Anda di halaman 1dari 21

Chapter 7.

ASSET

Kelompok 1

Khana Nadiva Lailia (170810301174)


Jeni Srianingsih ( 170810301308)
Dinda Fatmala Rosa (170810301309)

Teori Akuntansi

1
1. Pengertian Aset

Definisi

Menurut IASB:

Aset merupakan sumberdaya yang dikendalikan oleh suatu


badan sebagai hasil dari transaksi yang lalu dan
diharapkan memberikan manfaat ekonomis dimasa yang
akan datang yang mengalir pada badan usaha

2
DEFINISI ASET

 Menurut IASB:

 Aset merupakan sumberdaya yang dikendalikan oleh suatu badan sebagai


hasil dari transaksi yang lalu dan diharapkan memberikan manfaat ekonomis
dimasa yang akan datang yang mengalir pada badan usaha

3
MANFAAT EKONOMI DIMASA
yang AKAN DATANG

Aktivitas yang menghasilkan laba


Mempunyai potensi dalam memberikan kontribusi baik
secara langsung maupun tidak langsung,
Sumberdaya ekonomik tersebut harus mempunyai utilitas
dan mempunyai keterbatsan (scarcity).
Manfaat ekonomik dimasa yang akan datang, menunjukkan
kemampuan memberikan jasa bagi badan uasaha.

4
DIKENDALIKAN BADAN
USAHA
⪢ Hak untuk memanfaatkan aset
tersebut, dan tidak harus mempunyai
bukti kepemilikan aset.
⪢ Kepemilikan biasanya sesuai dengan
pengendalian,
⪢ Konsep legal digunakan sebagai
pedoman.
KEJADIAN DIMASA
LALU
•Aset tidak termasuk aset yang masih
direncanakan.
•Sudah ada kemampuan untuk
memanfaatkan

6
DAPAT
DIPERTUKARKAN
Elemen tersebut dapat dipisahkan dari
badan usaha sehingga dapatdiperjual
belikan

7
2. PENGAKUAN ASET

pengakuan

Suatu jumlah rupiah atau cost diakui sebagai aset


apabila jumlah rupiah tersebut timbul akibat
transaksi, kejadian, atau keadaan yang
mempengaruhi aset.

Pada umumnya pengakuan aset dilakukan


bersamaan dengan adanya transaksi, keadian, atau
keadaan tersebut.

8
Dasar Pengakuan Aset

Sesuai dengan ketentuan legal

Dapat ditetapkan substansi


ekonominya

Menggunakan konsep conservatisme

9
3. PENGUKURAN ASET

pengukuran aset
Pengukuran mengacu kepada penentuan jumlah rupiah yang harus
diletakkan pada suatu objek aset pada saat terjadinya yang akan
dijadikan data dasar untuk mengikuti aliran fisis objek tersebut.

Tingkat dan waktu pengakuan asset penting karena dapat memiliki


konsekuensi ekonomi bagi penyusun dan pengguna laporan keuangan

10
Pengukuran Aset
pada pengukuran biaya perolehan diharapkan untuk bersikap objektif dan memberikan informasi yang
dapat dipercaya dan dapat diverifikasi. Di sisi lain, pengukuran nilai wajar menyediakan informasi yang
relevan.

Kerangka IASB menguraikan karakteristik kualitatif informasi keuangan dan dengan demikian
memberikan bimbingan tentang atribut isi dari informasi keuangan. Namun, apa yang belum
diselesaikan adalah pendekatan pengukuran mana yang harus digunakan untuk mencapai karakteristik
kualitatif yang diinginkan
kita dapat menyelidiki beberapa masalah yang berkaitan dengan pilihan metode pengukuran dengan
mempertimbangkan pengukuran aset berwujud, tidak berwujud dan keuangan. .

11
Pengukuran
Aset Berwujud Yang masuk dalam kategori aset tetap berwujud adalah :
1. Peralatan kantor
2. Kendaraan
3. Gedung
4. Mesin
5. tanah

12
Aset Berwujud
⪢ Pengakuan ⪢ Pengakuan
menggunakan menggunakan
metode biaya metode nilai wajar
historis

13
PENGUKURAN
ASET TAK BERWUJUD
• IAS (nternational Accounting Standards) 16, mensyaratkan
bahwa nilai wajar ditentukan dengan mengacu pada pasar
yang aktif. Karena asset tidak berwujud sifatnya tidak memiliki
pasar aktif, biaya (amortisation dikurangi akumulasi
penyusutan dan penurunan) adalah metode pengukuran yang
digunakan secara luas (ayat 81)
• IAS 38 melarang pengakuan aset tidak berwujud yang
dihasilkan secara internal (para 48,63). Meskipun
pengeluaran dapat menimbulkan manfaat masa depan, itu
dihapuskan atas dasar bahwa hal itu tidak menghasilkan aset
diidentifikasi secara terpisah (ayat 49,64)

14
Instrument Keuangan
FASB dan IASB telah menyimpulkan
bahwa derivatif harus diukur pada
nilai wajar dari pada biaya
historis.

Setter Standar juga berpendapat bahwa keuntungan


dan kerugian dari instrumen harus diakui untuk
melaporkan risiko yang terkait, untuk membuat
laporan keuangan yang lebih transparan dan untuk
menghindari kompleksitas perlakuan akuntansi yang
ada (seperti akuntansi lindung nilai).

15
Pengakuan Instrumen
Keuangan
Pengakuan awal. Ketika aset keuangan diakui
dalam neraca maka harus dicatat pertama kali
dengan nilai wajarnya.

Pengakuan selanjutnya. Hal ini menggunakan


salah satu diantara tiga metode yaitu: metode
biaya (cost), biaya teramortisasi, dan nilai wajar.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 16


Klasifikasi dan Pengukuran Instrumen
Keuangan
Jenis Aset Keuangan Metode Pengukuran
Pinjaman dan piutang biaya perolehan diamortisasi. Aset tidak terpengaruh oleh niat untuk
menjual atau menahan hingga jatuh tempo.
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo Amortisasi, direview untuk penurunan nilai. Entitas dilarang menggunakan
hingga jatuh tempo klasifikasi jika menjual atau mengalihkan lebih dari
sebagian kecil dari investasi dimiliki hingga jatuh tempo sebelum jatuh
tempo, selama dua tahun keuangan saat ini atau sebelumnya.
Efek yang tersedia untuk dijual Nilai wajar, dengan keuntungan atau kerugian dari pengukuran kembali
diakui dalam ekuitas

Aset keuangan yang dimiliki untuk Nilai wajar, dengan keuntungan dan kerugian yang timbul dari pengukuran
diperdagangkan, atau diklasifikasikan kembali yang diambil untung dan rugi. Semua aset keuangan yang dicatat
sebagai nilai wajar melalui laba rugi, dan pada biaya perolehan diamortisasi dan surat berharga yang tersedia untuk
derivatif dijual harus dinilai penurunan nilainya pada setiap tanggal pelaporan

17
Tantangan bagi Penyusun
Standar

⪢ Model pengukuran apa yang ⪢ Cara Menghitung


akan digunakan Pengukuran Nilai Wajar

Mereka akan mengevaluasi dasar-dasar IASB memperkenalkan penggunaan


pengukuran tersebut melalui metode pengukuran fair value. IFRS juga
pemberian peringkat yang diurutkan memperkenalkan pengukuran fair value
tentang sejauh mana pengukuran dapat untuk derivative dan beberapa aset dan
memberikan karateristik kualitatif liabilitas keuangan
informasi keuangan.

18
Sekarang FASB (Financial Accounting Standards Board) ini
PSAK 157 Nilai Wajar Pengukuran (efektif 2007) memberikan
contoh teknik penilaian yang akan digunakan untuk
memperkirakan nilai wajar.

The market Income approach, Cost approach,


approach, Konversi dari Sejumlah uang yang
Menggunakan harga diskonto uang yang digunakan untuk
dan informasi dari diterima dimasa yang memperoleh
transaksi yang akan datang kapasitas yang sama
sesungguhnya untuk (current replacement
aset dan liabilitas cost)
yang sejenis dan
diperbandingkan

19
Masalah bagi Auditor

Auditor perlu memahami lebih lanjut


tentang model penilaian dan proses
manajemen yang menentukan input
untuk model pengukuran, bahkan
ketika penilai spesialis digunakan.

Auditor perlu memahami proses


perusahaan klien dan pengendalian yang
relevan untuk menentukan nilai wajar, dan
membuat opini apakah metode
pengukuran perusahaan klien dan asumsi
yang digunakan sudah tepat dan telah
memberikan dasar yang
memadaipengukuran fair value

20
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai