Anda di halaman 1dari 16

Pengaruh Struktur modal, Managerial Ownership , dan Corporate social

responsibility(CSR) terhadap nilai Perusahaan Pertambangan di BEI

Beatric Krisnanandayanti sinaga1,Debi safitri gultom2,Wahyu mikro


Pratama3,
M edu Adriano daulay4
Email: betks10@gmail.com

Abstract
…..
…..
…..

Kata kunci : Struktur modal,Managerial Ownership,Corporate social, dan nilai


Perusaahan

1. PENDAHULUAN
Pasar modal merupakan salah satu aspek yang berperan dalam perkembangan
perekonomian suatu negara. Perkembangan pasar modal di Indonesia mengalami
peningkatan yang cukup signifikan (Liputan6.com, 2019). Pada inews.id (2020)
meskipun terdampak Covid-19 investor pasar modal di Indonesia tumbuh signifikan
dengan kenaikan 22% dari tahun 2019 yaitu dengan jumlah investor pada tahun
2020 mencapai 3,02 juta investor. Tahun 2020 Bursa Efek Indonesia menjadi bursa
yang memiliki aktivitas pencatatan saham baru (IPO) tertinggi diantara bursa- bursa
di kawasan Asia Tenggara. Hal tersebut tercermin pada rata- rata frekuensi
perdagangan yang meningkat hingga mencapai 1,6 juta kali per hari (IDX, 2020). Hal
ini menunjukkan bahwa tingginya minat masyarakat baik dari dalam negeri maupun
luar negeri untuk menanamkan modalnya pada perusahaan perusahaan di
Indonesia. Tingginya minat masyarakat untuk menanamkan modalnya tersebut
harus didukung oleh peningkatan kinerja perusahaan. Karena investor akan tertarik
dengan perusahaan yang memiliki kinerja yang baik. Investor yang ingin
menanamkan modalnya harus menganalisis dan melakukan penilaian sebelum
menentukan keputusan investasi. Hal tersebut diharapkan untuk mengurangi risiko
kerugian dimasa mendatang (Sintyana, 2019).
Perusahaan didirikan dengan tujuan dan sasaran tertentu. Dan yang menjadi
tujuan utama perusahaan adalah kemakmuran pemegang saham yang dicapai
melalui peningkatan nilai perusahaan. Dalam jangka
panjang tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Semakin
tinggi nilai perusahaan maka semakin sejahtera pemiliknya (Fama, 1978)
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang
sering
dikaitkan dengan harga saham. Harga saham tinggi membuat nilai perusahaan juga
tinggi. Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi
akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham & Houston,
2013). Kemakmuran pemegang saham dicerminkan oleh harga pasar dari saham
yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan dan manajemen
aset.
Sumber daya keuangan dasar perusahaan adalah aliran kas yang dihasilkan oleh
aset/aktiva dan operasinya. Ketika perusahaan didanai seluruhnya oleh saham
biasa, semua arus kas itu menjadi milik pemegang saham. Ketika perusahaan
menerbitkan utang dan ekuitas sekaligus, perusahaan memecah arus kas menjadi
dua aliran, aliran yang relatif aman yang menuju pemegang utang dan aliran yang
lebih berisiko yang menuju pemegang saham. Bauran sekuritas perusahaan disebut
struktur modalnya (Brealey et al., 2012).
Struktur modal menjadi sangat penting untuk diperhatikan oleh investor karena
teori agensi (Horne & Machowicz, 2010) menjelaskan adanya pertentangan antara
manajemen (sebagai agen) dengan pemegang saham. Teori agensi muncul dari
konflik-konflik kepentingan diantara manajer dan pemilik saham. Teori tersebut
berasal dari pemisahan kepemilikan dan kontrol. Konflik-konflik kepentingan yang
terjadi di antara manajer dan pemegang saham dikarenakan adanya tujuan yang
berlainan (Jensen & Meckling, 1976).
Menurut tradeoff teori , hutang bermanfaat bagi perusahaan karena bunga
dapat dikurangkan dalam menghitung pajak, tetapi hutang juga menimbulkan
biaya yang berhubungan dengan kebangkrutan. Struktur modal yang optimal
berada pada keseimbangan antara manfaat pajak atas penggunaan hutang dengan
biaya yang berhubungan dengan kebangkrutan, karna biaya dan manfaat akan
saling meniadakan satu sama lain. Pada tingkat hutang yang optimal diharapkan
nilai perusahaan akan mencapai nilai optimal, dan sebaliknya apabila terjadi tingkat
perubahan hutang sampai melewati tingkat optimal atau biaya kebangkrutan,
hutang
akan mempunyai efek negatif terhadap nilai perusahaan.
Munculnya konflik keagenan ini mengakibatkan tujuan perusahaan dalam
meningkatkan Nilai perusahaan akan sulit untuk tercapai, sehingga sangat
dibutuhkan control (pengawasan) dari pihak luar dalam memonitoring dan
pengawasan yang baik dapat mengarahkan kepada tujuan perusahaan dalam
menaikan kinerja dan Nilai perusahaan (Thauziad, 2021, p. 266). Nilai perusahaan
menjadi sangat penting untuk diketahui karena dianggap sebagai cerminan dari
nilai aset perusahaan yang sesungguhnya. Perusahaan diharapkan dapat
meningkatkan
nilai perusahaan dari tahun ke tahun (Hasan, 2018, p. 32). Seperti fenomena
turunnya harga saham secara tidak langsung mengindikasikan perusahan
menurunnya nilai perusahaan.
Salah satu cara yang lebih efektif dalam memonitoring manajer perusahaan
yang diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan yaitu dengan adanya tata
kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). Dimana Good
corporate governance ialah prosedur yang menunjukan tentang kepahaman suatu
perusahaan yang diterapkan untuk meningkatkan kinerja dengan melakukan
pengawasan atas kinerja manajemen itu sendiri dan penjaminan arah akuntabilitas
manajemen terhadap pemegang saham yang berdasarkan atas kerangka peraturan
yang berlaku (Setiawati, 2021, p. 1410). Ciri-ciri dari lemahnya penerapan Good
Corporate Governance dindonesia disebabkan oleh beberapa tindakan untuk
mementingkan diri sendiri sehingga terabaikannya kepentingan pemengang
sahSSSam
yang akhirnya melakukan Fraud. Berikut ini perusahaan-perusahaan yang lemah
dalam menerapkannya pada sektor pertambangan. Fenomena yang terjadi dalam
Perusahaan PT. Sultan Rafli Mandiri (SRM) di Tahun 2021 yang diduga manipulasi
laporan hasil tambang emas sehingga berpotensi merugikan Negara sebesar Rp.
74,438 miliar pertahun, akibat tidak bayar pajak dan kewajiban lain Terhadap
Negara dan melaporkan laporan keuangan secara fiktif yang dilakukan PT SRM
kepada PT ANTM (Aneka Tambang) (Kompas TV diakses 12 Februari 2022).
Sementara di Tahun 2019 Perusahaan PT Adaro Energy Tbk (ADARO) diduga
melakukan pengelapan pajak, dugaan tersebut, terungkaps setelah Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) International Global Witmess. Dalam laporan
tersebut, pemilik perusahaan Boy Thohir itu memindahkan sejumlah laba ke jarigan
perusahaan di Singapura, Coatrade Servicer International sehingga mereka bisa
membayar pajak 125 juta dolar AS lebih rendah dari pada seharusnya dibayarkan
di Indonesia (Merdeka.com diakes 12 Februari 2022). Salah satu meminimalisir
terjadinya fraud adalah dengan adanya good corporate governance yang mana
perusahaan telah berusahaa mengurangi resiko keputusan untuk menguntungkan
diri sendiri, sehingga yang akhirnya akan meningkatkan Nilai perusahaan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh kepemilikan manajerial,
dewan komisaris independen, dan komite audit terhadap nilai perusahaan.
Corporate Social Responsibility (CSR) , merupakan wacana yang sedang
mengemuka di dunia perusahaan multinational. Wacana ini digunakan oleh
perusahaan dalam rangka mengambil peran menghadapi perekonomian menuju
pasar bebas. Perkembangan pasar bebas yang telah membentuk ikatan-ikatan
ekonomi dunia dengan terbentuknya AFTA, APEC dan sebagainya, telah mendorong
perusahaan dari berbagai penjuru dunia untuk secara bersama melaksanakan
aktivitasnya dalam rangka mensejahterakan masyarakat di sekitarnya. Perusahaan-
perusahaan yang memiliki kepedulian sosial dapat menggunakan informasi
tanggung jawab sosial (kegiatan CSR) sebagai salah satu keunggulan kompetitif
perusahaan.
Menurut sebuah teori yang melandasi pengungkapan CSR adalah teori
legitimasi. Teori legitimasi merupakan suatu sistem yang mengutamakan
kepentingan masyarakat atau lebih memihak kepada masyarat Pengungkapan CSR
diharapkan dapat meningkatkan image perusahaan dan meningkatkan penjualan.
Hal menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan CSR berharap akan
direspon positif oleh para pelaku pasar seperti investor dan kreditor yang nantinya
dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Epstein dan Freedman menemukan bahwa stakeholders tertarik terhadap
informasi sosial yang dilaporkan dalam laporan tahunan, sehingga manajemen
perusahaan tidak hanya dituntut terbatas atas pengelolaan dana yang diberikan,
namun juga meliputi dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan terhadap
lingkungan alam dan sosial. Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan
nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran
bagi para pemegang saham, sehingga para pemegang saham akan
menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut.
Fenomena masalah yang tergambar adalah :
1. Terjadi penurunan harga saham Perusahaan
2. Terjadi perubahan kepemilikan saham Perusahaan
3. Teradi belum efektifnya dana CSR

2. KERANGKA TEORITIS
2.1. Teori Signaling
Ratnasari et al. (2017), signaling theory mengemukakan tentangbagaimana
sebaiknya suatu perusahaan memberikan sinyal kepada penggunalaporan
keuangan. Sinyal ini berbentuk informasi mengenai apa yang telahdilakukan oleh
manajemen untuk merealisasikan kemauan pemilik.
Signaling Theory (Teori sinyal) mengemukakan tentang bagaimana
seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan
keuangan. Teori sinyal menunjukan adanya asimetri informasi antara manajemen
perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut,
asimetri informasi adalah kesenjangan informasi dimana salah satu pihak memiliki
informasi lebih banyak dibandingkan pihak lainnya (Brigham dan Houston, 2014 :
184). Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri
informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih
banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang dari pada pihak luar
(investor dan kreditor). Kurangnya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan
menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang
rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan
dengan mengurangi asimetri informasi (Harianto, 2010 : 392).

2.2. nilai perusahaan


Tujuan yang paling mendasar yang dilakukan perusahaan ialah
mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga menjadi acuan dalam mengukur tingkat
keberhasilan suatu perusahan. Dengan mengopimalkan nilai perusahaan dan
membuat kesejahteraan terhadap pemegang saham yang dapat dilihat dari
pergerakan nilai sahamnya (Prayoga, 2018, p. 227).
Nilai perusahaan dapat didefinisikan sebagai nilai wajar perusahaan yang
menggambarkan persepsi investor terhadap emiten bersangkutan. Menurut
Husnan (2001), nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon
pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Di bursa saham, harga pasar berarti
harga yang bersedia dibayar oleh investor untuk setiap lembar saham
perusahaan.Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan adalah
merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang selalu dikaitkan dengan
harga saham.

2.3. struktur modal


Husnan (2000:275), menyatakan struktur modal adalah perbandingan
antara sumber jangka panjang yang bersifat pinjaman dan modal sendiri.Keown, et
al (2005:85), struktur modal (capital structure) adalah perpaduan sumber dana
jangka panjang long-term sources of funds yang digunakan perusahaan. Untuk
mencapai tujuan perusahaan dalam memaksimilisasi kekayaan pemehang saham,
manajer keuangan harus dapat menilai struktur modal dan memahami hubunganya
dengan risiko, hasil atau pengembalian nilai. Target dari struktur modal adalah
menciptakan suatu komposisi dari hutang dan modal usaha yang paling tepat dan
paling menguntungkan dari segi hutang dan modal usaha yang paling tepat dan
paling menguntungkan dari segi keuangan.
Sumber daya keuangan dasar perusahaan adalah aliran kas yang dihasilkan
oleh aset/aktiva dan operasinya. Ketika perusahaan didanai seluruhnya oleh saham
biasa, semua arus kas itu menjadi milik pemegang saham. Ketika perusahaan
menerbitkan utang dan ekuitas sekaligus, perusahaan memecah arus kas menjadi
dua aliran, aliran yang relatif aman yang menuju pemegang utang dan aliran yang
lebih berisiko yang menuju pemegang saham. Bauran sekuritas perusahaan disebut
struktur modalnya (Brealey et al., 2012).
Struktur modal menjadi sangat penting untuk diperhatikan oleh investor
karena teori agensi (Horne & Machowicz, 2010) menjelaskan adanya pertentangan
antara manajemen (sebagai agen) dengan pemegang saham. Teori agensi muncul
dari konflik-konflik kepentingan diantara manajer dan pemilik saham. Teori
tersebut berasal dari pemisahan kepemilikan dan kontrol. Konflik – konflik
kepentingan yang terjadi di antara manajer dan pemegang saham dikarenakan
adanya tujuan yang berlainan (Jensen & Meckling, 1976).

2.4. Managerial Ownership


Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham
perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang
saham perusahaan (Christiawan dan Tarigan, 2007). Taswan (2003) menyatakan
bahwa apabila orang dalam berkeinginan untuk menginvestasikan modalnya
kedalam proyek mereka yang berkualitas, maka hal ini dapat mengindikasikan
bahwa ekuitas yang dipegang oleh orang dalam dapat bertindak sebagai sinyal nilai
perusahaan.
Dewi, Kadek Ria Citra, and I. Gede Sanica. "Pengaruh kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, dan pengungkapan corporate social responsibility
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa
efek indonesia." Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis 2.1 (2017): 231-246.

2.5. Corporate social responsibility(CSR)


MenurutThe World Business Council for Sustainable Development(WBCSD)
dalam [12],Corporate SocialResponsibilityatau tanggung jawab sosial perusahaan
didefinisikan sebagaikomitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi
pembangunan ekonomi berkelanjutan,melalui kerja sama dengan para karyawan
serta perwakilan mereka, keluarga mereka,komunitas setempat maupun
masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupandengan cara yang
bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan.Konsep
Corporate Social Responsibilitymelibatkan tanggung jawab kemitraan
antarapemerintah, lembaga sumberdaya masyarakat, serta komunitas setempat
(lokal). Kemitraanini tidaklah bersifat pasif dan statis. Kemitraan ini merupakan
tanggung jawab bersamasecara sosialantarastakeholders.Pertanggungjawaban
sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan yang disebut Sustainibility
Reporting. Sustainibility Reporting adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi,
lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam
konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable development).Sustainibility
Reporting harus menjadi dokumen strategis yang berlevel tinggi yang
menempatkan isu, tantangan dan peluang Sustainibility Development yang
membawanya menuju kapada core business dan sektor industrinya
Wulandari, N. M. I., & Wiksuana, I. G. B. (2017). Peranan Corporate Social
Responsibility dalam memoderasi pengaruh profitabilitas, leverage dan ukuran
perusahaan terhadap nilai perusahaan (Doctoral dissertation, Udayana University).

2.6. Keputusan
.
.
.

.
2.5. Penelitian Terdahulu

Tabel 1. Penelitian Terdahulu

No. Penelitian Judul Variabel Metode Hasil

1. Nova Pengaruh 1.Profitabilitas (X1) Regresi struktur modal


Adhitya profitabilitas 2.Struktur Modal(X2) Linier memiliki pengaruh
Ananda dan struktur 3. Nilai berganda yang signifikan
(2017) modal Perusahaan(Y) terhadap nilai
Terhadap nilai perusahaan.
perusahaan profitabilitas tidak
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan.

2. Wahyu Pengaruh 1.Managerial Regresi Kepemilikan


Gusriandari, Good Ownership(X1) linier Manajerial (KM)
Mega Corporate 2.Independent Board berganda secara parsial
Rahmi, Governance of berpengaruh
Yosep Eka Terhadap Nilai Commissioners(X2) siqnifikan
Putra Perusahaan 3. Audit terhadap Nilai
( 2022) Pada Committee(3) Perusahaan.
Perusahaan 4. Company Value(Y) Dewan Komisaris
Pertambangan Independen (DKI)
Yang Terdaftar secara parsial
Di Bursa Efek tidak berpengaruh
Indonesia siqnifikanterhadap
Tahun 2017- nilai perusahaan.
2020 Komite Audit (KA)
secara parsial
tidak berpengaruh
siqnifikan
terhadap
nilaiPerusahaan.

3. Rifani Akbar Pengaruh 1. Corporate social Regresi Corporate social


Sulbahri Corporate responsibility(CSR)(X) linier responsibility(CSR)
(2021) Social 2 Nilai Perusahaan(Y) sederhana berpengaruh
Responsibility signifikan
Terhadap Nilai terhadap nilai
Perusahaan perusahaan
2.6. Kerangka Konseptual dan Hipotesis

Struktur
Modal(X2)

H1

Nilai
Managerial H2
perusahaan
Ownership(X1) (y)

H3

Corporate social
responsibility
(CSR)(X)

H4

H1 : struktur modal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai Perusahaan


pertambangan di BEI
H2 : Kepemilikan Manajerial (KM) secara parsial berpengaruh siqnifikan
terhadap Nilai Perusahaan pertambangan di BEI
H3 : Corporate social responsibility(CSR) berpengaruh signifikan terhadap nilai
Perusahaan pertambangan di BEI
H4 : struktur modal, Kepemilikan Manajerial (KM) , dan Corporate social
responsibility(CSR) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai
Perusahaan pertambangan di BEI

3. METODOLOGI PENELITIAN
.
.
.
.

4. HASIL PENELITIAN
4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Tabel 2. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel People (X1)

No Koefisien Korelasi r tabel Status


1. 0.560 0,217 Valid
2. 0.587 0,217 Valid
3. 0.462 0,217 Valid
4. 0.464 0,217 Valid
5. 0.459 0,217 Valid
6 0.386 0,217 Valid
7 0.387 0,217 Valid
8 0.334 0,217 Valid

Berdasarkan dari 8 butir pertanyaan untuk variabel people ternyata semua


pertanyaan mempunyai status valid karena koefesien korelasi > r tabel.

Tabel 3. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Process (X2)

No Koefisien Korelasi r tabel Status


1. .573 0,217 Valid
2. .496 0,217 Valid
3. .685 0,217 Valid
4. .470 0,217 Valid
5. .308 0,217 Valid
6 .547 0,217 Valid
Sumber : Hasil Penelitian 2023

Berdasarkan dari 6 butir pertanyaan untuk variabel process ternyata semua


pertanyaan mempunyai status valid karena koefesien korelasi > r tabel.

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Physical (X3)

No Koefisien Korelasi r tabel Status


1. .617 0,217 Valid
2. .484 0,217 Valid
3. .498 0,217 Valid
4. .542 0,217 Valid
5. .629 0,217 Valid
6 .523 0,217 Valid
7 .634 0,217 Valid
8 .573 0,217 Valid
9 .470 0,217 Valid
10 .547 0,217 Valid
11 .494 0,217 Valid
12 .357 0,217 Valid
Sumber : Hasil Penelitian 2023

Berdasarkan dari 12 butir pertanyaan untuk variabel physical ternyata semua


pertanyaan mempunyai status valid karena koefesien korelasi > r tabel.

Tabel 5. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Keputusan Memilih (Y)

No Koefisien Korelasi r tabel Status


1. .556 0,217 Valid
2. .511 0,217 Valid
3. .571 0,217 Valid
4. .445 0,217 Valid
5. .448 0,217 Valid
6 .359 0,217 Valid
Sumber : Hasil Penelitian 2023

Berdasarkan dari 6 butir pertanyaan untuk variabel keputusan memilih


produk UMKM ternyata semua pertanyaan mempunyai status valid. Selanjutnya
butir instrumen yang telah valid di atas diuji reliabilitasnya dengan teknik
cronbuch alpha yakni membandingkan nilai-nilai instrumen. Jika nilai cronbuch
alpha semakin mendekati 1 atau > 0,60, maka instrumen penelitian semakin baik
dan dapat dikatakan realibel. Berikut ini sajikan nilai reliabilitas untuk ketiga
variabel (people, process dan keputusan memilih produk UMKM) yaitu:
Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas Variabel X1, X2, X3 dan Y
Variabel Nilai Reliabilitas Status
People (X1) 0,758 Reliabel
Process (X2) 0,765 Reliabel
Physical (X3) 0,850 Reliabel
Keputusan Memilih (Y) 0,745 Reliabel
Sumber : Hasil Penelitian 2023

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas dapat diketahui nilai cronbuch


alpha instrumen di atas menunjukkan tingkat reliabilitas instrumen penelitian
sudah memadai karena sudah mendekati 1 (> 0,60).

4.2. Pengujian Asumsi Klasik


Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan
pengujian asumsi klasik yang dimaksudkan untuk memastikan bahwa model
regresi linear berganda dapat digunakan atau tidak.
a. Uji Normalitas
Untuk pengujian normalitas data dalam penelitian ini dideteksi melalui
analisa grafik dan statistik yang dihasilkan melalui perhitungan regresi dengan
SPSS. Hasil pengujian normalitas dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut :

Gambar 2. Grafik Histogram


Gambar 3. Kurva PP-Plots

Berdasarkan Gambar 2 dan 3 dapat disimpulkan bahwa data yang


digunakan menunjukkan normal. Jika data menyebar disekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan
sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi nomalitas. Analisis dari
grafik terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya
mengikuti arah garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data normal.

5.2.2.2. Uji Multikolinieritas


Uji mulitikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi,
maka terdapat masalah multikolinieritas. Pada model regresi yang baik tidak
terjadi korelasi di antara variabel independen. Hasil pengujian
multikolinieritas data dalam penelitian ini menggunakan alat bantu SPSS,
hasilnya dapat dilihat pada Tabel 7 berikut :
Tabel 7. Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity
Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
People .599 1.671
Process .724 1.381
Physical .635 1.574
Sumber : Hasil Penelitian 2023
Berdasarkan Tabel 7 di atas terlihat bahwa semua variabel bebas yaitu
people, process dan physical evidence memiliki angka Variance Inflation Factor
(VIF) kurang dari 10, sedangkan nilai Tolerance mendekati 1, dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tersebut tidak terdapat problem
multikolinieritas.

5.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas


Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan
yang lain. Jika variasi residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut
heterokedastisitas. Model yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.
Hasil pengujian heteroskedastisitas data dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Gambar 4.

Gambar 4. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan Gambar 4 terlihat bahwa titik-ttitik menyebar secara


acak (random) serta tersebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
regresi, sehingga model regresi layak dipakai. Gejala heteroskedasitas dapat
dilihat dengan cara yaitu, jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang
membentuk suatu pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka telah terjadi heterokedastisitas dan jika tidak ada pola
yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu
Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai
untuk memprediksi keputusan memilih berdasarkan masukan dari variabel
bebasnya.

5.2.3. Pengujian Hipotesis


5.2.3.1. Pengujian Secara Parsial
Pengujian secara parsial dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh dari
setiap variabel independent terhadap variabel dependent. Pengujian pengaruh
variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 8. Regresi Berganda
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 4.720 2.445 1.930 .057
People .177 .085 .216 2.085 .040
Process .285 .087 .310 3.293 .001
Physical .162 .047 .346 3.446 .001
Sumber : Hasil Penelitian 2023
Berdasarkan Tabel 8 uji t dapat diketahui nilai-nilai:
a = 4.720
β1 = 0.177
β2 = 0.285
β3 = 0.162
Jadi persamaan regresi linier berganda untuk tiga prediktor (people dan
process) adalah:
Y = 4.720 + 0.177X1 + 0.285X2 + 0.162X3
Dari persamaan regresi diatas terlihat bahwa nilai konstanta sebesar
4.720 yang artinya jiks tidak ada variabel people dan process maka keputusan
memilih produk UMKM sebesar 4.720. Variabel people menghasilkan β1 =
0.177 yang berarti setiap kenaikan variabel people sebesar 1 maka keputusan
memilih produk UMKM akan naik sebesar 0.177 dengan asumsi variabel yang
lain tetap. Variabel process menghasilkan β2 = 0.285 yang berarti setiap
kenaikan variabel process sebesar 1 maka keputusan memilih produk UMKM
akan naik sebesar 0.285 dengan asumsi variabel yang lain tetap. Variabel
process menghasilkan β3 = 0.162 yang berarti setiap kenaikan variabel physical
sebesar 1 maka keputusan memilih produk UMKM akan naik sebesar 0.162
dengan asumsi variabel yang lain tetap. Berikut ini pembahasan hasil
pengujian statistik uji t :
1) Pengaruh people terhadap keputusan memilih produk UMKM
Dari tabel 8, diperoleh nilai t hitung sebesar 2.085 lebih besar dari t tabel
sebesar 1,664 dengan probabilitas t yakni sig 0,040 lebih kecil dari batasan
signifikansi sebesar 0,05. Hal tersebut berarti bahwa variabel people (X1)
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan memilih produk
UMKM (Y). Dengan demikian faktor people memiliki kontribusi terhadap
keputusan memilih produk UMKM. Orang-orang (people) dalam mix
marketing mengacu pada siapa saja yang secara langsung atau tidak
langsung terlibat dalam bisnis perusahaan. Merek tidak hanya pelanggan,
tetapi termasuk staf dalam perusahaan seperti tim sales, tim customer
service, dan semua yang terlibat dalam proses marketing dan penjualan.
2) Pengaruh process terhadap keputusan memilih produk UMKM
Dari tabel 8, diperoleh nilai t hitung sebesar 3.293 lebih besar dari t tabel
sebesar 1,664 dengan probabilitas t yakni sig 0,001 lebih kecil dari batasan
signifikansi sebesar 0,05. Hal tersebut berarti bahwa variabel process (X2)
secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
memilih produk UMKM (Y). Dengan demikian faktor process memiliki
kontribusi terhadap keputusan memilih produk UMKM. Proses mencakup
rangkaian setiap tahap pemasaran dari perusahaan ke pelanggan. Unsur ini
juga mencakup pelayanan dan proses transaksi antara perusahaan dan
pelanggan.
3) Pengaruh physical terhadap keputusan memilih produk UMKM
Dari tabel 8, diperoleh nilai t hitung sebesar 3.446 lebih besar dari t tabel
sebesar 1,664 dengan probabilitas t yakni sig 0,001 lebih kecil dari batasan
signifikansi sebesar 0,05. Hal tersebut berarti bahwa variabel process (X2)
secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
memilih produk UMKM (Y). Dengan demikian faktor process memiliki
kontribusi terhadap keputusan memilih produk UMKM. Unsur terakhir
dalam marketing mix adalah physical evidence yang berarti bukti fisik
perusahaan. Dalam menjual produk atau jasa, pelanggan membutuhkan
bukti fisik untuk menjalin hubungan bisnis yang lebih nyata. Berbagai
macam bentuk fisik dapat dilakukan. Physical evidence merupakan suatu
bentuk bukti fisik seperti perangkat atau peralatan yang mendukung
kegiatan di dalam suatu bisnis. Unsur physical evidence yakni seperti
keberadaan tempat usaha, produk, logo, hingga kemasan dan isi produk
yang dijual.

b. Pengujian Secara Simultan


Dari pengujuian yang dilakukan secara simultan dapat diperoleh
pembuktian hipotesis dalam penelitian ini adalah : variabel people (X1), variabel
process (X2) dan variabel physical (X3) secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel Y (keputusan memilih produk UMKM). Ketentuannya, jika
nilai Sig pada tabel Anova <  0,05., maka Ho ditolak, namun bila nilai Sig > 
0,05., maka Ho diterima. Data yang diperlukan untuk menguji hipotesis di atas
adalah sebagai berikut:
Tabel 9. Uji F
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 247.850 3 82.617 26.414 .000a
Residual 240.841 77 3.128
Total 488.691 80
a. Predictors: (Constant), Physical, Process, People
b. Dependent Variable: Keputusan Memilih
Sumber : Hasil Penelitian 2023

Nilai Fhitung di atas adalah 26.414 lebih besar dari Ftabel sebesar 2,72 dengan sig
0,000 < 0,05, menunjukan Ho ditolak dan H4 diterima, berarti variabel people (X1),
variabel process (X2) dan variabel physical (X3) secara simultan berpengaruh secara
signifikan terhadap Y (keputusan memilih produk UMKM).
5.2.4.4. Koefesien Determinasi
Untuk mengetahui tinggi rendahnya pengaruh people, process dan physical
terhadap keputusan memilih produk UMKM dapat digunakan pedoman untuk
memberikan interpretasi koefisien korelasi dalam Sugiyono (2010 : 183) sebagai
berikut:
Tabel 10. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0.199 Sangat Rendah
0.20 - 0.399 Rendah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiono 2010 : 22
Dari hasil pengujian dengan SPSS versi 18, diperoleh nilai koefisien korelasi
seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 11. Koefisien Korelasi dan R-Square
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .403a .162 .133 1.27451
Sumber : Data Diolah 2023

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS diperoleh r xy = 0,403, berarti besarnya


pengaruh people, process dan physical evidence terhadap keputusan memilih
produk UMKM adalah sedang berada di sekitar interval 0,40 – 0,599. Nilai Adjusted
R-Square yang diperoleh adalah sebesar 0,133 menunjukkan sekitar 13,3% variabel
Y (keputusan memilih produk UMKM) dapat dijelaskan oleh variabel people (X1),
variabel process (X2) dan variabel physical evidence (X3). Atau secara praktis dapat
dikatakan bahwa kontribusi people (X1), process (X2) dan physical evidence (X3)
terhadap variabel Y (keputusan memilih produk UMKM) adalah 13,3%. Sisanya
(100% - 13,3% = 86,7%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini seperti faktor harga, promosi, saluran distribusi, produk dan lain
sebagainya.

6. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil uji t untuk variabel gaya kepemimpinan, dapat
disimpulkan bahwa People secara parsial berpengaruh terhadap keputusan
memilih pada produk UMKM.
2. Process secara parsial berpengaruh terhadap keputusan memilih pada
produk UMKM.
3. Physical Evidence secara parsial berpengaruh terhadap keputusan memilih
pada produk UMKM.
4. People, Process dan Physical Evidence secara simultan berpengaruh
terhadap keputusan memilih pada produk UMKM
DAFTAR PUSTAKA

Fama, E. F., 1978. The Effect of a firms Investment And Financing Decision on the
Welfare Of ItsSecurity Holders. American Economic Review,Volume 68, pp.
272-28.

Anda mungkin juga menyukai