Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 1

NOVVIA WULANDARI 1705046037


HELERY WULANDARI 1705046048
M. TAUFIQUR ROHMAN 1705046059
MAULIDA ZAKIYYA D. 1705046072

PERKEMBANGAN DAN KLASIFIKASI


AKUNTANSI INTERNASIONAL
Faktor Yang Mendasari
Berkembangnya Akuntasi

1. Sumber Pendanaan
2. Sistem hukum
3. Perpajakan
4. Ikatan Politik dan Ekonomi
5. Inflasi
6. Tingkat Perkembangan Ekonomi
7. Tingkat Pendidikan
8. Budaya
Perkembangan Akuntansi Dalam
Ekonomi Yang Berorientasi Pasar
Pola Mikroekonomis
Ekonomi yang berorientasi pada pasar,
termasuk ekonomi yang tidak begitu banyak
mendapat campur tangan administrasi pemerintah
pusat, mempercayakan sebagian besar
kesejahteraan ekonomi kepada aktivitas-aktivitas
bisnis dari indvidu-individu dan masing-masing
perusahaan bisnis.
Pernyataan yang berkaitan dengan pola:
1. Perusahaan menyediakan titik-titik vokal bagi
aktivitas-aktivitas ekonomi.
2. Kebijakan utama perusahaan bisnis adalah untuk
menjamin kelangsungan hidupnya.
3. Optimasi dalam pengertian ekonomi adalah
kebijakkan terbaik perusahaan untuk bertahan
4. Akuntansi, sebagai cabang ekonomi bisnis,
mendapatkan konsep-konsep dan aplikasi
aplikasinya dari analisis ekonomi.
Disiplin Independen

Pendekatan terhadap perkembangan


Akuntansi.
1. Pendekatan makro ekomomi
2. Pendekatan mikro ekonomi
3. Pendektan independen
4. Pendekatan yang seragam
Klasifikasi awal yang dilakukan adalah yang
diusulkan oleh Mueller pertengahan tahun 1960-
an.
Ia mengidentifikasikan empat pendekatan terhadap
perkembangan akuntansi di negara-negara Barat
dengai sistem ekonomi berorientasi pasar.

1. Berdasarkan pendekatan makroekonomi


2. Berdasarkan pendekatan mikroekonomi
3. Berdasarkan pendekatan independen
4. Berdasarkan pendekatan yang seragam
Negara Negara dominan dalam
praktek akuntansi

Amerika
serikat
Jepang

Prancis
Pendekatan untuk klasifikasi sistem
akuntansi

Pendekatan Deduktif
• Macroeconomic Pattern
• Microeconomic Pattern
• Independent Discipline Approach
• Uniform Accounting Approach

Pendekatan Induktif
Sistem Praktik
Akuntansi Penyajian Wajar VS Kepatuhan Hukum

Akuntansi Penyajian Wajar versus Kepatuhan Hukum banyak perbedaan


akuntansi pada tingkat nasional. Terdapat beberapa alasan untuk hal ini:
1. Pentingnya pasar saham sebagai sumber keuangan terasa semakin
berkembang di seluruh dunia. Bagi banyak perusahaan, penyamaan
standar laporan keuangan dalam tingkat global juga dapat
mengurangi biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk
melakuan penyesuaian terhadap aturan keuangan yang berbeda-
beda, sehingga modal yang dibutuhkan untuk pengeluaran juga
dapat berkurang. Perkembangan pasar saham merupakan prioritas
utama di beberapa negara, khususnya dinegara-negara yang
berkkembang dari perekonomian yang direncanakan secara terpusat
menjadi yang berorientasi pasar
2. Pelaporan Keuangan ganda kini menjadi hal yang
umum, yang pertama ketentuan laporan harus
sesuai dengan pelaporan keuangan domestic lokal,
sedangkanyang kedua menggunakan prinsip
akuntansi dan berisi pengungkapan yang
ditunjukkan kepada investor Internasional.

3. Beberapa negara menganut kodifikasi hukum,


mengalihkan tanggung jawab pembentukan standar
akuntansi dari pemerintah kepada kelompok sektor
swasta yang professional dan independen.
Klasifikasi yang didasarkan pada penyajian wajar versus kepatuhan
hukum menjelaskan pembedaan yang menimbulkan pengaruh yang besar
terhadap banyak permasalahan akuntansi:

a. Depresiasi, dimana beban ditentukan berdasarkan penurunan kegunaan


suatu asset selama masa manfaat ekonomi (penyajian wajar) atau jumlah
yang ditentukan untuk tujuan pajak (kepatuhan hukum).
b. Sewa guna usaha
yang memiliki substansi pembelian asset tetap (properti) diperlakukan
seperti sewa operasi yang biasa (kepatuhan hukum).
c. Pensiun
dengan biaya yang diakui pada saat dihasilkan oleh karyawan (penyajian
wajar) atau dibebankan menurut dasar dibayar pada saat anda berhenti
bekerja (kepatuhan hukum). Lagi pula, masalah pajak penghasilan
tangguhan tidak akan pernah timbul jika akuntansi pajak dan keuangan
merupakan hal yang sama.
Isu Penting Perbedaan Antara Penyajian
Wajar dan Kepatuhan Hukum

Masalah lain dalam Penyajian Wajar versus Kepatuhan


Hukum adalah penggunaan cadangan secara bijak untuk
meratakan laba dari satu periode ke periode lain.
• Pada tahun-tahun yang baik, beban tambahan dicatat dengan
kredit terhadap akun cadangan dalam ekuitas pemegang
saham.
• Pada tahun-tahun yang kurang baik, cadangan dihapuskan
untuk meningkatkan laba.
Proses ini meratakan fluktuasi laba dari satu tahun ke tahun yang
lain, praktik in bertentangan dengan penyajian wajar. Penyajian
wajar dan substansi mengungguli bentuk merupakan ciri utama
akuntansi hukum umum.
Akuntansi umum berorientasi terhadap kebutuhan pengambilan
keputusan oleh investor luar. Laporan keuangan dirancang untuk
membantu para investor dalam menilai kinerja manajemen dan
memperkirakan arus kass dan keuntungan di masa depan.
IFRS ditujukan pada penyajian wajar dan sangat relevan bagi
perusahaan yang mengandalkan pasar modal internasional untuk
memperoleh pendanaan.
Akuntansi kepatuhan hukum dirancang untuk
memenuhi ketentuan yang di kenakan pemerintah
seperti perhitungan laba kena pajak atau mematuhi
rencana makro ekonomi pemerintah nasional.
Akuntansi kepatuhan hukum akan terus
digunakan dalam laporan keuangan perusahaan
secara individu yang ada di negara-negara yang
menganut kodifkasi hukum dimana laporan
konsolidasi dapat memberikan informasi kepada
investor, sedangkan laporan keuangan perusahaan
individual untuk memenuhi ketentuan hukum.
Integrasi pasar modal di dunia akan menjadi pengaruh
yang paling signifikan yang membentuk perkembangan
akuntansi di masa depan. Perkembangan ini merupakan
alasan di balik tren yang mengarah pada akuntansi
penyajian wajar, untuk laporan konsolidasi.
Perkembangan ini juga merupakan pendorong utama di
balik aktivitas Dewan Standar Akuntansi Internasional
dan Keputusan Uni Eropa atas “IFRS 2005” dan ini
merupakan analisis laporan keuangan semakin bersifat
global.

Anda mungkin juga menyukai