2. Enhancing Qualities
Membedakan antara more-useful information dari less-useful information.
Enhancing qualitative characteristics merupakan pelengkap dari fundamental qualitative
characteristics. Karakteristik ini membedakan antara more-useful information dari less-
useful information. Enhancing characteristics: comparability, verifiability, timeliness,
and understandability.
a. Comparability
Agar dapat dibandingkan maka informasi perlu diukur dan dilaporkan dengan
cara yang similar oleh perusahaan-perusahaan berbeda dalam industri yang sama.
Contoh, agar dapat dibandingkan, informasi aset PT Indonesia dan PT Singapura,
maka informasi tersebut perlu diukur dan dilaporkan dengan perlakuan akuntansi
yang simiar. Tipe lainnya dari comparability adalah consistency, dimana perusahaan
menerapkan perlakuan akuntansi yang sama untuk kejadian yang similar, dari
periode ke periode. Contoh: ketika perusahaan menggunakan metode FIFO untuk
menilai inventoriesnya, maka perlakuan tersebut seharusnya diterapkan seterusnya
dari periode ke periode, kecuali terjadi perubahan yang justified.
b. Verifiability
Verifiability terjadi pihak independen yang mengukur, dengan menggunakan
metode yang sama, akan mendapatkan hasil yang sama. Verifiability terjadi dalam
situasi sbb :
- Dua auditor independen yang berbeda menghitung persediaan PT Indonesia
dan mendapatkan hasil yang sama terkait perhitungan fisik persediaan.
Verifikasi nilai dari suatu aset dapat terjadi dengan menghitung persediaan
(disebut sebagai direct verification).
- Dua auditor independen yang berbeda menghitung nilai persediaan PT
Indonesia pada akhir tahun dengan menggunakan metode FIFO. Verifikasi
dapat terjadi dengan menguji input (kuantitas dan biaya) dan menghitung
ulang output (nilai persediaan akhir) dengan menggunakan konvesi atau
metodologi akuntansi yang sama (disebut sebagai indirect verification).
c. Timeliness
Timeliness berarti menyediakan informasi kepada decision-makers sebelum
informasi tersebut kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan.
Contoh, jika PT Indonesia menunggu untuk melaporkan hasil interim-nya setelah 9
bulan dari akhir periode, informasi tesebut akan kurang bernilai bagi tujuan decision
making.
d. Understandability
Decision-makers sangat bervariasi terkait tipe keputusan yang mereka buat,
bagaimana mereka membuat keputusan, informasi yang telah mereka miliki atau
informasi yang dapat mereka peroleh dari sumber lainnya, dan kemampuan mereka
untuk memproses informasi tersebut. Agar informasi menjadi berguna, perlu ada
hubungan (linkage) antar user dan keputusan yang mereka buat. Hubungan ini,
understandability, merupakan kualitas dari informasi yang membuat informed user
melihat signifikansi informasi tersebut. Understandability meningkat ketika
informasi diklasifikasikan, dikarakteristikan, disajikan secara jelas dan padat.
Contoh, asumsikan PT Indonesia menerbitkan laporan triwulan yang menunjukan
pendapatan interim telah turun secara signifikan. Laporan interim ini memberikan
informasi yang relevant dan faithfully represented untuk tujuan decision-making.
Bagi yang paham informasi keuangan, mereka akan menjual saham PT Indonesia,
namun bagi yang tidak paham, mereka akan mengabaikan informasi tersebut. Maka,
meskipun PT Indonesia telah menyajikan informasi relevant dan faithful
representation, informasi tersebut kurang berguna bagi mereka yang tidak paham
informasi keuangan.
B. Principles
Prinsip akuntansi diartikan sebagai seperangkat aturan-aturan umum dan
universal yang dijadikan sebagai obyek pengetahuan akuntansi dalam konteks teoritis
dan menjadi landasan pengembangan teknik akuntansi. Prinsip dikenal sebagai
pedoman untuk mengakui transaksi yang terjadi dalam periode tertentu di suatu entitas
yang berkaitan dengan bagaimana aktiva, pasiva, pendapatan, dan biaya diidentifikasi,
diukur, sampai dengan dilaporkan. Empat prinsip yang dikenal dalam akuntansi antara
lain sebagai berikut :
1. Measurement (Pengukuran)
Ada dua jenis pengukuran yaitu cost principle, dan fair value. Menurut cost
prinsiple dasar penilaian yang paling tepat adalah acquisition cost (historical
cost). Artinya, semua transaksi yang berkaitan dengan aset, utang, modal,
pendapatan, dan biaya dicatat menurut harga perolehan pada tanggal terjadinya
transaksi. Harga perolehan merupakan harga yang disepakati antara penjual dan
pembeli dalam suatu transaksi. Sedangkan fair value yaitu aset dinilai sesuai
nilai saat ini yang berlaku.
2. Pengakuan pendapatan (Revenue Recognition)
Pengakuan pendapatan umumnya terbagi menjadi tiga :
a. Sebelum produksi
b. Pada saat selesai produksi dan,
c. Saat menerima uang tunai.
3. Pengakuan Beban (Expense Recognition)
Pengakuan beban untuk suatu periode diklasifikasikan dengan mengaitkannya
pada pendapatan tertentu atau dengan periode tertentu. Beban diakui :
a. Direct or product matching
Meskipun dasar ini sulit untuk dibuktikan, namun atas dasar pengamatan
yang dilakukan para akuntan menunjukkan bahwa barang/jasa tertentu yang
digunakan dalam proses produksi pada akhirnya akan membantu dalam
proses menghasilkan pendapatan selama periode tertentu. Contoh dari biaya
ini adalah biaya komisi penjualan, gaji dan upah, serta kos barang terjual
atau harga pokok produksi.
b. Alokasi Sistematik dan Rasional (period matching)
Atas dasar konsep penandingan ini, ukuran penandingan yang digunakan
bkan produk (unit fisik) tetapi periode. Cost yang yang terjadi dapat
dialokasikan dalam beberapa peirode, dan dapat juga langsung diakui dan
dibebankan sebagai biaya. Apabila manfaat cost suatu aktiva lebih dari satu
periode, maka cost tersebut dialokasikan secara sistematis pada periode yang
menikmati manfaat tersebut, depresiasi aktiva tetap merupakan contoh
alokasi sistematis
c. Pembebanan Segera (Immediate Recognition)
Apabila tidak alasan yang kuat untuk membebankan cost atas dasar
hubungan sebab akibat ataupun alokasi sistematis dan rasional, maka cost
langsung dibebankan pada periode terjadinya. Alasan yang melandasi
pembebanan dengan cara ini adalah kepraktisan. Misalnya, pencatatan
terhadap biaya advertensi. Cost yang dikeluarkan untuk kegiatan advrtensi
sulit untuk dihubungkan dengan pendapatan atas dasar hubungan sebab
akibat dan memiliki manfaat lebih dari satu periode akuntansi.