Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) adalah standar yang dibuat oleh Financial
Accounting Standard Board (FASB). FASB membentuk rerangka konseptual dalam pembentukan
standar yang baru. Rerangka konseptual akan menjadi dasar untuk memecahkan masalah-masalah
akuntansi dan dapat dijadikan dasar dalam menetapkan standar akuntansi. Rerangka konseptual
FASB terdiri dari tiga level. Level pertama berisi mengenai tujuan pelaporan keuangan. Level kedua
berisi karakteristik kualitatif dan elemen laporan keuangan. Level ketiga berisi asumsi dasar, prinsip
dan kendala.
I. Tujuan Pelaporan Keuangan
Tujuan pelaporan keuangan terdiri dari tigal hal, yakni sebagai berikut :
a. Pelaporan keuangan menyediakan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur yang
ada, potensial dan pemakai lainnya dalam pembuatan keputusan investasi, pemberian
kreditur, dan keputusan lainnya.
b. Pelaporan keuangan memberikan informasi yang dapat membantu investor dan kreditur
yang ada dan potensial serta pemakai lainnya untuk mengestimasi waktu, jumlah, dan
ketidakpastian dari penerimaan kas dimasa yang akan datang yang berasal dari dividen,
bunga, penjualan, pelunasan, dan jatuh tempo surat berharga.
c. Pelaporan keuangan memberikan informasi yang dapat menunjukkan sumber ekonomi dari
perusahaan, klaim atas sumber ekonomi, dan pengaruh dari transaksi, kejadian, dan keadaan
yang mempengaruhi sumber dan klaim dari sumber tersebut.
FASB menggunakan istilah pelaporan keuangan dan bukannya laporan keuangan. Pelaporan
keuangan memiliki pengertian yang lebih luas daripada laporan keuangan. Pelaporan
keuangan meliputi laporan keuangan dan berbagai cara lain untuk melaporkan informasi.
III. Asumsi Dasar, Prinsip dan Kendala dalam rerangka konseptual FASB
a. Asumsi Dasar
Asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi:
▪ Entitas Ekonomi
Perusahaan dianggap sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, yang terpisah dari
pemiliknya. Hal tersebut ditujukan agar transaksi perusahaan dipisahkan dari transaksi
pemilik, sehingga pembuatan catatan dan laporan keuangan adalah untuk perusahaan
tersebut.
▪ Going Concern
Berasumsi bahwa perusahaan akan beroperasi selama mungkin dan tidak dilikuidasi di
masa yang akan datang. Tujuan utama dari going concern adalah agar tersedia cukup
waktu bagi perusahaan untuk menyelesaikan usaha, kontrak, dan perjanjian yang telah
dibuat. Apabila terdapat bukti bahwa suatu perusahaan tidak memiliki umur yang
panjang, maka konsep kelangsungan usaha ini tidak lagi digunakan.
▪ Penggunaan unit moneter dalam pencatatan
Unit moneter adalah mata uang dimana perusahaan tersebut berdiri/ beroperasi.
Pencatatan transaksi dengan menggunakan unit moneter pada saat terjadinya disebut
sebagai pencatatan pada biaya historis. Dasar ini mempunyai anggapan bahwa daya
beli unit moneter stabil dan perubahan terhadap daya beli tidak akan mengakibatkan
adanya penyesuaian.
b. Prinsip
▪ Prinsip biaya historis
Pada prinsip biaya historis, pencatatan aset, kewajiban, modal, dan biaya akan dicatat
dengan menggunakan harga perolehannya. Harga perolehan adalah harga hasil
kesepakatan penjual dan pembeli dalam suatu transaksi. Obyektivitas dan dapat diuji
merupakan dasar dari digunakannya prinsip biaya historis. Jika biaya historis sudah
ditentukan, maka tidak akan terjadi perubahan-perubahan karena adanya perubahan
nilai suatu mata uang;
▪ Prinsip pengakuan pendapatan
Pendapatan diakui pada saat terjadinya penjualan barang atau jasa yaitu ketika terdapat
kepastian bahwa pendapatan dapat diukur. Terdapat beberapa pengecualian dalam
pengakuan pendapatan pada saat terjadi yaitu pengakuan pendapatan pada saat
produksi selesai, pengakuan pendapatan selama masa produksi, dan pengakuan
pendapatan pada saat kas diterima. Pengakuan pendapatan pada saat produksi selesai
digunakan untuk penambangan logam mulia. Pengakuan pendapatan selama masa
produksi digunakan untuk kontrak pembangunan jangka panjang. Pengakuan
pendapatan pada saat kas diterima digunakan untuk penjualan yang dibayar secara
mengangsur (kredit);
▪ Prinsip mempertemukan
Prinsip yang mempertemukan pendapatan dan biaya. Pendapatan dihitung tiap periode,
sedankan pembebanan biaya bergantung pada pengakuan pendapatan. Apabila
pengakuan pendapatan ditunda, maka pembebanan biaya juga akan ditunda sampai
pendapatan tersebut diakui. Namun, terdapat biaya-biaya yang tidak memiliki
hubungan yang jelas dengan pendapatan. Pembebanan biaya-biaya tersebut akan
dilaksanakan pada perioda terjadinya. Akibat dari adanya matching principle adalah
adanya dasar akrual dalam pembebanan biaya;
▪ Prinsip konsistensi
Laporan keuangan dapat diperbandingan dari waktu ke waktu apabila konsisten
menggunakan metode dan prosedur yang sama;
▪ Prinsip Full Disclosure (Prinsip Pengakuan Penuh)
Prinsip ini merupakan prinsip yang mengharuskan informasi disajikan secara lengkap
dalam laporan keuangan.
c. Kendala
Kendala dalam pembuatan laporan keuangan menurut rerangka konseptual FASB:
▪ Materialitas
Informasi laporan keuangan tidak dianggap material apabila fakta, elemen, dan
transaksi diungkapkan salah saji atau kurang saji serta tidak dapat mempengaruhi
keputusan pemakai laporan keuangan. Aspek kuantitatif dan aspek kualitatif menjadi
dasar untuk menentukan sebuah informasi material atau tidak material. Aspek
kuantitatif melihat informasi material atau tidak berdasarkan jumlah absolut atau nilai
relatif. Aspek kualitatif melihat informasi material atau tidak berdasarkan karakteristik
lingkungan, perusahaan, struktur modal, elemen, dan kebijakan akuntansi yang
digunakan;
▪ Konservatif
Konservatif adalah sifat yang dimiliki oleh akuntan dalam mengahadapi dua atau lebih
alternatif dalam penyusunan laporan keuangan. Aset dan pendapatan dapat tidak
disajikan terlalu besar jika akuntan memiliki banyak alternatif yang dapat dipilih.
Selain alternatif, konservatif juga berbicara mengenai pengakuan kenaikan aset dan
laba yang diharapkan baru akan diakui setelah direalisasikan, sedangkan perkiraan
penurunan aset dan rugi harus dicatat meskipun jumlahnya belum pasti.
▪ Sifat Khusus Industri
Industri khusus memiliki regulasi tersendiri yang mengaturnya dan menyebabkan
munculnya prinsip akuntansi tertentu yang berbeda dengan prinsip akuntansi yang
umum digunakan. Contoh industri khusus : bank, asuransi, sektor publik.