Anda di halaman 1dari 6

Aplikasi Perilaku Organisasi Emosi dan Suasana Hati

1. Seleksi

Salah satu implikasi dari bukti uji kecerdasan emosional sampai saat ini adalaha bahwa pemberi
kerja seharusnya mempertimbangkan sebagai factor dalam merekrut pekerja khususnya untuk
pekerjaan yang menuntut tingkat interaksi social yang tinggi.

Contoh salah satu kasus yaitu di Loral, agen penjual yang dipilih berdasarkan skor kecerdasan
emosional menjual lebih banyak daripada yang direkrut berdasarkan prosedur seleksi lama perusahaan.
Secara tahunan, agen penjual yang dipilih karena kompetensi emosionalnya menjual 91.370 dollar
Amerika lebih banyak dibandingkan penjualan lainnya, untuk sebuah kenaikan penerimaan bersih senilai
2.558.360 dollar amerika

2. Pengambilan keputusan

Suasana hati dan emosi positif tampaknya membantu orang mengambil keputusan yang baik.
Orang-orang dalam suasana hati baik atau mengalami emosi positif lebih mungkin dibandingkan yang
lain untuk menggunakan pengalaman, untuk membantu mengambil keputusan dengan cepat

Para peniliti perilaku organisasi terus berdebat tentang peran emosi dan suasana hati negative
dalam mengambil keputusan. Meskipun hasil studi yang sering dikutip menyatakan orang-orang depresi
mencapai penilaian yang lebih akurat, tetapi banyak bukti baru menunjukkan mereka mengambil
keputusan yang lebih buruk. Mengapa? Karena orang-orang deperesi lebih lama dalam memproses
informasi dan cenderung memilih semua opsi yang mungkin dibandingkan yang paling mungkin. Mereka
mencari solusi yang sempurna, padahal solusi yang sempurna jarang ada

3. Kreativitas

Orang-orang suasana hati hati baik cenderung lebih kreatif daripada orang dalam suasana hati
buruk. Mereka menghasilkan banyak ide dan pilihan, dan yang lain berpikir ide mereka orisinil.

Beberapa peniliti ada yang tidak percaya suasana hati positif membuat orang lebih kreatif karena
mereka akan beranggapan jika dalam suasana hati yang positif, hal-hal akan berjalan baik, tidak perlu
memikirkan ide baru, serta tidak terlibat dalam pemikiran kritis terhadap kreativitas.

4. Motivasi

Studi menemukan bahwa memberikan umpan balik kinerja, baik nyata maupun palsu, memengaruhi
suasana hati mereka, yang kemudian memengaruhi motivasi mereka. Jadi sebuah siklus dapat ada di
mana suasana hati positif menyebabkan orang lebih kreatif, yang berujung umpan balik positif dari yang
mengamati pekerjaan mereka. Umpan balik positif ini lebih jauh menanamkan lagi suasana hati positif,
yang dapat membuat orang berkinerja lebih baik lagi, dan seterusnya.
5. Kepemimpinan

Kepemimpinan yang efektif bergantung pada daya tarik emosional untuk membantu menyampaikan
pesannya. Faktanya, ekspresi dari emosi dalam berbicara sering kali merupakan elemen kritis yang
membuat kita menerima atau menolak pesan pemimpin.

Riset terkini telah focus pada efek pemimpin transformasional. Pemimipin transformasional
menyadari efek yang dimiliki emosi terhadap pengikutnya dan sering kali secara bebas berbagi emosi.

Para pemimpin yang focus pada sasaran-sasaran inspirasional juga menghasilkan optimism yang
lebih tinggi dan antusiasme dalam pekerja, yang berujung pada interaksi social yang lebih poaitif dengan
rekan kerja dan pelanggan.

6. Negosiasi

Negosiasi adalah sebuah proses emosional, meskipun demikian, kita sering kali mengatakan
negosiator yang ahli memiliki wajah poker. Negosiasi ini bertujuan untuk mendapatakan keinginan
yang sesuai walaupun tidak sepenuhnya sesuai.

7. Layanan pelanggan

Status emosional pekerja memengaruhi layanan pelanggan, yang memengaruhi tingkat bisnis
pengulangan dan kepuasan pelanggan. Memberikan layanan pelanggan berkualitas tinggi menuntut
pekerja karena itu sering kali menempatkan mereka pada situasi disonansi emosi. Disonansi emosi
jangka panjang adalah predictor keletihan pekerjaan, menurunnya kinerja, dan kepuasan kerja yang
lebih rendah

Emosi pekerja dapat ditransferkan ke pelanggan. Cara kerjanya adalah bahwa ketika seseorang
mengalami emosi positif serta tertawa dan tersenyum, anda akan cenderung merespon dengan positif.
Begitu pula dengan emosi negative akan menular.

8. Perilaku Menyimpang di Tempat Bekerja

Siapapun yang telah menghabiskan banyak waktu di sebuah organisasi menyadari orang-orang sering
kali berperilaku yang melanggar norma-norma yang ditetapkan. Misalnya rasa iri adalah emosi yang
terjadi ketika anda tidak menyukai seseorang karena memiliki sesuatu yang anda tidak punyai tetapi
anda sangat inginkan. Itu dapat mengarahkan perilaku menyimpang yang dibenci. Seseorang pekerja
yang iri dapat menusuk dari belakang kepada pekerja lain.

9. Keselamatan kerja

Pemberi oekerja dapat meningkatkan kesehatan dan keselamtan kerja dengan menjamin pekerja tidak
terlibat dalam aktivitas yang berpotensi bahaya ketika dalam suasana hati yang buruk. Individu dalam
suasana hati yang buruk cenderung lebih cemas, yang dapat membuat mereka kurang dapat
menyesuaikan diri dengan potensi bahaya. Suasana hati yang negative juga membuat orang lebih
gampang dialihkan, dan pengalihan jelas-jelas hanya dapat mengarah pada perilaku ceroboh.
Bagaimana Manajer dapat Memengaruhi Suasana Hati?

Apa yang dapat perusahaan lakukan untuk meningkatkan suasana hati pekerja? Manajer dapat
menggunakan humor dan memberikan mereka apresiasi kecil untuk pekerjaan yang dilakukan dengan
baik. Juga ketika pemipin tersebut sedang bersuasana hati baik, anggotanya akan lebih positif. Cara lain
adalah memilih anggota tim yang positif karena dapat memilik efek yang menular kepada anggota
lainnya.

Bab 5 Kepribadian dan Nilai

1. Apakah kepribadian?

Menurut Gordon Allport kepribadian adalah jumlah total cara-cara dimana seorang individu beraksi
atas dan berinteraksi dengan orang lain.

2. Indikator TIpe Myers- Briggs

Indicator tipe Myers-Briggs adalah instrument penilaian kepribadian yang paling umum digunakan di
dunia. MBTI adalah tes kepribadian 100 pertanyaan yang menanyakan orang-orang apa yang biasanya
mereka rasakan atau lakukan dalam berbagai situasi. Para responden diklasifikasikan sebagai berikut:

Ekstrovert versus Introver. Individu-individu ekstrover, pandai bersosialisasi, dan percaya diri.
Introver tenang dan pemalu.
Perasa versus intuitif. Tipe perasa praktis serta memilih rutin dan urutan. Mereka focus pada
detail. Intuitif bergantung pada proses tidak sadar dan melihat paa gambaran besar
Memikirkan versus merasakan. Tipe yang memikirkan biasanya menggunakan penalaran dan
logika untuk menangani masalah. Tipe yang merasakan berpegang pada nilai-nilai dan emosi
pribadi mereka
Menilai versus menerima. Tipe yang menilai menginginkan kendali dan memilih urutan dan
struktur. Tipe yang menerima fleksible dan spontan.

Klasifikasi-klasifikasi ini menjelaskan 16 tipe kepribadian dengan mengidentifikasi satu karakteristik


dari tiap empat bagian. Misalnya, orang yang Introver/intuitif/pemikir/penilai (INTJ) adalah visioner
dengan pikiran asli dan dorongan kuat. Mereka skeptic, kritis, independen, berkemauan kuat, dan sering
kali sombong. ESTJ adalah pengatur. Mereka realistis, logis, analitis, dan pembuat keputusan, cocok
untuk bisnis atau mekanika. MBTI dapat menjadi alat yang bernilai untuk meningkatkan kesadaran diri
dan memberikan panduan karier, tetapi karena hasil cenderung tidak berhubungan dengan kinerja,
manajer mungkin tidak seharusnya menggunakan sebagai sebuah seleksi bagi kandidat pekerjaan.

3. Model Kepribadian Lima Besar

MBTI mungkin kekurangan bukti pendukung, tetapi sebuah badan riset yang mengesankan
mendukung Model Lima Besar, yaitu lima dimensi dasar yang mendasari semua yang lainnya dan
mencakup hamper semua variasi signifikan kepribadian manusia. Inilah factor-faktor Lima Besar:
Ekstraversi. Dimensi ekstraversi menampilkan level kenyamanan kita di dalam hubungan.
Ekstrover cenderung ekspresif, percaya diri, dan mampu bersosialisme. Introver cenderung
pemalu, penakut, tenang.
Keramahan. Dimensi keramahan merujuk pada kecendrungan seorang individu untuk
memahami orang lain. Orang yang ramah kooperatif, hangat, dan mempercayai. Orang yang
berskor rendah diingin, tidak ramah, antagonis
Kehati-hatian. Dimensi kehati-hatian adalah sebuah ukuran reabilitas. Orang yang sangat hati-
hati bertanggung jawab, teratur, dapat diandalkan, dan persisten. Mereka yang berskor rendah
pada dimensi ini mudah dialihkan, tidak teratur, dan tidak dapat diandalkan
Stabilitas emosional. Dimensi stabilitas emosional, sering dilabeli dengan kebalikannya, uring-
uringan, menunjukkan kemampuan seseorang untuk menghadapi stress. Orang dengan
stabilitas emosional positi tinggi cenderung tenang, percaya diri, dan aman. Mereka dengan skor
negative tinggi cenderung gugup, cemas, depresi, dan tidak aman
Keterbukaan pada pengalaman, dimensi keterbukaan pada pengalaman mncakup kisaran minat
dan ketertarikan atas inovasi. Orang yang sangat terbuka kreatif, ingin tahu, dan secara artisitk
sensitive. Sebaliknya, mereka yang berada di ujung lainnya dari kategori ini konvensional dan
merasa nyaman dalam keadaan yang dikenal.
Bagaimana sifat-sifat Lima besar Memprediksi Perilaku di Tempat Kerja?

Model Sifat- Sifat yang Mempengaruhi Kriteria Perilaku Keorganisasian

Lebih sedikit pikiran negative Kepuasan hidup dan kerja


Stabilitas emosi dan emosi negative yang lebih tinggi
Lebih tidak waspada berlebihan Level stress yang lebih rendah

Keahlian Interpersonal yang Kinerja yang lebih baik


lebih baik Kepemimpinan yang lebih
Ekstraversi Dominasi Sosial yang lebih besar baik
Lebih ekspresif secara Kepuasan kerja dan hidup
Emosional yang lebih baik

Pelatihan Kinerja
Meningkatnya Pembelajaran
Peningkatan Kepemimpinan
Keterbukaan Lebih Kreatif
Lebih adaptif terhadap
Lebih fleksible dan otonom
Perubahan

Lebih disukai Kinerja yang lebih baik


Keramahan Lebih patuh dan taat Level perilaku menyimpang
yang lebih rendah

Lebih banyak usaha dan


Kinerja lebih baik
persistensi
Kehatian-hatian Kepemimpinan yang
Lebih terdorong dan disiplin
lebih baik
Lebih teratur dan terencana
Umur panjang
4. Dark Triad

Para peniliti telah menemukan tiga fitur yang tidak diinginkan social lainnya, yang kita punyai dalam
tingkatan yang beragam dan relevan terhadap perilaku organisasi. Tiga fitur tersebut yakni:

1. Machiavellianisme

Seorang individu yang dominan machiavellianisme itu pragmatis, mempertahankan jarak emosional,
dan percaya bahwa hasil dapat membenarkan cara. Pekerja yang berkatogeri mach, dengan
memanipulasi orang lain demi keuntungan sendiri, menang jangka pendek, tetapi mereka kehilangan
kemenangan itu dalam jangka panjang karena mereka tidak disukai.

2. Narsisme

Narsisme menjelaskan seseorang yang memiliki rasa berlebihan akan pentingnya diri, membutuhkan
kekaguman berlebihan, memiliki rasa kelayakan, dan angkuh. Baik pemimpin maupun manajer
menyatakan bahwa tingkat pemusatan diri sendiri tentu diperlukan untuk sukses. Orang yang narsis juga
melaporkan level tinggi atas motivasi kerja, keterlibatan kerja, dan kepuasan hidup disbanding orang
lain.

3. Psikopat

Psikopat didefinisikan sebagai kurangnya kepedulian kepada orang lain, dan kurangnya rasa bersalah
atau menyesal ketika tindakan mereka menyebabkan bahaya. Sebuah studi menemukan bahwa
kepribadian antisosial yang erat kaitannya dengan psikopat, berhubungan positif dengan kemajuan
organisasi tetapi tifak terkait dengan aspek lainnya selain dari kesuksesan karier dan efektifitas. Riset
lainnya menyatakan bahwa psikopat berhubungan dengan penggunaan taktik-taktik berpengaruh keras
untuk memperoleh kekuasaan dalam organsiasi

Anda mungkin juga menyukai