FINANCIAL MANAGEMENT
MM CLASS KALBIS INSTITUTE
KELOMPOK I:
BERNADETA WINDA AURELIA (2021205346)
AZALIA IMANI BASTONUS (202105348)
MONICA FRANSISCA KHONADO (2021205350)
I. Pendahuluan
Studi ini diperuntukkan untuk menganalisa performa finansial dari PT.
Mayora Indah, Tbk. dan PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk, pada periode
2019 – 2020. Analisis yang digunakan dalam studi ini menggunakan
beberapa perbandingan seperti, liquidity ratio, profitability ratio, debt ratio,
operating ratio, market ratio dan trend analisys. Perhitungan Economic
Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) juga dilakukan guna
mendapatkan analisis terhadap performa kedua perusahaan. Data yang
digunakan adalah data kuantitatif dan data sekunder yang didapat dari laman
www.wsj.com.
1
II. Pembahasan
I. PT. Mayora Indah
1. Liqiudity Ratio
2
2. Profitability Ratio
3
bergejolak pada tahun 2020 karena adanya pandemi Covid-19,
kebijakan pemerintah menghendaki adanya lockdown sehingga
menurunkan daya beli masyarakat terhadap produk-produk dari
Mayora.
Hasil analisis menunjukan Return on Equity (ROE) pada tahun
2019 adalah 20,67%, menurun menjadi 18.71 % pada tahun 2020.
Rata-rata standar industry menurut Kasmir (2008) untuk ROE adalah
sebesar 40%. Berarti ROE PT. Mayora Indah, Tbk ada dibawah
standar industri yang menandakan perusahaan belum maksimal dalam
menghasilkan laba dari setiap dana yang tertanam dalam total ekuitas,
maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan jika
dilihat dari ROE berada dalam keadaan “kurang baik”.
3. Debt Ratio
4
Operating ratio PT. Mayora Indah, Tbk pada tahun 2019
adalah 87,04% kemudian naik menjadi 88,06% pada tahun 2020,
sehingga rata-rata operating rasio menjadi 87,55%. Angka ini berada
di atas standar industri yang berkisar 60-80%, yang berarti operating
expenses lebih besar dibanding revenue. Dengan demikian, bisa
disimpulkan sehingga kinerja keuangan perusahaan dapat
dikategorikan “kurang baik”.
5. Market Ratio
5
memenuhi harapan para kreditor dan pemegang saham perusahaan
(investor).
Ketidakberhasilan dalam menciptakan nilai tambah ekonomis
atau EVA ini bisa disebabkan karena kemampuan memperoleh laba
(profitabilitas) yang belum begitu baik dan juga efisiensi biaya modal
yang belum berjalan dengan baik sehingga besar kecilnya laba yang
dihasilkan akan mempengaruhi besar kecilnya nilai Net Operating
After Tax (NOPAT). Sedangkan kurangnya efisiensi dalam menekan
biaya modal akan mempengaruhi besarnya capital charges perusahaan
tersebut
Hasil ini menunjukkan bahwa pihak manajemen PT. Mayora
Indah, Tbk. belum mampu menghasilkan laba yang diharapkan oleh
pemegang saham. Namun PT. Mayora Indah, Tbk. masih mampu
menciptakan nilai MVA yang positif, maka dapat dikatakan bahwa
perusahaan berhasil meningkatkan nilai modal yang telah
diinvestasikan oleh penyandang dana (pemegang saham).
II. Pt. Telkom Indonesia (Persero) Tbk
1. Liquidity Ratio
6
Kasmir (2008) yaitu 150 % atau 1,5 kali. Dengan ini dapat
disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam keadaan
“Kurang Baik” dan dapat disimpulkan juga bahwa PT. Telkom
Indonesia Tbk, memiliki hambatan dalam menutupi seluruh kewajiban
jangka pendek mereka.
2. Profatibility Ratio
7
Berdasarkan hasil analisa, ROA PT.Telkom Indonesia Tbk,
mengalami penurunan bisa dikarenakan naiknya beban operasional,
pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi.
Hasil analisis menunjukan bahwa Return on Equity (ROE)
pada tahun 2019 adalah 38.08%, menurun menjadi 37.82 % pada
tahun 2020. Rata-rata standar industri menurut Kasmir (2008) untuk
ROE adalah sebesar 40%. ROE PT.Telkom Indonesia Tbk, ada
dibawah standar industri yang berarti perusahaan belum maksimal
dalam menghasilkan laba dari setiap dana yang tertanam dalam total
ekuitas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan
dilihat dari ROE berada dalam keadaan “Kurang Baik”.
3. Debt Ratio
8
5. Market Ratio
9
manajemen mampu menciptakan laba yang diharapkan oleh
pemegang saham.
Sementara jika melihat hasil perhitungan Market Value Added
(MVA), PT.Telkom Indonesia Tbk. juga mampu menciptakan nilai
MVA yang positif pada tahun 2019 dan 2020. Maka dapat dikatakan
bahwa perusahaan berhasil meningkatkan nilai modal yang telah
diinvestasikan oleh penyandang dana (pemegang saham).
III. Kesimpulan
Persentase rasio lancar perusahaan PT Mayora Indah Tbk dalam kondisi
baik karena rasio perbandingan aset sudah setidaknya 3:1 apabila
dibandingkan dengan liabilitasnya. Berdasarkan perhitungan rasio
likuiditas, PT. Mayora Indah Tbk, menunjukkan perusahaan dalam
keadaan likuid
Persentase rasio lancar perusahaan PT Telkom Indonesia Tbk, dalam
kondisi kurang baik karena rasio perbandingan aset yang kurang dari 1
apabila dibandingkan dengan liabilitasnya. Berdasarkan perhitungan
rasio likuiditas,PT.Telkom Indonesia Tbk dalam keadaan tidak likuid.
ROA PT Mayora Indah Tbk dalam kondisi kurang baik, hal ini
dikarenakan nilai ROA rata- rata PT Mayora Indah Tbk dibawah rata-rata
standar industri.
ROA PT Telkom Indonesia Tbk dalam kondisi kurang baik, hal ini
dikarenakan nilai ROA rata- rata PT Telkom Indonesia Tbk dibawah
rata-rata standar industri.
ROE PT Mayora Indah Tbk dalam kondisi kurang baik, hal ini
dikarenakan nilai ROE rata- rata PT Mayora Indah Tbk hanya sebesar
19.69%, dimana persentase tersebut dibawah rata-rata standar industry
yang harusnya 40%.
ROE PT.Telkom Indonesia Tbk dalam kondisi kurang baik, hal ini
dikarenakan nilai ROE rata- rata PT.Telkom Indonesia Tbk hanya
10
sebesar 38%, dimana persentase tersebut dibawah rata-rata standar
industry yang harusnya 40%.
IV. Rekomendasi
Tingkat Likuiditas Perusahaan PT Telkom Indonesia diusahakan untuk
kedepannya bisa terus mampu untuk memenuhi tingkat likuiditasnya
dengan nilai presentase yang baik dan penggunaan dana perusahaan
harus terus diperhatikan agar bisa dapat digunakan sebaiknya untuk
kewajiban- kewajiban perusahaan dan tidak akan terjadi pengangguran
dana kas yang berlebihan untuk kedepannya.
Untuk meningkatan kinerja keuangan Perusahaan PT Mayora Indah Tbk
dan PT Telkom Indonesia dengan menggunakan ROA, kedua perusahaan
tersebut harus mengimbangkan antara aset yang dimiliki dengan laba
yang diperoleh agar nilai ROA dapat melebihi standar industri yang
sudah ada.
Untuk meningkatkan kinerja keuangan dengan menggunakan ROE,
kedua perusahaan harus mengimbangi antara penjualan yang dimiliki
dengan laba yang diperoleh agar nilai ROE lebih dari standar yang sudah
ada.
11