakan untuk
pembiayaan pembangunan perusahaan kimia farma sendiri. Selain itu pembayaran dividen
secara tunai terjadi di tahun 2019 sedangkan di tahun 2020 tidak dibayarkan. Sehingga
Arus Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan menurun sebesar 118% di tahun
2020.

2. ANALISIS ARUS KAS COMMON SIZE


❖ SIDO

35
Dalam dua tahun berturut-turut, dapat kita lihat bahwasannya sumber penerimaan
kas berasal dari empat komponen utama, yakni penerimaan dari pelanggan, penerimaan
penghasilan keuangan, hasil penjualan aset tetap, penerimaan penjualan saham treasuri.
Berdasarkan perhitungan dan diagram yang kami lampirkan di atas, terlihat jelas bahwa
penerimaan dari pelanggan memiliki porsi terbesar dari total penerimaan kas, kemudian
disusul oleh porsi penerimaan penghasilan keuangan. Dengan demikian, dapat kita
simpulkan bahwa aktivitas terbesar penyumbang penerimaan kas secara keseluruhan adalah
aktivitas operasi. Hal ini merupakan hal yang wajar mengingat aktivitas operasi merupakan
aktivitas utama perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan untuk memperoleh
pendapatan.

Selanjutnya untuk analisis penggunaan kas SIDO, dalam dua tahun berturut-turut,
Kas yang dimiliki oleh SIDO digunakan untuk pembayaran beberapa komponen, yakni
pembayaran biaya-biaya, perolehan aset tetap dan tidak lancar, penambahan uang muka
pembelian aset tetap, pembayaran dividen kas, pembayaran utang sewa pembiayaan, dan
pembayaran pajak atas pembagian saham bonus. Secara keseluruhan dalam dua tahun
terakhir, ada tiga komponen yang memiliki porsi terbesar terhadap total penggunaan kas

36
SIDO, yakni pembayaran kepada pemasok, pembayaran dividen, dan pembayaran beban
operasional. Dengan demikian, aktivitas dengan penggunaan kas terbesar adalah aktivitas
operasi karena aktivitas ini merupakan aktivitas utama perusahaan. Pembayaran kepada
pemasok dan pembayaran beban operasional sebesar porsi yang telah ditunjukkan di atas
adalah porsi yang wajar karena komponen tersebut berperan penting untuk mendukung
perusahaan mengoptimalkan aktivitas usahanya untuk memperoleh laba. Peningkatan porsi
pembayaran deviden ini juga merupakan sinyal yang baik bagi investor karena mereka akan
berpeluang memperoleh dividen atas kepemilikan sahamnya serta menunjukkan adanya
konsistensi perusahaan dalam membagikan devidennya.

❖ MIKA

Analisis arus kas dengan menggunakan Common Size pada MIKA pada tahun 2019
sampai tahun 2020 sebagai berikut, untuk analisis zommon size postif (kas masuk) pada
aktivitas operasi menunjukkan penerimaan pelanggan terhadap total aktivitas arus kas positif
sebesar 59,27% pada tahun 2020 dan 62,83% pada tahun 2019. Hal ini mengindikasikan
bahwa pendapatan perusahaan cukup tinggi, hal ini disebabkan oleh salah satu faktor yaitu
karena dampak dari covid 19. Meskipun pendapatan perusahaan tinggi, tetapi terlihat juga

37
terjadi penurunan penerimaan kas dari pelangan dari tahun 2019 sampai 2020, hal ini
dikarenakan meningkatnya pula piutang dari pelanggan itu sendiri.

Sedangkan pada analisis common size negatif (kas keluar) pada aktivitas Operasi
komposisi paling besar yakni pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan terhadap total
aktivitas arus kas pada tahun 2020 yakni sebesar 50,01% dan pada tahun 2019 sebesar
44,56%. Dengan adanya tingkat pendapatan yang tinggi pada tahun 2020 dan 2019 otomatis
kas yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar pemasok dan karyawan juga meningkat.

Analisis Common size pada aktivitas Investasi MIKA pada tahun 2019 hingga
2020. Komposisi terbesar dari aktivitas investasi yang positif yakni penjualan aset keuangan
lancar lainnya sebesar 13,10% pada tahun 2019 dan 18,05% pada tahun 2020. Dengan adanya
pandemi Covid 19 membuat pendapatan perusahaan dari hasil penjualan perlengkapannya
menjadi meningkat.

Sedangkan analisis dari common size negatif atau kas keluar dari aktivitas investasi
komposisi terbesarnya yaitu penempatan aset keuangan lancar lainnya. Dengan adanya
pandemi Covid-19 membuat perusahaan membutuhkan banyak perlengkapan untuk
menjalankan kegiatan operasionalnya. Sehingga pada tahun 2020 perusahaan meningkatakan
pengeluaran kas mereka untuk dialokasikan pada aset lancar perusahaan.

38
Dari analisis common size positif pada aktivitas pendanaan MIKA, komposisi
terbesar yaitu kontribusi modal kepada kepentingan Non-pengendali, dimana terjadi kenaikan
pada tahun 2020.

Sedangkan analisis common size negatif atau kas keluar pada aktivtas pendanaan
MIKA terdapat perubahan yang cuku signifikan yaitu perolehan saham treasuri, dimana pada
tahun 2020 hanya sebesar 0,20%.

❖ INDOFARMA

Analisis arus kas dengan menggunakan Common Size pada INDOFARMA pada
tahun 2019 hingga tahun 2020 sebagai berikut, untuk analisis common size positif (kas masuk)
pada aktivitas Operasi komposisi Penerimaan pelanggan terhadap total aktivitas arus kas
positif sebesar 80,76% dan pada tahun 2019 sebesar 78,60%. Terjadi kenaikan selama tahun
2019 hingga 2020 hal ini mengindikasikan bahwa aktivitas penjualan perusahaan mengalami
kenaikan.

Sedangkan pada analisis common size negatif (kas keluar) pada aktivitas Operasi
komposisi paling besar yakni pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan terhadap total

39
aktivitas arus kas pada tahun 2020 yakni sebesar 85,40% dan pada tahun 2019 sebesar
80,59%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan karena pada tahun 2020 penjualan
perusahaan mengalami peningkatan sehingga kas yang dikeluarkan untuk membayar pemasok
dan karyawan juga ikut bertambah atau mengalami kenaikan.

Selanjutnya analisis Common size pada aktivitas Investasi INDOFARMA pada


tahun 2019 hingga 2020. Komposisi terbesar dari aktivitas investasi yang positif yakni dari
penerimaan hasil bunga terhadap total aktivitas arus kas pada tahun 2020 sebesar 0,06% dan
tahun 2019 sebesar 0,02%. Terlihat bahwa penerimaan bunga mengalami peningkatan hal ini
berdasarkan CALK nomor 41 berasal dari PT Bank Negara Indonesia Tbk. yang pada tahun
2020 sebesar Rp 932.570.097 dan PT Bank Mandiri Tbk. sebesar Rp 167.276.675.

Selain itu yang menarik adalah komposisi penjualan aset tetap terhadap total
aktivitas arus kas pada tahun 2020 sebesar 0,00%, sedangkan pada tahun 2019 sebesar 2,58%.
penurunan komposisi dari penjualan aset terjadi karena penjualan aset pada tahun 2019 sudah
terlalu tinggi sehingga aset yang umur ekonomisnya sudah akan habis di tahun 2020 hanya
tersisa sedikit yang dapat dijual. Sehingga pada tahun 2020 sudah banyak aset tetap yang
dibeli pada tahun 2019.

Lalu untuk analisis common size negatif atau kas keluar dari aktivitas investasi yang
komposisinya paling besar terhadap total aktivitas arus kas adalah pembelian aset tetap. Pada
tahun 2020 besarnya 0,63% dan tahun 2019 sebesar 1,17% dapat dikatakan mengalami
penurunan.

40
Hal ini terjadi karena pada tahun 2019 penjualan aset tetap yang dilakukan perusahaan terlalu
besar sehingga perusahaan perlu membeli aset tetap yang baru untuk dapat melanjutkan
kegiatan operasinya.

Kemudian beranjak pada analisis Common size aktivitas Pendanaan


INDOFARMA pada tahun 2019 hingga 2020. Komposisi terbesar dari aktivitas pendanaan
yang positif yakni dari Penerimaan pinjaman jangka pendek terhadap total aktivitas arus kas
pada tahun 2020 sebesar 9,64% dan tahun 2019 sebesar 10,96%.

Lalu untuk analisis common size negatif atau kas keluar dari aktivitas investasi yang
komposisinya paling besar terhadap total aktivitas arus kas ialah pembayaran pinjaman jangka
pendek yang pada tahun 2020 sebesar 11,23% dan 2019 sebesar 15,16%. Dapat dilihat bahwa
terjadi adanya penurunan pembayaran pinjaman jangka pendek menandakan perusahaan hanya
memiliki kemampuan membayar pinjaman jangka pendeknya sebesar sekian.

❖ KIMIA FARMA

Aktivitas operasi dari segi penerimaan kas terjadi kenaikan di tahun 2020, yang hal ini
didapatkan dari aktivitas kas pelanggan sebesar 94,50% dan penerimaan pajak sebesar

41
5,35%. Kemudian untuk komposisi dari total pengeluaran kas dari aktivitas operasi
menurun tahun 2020. Penurunan tersebut terjadi sebagai akibat dari beberapa komponen
seperti pembayaran kepada pemasok dan pihak ketiga, pembayaran bunga, dan pembayaran
operasi lain-lain.

Jika dari aktivitas investasi untuk penerimaannya terjadi penurunan yang signifikan pada
penerimaan dari dividen pada tahun 2020 presentasenya sebesar 86,89% sedangkan pada
tahun 2019 sebesar 90,17%. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa informasi terkait
pembagian dividen tidak rutin dibagikan tiap tahunnya sehingga bisa saja berkurang
ataupun saham perusahaan kimia farma yang mengalami penurunan sehingga penerimaan
dividen pun berkurang. Kemudian untuk total pengeluaran dari aktivitas pendanaan juga
berkurang lebih dari separuhnya serta turunnya semua komponen pengeluaran aktivitas
pendanaan.

Pada total penerimaan kas dari aktivitas pendanaan komponen yang paling turun adalah
pencairan medium term notes yang disebabkan oleh tidak adanya pencairan medium term
di tahun 2020, kemudian ada peningkatan pada pencairan utang bank jangka pendek dan
jangka panjang. Selanjutnya untuk total pengeluaran kas aktivitas pendanaan juga

42
mengalami penurunan pada beberapa komponen namun mengalami peningkatan pada
komponen pembayaran medium term karena pada tahun 2017 perusahaan menerbitkan
MTN sebesar 400 juta yang digunakan untuk modal kerja, investasi rutin dan
pengembangan usaha kemudian fasilitas ini telah dilunasi pada bulan September 2020.

43
RTM 1C
ANALISIS KREDIT DAN EKUITAS SEKTOR HEALTHCARE

• ANALISIS KREDIT
▪ ANALISIS TREND COMPARATIVE
INDOFARMA

Berdasarkan grafik analisis trend dari rasio lancar INDOFARMA


menunjukkan bahwa indofarma mengalami trend yang fluktuatif artinya rasio
lancar nya tidak stabil. Jika dilihat trend grafik liabilitas jangka pendek pada
tahun 2018-2020 mengalami penurunan yang tajam pada tahun 2019. Hal ini
disebabkan karena INDOFARMA pinjaman bank jangka pendeknya menurun.
Hal penurunan itu dikarenakan perusahaan tidak memenuhi persyaratan current
ratio pada tahun 2019. Lalu pada tahun 2020 mengalami peningkatan kembali
liabilitas jangka pendek menjadi 118,79, kenaikan liabilitas jangka pendek
dapat terjadi akibat liabilitas jangka panjang yang sudah jatuh tempo, berubah
menjadi liabilitas jangka pendek. Namun perusahaan masih memiliki
kemampuan baik untuk melunasi kewajiban jangka pendek tersebut, karena
nominal aktiva lancar lebih besar dari liabilitas jangka pendek yang dimiliki
perusahaan.

44
KIMIA FARMA

Berdasarkan grafik diatas terlihat jika perhitungan rasio keuangan


PT. Kimia Farma (Persero) Tbk pada kondisi kinerja keuangan PT. Kimia
Farma (Persero) Tbk tahun 2016-2020 cenderung menurun setiap tahunnya. Hal
ini dapat berdampak negative bagi perusahaan dalam memenuhi utang
lancarnya yang dijamin oleh aktiva lancer. Dari data di atas dapat disimpulkan
bahwa untuk hasil Current Ratio PT. Kimia Farma (Persero) Tbk periode 2016-
2020 yaitu kurang baik dan perusahaan masih kurang maksimal melunasi
kewajiban jangka pendeknya. Hingga ditahun 2020 rasio lancer perusahaan
mencapai 0,90 kali yang dapat dikatakan jika perusahaan kurang mampu
menjamin hutangnya dikarekan hutang lancar yang tinggi dan persediaan yang
menumpuk. Ini membahayakan bila tidak ditangani dengan baik.

▪ ANALISIS RULE OF THUMB (2:1)


INDOFARMA

45
Berdasarkan perhitungan rasio lancar atau perbandingan antara aset lancar
dengan liabilitas jangka pendek pada INDOFARMA menunjukkan bahwa nilai
rasionya lebih dari 1. Misalnya saja pada tahun 2020 rule of thumb dari rasio ini
adalah 1,36 : 1, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan memiliki kemampuan
untuk melunasi utang jangka pendeknya menggunakan aset lancar yang
dimiliki. Artinya perusahaan dapat dikategorikan sehat dan likuid.
KIMIA FARMA

Pada analisis Rule of Thumb ini, PT Kimia Farma dibandingkan dengan PT


Indofarma berdasarkan dari perhitungan rasio lancarnya, yang mana hal ini
tidak menghasilkan angka 2:1, dalam hal ini nilai rasio lancar kimia farma lebih
rendah dibandingkan dengan Indofarma sehingga dapat dikatakan jika
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya dengan aktiva
lancar yang dimiliki Kimia Farma sangat kurang sehat jika dibandingkan
dengan Indofarma.
Dapat disimpulkan bahwa Perusahaan yang memiliki rasio likuiditas
dibawah 2:1 memiliki peningkatan risiko likuiditas yang tinggi daripada
perusahaan yang memiliki rasio 2:1. Namun jika rasio yang dimiliki perusahaan
lebih dari 2:1 maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut tidak memiliki
kemampuan mengelola asetnya dengan baik.
▪ ANALISIS NET TRADE CYCLE
INDOFARMA

46
Analisis Net trade cycle merupakan periode saat kas dibayarkan untuk
pembelian persediaan sampai dengan saat kas dikumpulkan dari piutang. Siklus
Perdagangan Bersih memberi tahu berapa hari yang dibutuhkan uang tunai
untuk melalui siklus perdagangan kembali menjadi uang tunai. Berdasarkan
tabel perhitungan diatas nilai net trade cycle menunjukkan nilai yang negatif
yakni pada tahun 2019 sebesar -17 dan pada 2020 sebesar -97. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan membutuhkan waktu yang lama untuk
mengembalikan kasnya.
Net Trade Cycle negatif dapat sangat menguntungkan bagi bisnis, namun
itu hanya berlaku ketika bisnis meningkatkan pendapatan. Ketika pendapatan
mulai menurun, Net Trade Cycle yang negatif dapat menjadi bencana bagi arus
kas. Dapat dilihat dari perhitungan diatas bahwa terjadi peningkatan jumlah hari
dari tahun 2019-2020 yakni 9 hari menjadi 27 hari. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan mengalami penurunan kas.
Sedangkan pada bagian perputaran persediaan dari tahun 2019-2020
mengalami penurunan jumlah hari yang digunakan untuk mengembalikan kas
yang digunakan untuk persediaan yakni dari 48 hari menjadi 40 hari. Atau
dapat dikatakan bahwa perusahaan dapat meningkatkan arus kas dan saldo
kasnya.
Kemudian pada bagian Utang usaha terjadi peningkatan hari dari tahun
2019-2020 yakni 74 hari menjadi 163 hari, kenaikan lebih dari 2 kali lipat.
artinya perusahaan membutuhkan waktu yang lama untuk melunasi utang
usahanya.

47
KIMIA FARMA

Rasio perputaran piutang digunakan untuk mengukur sampai


seberapa cepat perusahaan dapat menagih piutangnya. Semakin sering
perputarannya berarti semakin pendek umur piutang. Berdasarkan tabel rasio
perputaran piutang usaha Perseroan di atas, dapat dilihat bahwa perputaran
piutang Perseroan per 31 Desember 2020 mencapai 54,93 hari mengalami
peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 81,06 hari.
Kemudian untuk rasio perputaran persediaan menunjukkan tingkat persediaan
perusahaan yang cukup baik. Karena perputaran yang tinggi menunjukkan
tingkat persediaan yang ada cukup baik. Rasio perputaran persediaan Perseroan
untuk periode 31 Desember 2020 sebesar 139,25 hari. Selanjutnya, rasio
perputaran utang digunakan untuk mengukur tingkat perputaran utang usaha
perusahaan kepada pemasok. Perputaran yang cepat akan lebih menyenangkan
pemasok karena umur utang usaha perusahaan yang pendek. Rasio perputaran
utang usaha Perseroan per 31 Desember 2020 tercatat sebesar 86,57 hari, yang
hal ini terbilang cepat jika dibandingkan dengan Indofarma. Dari perhitungan
rasio perputaran piutang ditambah dengan perputaran persediaan kemudian
dikurangi dengan rasio perputaran utang telah menghasilkan siklus perdagangan
bersih sebesar 107,61 hari di tahun 2020 yang mengalami penurunan dari tahun
2019 yang sebelumnya selama 125,76 hari. Analisis pada tahun 2020
menunjukkan jika Sumber Daya Teknologi memiliki 54,93 hari penjualan terikat

48
dalam piutang, mempertahankan 139,25 hari barang yang tersedia dalam
persediaan, dan hanya menerima 86,57 hari pembelian sebagai kredit dari
pemasoknya. Semakin lama siklus perdagangan bersih, semakin besar kebutuhan
modal kerja. Pengurangan jumlah penjualan hari dalam piutang atau biaya
penjualan dalam persediaan menurunkan persyaratan modal kerja. Peningkatan
jumlah pembelian hari sebagai kredit yang diterima dari pemasok menurunkan
modal kerja yang dibutuhkan. Persyaratan modal kerja ditentukan oleh industri
kondisi dan praktik. Perbandingan menggunakan rasio industri saat ini, dan
analisis persyaratan modal kerja menggunakan langkah-langkah siklus
perdagangan bersih, berguna dalam analisis kecukupan modal kerja perusahaan.

▪ ANALISIS SOLVABILITAS

INDOFARMA

Rasio Solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur


sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. Jika dilihat dari
tabel terdapat tiga perhitungan rasio solvabilitas yang pertama rasio total utang
terhadap ekuitas (DER), jika diperhatikan bahwa setiap tahunnya mengalami
kenaikan. Nilai rasio pada tahun 2016-2019 lebih dari 1, namun pada tahun 2020
meningkat menjadi sebesar 2,98. Artinya perusahaan utang yang dimiliki
INDOFARMA lebih besar daripada ekuitas yang dimiliki, sehingga beban yang
ditanggung perusahaan semakin besar. Hal ini terjadi karena utang jangka pendek
dimana yang terbesar berasal dari utang usaha pihak ketiga. Meningkatnya beban
kewajiban terhadap pihak luar menunjukkan bahwa sumber modal perusahaan
sangat tergantung dari pihak luar. Apabila perusahaan tidak dapat mengelola

49
hutangnya dengan baik dan optimal, akan berdampak buruk terhadap kondisi
kesehatan keuangan perusahaan. Berdasarkan perhitungan rasio ini dapat
disimpulkan bahwa kondisi keuangan INDOFARMA kurang sehat, karena aset
yang dimiliki tidak dapat menutupi utang yang dimiliki.
Kemudian yang kedua rasio perbandingan antara utang jangka
panjang terhadap ekuitas, yang mana berdasarkan perhitungan diatas pada tahun
2016-2020 mengalami peningkatan meskipun tidak terlalu signifikan. Nilai rasio
pada tahun 2016-2019 menunjukkan kurang dari 1, sedangkan pada tahun 2020
rasio nya sebesar 1,04. Pada tahun 2020 menunjukkan bahwa komposisi utang
jangka panjangnya lebih besar dibandingkan ekuitas yang dimiliki
INDOFARMA. Kenaikan utang jangka panjang ini berasal dari kewajiban
imbalan pasca kerja sebesar Rp 8.083.384.078. Berdasarkan perhitungan rasio
utang jangka panjang terhadap ekuitas perusahaan dapat dikatakan sehat, karena
memiliki kemampuan melunasi utang jangka panjang menggunakan ekuitas
ekuitas yang dimiliki, bahkan perusahaan masih memiliki sisa saldo ekuitas
ketika telah melunasi utang jangka panjangnya. Namun ditahun 2020 perusahan
tidak dapat menutupi utang jangka panjangnya karena alasan yang sudah saya
jelaskan sebelumnya.
Selanjutnya yang ketiga rasio kelipatan bunga, yakni perbandingan
antara laba sebelum pajak + beban bunga dengan beban bunga. Rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar atau
membayar kembali beban bunga di masa depan. Rasio kelipatan bunga yang baik
adalah 5 kali. Namun dapat dilihat hasil perhitungan rasio diatas menunjukkan
bahwa INDOFARMA tidak memiliki kemampuan membayar beban bunga yang
ditanggungnya. Nilai dari perhitungan rasio ini bahkan negatif. Hal ini
mengindikasikan bahwa kondisi keuangan INDOFARMA tidak sehat.

50
KIMIA FARMA

Untuk kondisi kinerja keuangan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk tahun 2016-
2020 dapat dilihat dari Debt to Equity Ratio yang dapat dikatakan kurang baik.
Perkembangan Debt to Equity Ratio PT. Kimia Farma (Persero) Tbk tahun
2016-2020 cenderung mengalami meningkat dan kembali dalam kondisi
Overliquid. Dapat dilihat selama lima tahun, menunjukan nilai DER diatas rata-
rata standar industry terendah. Hal ini mengidentifikasikan bahwa perusahaan
memiliki hutang yang lebih besar dari modal (ekuitas) yang dimilikinya.
Sehingga dapat dikatakan perusahaan tidak efektif dalam membayar kewajiban
jangka panjangnya. Sehingga nilai DER yang tinggi mununjukan komposisi
hutang (jangka pendek dan jangkat panjang) semakin besar dibandingkan
dengan total modal sendirinya. Peningkatan yang cukup tinggi akan berdampak
buruk bagi perusahaan seperti semakin besar beban perusahaan terhadap pihak
luar (kreditur). Meningkatnya beban terhadap kreditur menunjukan sumber
modal perusahaan sangat tergantung dengan pihak luar. Selain itu, besarnya
beban hutang yang ditanggung perusahaan dapat mengurangi jumlah laba yang
akan diterima perusahaan.

Dari hasil perhitungan diatas, dapat diketahui jumlah long-term debt to equity
ratio PT. Kimia Farma, dibawah 10 kali. Jika rata-rata industry long-term debt
to equity ratio adalah sebesar 10 kali (Kasmir 2015), maka long-term debt to
equity ratio perusahaan pada tahun 2016-2020 berada dibawah rata-rata
industry. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa long-term debt to equity ratio
PT. Kimia Farma, Tbk dalam keadaan “kurang baik”.

51
Dari hasil perhitungan diatas, dapat diketahui jumlah times interest earned PT.
Kimia Farma, Tbk ditahun 2020 adalah -0,12 kali, Jika rata-rata industry times
interest earned sebesar 10 kali (Kasmir 2015), maka times interest earned PT.
Kimia Farma pada tahun 2016-2020 berada dibawah rata-rata industri yaitu
biaya bunga hanya dapat ditutup oleh 3,03 kali dari laba sebelum bunga dan
pajak. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa times interest earned perusahaan
berada dalam keadaan yang “kurang baik”.

▪ ANALISIS DAN VALUASI EKUITAS

SIDO

● TREN DAN PERSISTENSI LABA

Tiga grafik di atas menunjukkan tren pergerakan harga saham, perolehan laba, serta
nilai dari earning per share selama lima tahun beerturut (2017 – 2021) pada perusahaan
SIDO. Pada grafik tersebut dapat diinterpretasikan dalam lima tahun perusahaan ini

52
memiliki tren yang cenderung meningkat pada pergerakan harga sahamnya, begitu pula
pada perolehan labanya. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa perolehan laba perusahaan
mempunyai korelasi yang positif dengan harga saham di pasar. Peningkatan perolehan laba
perusahaan secara langsung dapat menjadi salah satu fakor penyebab peningkatan pada
harga saham perusahaan tersebut di pasar karena berkaitan dengan perilaku investor yang
cenderung mengejar keuntungan, baik dari capital gain ataupun deviden.

Laba yang cenderung meningkat selama lima tahun terakhir ini juga memberikan
petunjuk bahwa perusahaan ini memiliki kinerja yang cukup baik dalam menjalankan
aktivitas operasionalnya, baik dari segi peningkatan penjualan maupun pengefisienan biaya.
Kemudian jika dilihat dari segi nilai earning per share, grafik di atas menunjukkan adanya
tren yang cukup fluktuatif dengan penurunan cukup tajam di tahun 2020. Penurunan nilai
EPS tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan pada perolehan laba perusahaan yang
lebih kecil jika dibandingkan dengan peningkatan jumlah saham yang beredar. Pada tahun
2020 terjadi peningkatan jumlah saham yang beredar sebesar 100 persen dibandingkan taun
sebelumnya, yakni meningkat dua kali lipat sebagai dampak dari adanya stocksplit. Namun,
penurunan EPS ini hanya terjadi pada tahun 2020 selama masa pengamatan 2017-2021
karena pada tahun 2021 nilai EPS SIDO kembali melesat naik sebagai akibat dari adanya
peningkatan perolehan laba yang cukup tinggi sedangkan jumlah saham yang beredar tetap.

● PENILAIAN EKUITAS BERBASIS LABA

RASIO HARGA TERHADAP NILAI BUKU

Berdasarkan data yang disajikan di atas, dapat kita ketahui bahwa nilai rasio harga
terhadap nilai buku SIDO cenderung mengalami kenaikan. Kenaikan ini dipengaruhi oleh
tren pergerakan harga saham SIDO di pasar yang cenderung meningkat atau sedang
mengalami uptrend. Perhitungan rasio ini berfungsi untuk menilai apakah saham ini
termasuk saham yang murah atau mahal. Namun, perlu digaris bawahi bahwa nilai rasio

53
pbv yang tinggi tidak serta merta menunjukkan harga saham perusahaan yang mahal, bisa
saja dalam hal ini investor memang rela untuk membayar mahal karena melihat prospek
yang bagus pada kinerja perusahaan. Kemudian jika dibandingkan dengan perusahaan lain
yang masih satu sektor, misalnya saja MIKA, dari segi rata-rata nilai PBV selama lima
tahun terakhir, saham SIDO ini masih lebih murah karena nilai PBVnya lebih kecil.

RASIO HARGA TERHADAP LABA

Berdasarkan data yang disajikan di atas, dapat kita ketahui bahwa nilai rasio harga
terhadap laba SIDO cenderung mengalami kenaikan, tetapi mengalami penurunan pada
tahun 2021. Penurunan tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan laba yang porsinya
lebih tinggi jika dibandingkan dengan kenaikan pada harga saham. Perhitungan rasio ini
berfungsi untuk menilai apakah saham ini termasuk saham yang murah atau mahal. Namun,
perlu digaris bawahi bahwa nilai rasio per yang tinggi tidak serta merta menunjukkan harga
saham perusahaan yang mahal, bisa saja dalam hal ini investor memang rela untuk
membayar mahal karena melihat prospek yang bagus pada kinerja perusahaan. Kemudian
jika dibandingkan dengan perusahaan lain yang masih satu sektor, misalnya saja MIKA,
dari segi rata-rata nilai PER selama lima tahun terakhir, saham SIDO ini masih lebih murah
karena nilai PERnya lebih kecil.

RASIO GEARING

KETERANGAN 2017 2018 2019 2020 2021

TOTAL UTANG Rp169.635 Rp269.602 Rp263.955 Rp366.750 Rp378.267

TOTAL MODAL Rp3.065.500 Rp3.165.467 Rp3.159.820 Rp3.262.615 Rp3.274.132

54
RASIO GEARING 5,53% 8,52% 8,35% 11,24% 11,55%

Perhitungan Gearing Ratio di atas dihitung dengan membagi antara total hutang
perusahaan dengan total modal. Total modal ini diperoleh dari penjumlahan antara ekuitas
dengan total utang. Berdasarkan perhitungan rasio gearing ini kita dapat mengetahui
struktur permodalan perusahaan. Dalam hal ini kita dapat mengetahui seberapa besar
ketergantungan perusahaan terhadap utang atas struktur modalnya. Fungsi utama dari rasio
ini sejatinya adalah untu mengetahui perbandingan antara sejauh mana perusahaan didanai
oleh ekuitas pemegang saham dibandingkan dengan dana dari kreditur yang berupa utang.
Sejatinya, tidak ada ukuran ideal untuk menetapkan berapa nilai rasio gearing yang baik.
Namun dalam hal ini kondisi wajarnya adalah perusahaan memiliki nilai rasio gearing 25
sampai 50 persen, kecuali ada alasan lain yang membuat perusahaan mau tidak mau
menambah utangnya. Pada SIDO, dapat kita lihat bahwa besarnya rasio gearing berada di
bawah 25 persen dan sangat kecil. Itu artinya dalam hal ini komponen pendanaan SIDO
secara garis besar didominasi oleh sumber ekuitas pemegang saham. Walaupun dalam lima
tahun ini ada kecenderungan peningkatan, peningkatan tersebut tidak membuat nilai akhir
rasionya mencapai lebih dari belasan persen. Dalam hal ini kita juga menyimpulkan risiko
investor yang menanamkan modalnya pada perusahaan ini sejatinya relative kecil karena
porsi utang yang dimiliki perusahaan cukup kecil.

● MODAL SAHAM

55
Jika dilihat berdasarkan data rincian pemegang saham di atas, porsi kepemilikan
pemegang saham terbesar ada pada PT Hotel Candi Baru, yakni sebesar 81,6 persen,
sedangkan sisanya sebesar 18,4 persen merupakan kepemilikan masyarakat umum dengan
masing-masing kepemilikannya kurang dari lima persen. Sejatinya jika dilihat lebih cermat,
ditemukan keunikan pada data tersebut , yakni terletak pada nilai total lembar saham yang
beredar. Jadi, pada tahun 2020 jumlah saham yang beradar milik SIDO mengalami
peningkatan 100 persen, dari yang awalnya hanya 15.000.000.000 menjadi
30.000.000.000. Hal ini pada faktanya memang memengaruhi jumlah kepemilikan lembar
saham oleh para pemegang saham. Namun, pada faktanya hal ini tidak memberikan
pengaruh terhadap prosi kepemilikan.

● DIVIDEN

Tahun 2017 2018 2019 2020 2021

Dividen Tunai per


Saham Rp14,5 Rp10,5 Rp13,5 Rp18,9 Rp22,7

Harga Pasar per


Saham Rp270 Rp417 Rp633 Rp799 Rp865

Deviden Yield 5,37% 2,52% 2,13% 2,37% 2,62%

56
Sebagai calon investor dalam hal ini penting bagi kita untuk mengetahui kebijakan dan
kemampuan perusahaan dalam membayarkan deviden kepada para investor. Berdasarkan
informasi pada annual report SIDO, dapat diketahui bahwa dalam lima tahun terakhir
(2017-2021), SIDO rutin membagikan dividen kepada para pemegang sahamnnya. Jika
dilihat berdasar data lima tahun terakhir tersebut, rata-rata tingkat pembayaran dividen
SIDO adalah sebesar 58,29 persen. Kebijakan perusahaan SIDO yang rajin membagikan
deviden kepada pemegang saham ini tentu akan memberikan daya tarik tersendiri di mata
investor. Mereka akan tertarik untuk memilih berinvestasi pada perusahaan ini dengan
harapan akan memperoleh deviden secara rutin dan akan berdampak pada permintaan
saham, sehingga juga dapat memengaruhi peningkatan pada harga saham di pasar.
Kemudian jika dilihat dari rasio deviden yield, perusahaan ini memiliki rata-rata nilai
dividen yield selama lima tahun terakhir adalah sebesar 3,01 persen. Artinya, dari setiap
lembar saham yang mereka miliki, keuntungan yang akan mereka peroleh berupa dividen
adalah sebesar 3,01 persen dari harga saham tersebut.

● EARNING POWER

NET PROFIT MARGIN

Tahun 2017 2018 2019 2020 2021

Laba Neto Rp533.799 Rp663.849 Rp807.689 Rp934.016 Rp1.260.898

Penjualan Rp2.573.840 Rp2.763.292 Rp3.067.434 Rp3.335.411 Rp4.020.980

Margin Laba Neto 21% 24% 26% 28% 31%

Jika dilihat berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa selama lima tahun
terakhir perusahaan ini mengalami peningkatan laba yang juga diiringi dengan peningkatan

57
pada margin laba netonya. Dalam hal dapat diindikasikan bahwa rasio NPM yang
meningkat menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik dalam mengefisienkan
kegiatan operasionalnya serta juga didukung pula oleh adanya peningkatan perolehan laba
neto.

MIKA

● PERSISTENSI LABA

Tren Pergerakan Harga Saham (5 Tahun)

Tren Pergerakan EPS (5 tahun)

Tren Pergerakan Laba (5 tahun)

58
Interpretasi tren

Pada grafik tersebut dapat diinterpretasikan dalam lima tahun


perusahaan ini memiliki tren yang cenderung meningkat pada pergerakan
harga sahamnya, begitu pula pada perolehan labanya. Dalam hal ini dapat
dikatakan bahwa perolehan laba perusahaan mempunyai korelasi yang
positif dengan harga saham di pasar. Pada tahun 2017 dan 2018, MIKA
memperlihatkan trend yang menurun, dan kemudian pada tahun 2019 dan
juga 2020 kembali terjadi peningkatan, hal ini kemungkinan disebabkan oleh
dampak dari adanya pandemic covid 19. MIKA merupakan salah satu
perusahaan di sektor healthcare yang merasakan dampak positif adanya
pandemi Covid-19 ini, mengingat pasien yang terpapar virus harus dilarikan
kerumah sakit.

Trend laba yang dimiliki MIKA cenderung meningkat selama 5


tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan ini memiliki kinerja
yang cukup baik dalam menjalankan aktivitas operasionalnya, baik dari segi
peningkatan penjualan maupun dalam mengefisienkan penggunaan biaya.

● PENILAIAN EKUITAS BERBASIS LABA MIKA


● Rasio Terhadap nilai buku

59
Tahun 2016 2017 2018 2019 2020

Harga Pasar per


Saham Rp2.500 Rp1.810 Rp1.575 Rp2.670 Rp2.730

Nilai Buku per


Saham Rp255,25 Rp282,92 Rp312,92 Rp336,41 Rp387,26

Harga terhadap
Nilai Buku 9,79 6,40 5,03 7,94 7,05

Berdasarkan perhitungan rasio perbandingan antara harga pasar per saham dengan
nilai buku pada MIKA menunjukkan bahwa rasio lebih dari 1, bahkan dalam perhitungan
ini rasionya lebih dari 5. Hal ini menunjukkan bahwa nilai buku per saham nya lebih rendah
dibandingkan dengan harga pasar per sahamnya, artinya saham MIKA dapat dikatakan
terlalu mahal atau “Overvalued” atau harga saham lebih tinggi dari harga yang ditentukan
di pasar.

● Rasio Harga terhadap laba

Tahun 2016 2017 2018 2019 2020

Harga Pasar per Saham Rp2.500 Rp1.810 Rp1.575 Rp2.670 Rp2.730

Laba per Saham Rp48 Rp47 Rp42 Rp51 Rp59

Price to Earning 52,08 38,51 37,50 52,35 46,27

Rasio Price to Earning yang baik atau ideal adalah berkisar antara 20-25 kali.
Berdasarkan perhitungan diatas rasio PER yang di hasilkan MIKA berkisar 35-52 kali
selama 2016-2020. Hal ini mengindikasikan bahwa investor mengharapkan pertumbuhan

60
laba yang tinggi dari MIKA. Nilai PER yang tinggi pada saham dapat diinterpretasikan
sebagai saham yang mahal jika pada periode berikutnya MIKA tidak mampu meraih laba
bersih yang lebih tinggi. Tingginya nilai PER menunjukkan bahwa semakin optimis pasar
memamndang prospek masa depan perekonomian. Terlalu tinggi nilai PER menandakan
adanya kemungkinan volatilitas yang tinggi pula.

Tujuan perusahaan dalam pengelolaan permodalan adalah untuk mempertahankan


kelangsungan usaha perusahaan guna memberikan imbal hasil kepada pemegang saham dan
manfaat kepada pemangku kepentingan lainnya serta menjaga struktur modal yang optimal
untuk mengurangi biaya modal. Untuk mempertahankan atau menyesuaikan struktur
modal, perusahaan menyesuaikan jumlah dividen yang dibayar kepada pemegang saham.

● Rasio Gearing

Berdasarkan perhitungan rasio gering diatas menunjukkan adanya peningkakatan


pada tahun 2017,2019, dan 2020. Rasio gearing perusaahan MIKA berkisar 4-6% atau
dibawah 25%, artinya MIKA dinilai memiliki risiko yang rendah untuk para investor dan
kreditur. Angka gearing ratio rendah, berarti perusahaan tersebut memiliki kondisi finansial
yang stabil. Dan menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengelola hutangnya. Selain itu,
dapat menempatkan aset untuk bisa memberikan penghasilan yang maksimal.

● Modal Saham

2020

61
2019

Pada tahun 2020 dan 2019 pemegang saham terbesar yaitu PT Griyani
Cakrasadaya yang memiliki 8.812.954.200 lembar saham atau 61,89%. Pada tahun
2020 dan 2019, presiden director yaitu Rustiyan Oen kepemilikan hanya 0,06%
dari jumlah modal saham dasar. Dan josef Darmawan sebagai presiden
Komisioner dengan kepemilikan hanya 0,01%.

● Dividen

62
Dari data diatas dapat diketahui bahwa MIKA pada tahun 2018 tidak
membagikan dividen. Hal ini dikarenakan MIKA dalam proses buy back saham.
tujuan buyback untuk meningkatkan tingkat pengembalian kepada pemegang
saham. perseroan akan membeli kembali 727.54 juta saham atau maksimal 5% dari
modal disetor.

Berdasarkan perhitungan Dividen Yield diatas selama 5 tahun terakhir mengalami


trend yang fluktuatif. Apabila di rata-rata maka dividen yield selama 5 tahun
terakhir senilai 0,86% .Artinya, dari setiap lembar saham yang mereka miliki,
keuntungan yang akan mereka peroleh berupa dividen adalah sebesar 0,86% persen
dari harga saham tersebut.

● Laba Bersih per saham

● EARNING POWER

63
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa trend laba pada
MIKA menunjukkan tren yang naik, artinya selama lima tahun terakhir
perusahan mampu meningkatkan aktivitas perusahaannya dengan baik
sehingga menghasilkan laba yang terus meningkat. Tentunya hal ini dapat
mengundang investor untuk berinvestasi pada PT Mitra Keluarga Karyasehat
Tbk. Selain melihat dari tren laba, investor juga biasanya melihat dari net
profit margin pada tahun-tahun sebelumnya.

Dari perhitungan NPM pada MIKA terlihat selama tahun 2016-2020


mengalami trend yang fluktuatif. Dimana pada tahun 2018 terjadi penurunan
sebesar 4% yakni menjadi 24,3% penurunan ini terjadi karena adanya
kenaikan penjualan yang tidak diikuti dengan kenaikan laba. Hal ini terjadi
karena perusahaan memiliki kas yang lebih rendah terkait dengan ekspansi
rumah sakit dan akuisisi Grup Kasih pada akhir 2017, yang berdampak pada
penurunan pendapatan bunga. Meskipun demikian Investor pun tidak akan
gegabah untuk mengambil keputusan dengan cara tidak berinvestasi di
perusahaan ini hanya dikarenakan oleh net profit marginnya yang menurun
pada tahun tertentu, karena net profit margin bukan satu-satunya cara yang
dilakukan investor untuk melihat kinerja keuangan dari suatu perusahaan.

64
RTM 1D
PROYEKSI LAPORAN KEUANGAN

• PROYEKSI PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk

Informasi atau asumsi dasar yang digunakan dalam menyusun proyeksi laporan laba rugi
MIKA untuk masing-masing elemen adalah sebagai berikut.

1. Pandemi covid-19 di tahun 2021 Pandemi Covid-19 masih menghantui Indonesia,


meskipun tidak separah tahun 2020. Namun di tahun 2021 pemerintah menghimbau
masyarakat untuk vaksin. Berdasarkan informasi yang diunggah di website resmi
MIKA bulan Mei 2021, yang menyatakan bahwa MIKA membuka layanan
vaksinasi Covid-19 untuk lansia. MIKA diasumsikan akan mengalami kenaikan
penjualan/pendapatan sebesar 6,7% di tahun 2021. Hal tersebut juga akan
berpengaruh pada margin laba bruto MIKA yang diasumsikan naik sebesar 49,5%.
Berdasarkan asumsi tersebut, pendapatan MIKA menjadi Rp3.647.996.870.640
dengan laba bruto yang meningkat menjadi sebesar Rp1.805.185.471.408.

65
2. Pendapatan lainnya 2021 disumsikan bernilai sama dengan tahun 2020 yaitu sebesar
Rp82.143.467.004 karena pendapatan ini hanya sebagai tambahan bukan dari
kegiatan utama perusahaan yaitu menjual jasa rumah sakit. Oleh karena itu, sumber
pendapatan lain tidak paten atau tidak dapat dipastikan.
3. Basis yang digunakan untuk mengestimasi nilai beban usaha adalah hasil analisis
vertikal atas proporsi elemen-elemen tersebut terhadap pendaptan MIKA 2020.
Dengan melakukan sedikit penyesuaian (peningkatan), proporsi elemen-elemen
tersebut terhadap pendapatan MIKA tahun 2021 diprediksi menjadi sebesar 19,0%
untuk beban usaha. Beban usaha diasumsikan naik menjadi Rp692.041.415.029
sejalan dengan peningkatan pendapatan atau penjualan MIKA dimana beban usaha
MIKA terdiri atas aktivitas iklan dan promosi, kenaikan penyusutan, beban
keamanan dan kebersihan, beban listrik dan air, serta beban jasa profesional.

4. Beban lainnya 2021 diasumsikan sama dengan 2020 karena informasi terkait akun
tidak dijelaskan pada CALK laporan tahunan MIKA.
5. Beban pajak penghasilan di tahun 2021 diasmsikan sebesar 22,3% dari laba
sebelum beban pajak penghasilan (termasuk dampak dari pajak tangguhan). Hal ini
mengakibatkan laba tahun berjalan MIKA di tahun 2021 meningkat menjadi
Rp926.379.686.579.

• PROYEKSI PT SIDO MUNCUL Tbk


KOMPONEN 2020 2021 Proyeksi 2022

PENJUALAN Rp3.335.411 Rp4.020.980 Rp4.847.462,62


BEBAN POKOK PENJUALAN -Rp1.496.628 -Rp1.734.948 Rp2.091.553,70
LABA BRUTO Rp1.838.783 Rp2.286.032 Rp2.755.908,93
Beban penjualan dan pemasaran -Rp492.330 -Rp556.440 -Rp670.812,12
Beban umum dan administrasi -Rp200.659 -Rp169.564 -Rp204.416,62
Beban lain-lain -Rp4.329 -Rp4.897 -Rp5.903,54
Pendapatan lain-lain Rp9.560 Rp21.561 Rp48.627,27
LABA USAHA Rp1.151.025 Rp1.576.692 Rp1.923.403,92
Penghasilan keuangan Rp49.045 Rp37.401 Rp28.521,46
Biaya keuangan -Rp522 -Rp862 -Rp488
LABA SEBELUM BEBAN
PAJAK PENGHASILAN Rp1.199.548 Rp1.613.231 Rp1.951.437,74
Beban pajak penghasilan - neto -Rp265.532 -Rp352.333 -Rp426.198,05
LABA TAHUN BERJALAN 66
Rp934.016 Rp1.260.898 Rp1.525.239,68
Pertumbuhan Penjualan 20,55%
Margin Laba Bruto 56,85%
Beban penjualan dan
pemasaran -13,84%
Beban umum dan administrasi -4,22%
Beban Lain-Lain -0,12%
Pertumbuhan pendapatan 125,53%
Penghasilan keuangan -23,74%
Biaya keuangan -20,45%
Beban pajak -21,84%

Informasi atau asumsi dasar yang digunakan dalam menyusun proyeksi laporan laba rugi
SIDO untuk masing-masing elemen adalah sebagai berikut.

1. Berdasarkan informasi dari web bisnis.com mengatakan jika pertumbuhan penjualan


SIDO meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 21% dan laba bersih 35% sepanjang
tahun 2021. Hal ini didorong dari adanya penjualan produk herbal dan suplemen
seperti tolak angin, vit C, tolak linu dan minuman Kesehatan. Hal ini diperkirakan
akan terus mengalami peningkatan akibat adanya pandemic covid-19, yang mana
perkiraan untuk tahun 2022 penjualan akan mengalami pertumbuhan sebesar 20,55%
atau sebesar Rp.4.847.462,62.
2. Basis yang digunakan untuk mengestimasi nilai beban usaha adalah hasil analisis
vertikal atas proporsi elemen-elemen tersebut terhadap pendaptan SIDO 2021.
Dengan melakukan sedikit penyesuaian (peningkatan), proporsi elemen-elemen
tersebut terhadap pendapatan SIDO tahun 2022 diprediksi menjadi sebesar 125,53%
untuk pertumbuhan dari pendapatan. Hal ini bisa saja terjadi dari membaiknya rantai
pasokan global yang berdampak positif pada peningkatan penjualan serta akun
pendapatan lainnya.
3. Beban lainnya 2022 diasumsikan sama dengan 2021 karena informasi terkait akun
tidak dijelaskan pada CALK laporan tahunan SIDO.
4. Beban pajak penghasilan di tahun 2022 diasmsikan sebesar 21,84% dari laba
sebelum beban pajak penghasilan (termasuk dampak dari pajak tangguhan). Hal ini

67
mengakibatkan laba tahun berjalan MIKA di tahun 2022 meningkat menjadi
Rp1.525.239,68.

68

Anda mungkin juga menyukai