Anda di halaman 1dari 11

CASE CHAPTER 7 (GENAP)

1. Case 7-4 Measurement Techniques


Pengukuran aset dan liabilitas pada neraca seringkali merupakan tujuan
sekunder dari penentuan pendapatan. Akibatnya, berbagai teknik
pengukuran digunakan untuk mengungkapkan aset dan liabilitas.
Diskusikan berbagai teknik pengukuran yang digunakan pada neraca
untuk mengungkapkan aset dan liabilitas.
Jawab:
A. Aset
1. Current Assets
Aset lancar disajikan pada neraca dalam urutan likuiditasnya dan
umumnya meliputi kas, setara kas, investasi sementara, piutang,
persediaan, dan biaya dibayar di muka. Piutang biasanya dilaporkan
pada jumlah yang "memperkirakan" nilai sekarang yang diharapkan:
GAAP menggambarkan bahwa suatu barang tidak boleh dinilai pada
jumlah yang melebihi nilai saat ini.
Persediaan dan biaya dibayar di muka menyajikan beberapa
masalah penilaian tambahan. Dengan penekanan pada pelaporan laba
bersih, proses penilaian persediaan telah menjadi sekunder untuk
pencocokan biaya persediaan kadaluwarsa dengan penjualan.
Penggunaan salah satu teknik asumsi aliran inventaris yang dapat
diterima (LIFO, FIFO, rata-rata) menentukan jumlah yang tersisa di
neraca, dan masing-masing asumsi aliran ini kemungkinan akan
menghasilkan penilaian inventaris yang berbeda dalam kondisi pasar
yang berfluktuasi. Item dibayar di muka dinilai berdasarkan biaya
historis dan jumlah yang sesuai dibebankan pada pengeluaran setiap
tahun sampai dikonsumsi.

2. Investments
Jika alih-alih perusahaan mengakuisisi sekuritas ekuitas perusahaan
investee untuk memengaruhi operasi perusahaan itu, GAAP

1
mensyaratkan investasi dicatat dengan metode ekuitas. Metode ekuitas
menyesuaikan biaya historis untuk pendapatan investee dan dividen
yang diterima. Seperti halnya investasi sementara, semua investasi lain
dalam sekuritas ekuitas dicatat dengan metode biaya ketika tidak
memiliki nilai wajar yang dapat ditentukan.
3. Property, Plant and Equipments and Intangibles
Walaupun aset tetap tidak berwujud secara fisik merupakan aset
yang berbeda, prosedur penilaian yang terkait dengannya adalah serupa.
Kecuali untuk tanah, biaya aset ini dialokasikan ke berbagai periode
akuntansi yang diuntungkan dari penggunaannya. Prosedur penilaian ini
sekali lagi merupakan hasil dari penekanan pada pelaporan pendapatan.
Berbagai metode penyusutan dan amortisasi tersedia, tetapi tidak ada
upaya untuk mengungkapkan nilai sekarang dari aset jangka panjang
atau arus kas masa depan yang diharapkan dari memegangnya dalam
laporan keuangan.
4. Other Assets
Penilaian atas aset-aset ini umumnya merupakan nilai tercatatnya
pada neraca pada saat aset tersebut dilaporkan dalam kategori aset lain.
Karena jumlah yang terkait dengan barang-barang ini biasanya tidak
material, kecil kemungkinan bahwa prosedur penilaian alternatif akan
menghasilkan nilai tercatat yang sangat berbeda.
5. Asset Valuation
Banyak teknik pengukuran yang berbeda digunakan ketika menilai
aset pada neraca khas.

Assets Measurement Basis


Kas Nilai sekarang (current value)
Piutang usaha Nilai masa depan yang diperkirakan
Surat-surat berharga Nilai sekarang atau biaya
amortisasi
Persediaan Nilai sekarang atau masa lalu
Investasi Nilai sekarang, biaya amortisasi
atau hasil dari penerapan metode
ekuitas
Properti, bangunan dan Nilai masa lalu yang disesuaikan

2
peralatan untuk depresiasi (penyusutan)

B. Liabilities
1. Current Liabilities
Liabilitas lancar biasanya diukur dan dilaporkan pada nilai likuidasi
karena periode keberadaannya relatif singkat dan pemenuhan kewajiban
ini umumnya melibatkan pembayaran tunai.
2. Long Term and Other Liabilities
Diukur pada biaya historis dan tetap sebesar itu sampai situasi yang
menyebabkannya dicatat telah dicadangkan. Liabilitas kontinjensi yang
dilaporkan dalam neraca diukur sebagai estimasi terbaik atas kerugian
di masa depan yang diyakini entitas akan terjadi berdasarkan pada
konvensi konservatisme.
3. Liability Valuation
Seperti halnya aset, liabilitas diukur dengan sejumlah prosedur
berbeda. Sebagian besar pengukuran kewajiban saat ini mengabaikan
nilai waktu dari uang. Pengukuran neraca tipikal mereka sama dengan
jumlah sumber daya yang pada akhirnya akan diperlukan untuk
memenuhi kewajiban. Sebaliknya, pengukuran awal sebagian besar
kewajiban jangka panjang setara dengan nilai sekarang dari
pembayaran di masa depan yang didiskon berdasarkan kewajiban ini.
C. Modal
1. Common Stock
Saham biasa diukur dengan biaya historis - jumlah yang diterima
dari investor ketika saham dikeluarkan.

2. Preferred Stock
Dasar pengukuran saham preferen mirip dengan saham biasa,
dengan jumlah yang dibagi antara nilai nominal saham dan tambahan
modal disetor.

3
3. Treasury Stock
Perusahaan dapat mengurangi ekuitas pemegang saham mereka
dengan mengakuisisi saham mereka di pasar terbuka. Saham yang
dibeli kembali ini disebut saham treasuri. Pengukuran laba ditahan dan
akumulasi pendapatan komprehensif lainnya tergantung pada
pengukuran pendapatan dan biaya kadaluwarsa selama masa pakai
perusahaan.
D. Tangible Asset
Terdapat dua jenis pengkuran yang dikenal, yaitu historical cost dan
fair value. Untuk historical cost, aset diukur pada saat akuisisi dan
dikurangi akumulasi depresiasi dan penurunan nilai. Pendukung model ini
berpendapat bahwa biaya pada saat akuisisi ini menyediakan tujuan dan
bukti-bukti bahwa pengukuran depresiasi dan penurunan nilai yang telah
dihitung merefleksikan nilai yang sesungguhnya dalam balance sheet.
Sementara itu, revaluasi aset menyediakan informasi yang relevan
untuk para pengguna laporan keuangan. Namun, beberapa berpendapat
bahwa pengukuran ini tidak handal dan subjektif apabila penentuan
nilainya diestimasi padahal seharusnya diobservasi. Dikatakan subjektif
karena nilai yang didapat berasal dari perhitungan manajemen sendiri.
E. Intangible Asset
Karena intangible asset tidak memiliki pasar, maka yang biasa yang
digunakan adalah cost (dikurangi oleh akumulasi amortisasi dan
impairment). IAS 38 melarang pengakuan atas internally generated
intangible asset karena hanya dapat dimunculkan di balance sheet hanya
atas capitalization of development cost nya saja.
F. Financial Instrument
Model pengukuran yang paling dominan adalah historical cost.
Namun, banyak yang menentang karena tidak relevan. Contohnya,
derivatif yang telah diatur untuk diukur dalam fair value. Sehingga,
meskipun harga pasar lebih dianjurkan, namun perkiraan manajemen juga
boleh digunakan (untuk fair value).

4
Untuk membuat standar yang baku, IASB telah menetapkan
penggunaan fair value guna menyediakan informasi yang relevan bagi
pengguna laporan keuangan. Beberapa pihak menentang karena akan
menghasilkan laproan yang tidak relevan, tidak dapat diantdalkan, diak
dapat dimengerti, dan tidak dapat dibandingkan.
Pengukuran ini sangat konpleks. Belum ada sebuah model pengukuran
yang disetujui oleh pembuat standar di IAS 39. Financial instrument
kemudian dibagi menjadi 4 tipe dengan pengukuran yang berbeda-beda.

Tipe Aset Finansial Metode Pengukuran


Original (pinjaman dan Amortized cost
piutang) Aset tidak dipengaruhi oleh niat untuk
Originated loans and menjual atau hold to maturity.
receivables
Hold-to-maturity investment Amortized cost, subject to review for
impairment in value.
Perusahaan tidak diperbolehkan
menggunakan klasifikasi HTM apabila
aset dijual atau ditransfer lebih dari
sebagian kecil
Available for sale securities Fair value.
Gain atau loss dari remeasurement
diakui di ekuitas.
Financial asset held for Fair value.
trading, or classified as fair Dengan profit atau loss atas
value through profit and loss, remeasurement diakui sebagai profit
and derivatives dan loss.
Semua financial intstrument yang
berdasarkan amortized cost dan AFS
harus dinilai impairment-nya setiap
tanggal pelaporan.

2. Case 7-6 The Usefulness of The Balance Sheet

5
Penekanan baru pada konsep pemeliharaan modal pendapatan seperti
yang terlihat dalam dukungan FASB untuk "pendapatan komprehensif"
menyiratkan bahwa pengukuran neraca harus menentukan ukuran
pendapatan. Yaitu, akuntansi akrual adalah untuk fokus pada
pengukuran dalam neraca, dan karena laporan keuangan diartikulasikan,
pengukuran dalam laporan laba rugi bersifat residual.
a. Apakah menurut Anda fokus ini menyiratkan bahwa neraca lebih
penting daripada laporan laba rugi? Jelaskan
Jawab:
Laporan keuangan merupakan pencatatan keuangan yang sangat penting
bagi perusahaan. Ketika perusahaan rajin dalam membuat laporan keuangan,
maka perusahaan dapat melihat apakah keuangannya berjalan dengan baik
atau tidak. Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk
memahami isi laporan keuangannya dalam setiap periode. Namun, saat
perusahaan gagal dalam memahami isi laporan keuangan, maka perusahaan
juga telah gagal dalam melihat isi akuntansi dan keuangan perusahaan
secara keseluruhan.
Laporan neraca dapat memperlihatkan posisi keuangan perusahaan
dalam posisi atau titik tertentu. Laporan ini menyajikan data berupa aktiva
dan pasiva yang harus seimbang. Keseimbangan dua komponen tersebut
menujukkan bahwa kondisi keuangan perusahaan dalam keadaan sehat.
Sedangkan, laporan laba rugi menunjukkan dan mengidentifikasi adanya
laba dan rugi dari perusahaan dalam periode tertentu. Terdapat komponen
pendapatan dan biaya di dalamnya. Ketika pendapatan lebih besar dari biaya
akan diperoleh laba bersih. Namun, jika pendapatan lebih kecil dari biaya
maka akan diperoleh rugi bersih.
Meski berbeda, kedua laporan keuangan tersebut saling berkaitan
satu sama lain yang komponennya tak bisa dipisahkan. Komponen
pendapatan dan biaya yang disajikan dalam laporan laba rugi dapat
mengakibatkan adanya perubahan dalam aktiva dan kewajiban dalam
laporan neraca. Kedua hal tersebut saling mempengaruhi satu sama lain.

6
Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing unsur dalam laporan
neraca dan laba rugi dapat memberikan gambaran yang mendetail dan jelas
tentang penilaian posisi keuangan perusahaan saat ini maupun masa
mendatang. Setiap pos dan komponen yang ada dalam neraca dan laporan
rugi laba harus berkaitan satu sama lain dengan informasi yang ada dalam
catatan laporan keuangan. Dengan demikian, terdapat hubungan yang
seimbang antara laporan neraca dan laporan laba rugi.
Tidak ada yang lebih penting antara satu dengan yang lain. Kas tanpa
profit bahaya, dan profit tanpa kas maka itu akan menyebabkan penderitaan.
Dalam analisa keuangan, keduanya harus diperhatikan, dikendalikan dan
dikontrol agar dapat saling beriringan dan saling mendukung satu dengan
lainnya. Untuk diketahui bahwa profit adalah berkaitan dengan
membangun PERFORMA, sedangkan kas adalah berkaitan dengan
upaya perusahaan agar MAMPU membangun PERFORMA.
Laporan laba rugi berfungsi untuk mengontrol apakah perusahaan
menghasilkan laba atau tidak. Laporan laba rugi tidak peduli apakah ada
uangnya atau tidak.
b. Bagaimana neraca bermanfaat bagi investor? Bahas
Jawab:
Seorang investor setidaknya harus memahami tentang angka-angka yang
berada di balik laporan keuangan perusahaan, seperti laporan posisi
keuangan yang merupakan kemampuan dasar harus dimiliki oleh seorang
investor. Jika diperhatikan dengan lebih mendalam, setiap investor memiliki
caranya sendiri-sendiri untuk berinvestasi, seperti ada investor yang lebih
senang untuk melakukan investasi sendiri. Namun, ada juga investor yang
lebih senang untuk melakukan investasi dengan bersama-sama. Sebagian
besar dari mereka memang lebih memilih untuk menitipkan dananya pada
seorang profesional dalam bidang investasi yang dapat dipercaya dengan
harapan bahwa mereka akan bisa mendapatkan keuntungan dari hasil
investasi yang sudah dilakukannya. Hal ini adalah disebabkan karena
mereka tidak memiliki pemahaman yang lebih baik tentang laporan
keuangan dari suatu perusahaan. Pemahaman secara umum tentang laporan

7
keuangan yang baik adalah laporan keuangan tersebut memilliki saldo
neraca yang besar.
Laporan keuangan yang paling banyak digunakan untuk analisis
investasi adalah berupa neraca. Banyak diantara para investor yang lebih
berfokus kepada neraca sebagai dasar acuan dalam melakukan analisis
investasi karena tidak dapat untuk diabaikan informasinya.
Kegiatan perusahaan dengan pihak-pihak lain membutuhkan posisi
keuangan dan perkembangan usaha perusahaan. Penanaman modal bisa
dilakukan dengan dua cara yaitu pertama, membeli sebagian dari modal
saham perusahaan. Kedua, memberi pinjaman kepada perusahaan yang
didukung oleh surat obligasi. Investor maupun calon investor membutuhkan
laporan keuangan untuk dijadikan bahan pertimbangan pada saat
melakukan investasi pada suatu perusahaan.
Penanam modal (investor) berisiko karena perusahaan bisa saja
mengalami kerugian. Sedangkan, penasehat keuangan berkepentingan
dengan risiko yang melekat tersebut serta hasil pengembangan dari investasi
yang telah dilakukan. Para investor membutuhkan informasi keuangan
untuk membantu apakah mereka harus membeli, menahan atau
menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi
keuangan yang memungkinkan untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam pembayaran dividen. Pencatatan transaksi keuangan juga
diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi sehingga
kalau keadaan perusahaan baik maka investor bisa menambah
modalnya. Pengambilan keputusan ekonomi yang dilakukan secara sadar
untuk menetapkan sesuatu atas dasar data dalam bidang bisnis.
Sebagai penanam modal pada bisnis, investor pasti selalu ingin tahu
apakah modal yang mereka berikan telah digunakan secara tepat. Dengan
laporan keuangan yang baik, investor akan merasa yakin terhadap bisnis.
Dengan begitu, mereka tidak akan merasa keberatan untuk menanamkan
modalnya ke perusahaan, sehingga dapat lebih mudah mengembangkan
bisnis dengan modal tambahan dari investor tersebut. Laporan keuangan

8
yang baik adalah bentuk kepercayaan terhadap para investor yang sudah
berinvestasi pada bisnis.
c. Apa yang dimaksud dengan frasa "laporan keuangan
diartikulasikan"?
Jawab:
Kata artikulasi dalam konteks akuntansi sebagaimana disampaikan oleh
Suwardjono (2013) adalah turunan atau konsekuensi dari konsep kesatuan
usaha. Dengan artikulasi, akan selalu dapat ditunjukkan bahwa laba dalam
statement laba-rugi akan sama dengan laba dalam statement perubahan
ekuitas dan jumlah rupiah ekuitas akhir dalam statement perubahan ekuitas
akan sama dengan jumlah rupiah ekuitas dalam neraca.
Artikulasi laporan keuangan terjadi mengingat laporan keuangan disusun
dari elemen-elemen laporan keuangan yang merepresentasikan persamaan
akuntansi. Suwardjono (2013) menyatakan bahwa artikulasi akan terjadi
saat jumlah akhir ekuitas pada laporan perubahan ekuitas akan sama dengan
jumlah ekuitas pada neraca akhir. Sedangkan, jumlah ekuitas akhir dalam
laporan perubahan ekuitas diperoleh dari ekuitas pada neraca awal ditambah
laba/rugi dalam laporan laba-rugi dan transaksi modal bersih dalam laporan
transaksi modal bersih.

Weygandt, Kimmel dan Kieso (2013) menyatakan hubungan antar


laporan keuangan tidak menggunakan kata artikulasi, melainkan
menggunakan kata saling berhubungan (interrelationship of statement).

9
Laporan arus kas dengan neraca pun saling berhubungan. Saldo akhir kas
pada laporan arus kas akan sama dengan saldo kas yang ada di neraca.
Terakhir, saldo kas akhir yang ada di laoran arus kas akan mendukung saldo
kas yang ada di neraca. Sehingga, laporan arus kas dengan neraca saling
berhubungan atau saling berartikulasi.

Manfaat Analisis Artikulasi:


1. Sebagai alat pendeteksi dini dari kemungkinan salah saji keakuratan nilai
pelaporan keuangan.
2. Sebagai salah satu penyebab kemungkinan pemberian opini disclaimer.
3. Meminimalisasi resiko audit deteksi.
d. Pengukuran mana yang saat ini dilaporkan dalam neraca konsisten
dengan konsep pemeliharaan modal fisik? Berikan contoh.
Jawab:
Menurut konsep modal fisik, seperti kemampuan usaha, modal
dipandang sebagai kapasitas produktif entitas yang didasarkan pada unit
output per hari. Pemeliharaan modal fisik menganggap laba hanya diperoleh
kalau kapasitas produktif fisik (atau kemampuan usaha) pada akhir suatu
periode usaha melebihi awal periode, setelah memperhitungkan kembali
penyetoran atau penarikan modal oleh pemilik. Konsep ini menggunakan
dasar pengukuran biaya kini (current cost). Misalnya, aset dinilai
berdasarkan harga pasar saat membeli dan laba ditentukan oleh alokasi
berdasarkan pada biaya saat ini.

10
e. Pengukuran mana yang saat ini dilaporkan dalam neraca tidak
konsisten dengan konsep pemeliharaan modal fisik? Berikan contoh.
Jawab:
Banyak nilai-nilai dalam neraca didasarkan pada prinsip biaya historis
dan dengan demikian tidak konsisten dengan konsep pemeliharaan modal
fisik pendapatan. Nilai-nilai ini meliputi inventarisasi dilaporkan pada
biaya, aset tetap dilaporkan pada biaya dikurangi akumulasi penyusutan,
aset tidak berwujud dilaporkan amortisasi biaya dikurangi akumulasi,
investasi pada efek ekuitas yang dilaporkan berdasarkan metode ekuitas,
investasi dalam efek hutang yang dilaporkan pada biaya perolehan
diamortisasi, dan utang yang paling dilaporkan menggunakan biaya
diamortisasi berdasarkan suku bunga

11

Anda mungkin juga menyukai