PENDAHULUAN
tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau meneriman segala macam
bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listri, telepon, air, pajak, uang
Bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.”
penyimpan. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga, bagi hasil, hadiah, pelayanan
atau balas jasa lainnya. Semakin tinggi balas jasa yang diberikan, akan menambah
minat masyarakat untuk menyimpan uangnya. Oleh karena itu, pihak perbankan
berminat untuk menanamkan dananya, (Kasmir, 2018). Salah satu aspek penilaian
apakah setiap periode atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan
profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank
yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat (Kasmir, 2018). Manajer
1
2
Sementara di sisi lain, laporan keuangan dipakai oleh stakeholder untuk melihat,
menilai, meminta, pertanggungjawaban manajer atas apa yang telah dilakukan dan
dialami manajer itu (Sulistyantyo, 2018). Secara umum para praktisi, yaitu pelaku
Salah satu cara manajer untuk memengaruhi tingkat laba yang dilaporkan
dengan pemilihan metode akuntansi yang dilakukan oleh manajer dalam pelaporan
keuangan untuk menaikkan laba atau menurunkan laba agar sesuai dengan
dalam kontrak (Kanakriyah et al., 2017). Hal ini yang dimanfaatkan oleh manajer
perspektif teori agensi yang dapat menjelaskan perilaku manajer atas praktik
manajemen laba. Hubungan kerja antara pemilik perusahaan atau principal dengan
3
Bank menghadapi risiko bisnis berupa risiko kredit (macet atau tidak
(Hanafi & Halim, 2018). Di masa depan kondisi penuh dengan ketidakpastian.
Oleh karena itu, setiap kredit yang dibiayai pasti memiliki risiko tidak tertagih
alias macet (Kasmir, 2019). Suatu bank dikatakan likuid, apabila bank yang
tabungan, giro, dan deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua
bank selain risiko bisnis yakni, struktur kepemilikan yaitu kepemilikan manajemen
pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan
keputusan perusahaan, yang dimaksud dengan pihak manajemen yaitu direktur dan
perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga tertentu seperti perusahaan
monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil oleh manajemen.
asetnya, seberapa besar penjualannya, serta besarnya pasar. Semakin besar jumlah
asetnya, besar penjualannya, serta mempunyai pangsa pasar yang banyak bisa
dikatakan ukuran perusahaannya juga akan semakin besar. Di dalam asset yang
besar ada modal besar di dalamnya, semakin besar tingkat penjualan berarti bahwa
Perusahaan besar punya jumlah aset yang besar. Oleh karenanya, perusahaan besar
akan hati-hati dan bersifat efisien kaitannya dengan pengelolaan laba perusahaan
(Hidayat , 2017).
saat ditagih deposan, semakin besar rasio ini maka semakin likuid bank tersebut
menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian bank yang disebabkan
oleh aktiva yang berisiko. Jadi, semakin tinggi CAR semakin baik kondisi sebuah
dinyatakan sehat jika memiliki CAR minimum 14 persen. CAR dipilih karena
bank oleh Biro Riset Infobank yaitu sebesar 20,00%. CAR merupakan hal yang
harus dipertahankan jika bank tersebut ingin mendapat kehormatan sebagai bank
Manajemen laba pernah terjadi di PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk atau AISA.
Berdasarkan keluarnya hasil investigasi oleh PT. Ernst & Young Indonesia serta
audit oleh RSM International pada laporan keuangan tahun 2017. Manajemen lama
AISA telah melakukan penggelembungan dana pada beberapa akun yang nilainya
mencapai Rp. 4 triliun, mencapai Rp. 662 miliar, juga mencapai Rp. 329 miliar
dan adanya aliran dana sebesar Rp 1,78 triliun pada pihak terafiliasi oleh AISA
(finance.detik.com, 2019).
keuntungan berupa laba. Laba adalah selisih antara pendapatan yang diperoleh
suatu perusahaan pada suatu periode dengan beban-beban yang terjadi selama
periode tersebut. Manajemen PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk sebagai pengelola
akan semakin meningkat sehingga baik kinerja manajemen atau perusahaan dapat
secara signifikan terhadap manajmen laba pada perusahaan perbankan dan NPL
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Manajemen Laba. Felicia &
bank dan CAR terhadap manajemen laba pada sektor perbankan yang terdaftar di
2018-2020.
7
periode 2018-2020.
periode 2018-2020.
2018-2020.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian bagi peneliti lainnya
manajemen laba.
2. Manfaat Praktis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Meckling, 1976). Pada beberapa situasi agent tidak bertindak sesuai dengan
keinginan principal, hal ini disebabkan karena manajer memiliki informasi lebih
dengan principal. Kondisi asimetri informasi tersebut yang menjadi peluang bagi
(Panda & Leepsa, 2017). Manajer seringkali memiliki kepentingan yang berbeda
dengan pemilik perusahaan. Teori ini mengatakan bahwa para pemilik perusahaan
melakukan praktik manajemen laba. Praktik manajemen laba dapat dilakukan oleh
manajer karena adanya asimetri informasi antara manajer dan pemilik perusahaan.
perusahaan daripada pemilik perusahaan (Kusuma & Mertha, 2021). Maka dapat
manajer yang membuat laba yang dilaporkan menjadi semu. Agency theory yang
sebagai “agents” bagi para pemegang saham, akan bertindak dengan penuh
kesadaran bagi kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak yang arif dan
bijaksana serta adil terhadap pemegang saham. Agency theory mendapat respon
pemegang saham (principal) dengan manajemen (agen) yang disebut Teori Agensi
oleh manajemen inilah yang dapat memberi kesempatan kepada manajemen untuk
sering kali menjadi target manajemen untuk mencapai tujuan tertentu karena laba
sering digunakan oleh para pemegang saham sebagai indikator untuk menilai
mengambil kebijakan akuntansi yang dapat berdampak pada perubahan angka laba
dalam laporan keuangan yang sering disebut sebagai tindakan manajemen laba.
10
Dengan tingkat laba yang besar pemegang saham akan menilai baik kinerja
added) untuk semua stakeholder. Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini,
benar dan tepat pada waktunya dan, kedua, kewajiban perusahaan untuk
profesi dan regulator lainnya, berargumen bahwa pada dasarnya manajemen laba
angka dalam laporan keuangan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya.
mengenai perusahaan. Selain itu perbuatan ini sebenarnya juga merupakan upaya
yang dilakukannya masih dalam ruang lingkup prinsip akuntansi. Inilah yang
dengan tujuan untuk mengelabui stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan
kondisi perusahaan. Istilah intervensi dan mengelabui inilah yang dipakai sebagai
Sementara pihak lain tetap menganggap aktivitas rekayasa manajerial ini bukan
prosedur akuntansi yang diterima dan diakui secara umum (Sulistyanto, 2018).
12
Bank menghadapi risiko bisnis berupa risiko kredit macet. Setiap dana
yang disalurkan oleh bank kepada masyarakat memiliki beban provisi yang harus
uangnya kepada bank. Apabila pinjaman kredit macet, maka pendapatan bunga
dari bank juga akan menurun. Rasio NPL digunakan untuk menilai kredit macet
yang dimiliki sebuah bank juga akan mempengaruhi penilaian kinerja bank dalam
hal ini sehat atau tidaknya sebuah bank. Apabila hal ini terjadi manajemen bank
tetap dinilai baik. Rasio NPL menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam
mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Besarnya rasio NPL yang
diperbolehkan oleh Bank Indonesia saat ini adalah maksimal 5% (Karmilah &
Prastyanti, 2020).
proporsi pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam
yaitu direktur dan komisaris. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh
dalam perusahaan.
konflik kepentingan atau benturan kepentingan antara agent dan principal dalam
13
belah pihak, tanpa adanya perbedaan jumlah informasi yang signifikan diantara
menguntungkan sebelah pihak saja, dan juga dapat mengurangi risiko-risiko yang
2013).
kebijakan yang dibuat agar tidak menguntungkan beberapa pihak saja namun
perusahaan (Astri, dkk., 2020). Menurut Pasaribu, Topowijaya dan Sri (2016:156)
Manajemen laba pernah terjadi di PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk atau
AISA. Berdasarkan keluarnya hasil investigasi oleh PT. Ernst & Young Indonesia
14
serta audit oleh RSM International pada laporan keuangan tahun 2017. Manajemen
lama AISA telah melakukan penggelembungan dana pada beberapa akun yang
nilainya mencapai Rp. 4 triliun, mencapai Rp. 662 miliar, juga mencapai Rp. 329
miliar dan adanya aliran dana sebesar Rp 1,78 triliun pada pihak terafiliasi oleh
Kepemilikan institusional memiliki peranan yang besar dan juga penting pada
dijadikan sebagai monitoring yang efektif pada setiap keputusan yang akan
dilihat dari total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Dari ketiga pengukuran
dikarenakan semakin besar total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, maka
karena semakin besar suatu perusahaan harus mampu memenuhi ekspektasi dari
yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang lebih kecil. Tambahan dana
tersebut bisa diperoleh dari penerbitan saham baru atau penambahan hutang
saat ditagih deposan, semakin besar rasio ini maka semakin likuid bank tersebut
menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian bank yang disebabkan
oleh aktiva yang berisiko. Jadi, semakin tinggi CAR semakin baik kondisi sebuah
dinyatakan sehat jika memiliki CAR minimum 14 persen. CAR dipilih karena
bank oleh Biro Riset Infobank yaitu sebesar 20,00%. CAR merupakan hal yang
harus dipertahankan jika bank tersebut ingin mendapat kehormatan sebagai bank
2.1.9 Bank
1. Pengertian bank
1988 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan BANK adalah “badan usaha
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.” Agar masyarakat
berupa balas jasa yang akan diberikan kepada si penyimpan. Balas jasa tersebut
dapat berupa bunga bagi hasil, hadiah, pelayanan atau balas jasa lainnya. Semakin
tinggi balas jasa yang diberikan, akan menambah minat masyarakat untuk
2. Jenis-jenis bank
a. Bank Umum
b. Bank Pembangunan
c. Bank Tabung an
d. Bank Pasar
e. Bank Desa
f. Lumbung Desa
g. Bank Pegawai
a. Bank Umum
(BPR).
berikut.
a. Bank Umum
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan
adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang
Artinya di sini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan
Jenis Bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah sebagai berikut.
pula.
Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta
nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri,
bank umum dapat dibagi ke dalam dua macam. Pembagian jenis ini disebut
dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal, maupun
a. Bank devisa
Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan
harga, baik harga jual maupun harga beli terbagi dalam dua kelompok ,
yaitu:
seperti Mesir atau di Pakistan bank yang berdasarkan Prinsip Syariah sudah
3. Kegiatan-Kegiatan Bank
a) Kredit Investasi
c) Kredit Perdagangan
b) Inkaso (Collection)
c) Kliring (Clearing)
e) Bank Card
g) Bank Garansi
h) Referensi Bank
i) Bank Draft
21
a) Simpanan Tabungan
b) Simpanan Deposito
a) Kredit Investasi
c) Kredit Perdagangan
berikut :
b) Mengikuti Kliring
seperti :
a) Perdagangan Internasional
c. Untuk jasa-jasa bank lainnya juga dapat dilakukan oleh bank umum
campuran dan bank asing sebagaimana layaknya bank umum yang ada di
a) Jasa Transfer
b) Jasa Kliring
c) Jasa Inkaso
bank dalam menghimpun dana untuk membiayai operasinya. Hal ini sesuai
Sumber dana ini merupakan sumber dana dari modal sendiri. Modal
saham kepada pemegang saham lama. Akan tetapi jika tujuan perusahaan
baru dan menjual saham baru tersebut di pasar modal. Disamping itu pihak
digunakan.
Secara garis besar dapat disimpulkan pencarian dana sendiri terdiri dari:
laba pada tahun lalu yang tidak dibagi kepada para pemegang sahamnya.
akan datang.
sumber dana sendiri adalah tidak perlu membayar bunga yang relatif lebih
membiayai operasinya dari sumber dana ini. Pencaharian dana dari sumber
ini relative paling mudah jika dibandingkan dengan sumber lainnya dan
pencarian dana dari sumber dana ini paling dominan, asalkan bank dapat
sumber dana dari sumber ini relatif lebih mahal jika dibandingkan dari dana
sendiri. Adapun sumber dana dari masyarakat luas dapat dilakukan dalam
simpanan giro merupakan dana murah bagi bank karena bunga atau balas
jasa yang dibayar paling murah jika dibandingkan simpanan tabungan dan
simpanan deposito.
atas, pencarian dari sumber dana ini relatif labih mahal dan sifatnya hanya
semntara waktu saja. Kemudian dana yang diperoleh dari sumber ini
Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari:
sektor-sektor tertentu.
Pinjaman ini bersifat jangka pendek dengan bunga yang relatif tinggi.
d. Surat berharga pasar uang (SBPU). Dalam hal ini pihak perbankan
terdiri dari, ukuran perusahaan dan leverage. Teknik analisis data yang
digunakan adalah statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan regresi linier
26
loan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
7. Penelitian dari Sucipto & Zulfa (2021) meneliti tentang pengaruh good
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model persamaan
kelemahan pihak lain yang tidak mempunyai sumber dan akses yang memadai
Risiko bisnis pada Bank yakni risiko kredit. Resiko kredit bank disebut
dengan Non perforrming loan (NPL). Non perforrming loan (NPL) adalah rasio
antara jumlah total kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet
terhada total kredit. Meskipun risiko kredit menjadi masalah serius yang dapat
terjadi pada bank, pemberian kredit saat ini tetap menjadi bisnis utama yang masih
sangat diminati oleh industri perbankan di berbagai negara (Kibtiah & Cusyana,
2020). NPL sangat erat kaitannya dengan manajemen laba. NPL menunjukkan
bahwa manajemen bank mampu mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh
29
30
perbankan, sehingga memiliki signifikansi yang tinggi dalam penilaian risk profile.
Apabila kondisi NPL dalam perusahaan perbankan tinggi, maka akan mem-
perbesar biaya, baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya,
manajemen laba dengan carameningkatkan laba jika diperoleh laba yang lebih
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak
(UU No.10 tahun 1988 tentang perbankan). Pihak yang terkait langsung dengan
kinerja yang baik dalam menghasilkan keuntungan atau nilai maksimal bagi
yang dimiliki oleh manajemen secara pribadi maupun saham yang dimiliki oleh
31
Manajemen Laba yakni tingkat kepemilikan manajerial yang terlalu tinggi juga
tinggi, manajer mempunyai hak voting yang tinggi sehingga manajer mempunyai
posisi yang kuat untuk mengendalikan perusahaan, hal ini dapat menimbulkan
masalah perusahaa yakni adanya kesulitan bagi pemegang saham eksternal untuk
Ukuran bank bisa menjadi indikator yang dipakai investor untuk menilai
aset maupun kinerjanya, Semakin besar jumlah asetnya, besar penjualannya, serta
mempunyai pangsa pasar yang banyak bisa dikatakan ukuran perusahaannya juga
akan semakin besar. Di dalam asset yang besar ada modal besar di dalamnya,
semakin besar tingkat penjualan berarti bahwa perputaran uangnya pun semakin
2018). Semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin besar pula
32
agar nilai CAR meningkat sehingga penilaian masyarakat dan investor terhadap
bank tersebut juga meningkat. Manajemen laba dilakukan oleh bank yang
mengalami penurunan nilai CAR sebagai salah satu indikator kinerja keuangan
maka variabel yang terkait dalam penelitian ini dapat dirumuskan melalui suatu
Gambar 3.1
Pengaruh Pengaruh Risiko Bisnis, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Ukuran Perusahaan dan CAR Terhadap Manajemen Laba
Pada Sektor Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2018-2020
Pembahasan
Gambar 3.2
Pengaruh Pengaruh Risiko Bisnis, Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan dan CAR Terhadap
Manajemen Laba Pada Sektor Perbankan yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2018-2020
Risiko Bisnis
Kepemilikan Manajerial
Ukuran Perusahaan
CAR
3.2 Hipotesis
kredit yang dihadapi bank. NPL menunjukkan bahwa manajemen bank mampu
mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Risiko kredit merupakan
signifikansi yang tinggi dalam penilaian risk profile. Apabila kondisi NPL dalam
kerugian bank. Bank cenderung melakukan praktik manajemen laba dengan cara
35
meningkatkan laba apabila laba yang diperoleh lebih rendah dari yang diinginkan.
Penilaian atas risk profile juga dapat semakin memotivasi manajer melakukan
manajemen laba (Karmilah & Prastyani, 2020). Karmilah dan Prastyani (2020)
dewan komisaris dan direksi (Panjaitan & Muslih 2019). Dalam penelitian
Panjaitan dan Muslih (2019), berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh
dapat mengatasi konflik kepentingan atau benturan kepentingan antara agent dan
perusahaan dan agar kebijakan yang dibuat tidak menguntungkan beberapa pihak
(Panjaitan & Muslih 2019). Panjaitan dan Muslih (2019) menemukan bahwa,
Bank
oleh institusi atau lembaga tertentu seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan
investasi, dan kepemilikan institusi lainnya (Arifin dan Destriana 2016). Adanya
efektif dalam setiap keputusan yang diambil oleh manajemen. Hal ini terjadi
manajemen akan bertindak lebih waspada dalam melaporkan labanya. (Felicia &
Sutrisno, 2020).
Bank dengan ukuran yang besar ditandai dengan besarnya aset yang
dimiliki, semakin besar bank semakin banyak informasi yang dimiliki manajemen
bank terhadap prospek masa depan bank. Kemampuan perusahaan besar lebih
yang diterima melalui perbankan ataupun pasar modal. Dimana perusahaan besar
menjaga kepercayaan para pemegang saham dan investor (Panjaitan & Muslih,
2019).
aktiva sebagai akibat dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva berisiko.
Semakin tinggi CAR semakin baik pula kondisi sebuah bank. Berdasarkan
persentase yang tertinggi dalam kriteria penilaian bank oleh Biro Riset Infobank
yaitu sebesar 20,00%. CAR merupakan hal yang mesti dipertahankan jika bank
tersebut ingin mendapat kehormatan sebagai bank yang berkinerja sangat bagus
METODE PENELITIAN
Lokasi atau ruang lingkup wilayah penelitian dalam penelitian ini adalah
laporan keuangan pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Obyek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Laporan
Keuangan Tahunan pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat
atau variabel dependen, dan variabel bebas atau variabel independen. Adapun yang
atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam
Variabel bebas dalam penelitian ini antara lain : risiko bisnis (X 1), kepemilikan
38
39
manajerial (X2), kepemilikan institusional (X3), ukuran perusahaan (X4), dan CAR
(X5).
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
berikut:
penelitian ini adalah manajemen laba. Manajemen laba adalah suatu kondisi
oleh manajer seperti penjualan kredit. Jones Model (JM) mengasumsikan bahwa
akrual nondiskresioner bersifat tetap dari satu periode ke periode lainnya sehingga
perubahan akrual (perbedaan akrual tahun ini dengan tahun lalu) yang terjadi
hal ini permainan kebijakan akuntansi. Dengan begitu, jika terjadi perubahan yang
berlebihan dan pada saat yang bersamaan manajer memiliki motivasi untuk
40
1. Resiko Bisnis
41
risiko kredit yang dihadapi bank. Non perforrming loan (NPL) adalah rasio
antara jumlah total kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan
rasio NPL kredit secara bruto lebih dari atau sama dengan 5%. Maka rasio
NPL bank yakni 5%, apabila bank memiliki rasio NPL diatas 5% maka
dinyatakan tidak sehat (Kibtiah & Cusyana, 2020). Rasio NPL diukur
2. Kepemilikan Manajerial
3. Kepemilikan Institusional
suatu perusahaan yang dimiliki oleh lembaga atau insitusi seperti bank,
42
4. Ukuran Perusahaan
setoran modal, cadangan umum, cadangan lainnya, sisa laba tahun lalu,
laba tahun berjalan. CAR ini penting karena merupakan landasan bank
& Prastyani, 2020). Dalam penelitian ini, Capital Asequacy Ratio dapat
Berdasarkan jenisnya, data dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu sebagai
berikut:
1. Data Kuantitatif
Indonesia (BEI).
2. Data Kualitatif
gerak tubuh, ekspresi wajah, bagan, gambar dan foto (Sugiyono, 2019:9).
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder adalah sumber data penelitian yang tidak langsung atau dari
(BEI).
4.6.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2018 sampai dengan 2020.
4.6.2 Sampel
dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
dalam penelitian ini adalah teknik Purposive sampling. Purposive sampling adalah
2018-2020
2018-2020.
variabel yang akan diteliti pada penelitian ini selama periode 2014-2018.
metode dokumentasi yang merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang
(Sugiyono, 2019:137). Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari teknik
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
institusional, ukuran bank dan CAR terhadap manajemen laba pada sektor
analisis yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri baik hanya
46
pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri atau variabel bebas)
tanpa membuat perbandingan variabel itu sendiri dan mencari hubungan dengan
statistik deskriptif merupakan teknik analisa data untuk menjelaskan data secara
umum atau generalisasi, dengan menghitung nilai minimum, nilai maksimum, nilai
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi sebagai
syarat dalam melakukan analisis regresi linier berganda. Uji Asumsi klasik yang
1. Uji Autokorelasi
periode sebelumnya (t-1). Uji autokorelasi hanya dilakukan pada data time
series (runtut waktu) dan tidak perlu dilakukan pada data cross section
Bursa Efek Indonesia dimana periodenya lebih dari satu tahun biasanya
2016:104).
47
2. Uji Normalitas
residual yang normal. Apabila model regresi tersebut tidak normal maka
5%. Kriteria yang digunakan dalam tes ini adalah dengan membandingkan
3. Uji Multikolinearitas
bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara
variabel-variabel bebas yang ada pada regresi linier. Jika terdapat korelasi
variabel terikat akan terganggu. Alat statistik yang digunakan dalam uji
nilai variance inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10 maka model
4. Uji Heteroskedastisitas
48
dapat dilakukan dengan uji Glejser (Ghozali, 2016:116), yaitu dengan cara
variabel independen.
hipotesis yang ada yaitu untuk melihat pengaruh variable resiko bisnis,
Keterangan :
DA : Discretionary Accruals
α : Konstanta
β : Koefisien Regresi
KM : Kepemilikan Manajerial
KI : Kepemilikan Institusional
koefisien determinasi (R2), uji kelayakan (uji F), dan uji hipotesis (uji t).
total variasi dalam variabel terikat yang diterangkan variabel bebas. Dalam
menggunakan program SPSS. Dari nilai R2 mulai dari nol sampai dengan
1, makin tinggi nilai R2 makin baik model tersebut. Dari nilai R2 dapat
model regresi linear berganda sebagai alat analisis yang menguji pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil uji F didapat dari nilai
apabila sig. t ≤ α = 0,05 dan Ha tidak berpengaruh apabila sig. t > α =0,05
BAB V
Bursa Efek Indonesia adalah salah satu bursa saham yang dapat
pembangunan ekonomi nasional. Bursa Efek Indonesia juga berperan dalam upaya
mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan Pasar
Secara historis pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka
yang didirikan oleh Pemerintah Belanda di Indonesia dimulai sejak tahun 1912 di
Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan untuk kepentingan pemerintah kolonial
atau VOC, namun kemudian ditutup karena perang dunia 1 (satu). Meskipun pasar
modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal
tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan
pasar modal tidak berfungsi dan bahkan ditutup karena berbagai faktor.
disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia I dan II, perpindahan
mestinya. Pada tahun 1977 Bursa Efek dibuka kembali dan dikembangkan menjadi
Systems (JATS) yang terintegrasi dengan sistem kliring dan penyelesaian, serta
50
51
depositori saham yang dimiliki oleh PT. Kustodian Depositori Efek Indonesia
(KDEI).
Juni 1952. Namun, tonggak paling besar terjadi pada 10 Agustus 1977, yang
dikenal sebagai kebangkitan Pasar Modal Indonesia. Setelah Bursa Efek Jakarta
dipisahkan dari Institusi BAPEPAM tahun 1992 dan di swastakan, mulailah pasar
modal mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Pasar modal tumbuh pesat pada
periode 1992-1997. Krisis di Asia Tenggara tahun 1977 membuat pasar modal
jatuh. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun ke posisi paling rendah.
Bagaimanapun, masalah pasar modal tidak lepas dari arus investasi yang akan
1. Visi
2. Misi
Gambar 5.1
Struktur Pasar Modal Indonesia
Kegiatan dan sejarah perbankan telah dimulai sejak zaman Babylonia dan
terus berkembang hingga zaman yunani kuno dan romawi dan kegiatan perbankan
Barat yang dibawa oleh para pedagang Eropa, dan terus berkembang hingga
kegiatan perbankan ini menyebar keseluruh dunia, terutama daerah jajahan eropa.
Pada mulanya kegiatan perbankan dari jasa penukaran uang, sehinggga dalam
sejarah perbankan arti bank dikenal sebagai meja tempat menukarkan uang,
53
menjadi tempat penitipan uang, yang kini dikenal dengan kegiatan simpanan
dimana bank tidak lagi sekedar sebagai tempat menukar uang atau tempat
negara yang pernah menjajah Indonesia sejumlah bank di Indonesia tidak lepas
dari Negara yang pernah menjajahnya baik milik pemerintah maupun Bank milik
swasta nasional. Berikut akan dijelaskan sejarah perbankan milik pemerintah yaitu
1. Bank Sentral
menjadi tunggal dengan Nama Bank Nasional Indonesia (BNI) unit II yang
bergerak dibidang rural dan ekspor impor (exim), dipisahkan lagi menjadi :
12 tahun 1968
4. Bank Mandiri
Bank Mandiri merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya (BBD),
bank export import Indonesia (Bank exim). Pada tahun 1999 keempat Bank
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
55
ini adalah untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), nilai minimum, nilai
maksimum, dan standar deviasi dari maing – masing variabel independen. Statistik
deskriptif ini diolah dengan bantuan software SPSS. Hasil statistik deskriptif dapat
Tabel 5.1
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
bahwa jumlah data yang digunakan sebagai sampel berjumlah 111 sampel
variabel penelitian yaitu Risiko Bisnis atau Non Performing Loan (NPL),
Adequacy Ratio (CAR) dan Manajemen Laba atau Discretionary Accrual (DA).
Dari tabel 5.1 dapat diketahui bahwa nilai minimum Non Performing Loan
(NPL) sebesar 0.00 dan nilai maksimum sebesar 0.09. Hal tersebut
56
perbankan yang menjadi sampel ini berkisar antara 0.00 sampai 0.09
dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 0.007 pada standard deviation 0.014.
2. Kepemilikan Manajerial
Manajerial sebesar 0.00 dan nilai maksimum sebesar 0.80. Hal tersebut
yang menjadi sampel ini berkisar antara 0.00 sampai 0.80 dengan nilai rata-
3. Kepemilikan Institusional
Institusional sebesar 0.06 dan nilai maksimum sebesar 1.82. Hal tersebut
yang menjadi sampel ini berkisar antara 0.06 sampai 1.82 dengan nilai rata-
4. Ukuran Perusahaan
Dari tabel 5.1 dapat diketahui bahwa nilai minimum Ukuran Perusahaan
sebesar 14.59 dan nilai maksimum sebesar 30.28. Hal tersebut menunjukan
sampel ini berkisar antara 14.59 sampai 30.82 dengan nilai rata-rata (mean)
Dari tabel 5.1 dapat diketahui bahwa nilai minimum Capital Adequacy
Ratio (CAR) sebesar -2.57 dan nilai maksimum sebesar 13.29. Hal tersebut
57
perbankan yang menjadi sampel ini berkisar antara -2.57 sampai 13.29
dengan nilai rata-rata (mean) sebesar -1.09 pada standard deviation 2.48.
Dari tabel 5.1 dapat diketahui bahwa nilai minimum Discretionary Accrual
(DA) sebesar -7.09 dan nilai maksimum sebesar 2.53. Hal tersebut
perbankan yang menjadi sampel ini berkisar antara -7.09 sampai 2.53
1.10483.
1. Uji Autokorelasi
uji autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
Tabel 5.2
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .643a .502 .457 1.12978 2.058
a. Predictors: (Constant), CAR, KM, KI, NPL, Ukuran Perusahaan
b. Dependent Variable: DA
Sumber : Lampiran 4, (2022)
1.7855 dan 5-du = 3.2145 yang berada pada kisaran du<dw<(5-du) atau
(1.7855 < 2.0580 < 3.2145) yang berarti tidak terdapat autokorelasi
2. Uji Normalitas
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi residual yang
berdistribusi normal.
berdistribusi normal.
59
Tabel 5.3
Hasil Uji Normalitas
besar dari 0.05 yang berarti data residual dalam penelitian ini telah
berdistribusi normal.
3. Uji Multikolinearitas
independen dan model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak
1 (tolerance ≥ 0,10) dan nilai variance inflation factor tidak lebih dari 10
60
Tabel 5.4
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 2.163 .635 3.257 .001
NPL 1.154 .926 .014 3.146 .009 .965 1.037
KM -.237 .205 .019 -.197 .084 .985 1.015
KI -.089 .428 .021 -.208 .835 .941 1.063
Ukuran -.005 .029 .020 3.183 .009 .772 1.295
Perusahaan
Berdasarkan hasil uji pada Tabel 5.4, dapat dijelaskan bahwa nilai
dari variabel Non Performing Loan (NPL) memiliki nilai tolerance sebesar
memiliki nilai tolerance 0.985 dan nilai VIF sebesar 1.015, variabel
sebesar 0.772 dan nilai VIF sebesar 1.259 dan variabel CAR nilai tolerance
sebesar 0.834 dan nilai VIF sebesar 1.200. Maka dari itu seluruh variable
mempunyai nilai tolerance lebih dari 0.10 (10 %) ataupun nilai VIF yang
kurang dari 10. Hal ini menunjukan bahwa dalam penelitian ini, tidak
4. Uji Heteroskedastisitas
terdapatb kesamaan varians dari residual satu ke pengamatan yang lain atau
dengan uji Glejser (Ghozali, 2016:116), yaitu dengan cara meregresi nilai
Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansinya, jika nilai signifikansinya
lebih besar dari 0.05 maka dikatakan model tersebut tidak terjadi
dengan uji glejser dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut ini :
Tabel 5.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .613 .561 1.093 .277
NPL -6.606 6.998 -.092 -.944 .347
KM -.418 1.064 -.038 -.393 .695
KI .626 .378 .163 1.656 .101
Ukuran Perusahaan -.028 .026 -.118 -1.083 .281
CAR -.018 .043 -.043 -.412 .681
a. Dependent Variable: ABSRES
Sumber : Lampiran 4, (2022)
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji glejser pada
tabel 5.5 dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi dari masing-masing variabel
62
yang lebih dari 0.05. Hal ini memperlihatkan bahwa semua variabel Independen
dalam penelitian ini, tidak ada yang berpengaruh signifkan terhadap nilai absolute
residual, atau dengan kata lain berdasarkan pengujian yang sudah di lakukan
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalh regresi linier
terhadap variabel terikat pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Institusional (KI), Ukuran Perusahaan (UP), dan Capital Adequacy Ratio (CAR).
Hasil uji hipotesis yang menggunakan regresi linier berganda dapat dilihat pada
Tabel 5.6
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 2.163 .635 3.257 .001
NPL 1.154 .926 .014 3.146 .009 .965 1.037
KM -.237 .205 .019 -.197 .084 .985 1.015
KI -.089 .428 .021 -.208 .835 .941 1.063
Ukuran -.005 .029 .020 3.183 .009 .772 1.295
Perusahaan
CAR .119 .048 .003 3.025 .010 .834 1.200
a. Dependent Variable: DA
Sumber : Lampiran 5, (2022)
Berdasarkan hasil analisa regresi linier berganda pada tabel 5.6 untuk
dapat dilihat dari nilai koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas yang
Dari hasil regresi yang disajikan pada Tabel 5.6 didapatkan persamaan
Keterangan :
DA = Discretionary Accrual
KM = Kepemilikan Manajerial
KI = Kepemilikan Institusional
UP = Ukuran Perusahaan
1. Nilai Konstanta
Nilai konstanta (α) sebesar 2.163. Ini berarti bahwa jika nilai variabel
bebas yaitu NPL, KM, KI, UP dan CAR sama dengan nol maka variabel
terikat yaitu manajemen laba akan mengalami kenaikan sebesar 2.163 atau
sebesar 1.154 dengan tingkat signifikan lebih kecil dari 0.05 yaitu sebesar
0.009. Hal ini menyimpulkan bahwa setiap kenaikan nilai Non Performing
sebesar 1.154 dengan asumsi variabel lain adalah konstan atau sama
dengan nol.
3. Kepemilikan Manajerial
0.237 dengan tingkat signifikan lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 0.084.
4. Kepemilikan Institusional
0.089 dengan tingkat signifikan lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 0.84.
5. Ukuran Perusahaan
65
dengan tingkat signifikan lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 0.009. Hal ini
0.119 dengan tingkat signifikan lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 0.10 Hal
Tabel 5.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .643a .502 .457 1.12978 2.058
a. Predictors: (Constant), CAR, KM, KI, NPL, Ukuran Perusahaan
b. Dependent Variable: DA
Sumber : Lampiran 6, (2022)
0.457 x 100 = 4.6% variasi dari Manajemen Laba mampu dijelaskan oleh
lain diluar metode penelitian. Dilihat dari Standard Error of the Estimate
sebesar 1.12978 semakin kecil angka Standard Error of the Estimate akan
dependen.
model fit dengan data observasi. Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel
5.8 berikut :
67
Tabel 5.8
Hasil Uji F (Uji Statistik F)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression .248 5 .050 5.039 .001b
Residual 134.023 105 1.276
Total 134.271 110
a. Dependent Variable: DA
b. Predictors: (Constant), CAR, KM, KI, NPL, Ukuran Perusahaan
Sumber : Lampiran 6, (2022)
0.001 lebih kecil dari 0.05. Hal ini menunjukan bahwa ada pengaruh antara
Tabel 5.9
Hasil Uji Statistik t (uji t)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 2.163 .635 3.257 .001
NPL 1.154 .926 .014 3.146 .009 .965 1.037
KM -.237 .205 .019 -.197 .084 .985 1.015
KI -.089 .428 .021 -.208 .835 .941 1.063
Ukuran -.005 .029 .020 3.183 .009 .772 1.295
Perusahaan
CAR .119 .048 .003 3.025 .010 .834 1.200
a. Dependent Variable: DA
Sumber : Lampiran 6, (2022)
Berdasarkan hasil perhitungan statistik pada Tabel 5.9 dapat dijelaskan sebagai
berikut :
3.146 koefisien regresi sebesar 1.154 dan nilai signifikansi sebesar 0.009.
Dimana nilai signifikansi variabel lebih kecil dari 0.05. Hal ini berarti
Dimana nilai signifikansi variabel lebih besar dari 0.05. Hal ini berarti
Dimana nilai signifikansi variabel lebih besar dari 0.05. Hal ini berarti
Dimana nilai signifikansi variabel lebih kecil dari 0.05. Hal ini berarti
3.025 koefisien regresi sebesar 0.119 dan nilai signifikansi sebesar 0.010.
Dimana nilai signifikansi variabel lebih kecil dari 0.05. Hal ini berarti
kredit yang dihadapi bank. NPL menunjukkan bahwa manajemen bank mampu
mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Risiko kredit merupakan
signifikansi yang tinggi dalam penilaian risk profile. Apabila kondisi NPL dalam
kerugian bank.
seharusnya diterima dan menjadi laba bank, tidak mampu diberikan oleh
nasabah. Bahkan, pinjaman yang sudah diberikan oleh bank tidak mampu
Akibatnya, laba yang diterima oleh bank akan semakin kecil bahkan terancam
mengalami kerugian karena bank turut menanggung serta nilai kredit yang sudah
diberikan. Jika sudah begitu, maka akan berdampak pada kepercayaan masyarakat
sebesar 0,009 lebih kecil dari α 0,05 sehingga H1 NPL berpengaruh positif
terhadap Manajemen laba diterima. Artinya, jika nilai Non Perfoming Loan dari
suatu bank semakin besar maka semakin besar pula perusahaan melakukan praktek
manajemen laba. Begitupun sebaliknya, jika nilai NPL dari suatu bank semakin
kecil maka semakin kecil pula perusahaan melakukan praktek manajemen laba.
71
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kibtiah dan Cusyana (2020),
Karmilah dan Prastyani (2020) yang menyatakan bahwa Non Performing Loan
Dalam penelitin Felicia dan Sutrisno (2020), menurut Shleifer dan Vishny (1986)
yang mementingkan diri sendiri (Panjaitan & Muslih, 2019). Namun pada hasil
juga tidak mengurangi adanya tindakan manajemen laba dalam suatu perusahaan.
Atau dengan kata lain baik perusahaan dengan kepemilikan manajerial yang kecil
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Felicia dan Sutrisno (2020),
kepemilikan saham oleh dewan komisaris dan direksi tidak menghalangi untuk
dari 0,05 yakni 0.835 yang menunjukkan tidak adanya pengaruh dari variabel
yang cukup, sehingga keberadaan mereka tidak dapat membatasi pihak manajemen
saham yang dimiliki pihak institusional, tidak begitu berarti sebagai alat untuk
mengenai informasi laba yang ada pada laporan keuangan (Kusumawardana dan
Haryanto 2019). Hasil peneltian ini sejalan dengan penelitian Felicia dan Sutrisno
Tetapi berbanding terbalik dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Jumiyanti,
sementara perusahaan yang justru hanya berfokus pada laba yang bersifat jangka
Ukuran Perusahaan mempunyai nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05
atau 5% yakni 0.009 yang menunjukkan adanya pengaruh dari variabel ukuran
bahwa semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin kecil manipulasi laba
perusahaan besar mendapatkan tekanan yang lebih kuat dalam menyajikan laporan
keuangan yang kredibel dan untuk menghindari tindakan manajemen laba dengan
menjaga perusahaan agar dinilai positif oleh publik dengan kata lain, perusahaan
manajemen laba. Hal ini dikarenakan kebutuhan dana didapatkan dari investor,
74
sehingga manajemen laba dapat dilakukan supaya laporan keuangan terlihat bagus
dan investor tertarik untuk menanamkan modal ke perusahaan. Hasil peneltian ini
(2017) dan Jumiyanti, dkk (2021) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan
3.025 dengan nilai sig 0,010. Nilai sig sebesar 0,010<0,05 sehingga dapat
operasional akan berdampak pada turunnya laba yang dicapai. Dengan demikian,
perbankan. Hal ini dilakukan manajer dengan harapan dapat menciptakan nilai
atas prestasi yang telah dicapainya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Yogi dan Damayanti (2016), Susanti (2016) yang menyatakan
75
PENUTUP
6.1 Simpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan memperoleh bukti
ini adalah analisis regresi linier berganda. Adapun kesimpulan yang dapat
2018-2020.
tahun 2018-2020.
76
77
6.2.1 Keterbatasan
4. Data perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari situs
6.2.2 Saran
disampaikan dalam penelitian ini yang kira sifatnya dapat bermanfaat bagi peneliti
pengambilan sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Kusuma, I Gusti Bagus Indra dan I Made Mertha, 2020, Manajemen Laba dan
Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indoensia). E-Jurnal Akuntansi, 31(1), 182-196
Kibtiah, Maryani dan Silvi Reni Cusyana, 2020, Pengaruh Capital Adequacy
Ratio, Kepemilikan Asing dan Non Performing Loan terhadap Manajemen
Laba. Indonesian Journal of Economics Application, Vol. 2, No.1, 44-49,
Agustus 2020.
Karmilah, Ade dan Desy Prastyani, 2020, Pengaruh Asimetri Informasi, Capital
Adequacy Ratio, Kepemilikan Asing dan Non Performing Loan terhadap
Manajemen Laba. JCA Akuntansi, Vol. 1, Januari-Juni 2020.
Arifin, Lavenia dan Niken Destriana, 2016, Pengaruh Firm Size, Corporate
Gorvenance, dan Karakteristik Perusahaan terhadap Manajemen Laba.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 18, No. 1, 84-93
Jumiyanti, Triyas, Desy Nur Pratiwi dan Sumadi, 2021, Pengaruh Kepemilikan
Institusional, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen
Laba. Jurnal Akuntansi dan Pajak.
Dwi Parama Yogi , Luh Made dan I Gusti Ayu Eka Damayanthi, 2016, Pengaruh
Arus Kas Bebas, Capital Adequacy Ratio dan Good Corporate Governance
Pada Manajemen Laba, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol.15,
No. 2.
Astuti, Ayu Yuni, Elva Nuraina, Anggita Langgeng Wijaya, 2017, Pengaruh
Ukuran Perusahaan dan Leverage terhadap Manajemen Laba, Forum Ilmiah
Pendidikan Akuntansi–Universitas PGRI Madiun, Vol. 5 No. 1, 501-514
Ayu Yuni Astuti, Elva Nuraina dan Anggita Langgeng Wijaya, 2017. Pengaruh
Ukuran Perusahaan dan Leverage terhadap Manajemen Laba. Forum Ilmiah
Pendidikan Akuntansi-Universitas PGRI Madiun, Vol. 5, No.1, Oktober
2017.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Kasmir, Dr. 2018, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Cetakan ke 19. Depok
: PT RajaGrafindo Persada
www.idx.co..id
81
Lampiran 1
Ringkasan Peneliti Sebelumnya
Teknik
Peneliti Judul Variabel
No. Analisis Hasil Penelitian
(Tahun) Penelitian
Data
Penelitian dari a. Variabel 1. Ukuran Perusahaan
Astuti, dkk Independen: tidak berpengaruh
(2017) meneliti Ukuran signifikan terhadap
Analisis
tentang Pengaruh Perusahaan dan manajemen laba
Regresi
1 Ukuran Leverage 2. Leverage
Linier
Perusahaan dan b. Variabel berpengaruh positif
Berganda
Leverage Dependen: terhadap manajemen
Terhadap Manajemen laba
Manajemen Laba Laba
a. Variabel 1. Ukuran perusahaan
Penelitian dari
Independen: berpengaruh
Kusumawardana
Ukuran signifikan terhadap
dan Harytanto
Perusaha n, manajemen laba
(2019) meneliti
Leverage, 2. Leverage tidak
tentang Pengaruh
Kepemilikan berpengaruh terhadap
Ukuran Analisis
Institusional, manajemen laba.
Perusahaan, Regresi
2 dan 3. Kepemilikan
Leverage, Linier
Kepemilikan institusional tidak
Kepemilikan Berganda
Manajerial berpengaruh terhadap
Institusional, dan
manajemen laba.
Kepemilikan
b. Variabel 4. Kepemilikan
Manajerial
Dependen: manajerial tidak
Terhadap
Manajemen berpengaruh terhadap
Manajemen Laba
Laba manajemen laba
a. Variabel
Penelitian dari
Independen : 1. Capital adequacy
Kibtiah dan
Capital ratio berpengaruh
Cusyana (2020)
Adequacy terhadap manajemen
meneliti tentang
Ratio, laba
Pengaruh Capital Analisis
Kepemilikan 2. Kepemilikan asing
Adequacy Ratio, Regresi
3 Asing Dan Non berpengaruh terhadap
Kepemilikan Linier
Performing manajemen laba
Asing Dan Non Berganda
Loan 3. NPL berpengaruh
Performing Loan
b. Variabel terhadap manajemen
Terhadap
Dependen: laba
Manajemen Laba
Manajemen
Bank
Laba
Penelitian dari a. Variabel Analisis 1. Asimetri Informasi
Karmilah Dan Independen: Regresi tidak berpengaruh
4
Prastyani (2020) Asimetri Linier terhadap manajemen
meneliti tentang Informasi, Berganda laba
82
1. Kepemilikan
Penelitian dari a. Variabel Institusional
Jumiyanti, dkk Independen : berpengaruh
(2021) meneliti Kepemilikan signifikan terhadap
tentang Pengaruh Institusional, manajemen laba
Kepemilikan Profitabilitas Analisis 2. Profitabilitas
Institusional, dan Ukuran Regresi berpengaruh
5
Profitabilitas, Perusahaan. Linier signifikan terhadap
dan Ukuran Berganda manajemen laba.
Perusahaan b. Variabel 3. Ukuran perusahaan
Terhadap Dependen: berpengaruh
Manajemen Manajemen signifikan terhadap
Laba. Laba manajemen laba.
1. Pertumbuhan
a. Variabel
Perusahaan
Independen :
berpengaruh positif
Pertumbuhan
terhadap manajemen
Perusahaan,
laba
Kinerja
Penelitian dari 2. Kinerja Perusahaan
Perusahaan,
Felicia dan berpengaruh positif
Ukuran
Sutrisno (2020) terhadap manajemen
Perusahaan,
meneliti tentang laba
Umur
Pengaruh Analisis 3. Ukuran Perusahaan
Perusahaan,
Karakteristik Regresi tidak memiliki
6 Kualitas Audit,
Perusahaan, Linier pengaruh terhadap
Ukuran Dewan
Struktur Berganda manajemen laba
Komisaris,
Kepemilikan dan 4. Umur Perusahaan
Kepemilikan
Kualitas Audit tidak memiliki
Manajerial,
Terhadap pengaruh terhadap
Kepemilikan
Manajemen Laba manajemen laba
Institusional
5. Kualitas Audit tidak
b. Variabel
memiliki pengaruh
Dependen:
terhadap manajemen
Manajemen
laba
Laba
6. Ukuran Dewan
83
Komisaris tidak
memiliki pengaruh
terhadap manajemen
laba
7. Kepemilikan
Manajerial tidak
memiliki pengaruh
terhadap manajemen
laba
8. Kepemilikan
Institusional tidak
memiliki pengaruh
terhadap manajemen
laba
1. Good Corporate
a. Variabel Governance tidak
Penelitian dari Independen : berpengaruh secara
Sucipto & Zulfa Good signifikan terhadap
(2021) meneliti Corporate variabel manajemen
tentang Pengaruh Governance, laba.
Good Corporate Financial Analisis 2. Financial Distress
Governance, Distress Dan Regresi tidak berpengaruh
7 secara signifikan
Financial Ukuran Linier
Distress Dan Perusahaan. Berganda terhadap variabel
Ukuran manajemen laba.
Perusahaan b. Variabel 3. Ukuran Perusahaan
Terhadap Dependen: tidak berpengaruh
Manajemen Laba Manajemen secara signifikan
Laba terhadap variabel
manajemen laba.
manajemen laba.
1. Asimetri informasi
a. Variabel mempunyai pengaruh
Penelitian dari Independen : signifikan terhadap
Susanti (2016) Asimetri manajemen laba.
meneliti tentang Informasi, 2. Ukuran perusahaan
Pengaruh Ukuran berpengaruh
Asimetri Perusahaan, signifikan terhadap
Informasi, Kepemilikan Analisis manajemen laba.
Ukuran Manajerial, dan Regresi 3. Kepemilikan
9
Perusahaan, Capital Linier manajerial tidak
Kepemilikan Adequacy Berganda berpengaruh
Manajerial, dan Ratio signifikan terhadap
Capital manajemen laba.
Adequacy Ratio b. Variabel 4. Capital adequacy
Terhadap Dependen: ratio berpengaruh
Manajemen Laba Manajemen signifikan terhadap
Laba manajemen laba.
1. Ukuran Perusahaan
a. Variabel berpengaruh
Penelitian dari Independen : signifikan dengan
Panjaitan dan Ukuran arah negatif terhadap
Muslih (2019) Perusahaan, manajemen laba
meneliti tentang Kepemilikan 2. Kepemilikan
Analisis Manajerial tidak
Manajemen Manajerial dan
Regresi berpengaruh
10 Laba: Ukuran Kompensasi
Linier signifikan terhadap
Perusahaan, Bonus
Berganda manajemen laba.
Kepemilikan
Manajerial dan b. Variabel 3. Kompensasi Bonus
Kompensasi Dependen: berpengaruh
Bonus Manajemen signifikan dengan
Laba arah positif terhadap
manajemen laba.
85
Lampiran 2
Daftar Sampel Perusahaan
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
Lampiran 3
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
NPL 111 .0000 .0939 .006896 .0138375
KM 111 .0000 .8000 .024706 .0900594
KI 111 .0570 1.8201 .722508 .2592330
Ukuran Perusahaan 111 14.59 30.28 19.8094 4.17806
CAR 111 -2.5688 13.2898 -1.087833 2.4371806
DA 111 -7.09 2.53 -.0065 1.10483
Valid N (listwise) 111
Sumber : Data diolah, (2022)
87
Lampiran 4
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .643a .502 .457 1.12978 2.058
a. Predictors: (Constant), CAR, KM, KI, NPL, Ukuran Perusahaan
b. Dependent Variable: DA
Sumber : Data diolah, (2022)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .613 .561 1.093 .277
NPL -6.606 6.998 -.092 -.944 .347
KM -.418 1.064 -.038 -.393 .695
KI .626 .378 .163 1.656 .101
Ukuran Perusahaan -.028 .026 -.118 -1.083 .281
CAR -.018 .043 -.043 -.412 .681
a. Dependent Variable: ABSRES
Sumber : Data diolah, (2022)
89
Lampiran 5
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .643a .502 .457 1.12978 2.058
a. Predictors: (Constant), CAR, KM, KI, NPL, Ukuran Perusahaan
c. Dependent Variable: DA
Sumber : Data diolah, (2022)