Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Di Indonesia selain melalui lembaga perbankan syariah, sistem ekonomi

syariah juga di implementasikan melalui berbagai Lembaga Keuangan Mikro

Syariah (LKMS). Kehadiran Lembaga Keuangan Syariah diharapkan dapat

menciptakan atmosfir sistem ekonomi yang berketuhanan sehingga tercapainya

kesejahteraan yang berkeadilan. Di antara Lembaga Keuangan Mikro Syariah

yang eksis adalah Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). (Mursal, 2016:113).

BMT dapat didefinisikan sebagai suatu lembaga yang memiliki kegiatan

menghimpun dan menyalurkan harta (uang) dari dan untuk masyarakat. Fungsi

BMT sebagai Baitul Maal dapat tercermin pada kerja BMT sebagai lembaga

sosial dalam hal pengelolaan harta yang bersumber dari dana zakat, infak, dan

sedekah. Sedangkan fungsi BMT sebagai lembaga bisnis dapat terlihat pada Baitul

Tamwilnya, di mana BMT juga mengembangkan pola Simpanan dan Pembiayaan

layaknya seperti yang terdapat pada lembaga keuangan bank. (Iska, 2016:2).

Lembaga Keuangan Non Bank Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) sangat

cocok untuk menanggulangi masalah ekonomi pada basis ekonomi mikro. BMT

menggunakan prinsip-prinsip syariah dan bebas dari unsur riba yang diharamkan

dalam Islam. Fungsi lembaga ini yaitu sebagai pendukung peningkatan kualitas

usaha ekonomi pengusaha mikro dan pengusaha kecil yang berdasarkan sistem

syariah. (Sudjana, 2020:186).


Kemunculan lembaga Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) yang melakukan

kegiatan-kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip syariah sangat dirasakan bagi

umat dalam memenuhi kebutuhan, tidak saja karena sistemnya yang syar’i, namun

juga fungsi manfaat sosial dan ekonomi. Masa menjamur tumbuh dan

berkembangnya BMT, semakin meneguhkan dan memberikan keyakinan umat

bahwa BMT adalah lembaga umat yang tepat untuk menjawab masalah-masalah

ekonomi umat. (Cokrohadisumarto, 2016:6).

Keberadaan BMT di tengah-tengah masyarakat saat ini memberikan angin

segar bagi masyarakat terutama di pedesaan mereka yang tidak terjangkau

perbankan atau memiliki pengalaman pahit dengan perbankan akan

mempertimbangkan menggunakan BMT. Adanya fungsi sosial diharapkan

memberikan dampak positif bagi masyarakat agar tidak hanya berorientasi pada

dunia saja namun juga akhirat. (Ajija, 2018:13).

Perkembangan BMT yang kian pesat membutuhkan regulasi dan

pengawasan sehingga dapat mengatur segala aspek yang menyangkut operasional

BMT. Alasan perlunya regulasi dan pengawasan terhadap LKM adalah informasi

yang assimetris di antara faktor yang terlibat dalam operasional LKM. regulasi

dan pengawasan sangat diperlukan untuk memastikan bahwa operasional BMT

dapat berjalan dengan baik sehingga akan menguntungkan bagi lembaga keuangan

maupun nasabah. (Zubair, 2016:208).

Meskipun Lembaga Keuangan Mikro (LKM) memiliki kelemahan/

permasalahan pada permodalan bukan berarti Lembaga Keuangan Mikro Syariah

tidak bisa berkembang lebih baik. Masih banyak peluang yang dimiliki untuk
mengembangkan Lembaga Keuangan Mikro Syariah menjadi andalan masyarakat.

Berkembangnya teknologi informasi dan industri keuangan memberikan

kesempatan untuk meningkatkan dan memperluas layanan kepada masyarakat.

Kehadiran teknologi keuangan yang juga masuk ke segmen keuangan mikro,

termasuk Keuangan Mikro Syariah, jika di sikapi dengan tepat dapat menjadi

peluang untuk mengatasi masalah di sisi pendanaan dan pengumpulan zakat,

infak, sedekah, dan wakaf. (Juwaini, 2019:44).

Perkembagan BMT pada saat sekarang ini tidak terlepas dari dukungan

pemerintah dan lembaga terkait lainnya. Melalui UU No.1 Tahun 2013 tentang

Lembaga Keuangan Mikro, pemerintah memberikan payung hukum atas

keberadaan BMT di tengah-tengah masyarakat. Begitupun dengan OJK (Otoritas

Jasa Keuangan) telah mengeluarkan aturan khusus mengenai perizinan dan

kegiatan usaha BMT. Bahkan, sejak awalnya lembaga keuangan lainnya seperti

PINBUK juga telah mewadahi untuk perlindungan terhadap BMT yang ada di

seluruh Indonesia. (Iska, 2016:1).

Peran BMT tidak berbeda dengan bank, yaitu sebagai perantara antara

mereka yang memiliki kelebihan uang dan mereka yang tidak memiliki uang.

BMT bertindak sebagai lembaga keuangan dan lembaga ekonomi. Sebagai

lembaga keuangan BMT mempunyai tujuan untuk membantu peningkatan

kapasitas dan pengembangan masyarakat dalam program pengentasan

kemiskinan, membantu pengusaha yang rentan mengakses modal pinjaman dan

menghasilkan sumber pembiayaan dan juga modal bagi anggota dengan

menggunakan prinsip syariah.


Keuangan adalah bagian inti dari perusahaan. Jika situasi keuangan

perusahaan di bawah standar, reputasi perusahaan menurun dan dampaknya

investor, pemilik, pihak luar dan pemerintah akan kehilangan keuntungannya

(Das, 2018:73). Tujuan utama dari unit bisnis ini yaitu untuk menghasilkan

keuntungan. Analisis profitabilitas dilakukan untuk mengungkapkan kinerja

operasi saat ini dan kinerja organisasi bisnis. Perlu dicatat bahwa angka laba

bersih saja tidak terlalu berguna dalam menentukan efisiensi dan efektivitas

organisasi bisnis, kecuali jika dikaitkan dengan informasi lain seperti penjualan,

biaya operasi, harga pokok penjualan, investasi, dan lain-lain.

Dengan demikian, rasio profitabilitas dihitung untuk memperjelas hasil

akhir dan membandingkan perusahaan komersial yang merupakan satu-satunya

kriteria efisiensi umum hubungan komersial (Tulsian, 2014). Profitabilitas

merupakan cara mengukur dan melihat margin keuntungan untuk menentukan

seberapa efisien suatu perusahaan menjalankan bisnisnya. Tingkat efisiensi bisnis

baru dapat ditentukan setelah membandingkan keuntungan yang dihasilkan

dengan arus kas yang dihasilkan oleh keuntungan tersebut. Profitabilitas biasanya

mengacu pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (Zhang & Wen,

2017). Cara untuk mengetahui sejauh mana profitabilitas suatu perusahaan yaitu

dengan menggunakan rasio Return on Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM),

Current Ratio (CR), Debt to Asset Ratio (DER), Beban Operasional dan

Pendapatan Operasional (BOPO), dan ukuran perusahaan.


Pada penenlitian ini, penulis ingin menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi faktor-faktor profitabilitas dari kriteria penilaian Current Ratio

(CR), Debt to Asset Ratio (DER), Beban Operasional dan Pendapatan Operasional

(BOPO), dan ukuran perusahaan dari lembaga keuangan BMT.

Faktor pertama yang mempengaruhi profitabilitas yaitu Current Ratio,

yang merupakan salah satu rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur

likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek

tanpa menghadapi kesulitan. Menurut Kasmir (2018:134) bahwa rasio lancar atau

(current ratio) merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat

ditagih secar keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang

tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio

lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan

(margin of safety) suatu perusahaan. Penghitungan rasio lancar dilakukan dengan

cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total hutang lancar.

Adapun definisi utang lancar menurut Soemarso (2014:55) bahwa utang

(liabilities) merupakan sumber pembelanjaan perusahaan yang berasal dari

kreditur. Sementara itu menurut Kasmir (2018:134) bahwa utang lancar

merupakan kewajiban perusahaan jangka pendek (maksimal satu tahun). Artinya,

utang ini segera harus dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun. Adapun

komponen utang lancar terdiri dari utang dagang, utang bank satu tahun, utang

wesel, utang gaji, utang pajak, utang dividen, biaya diterima di muka, utang

jangka panjang yang sudah hampir jatuh tempo serta utang jangka pendek lainnya.
Faktor yag kedua yaitu Debt to Equity Ratio (DER) yang menggambarkan

perbandingan hutang dengan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan

menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh

kewajibannya untuk membayar hutang. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan

semakin besar kewajiban perusahaan dengan jaminan modal sendiri. Peningkatan

hutang ini akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang tersedia bagi

pemegang saham.

Faktor selanjutnya yaitu Beban Operasional dan Pendapatan Operasional

(BOPO). Menurut Malayu S.P Hasibuan (2017:101): Biaya operasional

pendapatan operasional (BOPO) adalah Rasio biaya operasional pendapatan

operasional (BOPO) dirumuskan sebagai perbandingan atau biaya operasional

terhadap pendapatan operasional dalam periode yang sama. Rasio Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional yaitu rasio yang digunakan untuk

menghitung seberapa besar kemampuan sebuah bank untuk mengontrol besarnya

biaya operasional terhadap masuknya pendapatan operasional disetiap perbankan.

Rasio BOPO yang baik yaitu Rasio yang mengalami penurunan setiap

tahunnya, karena semakin turun rasio BOPO berarti menunjukkan bahwa

perbankan bisa mengontrol besarnya biaya operasional terhadap pendapatan

operasional. Jika rasio BOPO mengalami kenaikan pada tahun selanjutnya berarti

disebabkan oleh pengontrolan perbankan yang kurang maksimal.


Faktor terakhir yang mempengaruhi profitabilitas yaitu ukuran perusahaan.

Menurut Brigham dan Houston (2010:4) dalam (Mahmudin, et.al, 2019:24) bahwa

ukuran perusahaan adalah ukuran besar kecilnya sebuah perusahaan yang

ditunjukan atau diukur oleh total aktiva, total penjualan, total laba, beban pajak

dan lain-lain. Sebuah perusahaan membentuk usaha bermaksud untuk memiliki

laba yang maksimal yang akan menguntungkan perusahaan dengan melihat besar

atau kecil sebuah perusahaan itu. salah satu faktor yang dapat membantu dalam

meningkatkan laba sebuah perusahaan yaitu ukuran perusahaan.

BMT Syariah Riyal merupakan salah satu Lembaga Keuangan Non Bank

yang berada di Bekasi, Jawa Barat. Sebagaimana diketahui, di Bekasi terdapat

banyak Lembaga Keuangan Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank lainnya,

milik Pemerintah maupun Swasta. BMT Syariah Riyal dengan segala daya dan

upaya yang dimilikinya mampu bertahan di tengah persaingan lembaga keuangan

sekarang yang terbilang kuat. Dengan modal awal pendirian BMT Syariah Riyal

yang tergolong kecil yaitu Rp 21.000.000, serta letaknya yang kurang strategis

karena berdekatan dengan banyak lembaga keuangan lainnya.

Tabel 1.1
Perkembangan Total Asset BMT Syariah Riyal Tahun 2018-2022
No Tahun Jumlah Aset
1 2017 Rp 1.940.736.283
2 2018 Rp. 3.869.549.743
3 2019 Rp. 6.033.045.603
4 2020 Rp. 7.286.981.600
5 2021 Rp. 7.156.425.953
Sumber : Laporan Keuangan BMT Syariah Riyal
BMT Syariah Riyal telah berdiri selama 6 tahun. Pada tahun 2017 jumlah

aset yang dimiliki BMT Syariah Riyal sebesar Rp 1.940.736.293 dan pada tahun

2021 jumlah aset menjadi sebesar Rp 7.156.425.953, diperkirakan lebih kurang

dalam jangka waktu satu tahun peningkatan aset pada BMT Syariah Riyal sebesar

Rp 1.043.137.932 ini merupakan peningkatan yang cukup signifikan.

Peningkatan aset pada BMT Syariah Riyal, tentu saja ada faktorfaktor

yang mempengaruhinya yaitu salah satunya faktor profitabilitas.

Tabel 1.2
Perkembangan Profitabilitas CR dan DER
BMT Syariah Rial Tahun 2017-2021
No Tahun CR (%) DER (%)
1 2017 14,2 85,73
2 2018 12,4 86,61
3 2019 11,7 90,66
4 2020 12,5 91,8
5 2021 8,7 66,81
Sumber : Laporan Keuangan BMT Syariah Riyal

Gambar 1.3 menunjukkan perkembangan Profitabilitas (CR dan DER)

pada BMT Syariah Riyal dari tahun 2017-2021. Jumlah nilai CR pada tahun 2017

yang paling tinggi sebesar 14,2% dan untuk jumlah DER yang paling tinggi

berada pada tahun 2020 sebesar 91,8%. Namun untuk perkembangan profitabilitas

(CR dan DER) mengalami penurunan yang signifikan terjadi pada tahun 2021

dikarenakan pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia termasuk Indonesia

yang menyebabkan terganggu nya semua sektor termasuk sektor ekonomi. Agar

perusahaan tetap bertahan dan berkembang di masa pandemi Covid-19 tidak

hanya lembaga perbankan yang berusaha meningkatkan keuntungan

perusahaannya. Lembaga non perbankan pun juga berusaha memaksimalkan

keuntungannya.
Kehadiran BMT Syariah Riyal bukanlah hal yang baru, dimulai dengan

cara penerapan yang tradisional sampai ke tahap pengelolaan melalui sebuah

lembaga manajemen keuangan syariah yang modern yang dapat membantu

perekonomian masyarakat sehingga kesejahteraan masyarakat dapat terwujud

dengan cara manajemen perusahaan memaksimalkan profit perusahaan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruh

Profitabilitas Pada BMT Syariah Riyal Tahun 2020 – 2022”

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti jabarkan sebelumnya diatas

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana analisis faktor Current Ratio (CR) terhadap Profitabilitas pada

BMT Syariah Riyal Tahun 2020 – 2022 ?

2. Bagaimana analisis faktor Debt to Equiy Ratio (DER) terhadap profitabilitas

pada BMT Syariah Riyal Tahun 2020 – 2022 ?

3. Bagaimana analisis faktor Beban Operasional dan Pendapatan Operaisonal

(BOPO) terhadap profitabilitas pada BMT Syariah Riyal Tahun 2020 –

2022 ?

4. Bagaimana analisis faktor ukuran perusahaan terhadap profitabilitas pada

BMT Syariah Riyal Tahun 2020 – 2022 ?


Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya

penyimpangan maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut lebih

terarah dan memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Ruang lingkup hanya berada pada BMT Syariah Riyal

2. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang

mempengaruhi profitabilitas yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equiy Ratio

(DER), Beban Operasional dan Pendapatan Operaisonal (BOPO), dan ukuran

perusahaan.

3. Sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dari aspek profitabilitas

Tahun 2020 - 2022.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan

dalam penelitian ini sebagai berikut ;

1. Untuk mengetahui analisis faktor Current Ratio (CR) terhadap Profitabilitas

pada BMT Syariah Riyal Tahun 2020 – 2022.

2. Untuk mengetahui analisis faktor Debt to Equiy Ratio (DER) terhadap

profitabilitas pada BMT Syariah Riyal Tahun 2020 – 2022.

3. Untuk mengetahui analisis faktor Beban Operasional dan Pendapatan

Operaisonal (BOPO) terhadap profitabilitas pada BMT Syariah Riyal Tahun

2020 – 2022.
4. Untuk mengetahui analisis faktor ukuran perusahaan terhadap profitabilitas

pada BMT Syariah Riyal Tahun 2020 – 2022.

1.4 Kebaruan Penelitian

Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dimana bertujuan untuk

menangkap suatu nilai atau pandangan yang diwakili para pakar dan praktisi yang

memahami tentang analisis faktor profitabilitas pada BMT Syariah Riyal. Studi

kualitatif memiliki pengertian sebagai suatu proses atau usaha untuk memahami

masalah-masalah sosial berdasarkan gambaran keseluruhan yang kompleks,

melalui informasi yang dilaporkan dari pandangan informan natural. Penelitian ini

bersifat kebaruan dan orisinil karean peneliti sebelumnya jarang mempergunakan

variabel profitabilitas pada BMT Syariah dibandingkan pada bank konvensional

maupun bank umum syariah.

1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi :

1.5.1 Manfaat Teoritikaldan Akademis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti

sejenis lainnya dalam pengembangan teori manajemen keuangan, terutama

tentang analisis faktor profitabilitas pada penyajian laporan keuangan BMT

Syariah Riyal Tahun 2020-2022. Selain itu juga diharapkan dapat juga digunakan

sebagai bahan referensi atau kajian bagi penelitian selanjutnya yang bias
memperbaiki, mengembangkan dan menyempurnakan keterbatasan masalah

dalam penelitian ini serta dapat menambahkan dengan teori-teori lain yang

berkesinambungan. Penelitian ini juga dapat bermanfaat dalam di bidang

akademis yaitu dapat dijadikan sebagai penerapan pelajaran mata kuliah yang

didapatkan selama masa perkuliahan dan sebagai tambahan referensi perpustakaan

atau penelitian lainnya kedepan.

1.5.2 Manfaat Manajerial dan Praktikkal

Penelitian ini diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi,

masukan dan informasi bagi pihak manajemen perusahaan untuk dijadikan bahan

pertimbangan dalam mengambil keputusan serta dapat dijadikan bahan perbaikan

pihak manajemen perusahaan khususnya tentang manajemen keuangan dalam hal

profitabilitas pada laporan keuangan BMT Syariah Riyal Tahun 2020-2022.

Selain itu juga, penelitian ini bisa memberikan manfaat bagi pihak-pihak

yang memiliki bidang usaha yang sama atau pihak-pihak lain yang

berkepentingan bisa memanfaatkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti untuk

menganalisis kelebihan dan kekurangan dari manajemen keuangan dalam hal

laporan keuangan BMT Syariah Riyal Tahun 2020-2022.

1.6 Orgamisasi Skripsi

Strukturisasi dalam penulisan skripsi ini terdiri dari sebagai berikut :

Bab 1 : Mendeskripsikan tentang latar belakang penelitian, rumusan dan

batasan masalah, tujuan penelitian, kebaruan penelitian, manfaat

penelitian dan organisasi skripsi


Bab 2 : Mendeskripsikan tentang teori yang nmembangun kerangka

pemikiran, mendiskusikan konstruk yang menjadi fokus dalam

penelitian dan bagaimana kerangka pemikiran dan hipotesa

dibangun

Bab 3 : Mendeskripsikan tentang metode penelitian yang meliputi desain

penelitian, konteks penelitian, waktu dan tempat penelitian, teknik

pengumpulan data dan teknik analisis data.

Bab 4 : Mendeskripsikan dan membahas hasil dari penelitian yang sudah

dilakukan oleh penulis

Bab 5 : Mendeskripsikan dan membahas kesimpulan, saran dan batasan

penelitian
BAB II

TINJAUAN LITERATUR, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Literatur

2.1.1 Tinjauan Dasar

Menurut Fahmi (2014:2) mendefinisikan bahwa manajemen

keuangan merupakan penggabungan dari ilmu dan seni yang membahas,

mengkaji, dan menganalisis tentang bagaimana seorang manajer keuangan

dengan mempergunakan seluruh sumberdaya perusahaan untuk mencari

dana, dan membagi dana dengan tujuan mampu memberikan profit atau

kemakmuran bagi para pemegang saham dan sustainability (keberlanjutan)

usaha bagi perusahaan. Sedangkan Martono dan Harjito (2014:4),

menjelaskan bahwa manajemen keuangan adalah segala aktivitas

perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana,

menggunakan dana dan mengelola asset sesuai tujuan perusahaan secara

menyeluruh.

Sementara itu, menurut Sudana (2015:2), manajemen keuangan

perusahaan adalah bidang keuangan yang menerapkan prinsip-prinsip

keuangan dalam suatu organisasi perusahaan untuk menciptakan dan

mempertahankan nilai perusahaan melalui pengambilan keputusan dan

pengelolahan sumber daya yang tepat. Pendapat lain dari Hanafi (2016:2),

manajemen keuangan bisa diartikan bahwa sebagai kegiatan perencanaan,


pengorganisasian, staffing, pelaksanaan, dan pengendalian fungsi-fungsi

keuangan. Menurut Mulyawan (2015:30), manajemen keuangan merupakan

proses pengaturan aktivitas atau kegiatan keuangan dalam suatu organisasi,

yang di dalamnya termasuk kegiatan planning, analisis, dan pengendalian

terhadap kegiatan keuangan, biasanya dilakukan oleh manajer keuangan.

Musthafa (2017:3), juga menyampaikan bahwa manajemen keuangan

menjelaskan tentang beberapa keputusan yang harus dilakukan, yaitu

keputusan investasi, keputusan pendanaan atau keputusan pemenuhan

kebutuhan dana, dan keputusan kebijakan dividen.

2.1.1.2 Fungsi Manajemen Keuangan

Menurut Fahmi (2014:3) ilmu manajemen keuangan

berfungsi sebagai pedoman bagi manajer perusahaan dalam setiap

pengambilan keputusan yang dilakukan, artinya seorang manajer keuangan

boleh melakukan terobosan dan kreativitas berfikir, akan tetapi semua itu

tetap tidak mengesampingkan kaidah-kaidah yang berlaku dalam ilmu

manajemen keuangan. Seperti mematuhi aturan-aturan yang terkandung

dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan), GAAP (Generally Accepted

Accounting Principle), undang-undang dan peraturan tentang pengelolaan

keuangan perusahaan, dan lain sebagainya. Sedangkan fungsi dari

pembuatan keputusan manajemen keuangan menurut Harjito dan Martono

(2014:4) dibagi ke dalam:

a) Keputusan investasi (investment decision),

b) Keputusan pendanaan (financing decision), dan


c) Keputusan pengelolaan aset (assets management decision).

Keputusan sehubungan dengan investasi, berkaitan dengan jumlah

aktiva dimiliki, kemudian penempatan komposisi masing-masing aktiva.

Misalnya berapa alokasi kas, aktiva tetap atau aktiva lainnya. Keputusan

investasi ini berkaitan erat dengan sisi kiri dari laporan keuangan neraca.

Keputusan pendanaan, merupakan keputusan yang berkaitan

dengan jumlah dana yang disediakan perusahaan, baik yang bersifat utang

atau modal sendiri dan biasanya berhubungan dengan sebelah kanan laporan

keuangan neraca. Manajer keuangan harus memikirkan penggabungan dana

yang dibutuhkan, termasuk pemilihan jenis dana yang dibutuhkan, apakah

jangka pendek atau jangka panjang atau modal sendiri, serta kebijakan

dividen.

Keputusan pengelolaan aset, hal ini berkaitan dengan pengelolaan

aset secara efisien, terutama dalam hal aktiva lancar dan aktiva tetap.

Pengelolaan aktiva lancar berkaitan erat dengan manajemen modal kerja

dan yang berkaitan dengan aktiva tetap adalah yang berkaitan dengan

manajemen investasi.

Menurut Harmono (2015:6) fungsi manajemen keuangan dapat

dirincikan dalam tiga bentuk kebijakkan perusahaan, yaitu keputusan

investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan deviden.


2.1.1.3 Tujuan Manajemen Keuangan

Menurut Fahmi (2014:4), menyatakan bahwa ada 3 tujuan dari

manajemen keuangan yaitu, memaksimalkan nilai perusahaan, menjaga

stabilitas finansial dalam keadaan yang selalu terkendali, memperkecil

risiko perusahaan di masa sekarang dan yang akan datang.

Menurut Musthafa (2017:5-6), tujuan manajemen keuangan adalah

sebagai berikut :

1) Pendekatan Keuntungan dan resiko

a. Laba yang maksimum, artinya agar perusahaan memperoleh

laba yang besar sesuai dengan tujuan setiap perusahaan yang

didirikan.

b. Risiko yang minimal, maksudnya adalah agar biaya operasional

perusahaan diusahakan sekecil mungkin dengan jalan efisiensi.

c. Untuk memperoleh laba yang maksimal dan risiko yang minimal,

maksudnya dengan melakukan pengawasan terhadap dana yang

masuk maupun dana yang keluar supaya perusahaan dapat

merencanakan kegiatan berikutnya disamping tidak terjadi

penyimpangan dana.

d. Menjaga fleksibilitas usaha, artinya agar manajer keuangan selalu

berusaha menjaga maju mundurnya perusahaan.


2) Pendekatan Keuntungan dan resiko

a. Menjaga likuiditas dan profitabilitas.

b. Likuiditas berarti manajer keuangan menjaga agar selalu tersedia

uang kas untuk memenuhi kewajiban finansialnya dengan segera.

c. Profitabilitas berarti manajer keuangan berusaha agar memperoleh

laba perusahaan terutama untuk jangka panjang.

2.1.2 Manajemen Keuangan Syariah

Manajemen keuangan syariah adalah pengaturan kegiatan

perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip syariah (Muhammad,

2014:2). Kegiatan dalam manajemen keuanagan mencakup kegiatan

perencanaan keuangan, analisis keuangan dan pengendalian keuangan.

Orang yanag melaksanakan kegiatan manajemen keuangan disebut dengan

manajer keuanagan. Seorang manajer keuangan dituntut memiliki

pengetahuan dan ketrampilan mengenai analisis bisnis, investasi, dan surat-

surat berharga. Sehubungan dengan hal ini, perlu dimiliki pengetahuan

tentang peraturan dan karakteristik bisnis, investasi bisnis, surat berharga,

mengatur tingkat risiko dari setiap investasi serta memperkirakan harga

saham (surat berharga) di masa yang akan datang.

Manajemen keuangan syariah bisa diartikan sebagai manajemen

terhadap fungsi-fungsi keuangan dengan bingkai syariah islam yang

berkaiatan dengan masalah keuanagan perusahaan. Secara garis besar

fungsi-fungsi perusahaan bisa dikelompokkan ke dalam empat fungsi,


yaitu:fungsi pemasaran, fungsi keuangan, fungsi produksi, fungsi

personalia. Keempat fungsi tersebut merupakan fungsi pokok suatu

perusahaan, fungsi-fungsi manajemen bisa dipecah dalam beberapa hal :

a. Perencanaan (planning)

b. Pengorganisasian

c. Staffing

d. Pelaksanaan

e. Pengendalian

Dengan demikian, manajemen keuanagan syariah dapat diartikan

sebagai kegiatan perencanaan, pengorganisasian, staffing, pelaksanaan dan

pengendalian fungsi-fungsi keuanmgan yang dituntun oleh prinsipprinsip

syariah.

2.1.2.1 Fungsi Manajemen Keuangan Syariah

Fungsi manajemen keuangan syariah adalah berkaitan dengan

keputusan keuangan yang meliputi tiga fungsi utama, yaitu: keputusan

infestasi, keputusan pendanaan dan keputusan bagi hasil atau

deviden. Masing-masing keputusan harus berorientasi kepada pencapaian

tujuan perusahaan. Dengan tercapainya tujuan perusahaan tersebut akan

mendongkrak optimalnya nilai perusahaan.

Nilai perusahaan akan terlihat pada tingginya harga saham

perusahaan sehingga kemakmuran para pemegang saham dengan semakin

bertambah. Dalam konteks syariah jika para pemegang saham mencapai


kemakmurannya, maka semakin besar zakat yang dikeluarkan/dibayarkan

oleh para pemegang saham tersebut (Muhammad, 2014:6).

a. Keputusan Investasi

Keputusan investasi berhubungan dengan masalah bagaimana

manajer keuangan mengalokasikan dana salam bentuk investasi yang

akan mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Bentuk dan

komposissi investasi akan mempengaruhi dan menjunjung tingkat

keuntungan masa depan.

b. Keputusan Pendanaan

Keputusan pendanaan adalah keputusan yang berkaitang dengan

bagaimana perusahaan mendapatkan dana atau modal. Oleh karena itu

keputusan pendanaan sering disebut kebijakan struktur modal. Dalam

hal ini manajer keuangan di tuntut untuk mempertimbangkan dan

menganalisis kombinasi sumber-sumber dana yang ekonomis bagi

perusahaan. Tujuannya adalah agar perusahaan mampu membiayai

kebutuhan investasi dan kegiatan usahanya.

c. Keputusan Bagi Hasil atau Deviden

Bagi hasil atau deviden adalah proxi besar-kecilnya kemakmuran

investor dalam menanamkan dannya dalam suatu perusahaan. Oleh

karena itu, bagi hasil dan deviden merupakan bagian yang sangat

diharapkan oleh para investor dan pemegangsaham. Keputusan ini

merupakan keputusan manajemen keuangan untuk menentukan:


1) Besarnya presentase laba yang dibagi-hasilkan kepada para

investor dan pemegang saham dalam bentuk chas.

2) Stabilitas bagi hasil dan deviden yang dibagikan

3) Deviden saham

4) Pemecahan saham (stock split)

5) Penarikan kembali saham yang beredar

d. Keputusan Zakat Perusahaan

Zakat adalah ajaran agama yang berkaitan dengan keberhasilan

seseorang di dunia dan akhirat. Besarnya zakat yang dikeluarkan oleh

perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah berhasil

dalam bisnisnya. Sebab, zakat perusahaan adalah pengeluaran

perusahaan berdasarkan nishab dan haul. Nishab menunjukkan

besarnya harta yang wajib dizakati. Haul berkaitan dengan batas waktu

suatu harta dapat dizakati.

2.1.3 Akuntansi Syariah

Akuntansi secara umum merupakan suatu identifikasi transaksi serta

suatu proses pencatatan, penggolongan, serta pengikhtisaran transaksi

tersebut sehingga menghasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan

untuk pengambilan sebuah keputusan. Kemudian definisi syariah itu sendiri

ialah aturan yang yang telah ditetapkan oleh Allah SWT agar dapat dipatuhi

oleh manusia dalam menjalani segala aktivitasnya di dunia. Jadi akuntansi


syariah merupakan suatu proses akuntansi yang dimana disetiap

transaksinya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

Menurut Kariyoto (Widaya, et,al:2017:17) mengatakan bahwa bisnis

syariah yang telah berkembang menjadi alternatif bagi seorang calon

akuntan sebagai sebuah lahan pekerjaan yang memiliki keunikan tersendiri.

Namun pilihan tersebut sangat dipengaruhi oleh persepsi dan iterpretasi

yang membangun dalam benak calon akuntan. Manusia selalu mengatur

tingkah lakunya (termasuk pilihan-pilihannya) didalam kehidupan sesuai

dengan pemahaman (persepsi) yang dimilikinya.Akuntansi syariah

didefinisikan sebagai suatu proses penyajian laporan keuangan perusahaan

berdasarkan kepada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah

SWT.

Oleh sebab itu, akuntansi syariah diperlukan untuk mendukung

kegiatan yang harus dilakukan sesuai syariah, karena tidak mungkin dapat

menerapkan akuntansi yang sesuai dengan syariah jika transaksi yang akan

dicatat oleh proses akuntansi tersebut tidak sesuai dengan syariah.

Informasi yang disajikan oleh akuntansi adalah suatu laporan yang terdiri

dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan dan

catatan atas laporan keuangan. Sehubungan dengan pentingnya informasi

akuntansi, maka standar akuntansi merupakan pedoman dalam penyusunan

laporan keuangan.

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa akuntansi syariah adalah suatu proses pencatatan laporan keuangan


yang di dalamnya terdapat aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh Allah

SWT yang harus dipatuhi oleh manusia dalam menjalankan pencatatan

laporan keuangan.

2.1.3.1 Nilai dan Prinsip-Prinsip Akuntansi Syariah

Adanya konsep sistem syariah dapat dijadikan sebagai nilai

dasar dalam pembangunan kerangka konseptual sistem akuntansi syariah.

Rancangannya meliputi berikut (Furywardhana, 2017:20) :

a. Menunjukkan perlunya sistem akuntansi alternatif bagi orang islam

dengan menguji secara kritis sistem akuntansi konvensional yang

dikembangkan berdasarkan pada nilai barat.

b. Memberikan suatu pemahaman konsep dasar akuntansi syariah yang

didasarkan pada syariat islam, dan

c. Mengusulkan kerangka konseptual akuntansi syariah dan

implikasinya terhadap peran akuntan muslim.

Berdasarkan nilai-nilai yang sudah disebutkan di atas adapun

beberapa prinsip-prinsip umum akuntansi syariah yang menjadi

universal dalam operasional akuntansi syariah yaitu (Wasilah, 2017:22).

a. Prinsip pertanggungjawaban (accountability)

b. Prinsip keadilan

c. Prinsip kebenaran

Selain mempunyai 3 prinsip di atas, akuntansi syariah juga

mempunyai ciri – ciri tersendiri, yaitu (Khadafi, 2016:17).

a. Dilaporkan secara benar


b. Cepat dalam pelaporannya

c. Dibuat oleh ahlinya (akuntan)

d. Terarah, jelas, tegas, dan informatif

e. Memuat informasi yang menyeluruh

f. Informasi ditujukan kepada semua pihak yang terlibat dan

membutuhkan

g. Terperinci dan teliti

h. Tidak terjadi manipulasi

i. Dilakukan secara kontinu (tidak lalai)

2.1.4 Laporan Keuangan

Menurut Hanafi & Halim (2016:49), menyatakan bahwa laporan

keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting disamping

informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa

pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya.

Sedangkan, menurut Kartikahadi, dkk (2016:12) laporan keuangan

adalah media utama bagi suatu entitas untuk mengkomunikasikan informasi

keuangan oleh manajemen kepada para pemangku kepentingan seperti

pemegang saham, kreditur, serikat pekerja, badan pemerintahan,

manajemen. Sementara itu, Kasmir (2017:7), menyatakan bahwa laporan

keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan

pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.


2.1.4.1 Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2017:7-9), secara umum ada lima macam

jenis laporan keuangan yang bisa disusun, yaitu :

a. Neraca. Neraca merupakan laporan yang menunjukkan jumlah aktiva

(harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan

pada saat tertentu.

b. Laporan laba rugi. Laporan laba rugi menunjukkan kondisi usaha dalam

suatu periode tertentu. Artinya laporan laba rugi harus dibuat dalam

siklus operasi atau periode tertentu guna mengetahui jumlah perolehan

pendapatan dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga dapat diketahui

apakah perusahaan dalam keadaan laba atau rugi.

c. Laporan perubahan modal. Laporan perubahan modal menggambarkan

jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini. Kemudian, laporan ini

juga menunjukkan perubahan modal serta sebab-sebab berubahnya

modal.

d. Laporan arus kas. Laporan arus kas merupakan laporan yang

menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar di perusahaan. Arus

kas masuk berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak lain, sedangkan

arus kas keluar merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan

perusahaan.

e. Laporan catatan atas laporan keuangan. Laporan catatan atas laporan

keuangan merupakan laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan

keuangan yang disajikan. Laporan ini memberikan informasi tentang


penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada

sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya. Tujuannya adalah agar

pengguna laporan keuangan dapat memahami jelas data yang disajikan.

Laporan-laporan keuangan tersebut pada dasarnya ingin

melaporkan kegiatan-kegiatan perusahaan: kegiatan investasi, kegiatan

pendanaan, dan kegiatan operasional, sekaligus mengevaluasi keberhasilan

strategi perusahaan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Metode-

metode penilaian (valuation) dan pengukuran (measurement) yang

mendasari penyusunan laporan-laporan keuangan tersebut diatur dalam

Standar Akuntasi Keuangan (SAK) yang disusun oleh IAI (Ikatan Akuntan

Indonesia) (Hakim dkk, 2015:12).

2.1.4.2 Tujuan Laporan Keuangan

Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan

informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun

pada periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat disusun sercara

mendadak sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara berkala. Jelasnya

adalah laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada

pihak dalam dan luar perusahaan yang memliliki kepentingan terhadap

perusahaan (Kasmir, 2017:10).

2.1.4.3 Pemakai Laporan Keuangan

Pemakai laporan keuangan syariah pada dasarnya terdapat

kesamaannnya dengan pemakai laporan keuangan konvemsional, hanya

saja dalam akuntansi syariah pemakai laporan keuangan dapat ditambahkan;


hal ini seperti yang dijelaskan oleh IAI bahwa pemakai laporan

keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, pemilik dana

qardh, pemilik dana investasi mudharabah, pemilik dana titipan, pembayar

dan penerima zakat, infak, sedekah, dan wakaf, pengawas syariah,

karyawan, pemasok dan mitra usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta

lembaga-lembaganya, dan masyarakat (Kasmir, 2017:11).

Para pemakai tersebut menggunakan laporan keuangan untuk

memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda. Berikut akan dibahas

kebutuhan informasi bagi masing-masing pemakai laporan keuangan

(KDPPLKS paragraf 9) (Abdurahim dkk, 2019:12).

a. Pemilik

Pemilik pada saat ini adalah mereka yang memiliki usaha tersebut.

Hal ini tercermin dari kepemilikan saham yang dimilikinya. Kepentingan

bagi para pemegang saham yang merupakan pemilik perusahaan terhadap

hasil laporan keuangan yang telah dibuat adalah:

1) Untuk melihat kondisi dan posisi perusahaan saat ini.

2) Untuk melihat perkembangan dan kemajuan perusahaan dalam satu

periode. Kemajuan dilihat dari kemampuan manajemen dalam

menciptakan laba dan pengembangan aset perusahaan. Dari laporan ini

pemilik dapat menilai kedua hal tersebut apakah ada perubahan atau

tidak. Kemudian, jika memperoleh laba, pemilik akan atau berapa

dividen yang akan diperolehnya.


3) Untuk menilai kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan.

Artinya penilaian diberikan untuk manajemen perusahaan ke depan,dan

apakah perlu pergantian manajemen atau tidak. Kemudian, disusun

rencana berikutnya untuk menentukan langkah-langkah apa saja yang

perlu dilakukan, baik penambahan maupun perbaikan.

b. Manajemen

Kepentingan pihak manajemen perusahaan terhadap laporan

keuangan perusahaan yang mereka juga buat juga memiliki arti tertentu.

Bagi pihak manajemen laporan keuangan yang dibuat merupakan cerminan

kinerja mereka dalam suatu periode tertentu. Berikut ini nilai penting

laporan keuangan bagi manajemen (Kasmir, 2017:11) :

1) Alat untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik.

2) Dengan laporan keuangan yang dibuat, manajemen dapat menilai dan

mengevaluasi kinerja mereka dalam suatu periode, apakah telah

mencapai target-target atau tujuan yang telah ditetapkan atau tidak.

3) Manajemen juga akan melihat kemampuan mereka mengoptimalkan

sumber daya yang dimiliki perusahaan yang ada selama ini.

4) Laporan keuangan dapat digunakan untuk melihat kekuatan dan

kelemahan yang dimiliki perusahaan saat ini sehingga dapat menjadi

dasar pengambilan keputusan di masa yang akan datang.

5) Laporan keuangan dapat digunakan untuk mengambil keputusan

keuangan ke depan berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki

perusahaan, baik dalam hal perencanaan, pengawasan, dan


pengendalian ke depan sehingga target-target yang diinginkan dapat

tercapai.

c. Kreditor

Kreditor adalah pihak penyandang dana bagi perusahaan. Artinya

pihak pemberi dana seperti bank atau lembaga keuangan lainnya.

Kepentingan pihak kreditor terhadap laporan keuangan perusahaan adalah

dalam hal memberi pinjaman atau pinjaman yang telah ada berjalan

sebelumnya. Bagi pihak kreditor, prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan

dana (pinjaman) kepada berbagai perusahaan sangat diperlukan (Kasmir,

2017:13).

d. Pemerintah.

Arti penting laporan keuangan bagi pihak pemerintah adalah :

1) Untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan seluruh

keuangan perusahaan yang sesungguhnya.

2) Menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar.

3) Sebagai dasar dalam penetapan-penetapan kebijaksanaan baru.

4) Menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain.

5) Menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan.

6) Bagi lembaga pemerintahan lainnya bisa menjadi bahan penyusunan

data dan statistik.

e. Investor Sekarang dan Investor Potensial

Investor adalah pihak yang menanamkan dananya untuk memiliki

usaha yang ada atau yang akan dilaksanakan. Biasanya, bukti kepemilikan
diwujudkan dalam bentuk surat saham. Investor sekarang adalah orang atau

institusi yang telah memiliki surat saham suatu perusahaan, sedangkan

investor potensial adalah orang atau institusi yang hendak membeli surat

saham suatu perusahaan. Baik investor sekarang maupun investor potensial

berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil dari investasi yang

sedang atau akan dilakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk

membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual

investasi tersebut. Investor juga tertarik pada informasi yang

memungkinkan mereka menilai kemampuan entitas syariah untuk

membagikan deviden.

Bagi investor yang ingin menanamkan dananya dalam suatu usaha

sebelum memutuskan untuk membeli saham, perlu mempertimbangkan

banyak hal secara matang. Dasar pertimbangan investor adalah dari laporan

keuangan yang disajikan perusahaan yang akan ditanamnya. Dalam hal ini

investor akan melihat prospek usaha ini sekarang dan masa yang akan

datang. Prospek yang dimaksud adalah keuntungan yang akan diperolehnya

(dividen) serta perkembangan nilai saham ke depan. Setelah itu, barulah

investor dapat mengambil keputusan untuk membeli saham suatu

perusahaan atau tidak (Kasmir, 2017:13)

2.1.5 BMT (Baitul Maal wat Tamwil)

BMT (Baitul Maal wat Tamwil) diadopsi dari bahasa Arab yang merupakan

gabungan dari Baitul Maal dan Baitul Tamwil. Baitul Maal berarti rumah harta,
sedangkan Baitul Tamwil berarti rumah kelola (pengolahan). Jika keduanya di

gabung, maka Baitul Maal wat Tamwil berarti rumah tempat pengolahan harta

(Iska, 2016:2).

BMT juga dapat di definisikan sebagai suatu lembaga yang memiliki

kegiatan menghimpun dan menyalurkan harta (uang) dari dan untuk masyarakat.

Fungsi BMT sebagai Baitul Maal dapat tercermin pada kerja BMT sebagai

lembaga sosial dalam hal pengelolaan harta yang bersumber dari dana Zakat,

Infak, dan Sedekah. Sedangkan fungsi BMT sebagai lembaga bisnis dapat terlihat

pada Baitul Tamwilnya, dimana BMT juga mengembangkan pola Simpanan dan

Pembiayaan layaknya seperti yang terdapat pada lembaga keuangan bank (Iska,

2016:2).

BMT merupakan lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan

lembaga keuangan mikro dengan konsep bagi hasil, mengembangkan usaha mikro

yang bertujuan mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan

kaum fakir miskin dan golongan orang tidak mampu. (Harahap, 2020:21).

BMT bertujuan untuk meningkatkan kualitas ekonomi demi kesejahteraan

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Sehingga sistem

perekonomian yang dianutpun menggunakan sistem syariah yang menjalankan

bisnis berlandaskan pada prinsip bagi hasil dan jual beli yang biasa disebut

dengan istilah Musyarakah, Mudharabah, Bai’u Bitsaman Ajil, al-Qardhul Hasan,

dan lain-lain. (Sudjana, 2020:186)

Anda mungkin juga menyukai