PENDAHULUAN
Di Indonesia dunia kemajuan pasar modal semakin melambung, kondisi ini
dikuatkan dengan unggulnya pihak swasta dalam pembiayaan pengembangan ekonomi
di tanah air. Lembaga atau perorangan yang melaksanakan penanaman modal dengan
mengharapkan harapan timbal balik di masa mendatang merupakan istilah dari pihak
swasta atau bisa disebut juga dengan investor. Sebagai investor yang cenderung
mengharapkan keuntungan tinggi, ada satu hal yang menjadi bahan pertimbangan dalam
pengalokasian dana mereka yaitu persentase keuntungan yang dimiliki perusahaan.
Perusahaan yang cenderung mengalami tingkat keuntungan setiap tahun akan menjadi
daya pikat investor dalam penanaman modal mereka. Seorang investor dapat
mengetahui secara terperinci kondisi baik atau buruknya keuangan maupun non-
keuangan suatu perusahaan melalui laporan keuangan. Dengan digunakannya laporan
keuangan sebagai tolak ukur, pihak investor akan dapat lebih berhati-hati dalam
menanamkan modalnya.
Kondisi labil laba perusahaan oleh tingkat perubahan yang signifikan menjadi
penyebab persistensi sebuah perusahaan menjadi sebuah pertanyaan. Persistensi laba
yang tinggi akan mencerminkan harapan pertumbuhan laba di masa mendatang. Besaran
laba agregat (net income) menjadi titik acuan seorang investor dalam penanaman
modalnya, tetapi tanpa diketahui oleh investor apa penyebab suatu perusahaan bisa saja
kehilangan besarnya laba dengan waktu instan. PT Kino Indonesia Tbk (KINO) pada
kuartal 1 2021 menghasilkan Rp964,26 M atau jatuh sekitar 13,38%. Angka ini tentu
jauh dari periode 1 2020 Rp1,11 T. penyebab jatuhnya laba bersih dikarenakan adanya
masalah dalam peminjaman bank serta bunga yang disebabkan oleh kekurangan modal
kerja semasa pandemi (www.investasi.kontan.co.id).
Persistensi laba yang sejatinya adalah cerminan kelanjutan laba suatu perusahaan
sangat dipengaruhi beberapa faktor sebagai contoh book tax differences. Berbedanya
perlakuan pendapatan yang kena pajak sesuai UU perpajakan serta pendapatan sebelum
kena pajak sesuai PSAK menjadi definisi dari book tax differences. Selisih dari
perhitungan laba yang berdasarkan akuntansi dengan laba berdasarkan peraturan
perpajakan. Melalui perbedaan yang bersifat sementara dan bersifat tetap timbullah
book tax differences.
Pentingnya suatu laba perusahaan dalam laporan keuangan digunakan sebagai alat
dalam mengambil keputusan serta menjadi dasar dalam penentuan besarnya pengenaan
pajak yang akan ditanggung. Di instansi pemerintah sendiri seperti Direktorat Jenderal
Pajak (DJP), setiap laba yang dilaporkan suatu usaha akan digunakan menjadi dasar
pengenaan pajak. Laba yang besar akan berbanding lurus dengan beban pajak yang
diterima maka tidak sedikit pengusaha melakukan tax planning untuk meminimalisir
beban pajaknya. Menurut Pohan (2016:8) perencanaan pajak adalah suatu rangkaian
strategi meminimalisir kewajiban perpajakan dengan tidak melanggar peraturan
perpajakan (in legal way). Peran kesadaran warga Indonesia dalam membayar pajak
sangat diperlukan namun demikian, tidak jarang wajib pajak mengingkari kewajibannya
dengan melakukan perencanaan pajak.
Faktor lain yang berkaitan dengan persistensi laba adalah suatu ukuran perusahaan.
Dengan melihat besar kecilnya ukuran suatu perusahaan, para investor dapat
menyimpulkan apakah perusahaan tersebut mampu mempengaruhi persistensi laba.
Besarnya suatu perusahaan maka besar pula kualitas laporan keuangan yang dimiliki, ini
akan mencerminkan kestabilan jangka panjang yang baik.
Melalui uraian diatas, peneliti memiliki ketertarikan tersendiri untuk meneliti apa
saja faktor yang berpotensi memiliki hubungan dengan persistensi laba. Studi kasus
yang akan ditelti berjudul “Pengaruh Book Tax Differences, Perencanaan Pajak, dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Persistensi Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2020).”
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Agensi
Theory agency digunakan sebagai alat untuk mendalami informasi mengenai
ekonomi melalui membagi satu pribadi menjadi dua yaitu agen dan principle. Teori
keagenan adanya hubungan agency diakibatkan oleh satu maupun lebih orang (principle)
mempekerjakan orang lain (agen) sebagai suatu jasa. Adapun masalah yang dapat
diselesaikan dengan teori keagenan seperti konflik dari perbedaan tujuan antara
principle dengan agen. Teori keagenan berhubungan dengan persistensi laba, apabila
laporan keuangan perusahaan yang dikelola agen menunjukkan hasil yang kecil maka
tingkat persistensi laba akan kecil begitu juga sebaliknya. Melalui hal tersebut, principle
sangat mengharapkan timbal balik atas dana yang diinvestasikan, sedangkan dari pihak
agen mementingkan kompensasi yang akan diterima. Pihak agen tidak memperdulikan
persistensi laba perusahaan, namun di sisi lain pihak principle mengharapkan adanya
persistensi laba perusahaan. Tentu hal ini akan mengakibatkan kepentingan dalam
mencapai tujuan. Berdasarkan asumsi teori yang dijelaskan, manajemen diharapkan
dapat mencapai kepentingannya tanpa mengesampingkan tujuan pemilik dalam
meningkatkan persistensi laba.
Persistensi Laba
Peneliti Hasanah (2017) pada Zalzabela dkk (2021) menjelaskan persistensi laba
merupakan suatu ukuran dari kualitas laba yang menunjukkan manfaat jangka panjang.
Pada penulis terdahulu tidak banyak yang memfokuskan penulisan terhadap persistensi
laba. Peneliti Djamaluddin (2008) dalam Septavita (2016) menjelaskan persistensi laba
ialah harapan masa depan dalam revisi laba akuntansi yang menjadi cerminan laba
tahun berjalan. Cerminan kelanjutan laba dapat dilihat dari kualitas suatu laba. Maksud
dari kelanjutan laba disini ialah kemampuan laba perusahaan untuk bertahan. Perlu
diperhatikan bagi investro bukan semata-mata laba yang tinggi, tetapi juga persisten.
Persistensi laba dijadikan sebagai tolak ukur dalam ukuran perusahaan dikarenakan
pandangan yang menyimpulkan laba sustainable yang adalah laba yang berkualitas.
c. Ukuran Perusahaan
Variabel ukuran perusahaan dihitung dengan logaritma natural aset. Menurut Robin
dkk (2021) model perhitungan ukuran perusahaan sebagai berikut:
���� = �� (����� �����)
Teknik Analisis Data
Data tersebut akan diolah dengan bantuan aplikasi SPSS dengan metode analisa
data statistik yaitu analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji regresi linear
berganda, uji R2, uji simultan dan uji parsial.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Statistik Deskriptif
Melalui statistik tersebut digunakan guna menganalisis data dengan gambaran
data yang digunakan dalam penelitian. Adapun hasil perhitungan analisis statistik
deskriptif dijelaskan pada (tabel 1).
Variabel persistensi laba diperoleh nilai mean mencapai 1,1792. Nilai minimum
dan maksimum menunjukkan 0,65 dan 1,97 dimiliki PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk (INTP) tahun 2019 dan 2018.
Variabel book tax differences diperoleh nilai mean mencapai 1,3576 dan nilai
standar deviasinya adalah 0,38041. Nilai maksimum dan minimum mencapai 2,20 dan
0,58 dari PT Darya Varia Laboratoria Tbk (DVLA) tahun 2018 dan 2017.
Variabel perencanaan pajak dengan nilai mean menunjukkan 0,8763 dan nilai
standar deviasinya diketahui 1,30321. Nilai maksimum dan minimum diketahui 16,23
dan -0,34 dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) tahun 2020 dan 2019.
Variabel ukuran perusahaan memiliki mean menunjukkan 14,3180 dan nilai
standar deviasi menunjukkan 1,02409. Nilai maksimum diketahui 18,39 dari PT
Indocement Tunggal Prakarsa tahun 2018. Nilai minimum menunjukkan 10,33 dari PT
Nippon Indosari Corporindo Tbk (ROTI) tahun 2020.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Peneliti menggunakan statistik K-S. Berdasarkan pada (tabel 2) diperoleh nilai
asymp. Sig (2-tailed) yaitu mencapai 0.200 (>0.05) berkesimpulan data berdistribusi
dengan normal.
Uji Heteroskedastisitas
Diketahui model regresi yang sesuai aturan yaitu homoskedastisitas atau tidak
terjadi adanya heteroskedastisitas. Melalui uji park pada (tabel 3) variabel BTD
menunjukkan nilai sig. 0.216, variabel TRR menunjukkan nilai sig, 0.781 dan variabel
SIZE menujukkan nilai sig. 0.827. Disimpulkan tiap variabel menunjukkan nilai
sig. >0.05 maka asumsi uji heteroskedastisitas sudah terpenuhi.
Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas didapati dengan digunakannya VIF dan tolerance. Pengukuran
tersebut akan membuktikan variabel manakah yang diartikan oleh variabel independen
lainnya.
Dari hasil analisa collinearity statistics pada (tabel 4) didapati bahwa VIF <10,
tolerance >1. Sehingga disimpulkan tidak terjadinya korelasi kuat pada setiap variabel
bebas (independen). Variabel independen (tabel 4) diketahui nilai tolerance >0.100 dan
VIF <10.00 maka berkesimpulan asumsi multikolinearitas sudah terpenuhi atau tidak
terjadi gejal multikolinearitas.
Uji Autokorelasi
Berdasarkan (tabel 5), nilai DW diketahui 1.898, nilai DU 1.797 dan nilai DL
1.760. Sehingga diketahui 1.797 < 1.898 < 2.239 maka disimpulkan tidak terdapat
adanya autokorelasi.
Uji Hipotesis
Uji Regresi Linear Berganda
Melalui (tabel 6) dapat dirangkai suatu model persamaan sebagai berikut:
PRST = 1,118 + 0,112BTD + 0,006TRR + -0,007SIZE
Diperoleh nilai α yaitu 1,118 yang berarti tanpa adanya variabel independen seluruhnya
dianggap nol. Nilai koefisien book tax diifferences sebesar 0,112, nilai koefisien
perencanaan pajak sebesar 0,006 dan nilai koefisien ukuran perusahaan -0,007 yang
pada setiap kenaikan 1 satuan masing-masing variabel (asumsi variabel lain bernilai
konstan) maka Z-Score mengalami peningkatan sebesar jumlah unstandardized B yang
dijelaskan pada tabel. Hal tersebut berarti setiap penambahan satu satuan setiap variabel
maka tingkat persistensi laba akan turun atau meningkat sebesar jumlah unstandardized
B masing-masing variabel.
Koefisien Determinasi
Diketahui melalui data pada (tabel 7), nilai pada adjusted R square yaitu 0,008
maka disimpulkan variabel BTD, TRR, dan SIZE memberikan sumbangan pengaruh
secara bersama-sama dengan persentase 0,8% terhadap persistensi laba dan selebihnya
99,2% dipengaruhi variabel lain diluar penelitian ini.
Uji Simultan
Disimpulkan dari (tabel 8) nilai sig. menunjukkan 0,201 > 0,05. Maka secara
simultan ketiga variabel book tax differences, perencanaan pajak, dan ukuran
perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap persistensi laba dengan nilai f-hitung
menunjukkan 1,557.
Uji Parsial
Dapat dilihat pada (tabel 9) diperoleh hasil uji parsial sebagai berikut:
a. Book tax differences (BTD) menunjukkan profitabilitas 0,040 < 0,05 disimpulkan
adanya pengaruh secara signifikan maka H1 diterima.
b. Perencanaan pajak (TRR) menunjukkan profitabilitas 0,711 > 0,05 disimpulkan tidak
adanya pengaruh signifikan maka H2 ditolak.
c. Ukuran perusahaan (SIZE) menunjukkan profitabilitas 0,737 > 0,05 disimpulkan
tidak adanya pengaruh signifikan maka H3 ditolak.
Pengaruh Book Tax Differences Terhadap Persistensi Laba
Berdasarkan hasil t-hitung didapat 2,069 dan nilai sig. 0,040, maka dibuktikan
hipotesis pertama diterima dengan hasil book tax differences signifikan mempengaruhi
persistensi laba. Hal tersebut didukung dalam penelitian Aisya (2017) yang menyatakan
book tax differrences signifikan mempengaruhi persistensi laba. Melalui pemikiran
logika peneliti Aisya (2017) menyatakan bahwa agen memiliki adanya kebebasan
akuntansi yang diperbolehkan dalam pengukuran laba fiskal sehingga dapat menilai
kualitas laba. Semakin tinggi perbedaan laba akuntansi dengaan laba fiskal maka
persistensi laba akan semakin rendah dan sebaliknya.
Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap Persistensi Laba
Berdasarkan hasil t-hitung diperoleh 0,370 dengan nilai sig. 0,711, maka
disimpulkan hipotesis kedua ditolak dengan hasil perencanaan pajak signifikan tidak
mempengaruhi persistensi laba. Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yaitu
Mahmudah dkk (2019) yang diketahui perencanaan pajak signifikan tidak
diperoleh laba dalam mengukur kinerja serta menjadi motivasi dalam memaksimalkan
laba.
REFERENSI
Aisya, E. N. (2017). Pengaruh Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen,
Kualitas Audit, Komite Audit dan Book Tax Differences Terhadap Persistensi Laba
(Studi Kasus pada Perusahaan Yang Terdaftar di Indeks Lq45 Periode 2012-2015).
Malang: Universitas Islam Negeri (Uin) Maulana Malik Ibrahim.
Faqih, A. I., & Sulistyowati, E. (2021, May). Perencanaan Pajak, Beban Pajak
Tangguhan, dan Aset Pajak Tangguhan terhadap Manajemen Laba. In Seminar
Nasional Akuntansi dan Call for Paper (SENAPAN) (Vol. 1, No. 1, pp. 551-560).
https://doi.org/10.33005/senapan.v1i1.130.
Hidayat, I., & Fauziyah, S. (2020). Pengaruh Book Tax Differences, Arus Kas Operasi,
Tingkat Hutang Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Persistensi Laba (Pada
Perusahaan Sub Sektor Basic Dan Chemical Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2014-2018). Competitive Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol.
4 (No.1), 66-79.
Mahmudah, W., Suryati, A., & Husadha, C. (2019). Perencanaan Pajak Dan Beban
Pajak Tangguhan Atas Persistensi Laba Perusahaan Manufaktur Di Bei. Jurnal
Imiah Akuntansi Dan Manajemen (Jiam), 15, 1, 29-37.
Pohan, C. A. (2016). Manajemen Perpajakan Strategi Perencanaan Pajak Dan Bisnis.
Jakarta: Pt Gramedia Jakarta.
Putra, D. K. (2017). Pengaruh Arus Kas, Laba Akrual, Dan Book Tax Difference
Terhadap Persistensi Laba. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Robin, R., Anggara, J., Tandrean, R., & Afiezan, H. A. (2021). Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap
Penghindaran Pajak/Tax Avoidance. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, &
Akuntansi), 5(2), 1232-1246. https://doi.org/10.31955/mea.vol5.iss2.pp1232-1246.
Septavita, N. (2016). Pengaruh Book Tax Differences, Arus Kas Operasi, Tingkat
Hutang, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Persistensi Laba (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2013). Jom Fekon, Vol.
3 No. 1.
Soenarso, S. A. (2021).Catat penurunan kinerja di kuartal I 2021, begini rekomendasi
Kino Indonesia (KINO). Https://Investasi.Kontan.Co.Id/News/Catat-Penurunan-
Kinerja-Di-Kuartal-I-2021-Begini-Rekomendasi-Kino-Indonesia-Kino. Diakses
Agustus 2021.
Zalzabela, O., & Srimindarti, C. (2021). Faktor Volatilitas Arus Kas, Tingkat Hutang,
Dan Siklus Operasi Terhadap Persistensi Laba Pada Perusahaan Pertambangan
Yang Terdaftar Di Bei. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi),
5(2), 1981-1991. https://doi.org/10.31955/mea.vol5.iss2.pp1981-1991
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil Uji Deskriptif
Tabel 4. Multikolinearitas