Anda di halaman 1dari 4

Analisis Dampak Manajemen Modal Kerja terhadap

Profitabilitas: Studi pada Perusahaan Manufaktur yang


Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2017
Program Studi Akuntansi, Universitas Islam Nusantara, Jl. Soekarno Hatta No. 530, Bandung 40286.

1. Studi Kasus

Penelitian ini memusatkan perhatian pada analisis sejumlah perusahaan manufaktur/non-keuangan


yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2015-2017. Pemilihan sampel
penelitian didasarkan pada ketersediaan dan kesesuaian data yang terdapat dalam laporan keuangan
tahunan masing-masing perusahaan manufaktur. Pendekatan ini memberikan fleksibilitas bagi peneliti
untuk mengakses data yang relevan dan diperlukan guna menguji hipotesis penelitian.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian explanatory, yang bertujuan untuk
mengungkap pengaruh yang timbul dari variabel terikat terhadap variabel bebas. Dengan pendekatan
ini, penelitian berusaha memberikan pemahaman mendalam tentang hubungan sebab-akibat antara
variabel yang diamati.

Lokasi penelitian dilakukan di galeri investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terletak di
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang, Jl. Mt. Haryono 193, Malang, selama periode 2015–
2017. Galeri investasi BEI menjadi sumber informasi utama terkait investasi dan pergerakan saham,
dengan informasi tambahan yang dapat diakses melalui website resmi BEI di www.IDX.co.id.
Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan karena dianggap sebagai sumber data yang relevan dan
representatif terkait pasar saham Indonesia, memfasilitasi perolehan informasi yang dibutuhkan untuk
analisis periode tersebut.

Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2015-2017 adalah sebanyak
146 perusahaan. Namun, terdapat beberapa kriteria yang menyebabkan beberapa perusahaan tidak
masuk dalam sampel penelitian:

1. Perusahaan manufaktur yang tidak terdaftar di BEI selama berturut-turut periode 2015–
2017 sebanyak 6 perusahaan.
2. Perusahaan manufaktur yang tidak mempublikasikan laporan keuangan tahunan per 31
Desember selama periode 2015–2017 sebanyak 33 perusahaan.
3. Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan mata uang rupiah (IDR) dalam
pelaporan mereka sebanyak 24 perusahaan.
4. Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki kelengkapan data yang berkaitan dengan
penelitian sebanyak 15 perusahaan.
5. Perusahaan manufaktur yang mengalami kerugian sebanyak 17 perusahaan.

Sehingga, jumlah perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah sebanyak 51 perusahaan
manufaktur.
Berikut variabel – variabel yang digunakan :

1. Variabel Bebas
1. Manajemen Modal
Periode perputaran modal kerja adalah waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan
kas dalam investasi terhadap komponen-komponen modal kerja hingga kembali menjadi
kas. Dalam konteks penelitian ini, tingkat perputaran diukur melalui sirkulasi modal kerja
bersih perusahaan. Sirkulasi modal kerja bersih diperoleh dengan mengurangkan total
aktiva jangka pendek dengan utang lancar.
Dengan kata lain, sirkulasi modal kerja bersih mencerminkan seberapa cepat
perusahaan dapat mengonversi investasi modal kerja menjadi kas, dengan mengukur
selisih antara aset jangka pendek yang dimiliki dan utang jangka pendek yang harus
dibayarkan.
2. Umur usaha
Umur perusahaan mengacu pada rentang waktu sejak pendirian perusahaan hingga
saat industri perusahaan tersebut masih dapat menjalankan operasinya. Penyertaan
variabel ini dalam penelitian dilatarbelakangi oleh pemahaman bahwa perusahaan yang
telah berdiri dalam jangka waktu yang lama cenderung mampu mencapai keuntungan
yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang baru memulai usaha.
Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa perusahaan yang sudah lama memiliki
pengalaman yang lebih banyak dalam menjalankan operasional bisnisnya. Sebagai hasil
dari pengalaman tersebut, perusahaan yang telah berdiri lama dapat mengembangkan
strategi yang lebih matang dan efisien dalam menghadapi dinamika pasar dan persaingan
industri.
3. Ukuran perusahaan
Variabel ukuran perusahaan dalam analisis ini mengacu pada dimensi atau skala
perusahaan yang digunakan sebagai faktor penentu dalam hubungannya dengan modal
kerja.
2. Variabel Terikat
1. Profitabilitas
Profitabilitas diukur melalui Return on Assets (ROA), yang merupakan salah satu
rasio keuangan yang digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana suatu perusahaan dapat
menghasilkan keuntungan dari aset yang dimilikinya. ROA mengukur efisiensi
perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba. Secara matematis,
ROA dihitung dengan membagi laba bersih perusahaan dengan total aset yang dimiliki.

Tujuan penelitian ini adalah mengungkap dampak manajemen dalam pengelolaan modal kerja
terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur di BEI selama periode 2015-2017. Selain itu, penelitian
ini juga bertujuan membuktikan dampak umur perusahaan terhadap profitabilitas (ROA) perusahaan
yang terdaftar di BEI dalam rentang waktu yang sama. Penelitian ini juga berusaha membuktikan
dampak ukuran perusahaan terhadap profitabilitas (ROA) perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI selama periode 2015-2017. Secara keseluruhan, penelitian ini fokus pada pemahaman lebih
mendalam terkait kontribusi manajemen modal kerja, umur perusahaan, dan ukuran perusahaan
terhadap tingkat profitabilitas perusahaan manufaktur di pasar saham Indonesia.
2. Hasil Dan Pembahasan

Hasil

Hasil analisis regresi linier berganda dapat diinterpretasikan melalui persamaan regresi sebagai
berikut:

Y = -4,548 - 0,345 X(ccc) + 1,665 X(Age) + 0,849 X(Size)

Koefisien determinasi (R Square) dari model ini diperoleh sebesar 0,163. Nilai ini
mengindikasikan bahwa sekitar 16,3 persen dari variasi dalam variabel Profitabilitas dapat dijelaskan
oleh kombinasi dari variabel Modal Kerja, Umur Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan. Sementara itu,
sekitar 83,7 persen dari variasi tersebut diatribusikan pada faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan
dalam model.

Dengan demikian, hasil regresi linier berganda ini menyiratkan bahwa pengaruh dari kombinasi
Modal Kerja, Umur Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas adalah sekitar 16,3
persen, sedangkan sisa variabilitas dalam Profitabilitas dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak
termasuk dalam model.

Pembahasan

1. Pengaruh Manajemen Modal Kerja terhadap Profitabilitas.

Hasil uji parsial variabel Manajemen Modal Kerja menunjukkan nilai t hitung sebesar -2,692
dengan probabilitas 0,008. Probabilitas yang lebih kecil dari tingkat signifikansi (α = 5%)
mengindikasikan adanya pengaruh negatif signifikan dari Manajemen Modal Kerja terhadap
profitabilitas. Pengaruh negatif ini dapat dijelaskan oleh kebijakan pemerintah yang non-populer,
seperti pencabutan subsidi BBM, subsidi tarif listrik, dan kenaikan pajak, yang memaksa perusahaan
mengubah kebijakan keuangan, termasuk peningkatan utang untuk meningkatkan aktivitas. Meskipun
perputaran modal menjadi tidak efisien, peningkatan modal tersebut justru berkontribusi pada
peningkatan profitabilitas.

2. Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Profitabilitas.

Uji parsial variabel Umur Perusahaan menghasilkan nilai t hitung sebesar 2,292 dengan
probabilitas 0,023. Probabilitas yang lebih kecil dari tingkat signifikansi (α = 5%) menunjukkan
adanya pengaruh positif dan signifikan Umur Perusahaan terhadap profitabilitas. Perusahaan yang
telah berdiri lama cenderung memiliki profitabilitas yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan baru.
Faktor-faktor seperti pengeluaran tinggi untuk pemasaran dan investasi awal, serta stabilitas penjualan
yang dimiliki perusahaan lama, membuatnya menarik bagi investor. Hal ini membantu perusahaan
untuk beroperasi dengan baik, meningkatkan kapasitasnya, dan pada akhirnya, meningkatkan
profitabilitas.

3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas.

Uji parsial variabel Ukuran Perusahaan menunjukkan nilai t hitung sebesar 4,201 dengan
probabilitas 0,000. Probabilitas yang lebih kecil dari tingkat signifikansi (α = 5%) menandakan
adanya pengaruh positif dan signifikan Ukuran Perusahaan terhadap profitabilitas. Perusahaan besar
memiliki akses yang lebih mudah ke sumber pembiayaan, mendapatkan hutang dari kreditur dengan
lebih mudah, dan memiliki probabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan industri atau
bertahan di dalamnya. Besarnya perusahaan mempengaruhi tingkat pertumbuhan penjualan, yang
pada gilirannya berkontribusi pada tingkat profitabilitas yang lebih tinggi. Temuan ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya oleh Rusmawati Dj. (2017) dan Agustin P (2017), yang menekankan peran
penting Ukuran Perusahaan dalam meningkatkan profitabilitas.

3. Kesimpulan

Hasil analisis dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Manajemen Modal Kerja secara parsial memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap
profitabilitas. Hal ini terbukti dari nilai t hitung sebesar -2,692 dengan signifikansi 0,008,
yang lebih kecil dari tingkat signifikansi (α = 0,05). Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa
kebijakan pemerintah yang non-populer dalam perekonomian, seperti pencabutan subsidi
BBM dan kenaikan pajak, memaksa perusahaan untuk mengubah kebijakan keuangan,
termasuk peningkatan utang untuk meningkatkan aktivitasnya.
2. Umur Perusahaan secara parsial memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas.
Hasil uji menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,292 dengan signifikansi 0,023, yang lebih kecil
dari tingkat signifikansi (α = 0,05). Perusahaan yang sudah lama berdiri cenderung memiliki
profitabilitas yang lebih tinggi, mungkin karena pengalaman, stabilitas pengeluaran, dan
reputasi yang menarik investor.
3. Ukuran Perusahaan secara parsial memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap
profitabilitas. Uji menunjukkan nilai t hitung sebesar 4,201 dengan signifikansi 0,000, yang
lebih kecil dari tingkat signifikansi (α = 0,05). Perusahaan besar memiliki akses yang lebih
mudah terhadap sumber pembiayaan, mendapatkan hutang dengan lebih mudah, dan memiliki
probabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan industri atau bertahan di dalamnya,
yang pada akhirnya meningkatkan profitabilitas.
4. Koefisien determinasi (R Square) sebesar 16,3% menunjukkan bahwa variabel Modal Kerja,
Umur Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan secara bersama-sama hanya dapat menjelaskan
16,3% dari variasi profitabilitas. Sisanya, sebesar 83,7%, diakibatkan oleh faktor lain yang
tidak termasuk dalam model penelitian.

Anda mungkin juga menyukai