PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, akuntansi juga turut berkembang
sesuai dengan tuntutan dunia ekonomi dan bisnis. Tentunya perkembangan akuntansi sendiri
membawa dampak positif bagi para pelaku ekonomi dan semua pihak yang terlibat. Tetapi
bagaimana jadinya bila semua negara mengembangkan akuntansi secara semena-mena untuk
kemajuan perekonomian di negaranya sendiri? Dan bagaimana pula cara untuk mengukur
perkembangan suatu usaha jika indikator dan parameter di setiap negara tidaklah sama?
Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, maka dibuatlah standar akuntansi sebagai
patokan bagi tiap instansi dalam melaksanakan praktek akuntansi. Dimana seiring dengan
perkembangan jaman dibutuhkan suatu standar akuntansi yang bersifat global yang
berkualitas tinggi dan kerangka akuntasi berbasiskan prinsip yang meliputi penilaian
profesional yang kuat dengan disclosure yang jelas dan transparan mengenai substansi
ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu, dan akuntansi terkait
transaksi tersebut. Dengan demikian, pengguna laporan keuangan dapat dengan mudah
membandingkan informasi keuangan entitas antarnegara di berbagai belahan dunia.
Oleh karena itu, makalah ini membahas mengenai standar akuntansi di beberapa
negara dan juga standar akuntansi internasional yaitu IFRS agar memberikan kita
pengetahuan dan informasi mengenai standar akuntansi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana standar akuntansi di Negara Jepang
2. Bagaimana standar akuntansi di Negara Cina
3. Bagaimana standar akuntansi di Negara Belanda
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui standar akuntansi di Negara Jepang
2. Untuk mengetahui standar akuntansi di Negara Cina
3. Untuk mengetahui standar akuntansi di Negara Belanda
BAB II
PEMBAHASAN
1
Neraca
Laporan Laba Rugi
2
Laporan Usaha
Proposal atas Penentuan Penggunaan (apropriasi) Laba Ditahan
Skedul Pendukung
Pengukuran Akuntansi
Hukum Komersial mewajibkan perusahaanperusahaan besar untuk menyusun laporan
konsolidasi.
Akun perusahaan secara terpisah merupakan dasar bagi laporan konsolidasi dan
operasionalnya.
Persediaan dinilai sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya atau pasar, namun
utamanya adalah orientasi manajemen dana, yang mana dana diartikan sebagai
properti,barang dan material yang digunakan selama proses produksi. Pelaporan keuangan
menekankan Neraca, yang mencerminkan sumber dan penggunaan dana dan kurang
menitikberatkan pada pertanggungjawaban dan akuntabilitas serta kepatuhan terhadap
kebijakan dan peraturan pemerintah. Akuntansi menekankan perhitungan secara kuantitas dan
perbandingan biaya dan kuantitas.
Perekonomian Cina disebut sebagai perekonomian hibrid (campuran), dimana Negara
mengendalikan komoditas dan industri yang strategis, sementara industri lain serta sektor
komersial dan swasta diatur oleh sistem yang berorientasi pada pasar. Reformasi ekonomi
yang dilakukan akhir-akhir ini mencakup privatisasi termasuk pengalihan perusahaan milik
Negara menjadi perusahaan perseroan yagn mengeluarkan saham. Aturan akuntansi yang
baru telah dikembangkan bagi perusahaan-perusahaan yang baru diprivatisasikan dan
perusahaan-perusahaan independent dengan kewajiban terbatas, serta badan usaha milik asing
seperti perusahaan patungan. Peranan pemerintah telah mengubah dari mengelola baik makro
maupun mikro ekonomi menjadi hanya mengelola tingkat makro saja.
a. Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi Hukum akuntansi diamandemen pada
tahun 2000 yang mencakup seluruh perusahaan dan organisasi termasuk yang
tidak dimiliki dan tidak dikendalikan oleh Negara.
Hukum
tersebut
menjelaskan
prinsip-prinsip
umum
akuntansi
dan
Neraca
tambahan
diwajibkan
untuk
mengungkapkan
penurunan
nilai
c.
Pengukuran Akuntansi
Ada beberapa metode yang digunakan dalam pengukuran akuntansi antara lain:
1. Metode pembelian wajib digunakan untuk mencatat penggabungan usaha dan
goodwill harus dihapusbukukan selama tidak lebih dari 10 tahun.
2. Metode Ekuitas digunakan apabila kepemilikan terhadap perusahaan lain
melebihi 20 %. Konsolidasi proporsional digunakan untuk usaha patungan.
3. Akun-akun anak perusahaan dikonsolidasikan apabila kepemilikan melebihi
50 % dan atau terdapat kekuatan untuk mengendalikan. Untuk anak
perusahaan luar negeri, neraca ditranslasikan berdasarkan kurs nilai tukar
akhir tahun, laporan rugi laba ditranslasikan pada kurs nilai tukar rata-rata
7
1. Kerugian akibat bencana yang tidak mungkin atau tidak umum untuk diasuransikan
2. Kerugian akibat nasionalisasi atau sejenis penyitaan lainnya
3. Konsekuensi akibat restrukturisasi keuangan
Mekanisme Pengawasan Akuntansi dan Laporan Keuangan di Negara Belanda
Regulator :
1. DASB (Dutch Accounting Standards Board)
2. AMF (Authority for the Financial Markets)
3. Enterprise ChamberNivRA (Netherlands Institute of Registeraccountants)
Regulasi : Act on Annual Financial Statements 1970
Laporan Keuangan :
1. Neraca, laporan laba rugi, catatan, laporan direktur dan informasi lain yang sudah
ditentukan, laporan arus kas dianjurkan.
2. Perusahaan kecil dibebaskan dari persyaratan audit dan dapat menyusun laba rugi
singkat dan neraca. Perusahaan menengah harus diaudit tapi boleh mengeluarkan
laporan laba rugi singkat.
3. Laporan keuangan dan akuntansi pajak merupakan dua aktivitas yang berbeda.
Perusahaan terdaftar harus menggunakan ifrs, tapi semua perusahaan diperbolehkan
menggunakan ifrs alih-alih pedoman belanda.
Mekanisme Pengawasan Akuntansi & Laporan Keuangan yang Efektif di Belanda
Akuntansi di Belanda memiliki beberapa paradox yang menarik. Belanda memiliki
ketentuan akuntansi dan pelaporan keuangan yang relative permisif, tetapi standar praktik
professional yang sangat tinggi. Belanda merupakan Negara hukum kode, namun
akuntansinya berorientasi pada penyajian wajar. Pelaporan keuangan dan akuntansi pajak
merupakan dua aktivitas terpisah. Lebih lanjut lagi, orientasi kewajaran berkembang tanpa
adanya pengaruh dari pasar saham. Inggris dan Amerika Serikat telah mempengaruhi
akuntansi Belanda sama seperti Negara-negara Eropa continental lainnya, dan tidak seperti
Negara continental lainnya, profesi akuntansi memiliki pengaruh yang sangat signifikan
terhadap standard dan aturan akuntansi. Regulasi di Belanda tetap liberal hingga tahun 1970
ketika Undang-undang Laporan Keuangan Tahunan diberlakukan. Undang-undang tersebut
merupakan bagian dari program besar perubahan dalam bidang hukum perusahaan dan
diperkenalkan sebagian untuk mencerminkan harmonisasi hukum perusahaan di dalam UE
yang akan terjadi.
10
Di antara provisi utama Undang-undang tahun 1970 tersebut adalah sebagai berikut :
Laporan keuangan tahunan harus menunjukkan gambaran yang wajar mengenai posisi
dan hasil keuangan selama suatu tahun, dan seluruh pos di dalamnya harus
Inggris, Prancis, dan Jerman dapat diterima. Laporan keuangan harus memuat hal-hal
berikut :
Neraca, Laporan Laba Rugi, Catatan-catatan, Laporan Direksi, dan Informasi lain
yang direkomendasikan Laporan arus kas tidak diwajibkan, tetapi direkomendasikan oleh
sebuah tuntunan dewan dan kebanyakan perusahaan Belanda membuatnya. Catatan laporan
keuangan harus menjelaskan prinsip akuntansi yang digunakan dalam penilaian dan
penetapan hasil dan alasan-alasan dibalik setiap perubahan akuntansi yang dilakukan.
Laporan direksi mengevaluasi posisi keuangan pada tanggal neraca dan kinerja selama tahun
keuangan. Selain itu juga memberikan informasi mengenai kinerja yang diharapkan selama
tahun keuangan yang baru dan komentar atas setiap peristiwa setelah tanggal neraca yang
signifikan. Informasi lain yang direkomendasikan harus mencakup laporan auditor dan
penyisihan laba untuk tahun berjalan. Fleksibilitas Belanda dalam pengukuran akuntansi
dapat dilihat dengan diperbolehkannya penggunaan nilai kini untuk aktiva berwujud sperti
persediaan dan aktiva yang disusutkan. Karena perusahaan-perusahaan Belanda memiliki
fleksibilitas dalam menerapkan aturan pengukuran, dapat diduga bahwa terdapat kesempatan
untuk melakukan perataan laba.
Pos-pos tertentu dapat mengabaikan laporan laba rugi dan langsung disesuaikan terhadap
cadangan dalam ekuitas pemegang saham. Hal ini antara lain :
11
Kerugian akibat bencana yang tidak mungkin atau tidak umum diasuransikan
Kerugian akibat nasionalisasi atau sejenis penyitaan lainnya
Konsekuensi akibat restrukturisasi keuangan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan pedoman
dalam melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi di dalamnya
mencakup hampir semua aspek yang berkaitan dengan akuntansi, yang dalam
penyusunannya melibatkan sekumpulan orang dengan kemampuan dalam
bidang akuntansi yang tergabung dalam suatu lembaga yang dinamakan Ikatan
Akuntan
Indonesia
(IAI). Dengan
kata lain,
Pernyataan
Standar
Akuntansi
Keuangan (PSAK) adalah buku petunjuk bagi pelaku akuntansi yang berisi
pedoman tentang segala hal yang ada hubungannya dengan akuntansi.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) mencakup konvensi, peraturan dan
prosedur yang sudah disusun dan disahkan oleh lembaga resmi (standard setting
body) pada saat tertentu.
Pernyataan di atas memberikan pemahaman bahwa Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan buku petunjuk tentang akuntansi yang
berisi konvensi atau kesepakatan, peraturan dan prosedur yang telah disahkan
oleh suatu lembaga atau institut resmi.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun oleh lembaga Ikatan
Akuntan
Indonesia
selalu
mengacu
pada
12
teori-teori
yang
berlaku
dan
memberikan tafsiran dan penalaran yang telah mendalam dalam hal praktek
terutama dalam pembuatan laporan keuangan dalam memperolah informasi
yang akurat sehubungan data ekonomi.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat dipahami bahwa Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) mengacu pada penafsiran dan penalaran teori-teori
yang berlaku dalam hal praktek pembuatan laporan keuangan guna
memperoleh inforamsi tentang kondisi ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Belkaoui, Ahmed Riahi, 2006. Teori Akuntansi, Buku 1, Edisi kelima, Salemba
Empat, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.
13