Anda di halaman 1dari 11

KONSEP DASAR AKUNTANSI

TEORI AKUNTANSI (F2)

Dosen Pengampu:
Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE, M.Si., Ak. CA

Disusun Oleh:
KELOMPOK 13
Sella Lolita (1907531134)
Ni Luh Putu Ayu Kusumaning Dewi (1907531138)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
A. Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
1. Sumber Konsep Dasar
Terdapat berbagai sumber yang mengajukan persepsinya dalam pengajuan konsep
dasar akuntansi yaitu sebagai berikut:
1) Ikatan Akuntan Indonesia
IAI mengadopsi rerangka konseptual IASC sehingga konsep dasar akuntansi yang
dipilih juga mengikuti IASC. Yaitu konsep dasar Basis akrual dan
Usaha berlanjut.
2) Paul Grady
Grady mendeskripsikan konsep yang mendasari kualitas kebermanfaatan
dan keterandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan yang melekat pada
statement keuangan. Ada sepuluh konsep dasar yang dideskripsikan yaitu:
Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribadi, Entitas
bisnis spesifik, Usaha berlanjut, Penyimbolan secara moneter dalam seperangkat
akun, Konsistensi antara periode untuk entitas yang sama, Keanekaragaman
perlakuan akuntansi di antara entitas independen, Konservatisme, Keterandalan
data melalui pengendalian internal, Materialitas, serta Taksiran untuk ketepatan
waktu dalam pelaporan.
3) Accounting Principle Board
APB mengidentifikasi tiga belas konsep dasar yang merupakan
karakteristik lingkungan diterapkannya akuntansi yaitu entitas akuntansi,
usaha berlanjut, pengukuran sumber ekonomi dan kewajiban, periode waktu,
pengukuran dalam unit uang, akrual, harga pertukaran, angka pendekatan,
pertimbangan, informasi keuangan umum, sistem keuangan berkaitan secara
mendasar, substansi daripada bentuk, dan materialitas.
4) Wolk, Tearny, dan Dodd
Wolk dan Tearney mendaftar empat konsep yang dianggap sebagai postulat serta
beberapa konsep lain yang berorientasi masuk. Konsep yang dianggap sebagai
postulat meliputi usaha berlanjut, periode waktu, entitas akuntansi, dan
unit moneter.
5) Anthony, Hawkins, dan Merchant
Mendeskripsikan sebelas konsep yang dijadikan basis dalam membahas
isi, bentuk, susunan, dan arti penting statemen keuangan yang meliputi
pengukuran dengan unit uang, entitas, usaha berlanjut, kos, aspek ganda, periode
akuntansi, konservatisme, realisasi, penandingan, konsistensi, materialitas.
6) Paton dan Litleton (1970)
Seperangkat konsep dasar yang dikenalkan sebelum sumber-sumber
sebelumnya. Konsep dasar tersebut yaitu entitas bisnis atau kesatuan
usaha, kontinuitas kegiatan/usaha, penghargaan sepakatan, kos melekat, upaya
dan capaian atau hasil, bukti terverifikasi dan objektif, serta asumsi.
2. Konsep Dasar Akuntansi
Konsep dasar merupakan suatu abstraksi atau konseptualisasi suatu karakteristik baik
itu lingkungan, tempat atau wilayah diterapkannya laporan keuangan. Beberapa
konsep dasar akuntansi dari berbagai sumber yaitu sebagai berikut:
1) Entitas Akuntansi (accounting entity). Konsep ini menyatakan bahwa dalam
akuntansi perusahaan dipandang sebagai suatu kesatuan usaha yang berdiri dan
bertindak sendiri terpisah dari pemilik dan pihak lain penanam modal.
2) Usaha berlanjut (going concern). Konsep yang menyatakan jika suatu perusahaan
tidak terdapat tanda-tanda likuidasi maka dianggap perusahaan tersebut tetap
berlangsung tanpa batas waktu.
3) Measurement. Menjelaskan bahwa akuntansi merupakan alat pengukuran
sumber-sumber ekonomi serta kewajiban beserta perubahannya akibat
operasi perusahaan.
4) Periode waktu (time period). Menyatakan bahwa laporan keuangan harus
disusun serta disajikan secara periodik.
5) Akrual. Asas dalam pengakuan pendapatan dan biaya yang menyatakan
pendapatan diakui pada saat hak kesatuan timbul dan biaya diakui pada saat
kewajiban timbul.
6) Harga pertukaran (exchange price). Menjelaskan bahwa nilai dalam laporan
keuangan yang didasarkan atas harga pertukaran diperoleh dari harga pasar.
7) Angka pertukaran (approximation). Dalam akuntansi penafsiran-penafsiran
tertentu tidak dapat dihindari.
8) Pertimbangan (judgement). Diperlukan pertimbangan-pertimbangan dari akuntan
ataupun manajemen dalam penyusunan laporan keuangan.
9) Informasi keuangan umum. Informasi dalam laporan keuangan ditujukan untuk
pemakai secara umum.
10) Statement keuangan berkaitan secara mendasar. Konsep yang menjelaskan bahwa
neraca, laba rugi, dan arus kas saling berkaitan dan mempunyai hubungan yang
erat.
11) Substansi daripada bentuk. Akuntansi lebih menekankan pada penggunaan
informasi yang bersumber dari kenyataan ekonomis suatu kejadian.
12) Materialitas. Konsep yang menjelaskan bahwa laporan keuangan hanya memuat
informasi yang dianggap penting.
13) Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribadi.
Yang menyatakan pengakuan hak milik pribadi yang harus dilindungi
atau diakui secara yuridis.
14) Konsistensi antara periode untuk entitas yang sama. Metode dan prosedur-
prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi yang harus diterapkan secara
konsisten dari tahun ke tahun.
15) Keanekaragaman perlakukan akuntansi di antara entitas independen. Konsep ini
menyatakan perbedaan perlakuan antar unit usaha merupakan hal yang tidak bisa
dihindari.
16) Konservatisme. Konsep yang menyatakan dalam ketidakpastian akuntansi akan
menentukan pilihan perlakuan atau tindakan akuntansi.
17) Keterandalan data melalui pengendalian internal. Konsep ini menyatakan sistem
pengendalian internal yang memadai merupakan sarana untuk mendapatkan
informasi yang andal.
18) Ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan memerlukan taksiran. Konsep yang
mengakui bahwa aktivitas bisnis berjalan dari waktu ke waktu yang memerlukan
estimasi di dalam alokasi sumber daya yang ada dari periode ke periode.
19) Unit moneter. Konsep ini menyatakan bahwa pengukuran yang digunakan dalam
akuntansi adalah satuan dalam bentuk uang.
20) Aspek ganda. Setiap transaksi dibedakan dalam 2 aspek yang berbeda yaitu yang
berhubungan dengan penerimaan dan berhubungan dengan pemberian atas
manfaat.
21) Realisasi. Konsep yang menjelaskan bahwa laporan yang menyajikan realisasi
pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, pembiayaan dan sisa lebih
atau kurang pembiayaan anggaran, yang masing-masing diperbandingkan
dengan anggarannya dalam satu periode.
22) Konsep penandingan. Konsep yang dimaksudkan untuk mencari dasar hubungan
yang tepat dan rasional antara pendapatan dan biaya.
23) Penghargaan sepakatan. Konsep yang menyatakan penghargaan sepakatan dalam
setiap transaksi merupakan bahan olah dasar akuntansi yang paling objektif.
24) Kos melekat. Konsep yang menyatakan bahwa kos bersifat mudah bergerak dan
dapat dipecah-pecah atau digabungkan kembali seakan-akan kos tersebut
mempunyai daya untuk saling mengikat antara yang satu dengan yang lainnya.
25) Upaya dan pencapaian/hasil. Konsep ini menyatakan bahwa kos merupakan
pengukur upaya dan pendapatan merupakan pengukur hasil.
26) Bukti terverifikasi dan objektif. Menjelaskan bahwa akuntansi mengandung
elemen variabialitas yang artinya bukti mempunyai tingkat objektivitas.
27) Asumsi. Asumsi diperlukan sebagai landasan operasi akuntansi.
28) Biaya perolehan. Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam
mencatat aktiva, utang, modal dan biaya.
Teori akuntansi yang paling penting yaitu entitas akuntansi (accounting entity).
Konsep ini dinilai paling penting karena merupakan sebuah dasar yang digunakan
dalam pedoman pemisahan kepentingan antar pada tingkat perekayasaan
akuntansi,yang mana konsep dasar mempunyai lebih banyak manfaatnya
bagi penyusunan standar dalam berargumen di dalam menentukan konsep, prinsip,
metoda, atau teknik yang akan dijadikan standar.

B. Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan


Kerangka konseptual (conceptual framework) adalah sistem konsep yang koheren
yang mengalir dari tujuan pelaporan keuangan. Kerangka konseptual ini menetapkan
konsep yang mendasari pelaporan keuangan. Kerangka kerja konseptual adalah suatu
sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan,
yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi,
serta batas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Menurut Belkaoui
(1993), kerangka konseptual diartikan sebagai teori akuntansi yang terstruktur. Hal ini
dikarenakan struktur kerangka konseptual sama dengan teori akuntansi yang didasarkan
pada penalaran yang sifatnya logis, yang mana dapat digambarkan dalam bentuk hierarki
dan terdiri dari beberapa tingkat. Konsep-konsep yang bersifat fundamental atau pokok
artinya bahwa konsep-konsep lainnya mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang
diperlukan sebagai referensi berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan
menetapkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan. Kebutuhan akan kerangka kerja
konseptual karena kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan
keyakinan pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan
kompatibilitas antar laporan keuangan perusahaan dan masalah-masalah yang baru akan
dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori yang telah ada. Terdapat
beberapa model kerangka konseptual, yaitu.
3.1 Kerangka konseptual menurut FASB
FASB mendefinisikan konseptual merupakan suatu sistem yang koheren tentang
tujuan dan konsep dasar yang saling berkaitan yang diharapkan dapat menghasilkan
standar standar yang konsisten dan memberikan pedoman tentang jenis, fungsi, dan
keterbatasan akuntansi dan pelaporan keuangan. Kerangka konseptual yang
dikembangkan oleh FASB memuat komponen tujuan pelaporan keuangan, kriteria
kualitas informasi, elemen-elemen laporan keuangan serta pengukuran dan
pengakuan. Perkembangan kerangka kerja konseptual FASB (Financial Accounting
Standard Board) telah menerbitkan enam statement of financial accounting concept
yang berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas bisnis, yaitu:
a. SFAC no.1 “objective of financial reporting by business enterprises”, yang
menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi
b. SFAC no.2 “qualitative characteristics of accounting information”, yang
menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat
c. SFAC no.3 “element of financial statement of business enterprises”, yang
memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan seperti
aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban.
d. SFAC no.5 “recognition and measurement in financial statement of business
enterprises”, yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental
serta pedoman tentang informasi
e. SFAC no.6 “element of financial statement”, yang menggantikan SFAC no.3
dan memperluas SFAC no.3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba.
f. SFAC no.7 “using cash flow information and present value in accounting
measurement”, yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa
depan yang diharapkan dan nilai sekarang (present value) sebagai dasar
pengukuran.
3.2 Kerangka konseptual menurut IASC
Kerangka ini disebut sebagai kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan
keuangan, yang memiliki konsep-konsep yang hampir mirip dengan versi FASB.
komponen dalam kerangka konseptual versi IASC ini adalah the objective of financial
statements, underlying assumptions, qualitative characteristics of financial statement,
the elements of financial statements, recognition of the elements of financial
statements, measurement of the elements of financial statements dan concepts of
capital maintenance and the determination of profit.
3.3 Kerangka konseptual versi IFRS
Kerangka dasar tersebut penting untuk tujuan Dewan Standar untuk mengembangkan
standar yang berbasis prinsip, konsisten secara internal, dan konvergen secara
internasional, dan yang mengarah pada pelaporan keuangan yang menyediakan
informasi yang diperlukan investor untuk mengambil keputusan yang kuat dan efektif.
Kerangka konseptual ini terdiri dari tiga tingkat. Tingkat pertama mengidentifikasi
tujuan pelaporan keuangan, yaitu kegunaan pelaporan keuangan. Tingkat kedua
memberikan karakteristik kualitatif yang membuat informasi akuntansi berguna dan
unsur-unsur laporan keuangan. tingkat ketiga mengidentifikasi pengakuan,
pengukuran, dan konsep pengungkapan yang digunakan dalam pembentukan dan
penerapan standar akuntansi dan konsep tertentu lainnya untuk melaksanakan tujuan.
3.3.1 Tingkat Pertama
Pada tingkat ini membahas tentang tujuan pelaporan keuangan. Tujuan
pelaporan keuangan (objective of financial reporting) merupakan dasar dari
framework. Tujuan pelaporan keuangan untuk tujuan umum adalah untuk
memberikan informasi keuangan tentang entitas pelaporan yang berguna untuk
investor, pemberi pinjaman dan kreditor lain untuk memberi keputusan dalam
kapasitas mereka sebagai penyedia modal.
3.3.2 Tingkat Kedua
Pada tingkat ini membahas cara-cara dimana tujuan ini diimplementasikan.
Bagian ini memberikan blok pembangunan konseptual yang menjelaskan
karakteristik kualitatif dari akuntansi dan menentukan unsur-unsur laporan
keuangan yang menjembatani antara tingkat pertama dengan tingkat ketiga.
a. Karakteristik Kualitatif
Karakteristik kualitatif terdiri dari dua karakteristik kualitatif fundamental
dan empat karakteristik kualitatif tambahan yang bersifat meningkatkan
mutu dari dua karakteristik kualitatif fundamental tersebut. Karakteristik
kualitatif fundamental tersebut adalah.
a.1 Relevan (relevance), yaitu suatu informasi akuntansi yang mampu
membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Ada tiga unsur yang
dapat membentuk kualitas informasi akuntansi yang relevan. 1) nilai
prediktif (predictive value), informasi keuangan sebagai masukan atau
input untuk memproses prediksi yang digunakan oleh para investor
dalam membentuk harapan atau ekspektasi tersendiri di masa yang
mendatang. 2) nilai konfirmasi (confirmatory value), umpan balik
(feedback) atas kejadian masa lampau membantu untuk
mengkonfirmasi atau mengkoreksi harapan sebelumnya. 3)
materialitas, suatu informasi dikatakan material jika menghilangkan
atau salah mengungkapkan akan dapat mempengaruhi keputusan yang
dibuat oleh pengguna atas dasar melaporkan informasi keuangan.
a.2 Penyajian yang jujur (faithful representation), yaitu mencakup
fenomena yang seharusnya disajikan secara apa adanya. Untuk
mendapatkan laporan keuangan dengan kualitas faithful
representation, maka struktur dan sistem akuntansi harus membuat
standar atau ketentuan untuk mewujudkan penyajian jujur dalam
laporan keuangan.Laporan keuangan dengan karakteristik kualitatif
faithful representation haruslah lengkap, netral dan bebas dari
kesalahan.
a.3 Dapat dibandingkan (comparability) dimana informasi yang termuat
dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan
dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan
entitas pelaporan lain pada umumnya.
a.4 Dapat dibuktikan (verifiability) yaitu informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari
sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan
yang tidak berbeda jauh.
a.5 Tepat waktu (timeliness) yaitu informasi disajikan tepat waktu
sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan
keputusan.
a.6 Dapat dipahami (understandability) adalah kualitas informasi yang
memungkinkan pengguna yang cukup terinformasi melihat
signifikansinya.
b. Unsur Laporan Keuangan
b.1 Aset. Sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi perusahaan
diharapkan akan diperoleh di masa depan
b.2 Liabilitas. Utang perusahaan masa kini dari entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
kas keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat
ekonomi.
b.3 Ekuitas. Hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi beban.
b.4 Pendapatan. Kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan penambahan aset atau penurunan
liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal.
b.5 Beban. Penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi
dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya
liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian kepada penanam modal.
3.3.3 Tingkat Ketiga
a. Asumsi dasar
a.1 Asumsi entitas ekonomi (economy entity assumption) berarti perusahaan
menjaga aktivitasnya terpisah dari pemiliknya dan dari unit bisnis
lainnya
a.2 Asumsi kelangsungan usaha (going concern assumption) berarti bahwa
suatu perusahaan diasumsikan akan memiliki umur yang panjang
a.3 Asumsi unit moneter (monetary unit assumption) berarti bahwa segala
aktivitas ekonomi dinyatakan dalam satuan uang
a.4 Asumsi periodisitas (periodicity assumption) berarti bahwa perusahaan
membagi kegiatan ekonomi ke dalam beberapa periode waktu artifisial.
a.5 Asumsi berbasis akrual (accrual-basis assumption) berarti bahwa
transaksi yang terjadi dicatat pada periode peristiwa itu terjadi.
b. Prinsip
b.1 Prinsip biaya historis (historical cost) yaitu perusahaan mencatat dan
melaporkan aset dan liabilitas atas dasar harga akuisisi
b.2 Prinsip nilai wajar (fair value) yaitu dimana perusahaan melakukan
transaksi berdasarkan nilai pasar atau nilai yang disepakati antar pihak
yang terlibat
b.3 Prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognition principle)
menunjukan bahwa pendapatan diakui jika besar kemungkinan bahwa
manfaat ekonomi masa depan akan diperoleh perusahaan dan
pengukurannya yang dapat diandalkan dari jumlah pendapatan
dimungkinkan.
b.4 Prinsip pengakuan beban (expense recognition principle) terkait
perubahan neto dalam aset dan perolehan pendapatan
b.5 prinsip pengungkapan penuh (full disclosure principle) mengakui sifat
dan jumlah informasi yang dicakup dalam laporan keuangan
mencerminkan berbagai trade-off penilaian
c. Kendala
Perusahaan harus memperhatikan faktor utama yang membatasi pelaporan yaitu
biaya. dimana perusahaan harus mempertimbangkan biaya penyediaan
informasi terhadap manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaannya (cost
benefit)
DAFTAR PUSTAKA

Dharul F., Ridho. Kerangka Konseptual dan Tujuan Pelaporan Akuntansi. URL
https://www.academia.edu/13569495/Teori_Akuntansi_Bab_3_Kerangka_Konseptual
_dan_Tujuan_Pelaporan_Akuntansi di akses pada 17 September 2021.
Hery. 2017. Teori Akuntansi: Pendekatan Konsep dan Analisis. Jakarta: PT
Gramedia Widiarsono Indonesia.
Kieso. Weygandt. & Warfield. 2017. Akuntansi Keuangan Menengah Volume 1 : Edisi IFRS.
Jakarta : Salemba Empat.
Krismiaji. 2010. Analisis Komparasi Rerangka Konseptual FASB Versus IASB
dalam Wahana Volume 13, No. 2 (hlm. 71-85). Yogyakarta: Akademi Akuntansi YKPN.
Puspitosari, I., Meilani, S. E. R., & Wijayati, F. L. (2019). Tingkat Relevansi Dan Faithful
Representation Laporan Keuangan Perbankan Syariah Di Indonesia. Jurnal Al Qardh,
4.
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan Edisi Ketiga.
Yogyakarta: BPFE.

Anda mungkin juga menyukai