Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, akuntansi juga turut berkembang
sesuai dengan tuntutan dunia ekonomi dan bisnis. Tentunya perkembangan akuntansi sendiri
membawa dampak positif bagi para pelaku ekonomi dan semua pihak yang terlibat. Tetapi
bagaimana jadinya bila semua negara mengembangkan akuntansi secara semena-mena untuk
kemajuan perekonomian di negaranya sendiri? Dan bagaimana pula cara untuk mengukur
perkembangan suatu usaha jika indikator dan parameter di setiap negara tidaklah sama?
Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, maka dibuatlah standar akuntansi sebagai
patokan bagi tiap instansi dalam melaksanakan praktek akuntansi. Dimana seiring dengan
perkembangan jaman dibutuhkan suatu standar akuntansi yang bersifat global yang
berkualitas tinggi dan kerangka akuntasi berbasiskan prinsip yang meliputi penilaian
profesional yang kuat dengan disclosure yang jelas dan transparan mengenai substansi
ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu, dan akuntansi terkait
transaksi tersebut. Dengan demikian, pengguna laporan keuangan dapat dengan mudah
membandingkan informasi keuangan entitas antarnegara di berbagai belahan dunia.
Oleh karena itu, makalah ini membahas mengenai standar akuntansi di beberapa
negara dan juga standar akuntansi internasional yaitu IFRS agar memberikan kita
pengetahuan dan informasi mengenai standar akuntansi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana standar akuntansi di Negara Jepang
2. Bagaimana standar akuntansi di Negara Cina
3. Bagaimana standar akuntansi di Negara Belanda
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui standar akuntansi di Negara Jepang
2. Untuk mengetahui standar akuntansi di Negara Cina
3. Untuk mengetahui standar akuntansi di Negara Belanda

BAB II
PEMBAHASAN
1

A. Standar Akuntansi Jepang


Di Jepang Akuntansi dan Pelaporan Keuangan mencerminkan gabungan berbagai
pengaruh domestik dan internasional. Untuk memahami akuntansi di Jepang, seseorang harus
memahami budaya, praktik usaha dan sejarah Jepang. Di Jepang perusahaanperusahaan
saling memiliki ekuitas saham satu sama lain. Investasi yang saling bertautan ini
menghasilkan konglomerasi industry yang meraksasa yang disebut sebagai keiretsu. Modal
usaha keiretsu ini sedang dalam perubahan seiring dengan reformasi structural yang
dilakukan Jepang untuk mengatasi stagnasi ekonomi. Pada akhir tahun 1990-an untuk
membuat kesehatan ekonomi perusahaan-perusahaan Jepang menjadi semakin transparan dan
membawa Jepang lebih dekat dengan standar internasional.
Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Pemerintah nasional masih memiliki pengaruh paling signifikan terhadap akuntansi di
Jepang. Regulasi akuntansi didasarkan pada tiga UU : Hukum Komersil, UU Pasar Modal
dan UU Pajak Penghasilan. Hukum ini disebut sebagai sistem hukum segitiga.
Berdasarkan Hukum Komersial, laporan keuangan dan skedul pendukung bagi perusahaan
berukuran kecil dan menengah harus diaudit hanya oleh auditor wajib. Auditor wajib tidak
perlu memiliki kualifikasi professional dan dipekerjakan oleh perusahaan secara purna waktu.
Audit wajib memiliki focus utama pada tindakantindakan manajemen yang diambil oleh
para direktur dan melakukan tugasnya sesuai dengan aturan hukum.
Penetapan standar akuntansi di Jepang terjadi pada tahun 2001 dengan pembentukan
Badan Standar Akuntansi Jepang dan lembaga pengawas yang terkait dengannya yang
dikenal dengan Lembaga Standar Akuntansi Keuangan. Sebagai organisasi sektor swasta
yang independen ASJB diharapkan agar menjadi lebih kuat dan lebih transparan dan tidak
terpengaruh oleh tekanan politik dan bertujuan khusus. ASJB juga bekerja sama dengan
IASB dalam mengembangkan IFRS.
Pelaporan Keuangan
Perusahaan yang didirikan menurut Hukum Komersial diwajibkan untuk menyusun laporan
wajib yang harus mendapat persetujuan dalam rapat tahunan pemegang saham, yang berisi
halhal berikut :

Neraca
Laporan Laba Rugi
2

Laporan Usaha
Proposal atas Penentuan Penggunaan (apropriasi) Laba Ditahan
Skedul Pendukung

Pengukuran Akuntansi
Hukum Komersial mewajibkan perusahaanperusahaan besar untuk menyusun laporan
konsolidasi.

Akun perusahaan secara terpisah merupakan dasar bagi laporan konsolidasi dan

umumnya prinsip akuntansi yang sama digunakan untuk keduanya.


Anak perusahaan dikonsolidasikan jika induk perusahaan secara langsung dan tidak

langsung mengendalikan kebijakan keuangan dan operasionalnya.


Goodwill diukur menurut dasar nilai wajar aktiva bersih yang diakuisisi dan

diamortisasi selama maksimum 20 tahun.


Metode ekuitas digunakan untuk investasi pada perusahaan afiliasi ketika induk dan
anak perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan keuangan dan

operasionalnya.
Persediaan dinilai sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya atau pasar, namun

biaya yang paling banyak digunakan.


Biaya penelitian dan pengembangan dibebankan pada saat terjadinya.

B. Standar Akuntansi Cina


Akuntansi di CIna memiliki sejarah yang panjang. Berfungsinya akuntansi dalam hal
pertanggungjawaban dapat dilacak jauh ke belakang hingga tahun 2200 SM selama masa
Dinasti Hsiu dan sejumlah dokumen menunjukkan bahwa akuntansi digunakan untuk
mengukur kekayaan dan membandingkan pencapaian di kalangan bangsawan dan putri pada
masa Dinasti Xia (tahun 2000-1500 SM). Konfusius muda (551-479 SM) dulunya pernah
menjadi seorang manager gudang dan tulisannya menyebutkan bahwa pekerjaannya meliputi
akuntansi yang seharusnya yaitu membuat catatan penerimaan dan pengeluaran setiap
harinya.
Karakteristik utama akuntansi di Cina saat ini berasal dari pendirian RRC pada tahun
1949. Cina menerapkan prinsip-prinsip Marxisme dan pola-pola yang dianut Uni Soviet.
Tujuan akuntansi adalah untuk memenuhi kebutuhan Negara atas perencanaan dan
pengendalian ekonomi. Pelaporan keuangan cukup sering dilakukan dan lengkap. Ciri
3

utamanya adalah orientasi manajemen dana, yang mana dana diartikan sebagai
properti,barang dan material yang digunakan selama proses produksi. Pelaporan keuangan
menekankan Neraca, yang mencerminkan sumber dan penggunaan dana dan kurang
menitikberatkan pada pertanggungjawaban dan akuntabilitas serta kepatuhan terhadap
kebijakan dan peraturan pemerintah. Akuntansi menekankan perhitungan secara kuantitas dan
perbandingan biaya dan kuantitas.
Perekonomian Cina disebut sebagai perekonomian hibrid (campuran), dimana Negara
mengendalikan komoditas dan industri yang strategis, sementara industri lain serta sektor
komersial dan swasta diatur oleh sistem yang berorientasi pada pasar. Reformasi ekonomi
yang dilakukan akhir-akhir ini mencakup privatisasi termasuk pengalihan perusahaan milik
Negara menjadi perusahaan perseroan yagn mengeluarkan saham. Aturan akuntansi yang
baru telah dikembangkan bagi perusahaan-perusahaan yang baru diprivatisasikan dan
perusahaan-perusahaan independent dengan kewajiban terbatas, serta badan usaha milik asing
seperti perusahaan patungan. Peranan pemerintah telah mengubah dari mengelola baik makro
maupun mikro ekonomi menjadi hanya mengelola tingkat makro saja.
a. Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi Hukum akuntansi diamandemen pada
tahun 2000 yang mencakup seluruh perusahaan dan organisasi termasuk yang
tidak dimiliki dan tidak dikendalikan oleh Negara.
Hukum

tersebut

menjelaskan

prinsip-prinsip

umum

akuntansi

dan

mendefinisikan peranan pemerintah dan masalah-masalah yang memerlukan prsedur


akuntansi. Dewan Negara telah mengeluarakan aturan Pelaporan dan Akuntansi
Keuangan bagi perusahaan ( Financial Accounting and Reporting Rules for
Enterprises-FARR ). FARR ini berfokus pada pencatatan buku, penyusunan laporan
keuangan, pelaporan praktik dan masalah akuntansi keuangan dan pelaporan lainnya.
Kementrian Keuangan yang diawasi oleh Dewan Negara merumuskan standar
akuntansi dan auditing, selain itu juga bertanggung jawab atas aktivitas yang
mempengaruhi perekonomian. Secara umum aktivitas ini mencakup perumusan
strategi ekonomi jangka panjang dan penetapan priotas atas alokasi dana
pemerintahan. Secara khusus, tanggung jawab kementrian adalah :

Merumuskan dan menegakkan kebijakan yang terkait dengan ekonomi, pajak,


dan keuangan lainnya.
4

Menyusun anggaran Negara dan laporan fiskal tahunan.

Mengelola pendapatan dan pengeluaran Negara.

Mengembangkan manajemen keuangan dan sistem perpajakan.

Pada tahun 1992, Kementrian Keuangan mengeluarkan Standar Akuntansi untuk


Perusahaan Bisnis (Accounting Standar for Business Enterprises ASBE), suatu kerangka
dasar konseptual yang dirancang untuk menuntun perkembangan standar akuntansi yang
baru. Efektif per tanggal 1 Juli 1993, ASBE merupakan sebuah peristiwa besar dalam upaya
Cina untuk menuju sebuah perekonomian pasar. Motif untuk menerbitkan ASBE adalah
untuk menghamornisasikan praktik akuntansi domestik. Terlebih lagi praktik yang ada tidak
sama dengan praktik internasional dan tidak sesuai untuk perekonomian yang berorientasi
pasar. Melakukan harmonisasi akuntansi di Cina dengan praktik internasional bertujuan untuk
menghapuskan hambatanhambatan komunikasi dengan investor asing dan mencoba
memenuhi kebutuhan reformasi ekonomi yang sedang dijalankan.
ASBE yang baru diterbitkan pada tahun 2001. Sebelum tahun 2005, seluruh
perusahaan milik Negara akan diwajibkan untuk mengadopsi ASBE dan selanjutnya akan
diperluas kepada seluruh perusahaan berukuran menengah dan besar. ASBE terdiri dari
sejumlah bab yang meliputi prinsipprinsip dasar, elemen-elemen laporan keuangan, prinsip
pengakuan, dan ketentuan mengenai pelaporan dan pengungkapan keuangan.
Komite Standar Akuntansi Cina ( China Accounting Standards Committee-CASC)
didirikan pada tahun 1998 sebagai badan berwenang dibawah Kementerian keuangan yang
bertanggung jawab untuk mengembangkan standar akuntansi. Proses penetapan standar ini
mencakup pembagian tugas melakukan penelitian kepada sejumlah gugus tugas, penerbitan
draft eksposur dan dengar pendapat umum. CASC telah menerbitkan standar akuntansi
terhadap masalah-masalah seperti laporan arus kas, restrukturisasi utang, pendapatan,
transaksi nonmoneter, kontinjensi dan sewa guna usaha.
Berikut ini sistem akuntansi di Cina untuk perusahaan bisnis ( yang menjelaskan ringkasan isi
dari ASBE ) :

1. Prinsip Dasar : kelangsungan usaha, substansi mengungguli bentuk, konsistensi,


ketepatan waktu, dapat dipahami, dasar akrual, penyadingan, kehati-hatian,
materialitas, dan penurunan nilai.
2. Definisi Elemen : aktiva, kewajiban, ekuitas pemilik, pendapatan, beban, dan laba.
3. Klasifikasi dan prinsip untuk pengakuan dan pengukuran : aktiva, kewajiban dan
ekuitas.
4. Prinsip untuk pengakuan pendapatan dan beban dan klasifikasinya.
5. Isi laporan keuangan dan akuntansi.
Komisi Pengatur Pasar Modal CIna (China Securities Regulatory Commission CSRC)
mengatur dua bursa efek di Cina dan menetapkan panduan pengaturan, merumuskan dan
menegakkan peraturan pasar dan menyetujui penawaran saham perdana dan saham baru.
CSRC juga menerbitkan ketentuan pengungkapan tambahan untuk perusahaanperusahaan
yang sahamnya tidak tercatat. Jadi ketentuan pengungkapan yang sahamnya tercatat
ditetapkan oleh dua badan pemerintah yaitu Kementrian Keuangan dan CSRC.
Cina memiliki dua organisasi akuntansi professional yaitu Institut Akuntan Publik
Bersertifikat ( CICPA ) yang mengatur audit perusahaan swasta dan Asosiasi Auditor Publik
Bersertifikat (CACPA) yang bertanggung jawab atas audit perusahaan milik Negara. CICPA
menetapkan ketentuan untuk menjadi seorang CPA, menyelenggarakan ujian CPA,
mengembangkan standar auditing dan bertanggung jawab atas kode etik professional.
Dengan pengecualian bahwa CICPA melaporkan tugasnya kepada lembaga
pemerintah regulasi praktik akuntansi akuntansi publik di Cina dapat dibandingkan dengan
sistem di Amerika Serikat.
b. Pelaporan Keuangan. Periode akuntansi diwajibkan untuk sama dengan tahun
kalender.
Laporan keuangan terdiri dari :

Neraca

Laporan Laba Rugi

Laporan arus kas

Catatan atas laporan keuangan

Penjelasan kondisi keuangan


Laporan

tambahan

diwajibkan

untuk

mengungkapkan

penurunan

nilai

aktiva,perubahan struktur permodalan dan penyisihan laba. Perusahaan yang sahamnya


tercatat harus mengungkapkan informasi segmen yang konsisten dengan standar
internasional. Catatan mencakup pernyataan mengenai kebijakan akuntansi. Laporan
keuangan harus dikonsolidasikan, bersifat komparatif, dalam bahasa Cina dan dinyatakan
dalam mata uang Cina, Renminbi. Laporan keuangan tahunan harus diaudit oleh seorang CPA
Cina. Neraca, Laporan Laba Rugi dan Catatan Laporan setiap kuartal harus dibuat oleh
perusahaan yang sahamnya tercatat. Perusahaan-perusahaan yang sahamnya tercatat yang
mengeluarkan saham-saham untuk investor asing harus menempatkan laporan keuangannya
dalam bahasa Inggris dan Cina.

c.

Pengukuran Akuntansi
Ada beberapa metode yang digunakan dalam pengukuran akuntansi antara lain:
1. Metode pembelian wajib digunakan untuk mencatat penggabungan usaha dan
goodwill harus dihapusbukukan selama tidak lebih dari 10 tahun.
2. Metode Ekuitas digunakan apabila kepemilikan terhadap perusahaan lain
melebihi 20 %. Konsolidasi proporsional digunakan untuk usaha patungan.
3. Akun-akun anak perusahaan dikonsolidasikan apabila kepemilikan melebihi
50 % dan atau terdapat kekuatan untuk mengendalikan. Untuk anak
perusahaan luar negeri, neraca ditranslasikan berdasarkan kurs nilai tukar
akhir tahun, laporan rugi laba ditranslasikan pada kurs nilai tukar rata-rata
7

sepanjang tahun, dan setiap perbedaan translasi disajikan sebagai cadangan


dalam ekuitas.
4. Biaya historis merupakan dasar untuk menilai aktiva berwujud dan
didepresiasikan selama perkiraan masa manfaat, umumnya dengan metode
garis lurus.
5. Aktiva tidak berwujud yang dibeli dicatat berdasarkan harga perolehanya dan
diamortisasi selama periode manfaat yang tidak lebih dari 10 tahun.
6. Revaluasi tidak diperbolehkan kecuali terjadi perubahan kepemilikan, seperti
saat sebuah perusahaan milik Negara diprivatisasikan. Perusahaan penilai
aktiva yang bersertifikat atau kantor akuntan publik menentukan penilaiannya.
7. FIFO, Rata-rata, dan LIFO merupakan metode penentuan biaya (persediaan)
yang diperbolehkan, dan nilai persediaan diturunkan karena penurunan harga
dan keusangan.
8. Biaya penelitian dan pengembangan dibebankan langsung. Sewa guna usaha
pembiayaan dikapitalisasikan.
9. Tiga metode pajak tangguhan yang diberlakukan :
a. Metode arus langsung (flow-through), dimana tidak terdapat pajak
tangguhan.
b. Metode Penangguhan, dimana pajak tangguhan tidak disesuaikan terhadap
perubahan tarif pajak yang selanjutnya.
c. Metode kewajiban, dimana pajak tangguhan disesuaikan terhadap
perubahan tariff pajak selanjutnya.
10. Kewajiban kontinjensi dapat diakui apabila mungkin terjadi dan estimasi yang
handal terhadap jumlahnya dapat dibuat.
C. Standar Akuntansi Belanda

Akuntansi di Belanda memiliki beberapa paradoks yang menarik. Belanda memiliki


ketentuan akuntansi dan pelaporan keuangan yang relative permisif, tetapi standar praktik
profesional yang sangat tinggi. Belanda merupakan negara hukum kode, namun akuntansinya
berorientasi pada penjayian wajar. Di Belanda, akuntansi dianggap sebagai cabang dari
ekonomi usaha. Akibatnya, banyak pemikiran ekonomi yang dicurahkan terhadap topik-topik
akuntansi dan khususnya terhadap pengukuran akuntansi.
Regulasi di Belanda tetap liberal sampai tahun 1970 ketika undang-undang laporan
keuangan tahunan diberlakukan. Di antara provisi utama undang-undang tahun 1970 tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Laporan keuangan tahunan harus menunjukkan gambaran yang wajar mengenai posisi
dan hasil keuangan selama satu tahun
2. Laporan keuangn harus disusun sesuai dengan praktek usaha yang baik
3. Dasar penyajian aktiva dan kewajiban dan penentuan hasil operasi harus diungkapkan
4. Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan dasar yang konsisten dan pengaruh
material dari perubahan dalam prinsip akuntansi harus diungkapkan secukupnya
5. Informasi keungan komparatif untuk periode sebelumnya harus diungkapkan dalam
laporan keuangan dan catatan kaki yang menyertainya.
Kualitas laporan keuangan Belanda sangat seragam. Laporan keuangan wajib harus
disusun dalam bahasa Belanda namun dalam bahasa Inggris, Perancis, dan Jerman dapat
diterima. Laporan keuangan harus memuat hal-hal berikut: neraca, laporan laba rugi, catatancatatan, laporan direksi, dan informasi lain yang direkomendasikan. Laporan keuangan
tahunan harus disajikan baik berdasarkan induk perusahaan saja maupun konsolidasi.
Kelompok-kelompok perusahaan untuk tujuan konsolidasi terdiri dari perusahaan-perusahaan
yang membentuk unit ekonomi yang berada di bawah kendali yang sama.
Meskipun metode penyatuan untuk penggabungan usaha dapat digunakan dalam
kondisi tertentu, metode tersebut sudah jarang digunakan di Belanda. Goodwill merupakan
perbedaan antara biaya akuisisi dengan nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dibeli.
Fleksibilitas Belanda dalam pengukuran akuntansi dapat terlihat dengan diperbolehkannya
penggunaan nilai kini untuk aktiva berwujud seperti persediaan dan aktiva yang disusutkan.
Karena perusahaan-perusahaan Belanda memiliki fleksibilitas dalam menerapkan aturan
pengukuran, dapat diduga bahwa terdapat kesempatan untuk melakakukan perataan laba. Pospos tertentu dapat mengabaikan laporan laba rugi dan langsung disesuaikan terhadap
cadangan dalam ekuitas pemegang saham. Hal ini antara lain:
9

1. Kerugian akibat bencana yang tidak mungkin atau tidak umum untuk diasuransikan
2. Kerugian akibat nasionalisasi atau sejenis penyitaan lainnya
3. Konsekuensi akibat restrukturisasi keuangan
Mekanisme Pengawasan Akuntansi dan Laporan Keuangan di Negara Belanda
Regulator :
1. DASB (Dutch Accounting Standards Board)
2. AMF (Authority for the Financial Markets)
3. Enterprise ChamberNivRA (Netherlands Institute of Registeraccountants)
Regulasi : Act on Annual Financial Statements 1970
Laporan Keuangan :
1. Neraca, laporan laba rugi, catatan, laporan direktur dan informasi lain yang sudah
ditentukan, laporan arus kas dianjurkan.
2. Perusahaan kecil dibebaskan dari persyaratan audit dan dapat menyusun laba rugi
singkat dan neraca. Perusahaan menengah harus diaudit tapi boleh mengeluarkan
laporan laba rugi singkat.
3. Laporan keuangan dan akuntansi pajak merupakan dua aktivitas yang berbeda.
Perusahaan terdaftar harus menggunakan ifrs, tapi semua perusahaan diperbolehkan
menggunakan ifrs alih-alih pedoman belanda.
Mekanisme Pengawasan Akuntansi & Laporan Keuangan yang Efektif di Belanda
Akuntansi di Belanda memiliki beberapa paradox yang menarik. Belanda memiliki
ketentuan akuntansi dan pelaporan keuangan yang relative permisif, tetapi standar praktik
professional yang sangat tinggi. Belanda merupakan Negara hukum kode, namun
akuntansinya berorientasi pada penyajian wajar. Pelaporan keuangan dan akuntansi pajak
merupakan dua aktivitas terpisah. Lebih lanjut lagi, orientasi kewajaran berkembang tanpa
adanya pengaruh dari pasar saham. Inggris dan Amerika Serikat telah mempengaruhi
akuntansi Belanda sama seperti Negara-negara Eropa continental lainnya, dan tidak seperti
Negara continental lainnya, profesi akuntansi memiliki pengaruh yang sangat signifikan
terhadap standard dan aturan akuntansi. Regulasi di Belanda tetap liberal hingga tahun 1970
ketika Undang-undang Laporan Keuangan Tahunan diberlakukan. Undang-undang tersebut
merupakan bagian dari program besar perubahan dalam bidang hukum perusahaan dan
diperkenalkan sebagian untuk mencerminkan harmonisasi hukum perusahaan di dalam UE
yang akan terjadi.

10

Di antara provisi utama Undang-undang tahun 1970 tersebut adalah sebagai berikut :

Laporan keuangan tahunan harus menunjukkan gambaran yang wajar mengenai posisi
dan hasil keuangan selama suatu tahun, dan seluruh pos di dalamnya harus

dikelompokkan dan dijelaskan secara memadai


Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan praktik usaha yang baik (yaitu prinsip

akuntansi dapat diterima oleh kalangan usaha)


Dasar penyajian aktiva dan kewajiban dan penentuan hasil operasi harus diungkapkan
Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan dasar yang konsisten dan pengaruh

material dari perubahan dalam prinsip akuntansi harus diungkapkan secukupnya


Informasi keuangan komparatif untuk periode sebelumnya harus diungkapkan dalam
laporan keuangan dan catatan kaki yang menyertainya Kualitas pelaporan keuangan
Belanda sangat seragam.
Laporan keuangan wajib harus disusun dalam bahasa Belanda, namun dalam bahasa

Inggris, Prancis, dan Jerman dapat diterima. Laporan keuangan harus memuat hal-hal
berikut :
Neraca, Laporan Laba Rugi, Catatan-catatan, Laporan Direksi, dan Informasi lain
yang direkomendasikan Laporan arus kas tidak diwajibkan, tetapi direkomendasikan oleh
sebuah tuntunan dewan dan kebanyakan perusahaan Belanda membuatnya. Catatan laporan
keuangan harus menjelaskan prinsip akuntansi yang digunakan dalam penilaian dan
penetapan hasil dan alasan-alasan dibalik setiap perubahan akuntansi yang dilakukan.
Laporan direksi mengevaluasi posisi keuangan pada tanggal neraca dan kinerja selama tahun
keuangan. Selain itu juga memberikan informasi mengenai kinerja yang diharapkan selama
tahun keuangan yang baru dan komentar atas setiap peristiwa setelah tanggal neraca yang
signifikan. Informasi lain yang direkomendasikan harus mencakup laporan auditor dan
penyisihan laba untuk tahun berjalan. Fleksibilitas Belanda dalam pengukuran akuntansi
dapat dilihat dengan diperbolehkannya penggunaan nilai kini untuk aktiva berwujud sperti
persediaan dan aktiva yang disusutkan. Karena perusahaan-perusahaan Belanda memiliki
fleksibilitas dalam menerapkan aturan pengukuran, dapat diduga bahwa terdapat kesempatan
untuk melakukan perataan laba.

Pos-pos tertentu dapat mengabaikan laporan laba rugi dan langsung disesuaikan terhadap
cadangan dalam ekuitas pemegang saham. Hal ini antara lain :

11

Kerugian akibat bencana yang tidak mungkin atau tidak umum diasuransikan
Kerugian akibat nasionalisasi atau sejenis penyitaan lainnya
Konsekuensi akibat restrukturisasi keuangan

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan pedoman
dalam melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi di dalamnya
mencakup hampir semua aspek yang berkaitan dengan akuntansi, yang dalam
penyusunannya melibatkan sekumpulan orang dengan kemampuan dalam
bidang akuntansi yang tergabung dalam suatu lembaga yang dinamakan Ikatan
Akuntan

Indonesia

(IAI). Dengan

kata lain,

Pernyataan

Standar

Akuntansi

Keuangan (PSAK) adalah buku petunjuk bagi pelaku akuntansi yang berisi
pedoman tentang segala hal yang ada hubungannya dengan akuntansi.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) mencakup konvensi, peraturan dan
prosedur yang sudah disusun dan disahkan oleh lembaga resmi (standard setting
body) pada saat tertentu.
Pernyataan di atas memberikan pemahaman bahwa Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan buku petunjuk tentang akuntansi yang
berisi konvensi atau kesepakatan, peraturan dan prosedur yang telah disahkan
oleh suatu lembaga atau institut resmi.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun oleh lembaga Ikatan
Akuntan

Indonesia

selalu

mengacu

pada
12

teori-teori

yang

berlaku

dan

memberikan tafsiran dan penalaran yang telah mendalam dalam hal praktek
terutama dalam pembuatan laporan keuangan dalam memperolah informasi
yang akurat sehubungan data ekonomi.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat dipahami bahwa Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) mengacu pada penafsiran dan penalaran teori-teori
yang berlaku dalam hal praktek pembuatan laporan keuangan guna
memperoleh inforamsi tentang kondisi ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA
Belkaoui, Ahmed Riahi, 2006. Teori Akuntansi, Buku 1, Edisi kelima, Salemba
Empat, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai