Anda di halaman 1dari 5

CHAPTER 7- Assets

Klasifikasi komponen-komponen yang ada di laporan keuangan adalah hal yang paling mendasar
dalam akuntansi karena akan memengaruhi cara pengguna laporan keuangan menginterpretasikan
kondisi keuangan dan konsekuensi dari proses pengambilan keputusan. Memengaruhinya melalui
persepsi risiko dan solvabiliteitahaan. Oleh karena itu, perlu dibahas mengenai definisi aset, bagaimana
pengakuan dan kriteria pengakuannya, dan dampak dari perbedaan pendekatan dalam pengukuran
aset.

Assets Defined

Tiga karakter dalam definisi aset:

- Memberikan manfaat ekonomis di masa depan


- Dikendalikan oleh sebuah entitas
- Didapat dari kejadian masa lampau
- Dapat dipertukarkan _ pendukung

Manfaat ekonomi di masa depan (future economic benefit)

Manfaat ekonomis di masa depan di dalam aset adalah potensi yang dapat dikontribusikan
secara langsung maupun tidak langsung yang mengalir ke kas entitas. Dapat juga disebut sebagai
manfaat yang membantu entitas untuk mencapai tujuannya. Dari berbagai pendapat. jika disimpulkan,
maka aset adalah sesuatu yang ada saat ini, dan memiliki kapabilitas memberikan jasa atau manfaat saat
ini dan juga di masa yang akan datang. Konsep aset ini membedakan antara objek dengan manfaat yang
diwujudkan di dalamnya. Saat gedung dinyatakan sebagai aset, pada dasarnya aset yang dimaksudkan
adalah manfaat tempat pada gedung itu, bukan batu bata dan semen yang membangun gedung
tersebut.

Dikendalikan oleh sebuah entitas (controlled by an entity)

Mengontrol kadang tidak sama dengan memiliki. Misalnya, suatu perusahaan memiliki aset, tapi
ada peraturan pemerintah yang melarang penggunaanya, sehingga perusahaan kehilangan kontrol atas
aset yang sebenarnya dimilikinya itu. Secara teknis, aset sebenarnya adalah hak untuk menggunakan
aset, bukan secara fisik. Perusahaan memiliki hak untuk menadapatkan manfaat dari aset tersebut dan
bisa mengontrolnya. Misalnya truk yang dibayar dengan kredit, meskipun selama mencicil belum
memiliki bukti sah kepemilikan, tapi sudah boleh mengambil manfaat dari truk tersebut.

Didapat dari kejadian masa lampau (past event)


Syarat ini untuk menegaskan bahwa aset yang baru direncanakan tidak dimasukkan dalam
pelaporan. Contohnya aset yang ada dalam anggaran. Perdebatan sering timbul dalam hal seperti wholly
executory contract.

Dapat dipertukarkan (exchageability) pendukung

Beberapa peneliti berpendapat bahwa definisi dari aset harus mengikutsertakan kondisi bahwa
aset itu harus dapat dipertukarkan, artinya suatu item terpisah dari entitas dan nilai penghapusan
terpisah dari nilai entitas. Suatu barang yang tidak memiliki exchageability pastilah tidak memiliki nilai
ekonomi (MacNael). Namun, goodwill menjadi dipertanyakan dengan adanya syarat ini karena goodwill
tidak bisa dipertukarkan apabila tidak melekat pada suatu barang. Chambers berpendapat agar goodwil
dipisahkan dari aset karena sangat rawan terhadap variasi yang tidak memiliki kualitas jangka panjang.
Chambers juga berpendapat bahwa dalam penentuan neraca diperlukan pengukuran terhadap aset dan
kewajiban, tapi goodwill menggunakan evaluasi bukan pengukuran. Nilai yang ditetapkan dari goodwill
tidak sama dengan jenis nilai aset dan kewajiban lain. Untuk yang menentang syarat ini berpendapat
bahwa exchangeability hanyalah cara satu arah untuk mendapatkan benefit dari aset. Contohnya
persediaan. Namun, sebagaian besar aset benefitnya didapatkan selama masa penggunaan, seperti
mesin dan gedung. Sehingga tidak terpengaruh apakah aset dapat dipertukarkan atau tidak. Nilai
ekonomis juga berdasarkan pada kelangkaan, bukan dapat dipertukarkan. Pertukaran tidak menciptakan
nilai, hanya mengungkapkannya (Moonitz). Pengikutsertaan aset tidak nyata sebagai aset tidak dapat
menilai bisnis secara keseluruhan. melainkan hanya untuk mengidentifikasi nilai dari sumber-sumber
khusus benefit di masa yang akan datang bagi perusahaan.

Asset Recognition

Pengakuan melibatkan aturan pengakuan, ada yang formal maupun informal. Contoh informal
adalah pengakuan piutang ketika penjualan secara kredit terjadi. Contoh formal adalah pengakuan
financial leases sebagai aset.

Framework recognition criteria (kriteria-kriteria dalam pengakuan):

- Peluang dari keuntungan ekonomis yang akan datang


- Aset harus dapat diukur dengan andal (reliably measured)

Past recognition criteria yang tidak harus semuanya dipenuhi dan tidak mutually exclusive:

- Kepercayaan pada hukum (reliance on the law) Pengakuan aset bergantung pada konsep
legal/sah aset tersebut. Contoh: pembelian aset tetap
- Penentuan substansi ekonomis pada transaksi atau kejadian Substansi ekonomis dari
transaksi berhubungan dengan tujuan pelaporan informal yang relevan dan dapat diandalkan.
- Penggunaan konservatisme antisipasi kerugian, tapi tidak pada keuntungan

Beberapa standar yang membatasi pengakuan aset: IAS 38.AASB 138 intangible assets paragraf 48
melarang pengakuan goodwill yang dihasilkan secara internal.
Asset Measurement
Tangible Asset

Terdapat dua jenis pengukuran yang dikenal, yaitu historical cost dan fair value. Untuk historical
cost, aset diukur pada saat akuisisi dan dikurangi akumulasi depresiasi dan penurunan nilai. Pendukung
model ini berpendapat bahwa biaya pada saat akuisisi ini menyediakan tujuan dan bukti-bukti bahwa
pengukuran depresiasi dan penurunan nilai yang telah dihitung merefleksikan nilai yang sesungguhnya
dalam balance sheet. Sementara itu, revaluasi aset menyediakan informasi yang relevan untuk para
pengguna laporan keuangan. Namun, beberapa berpendapat bahwa pengukuran ini tidak handal dan
subjektif apabila penentuan nilainya diestimasi padahal seharusnya diobservasi, Dikatakan subjektif
karena nilai yang didapat berasal dari perhitungan manajemen sendiri.

Intangible Asset

Karena intangible asset tidak memiliki pasar, maka yang biasa yang digunakan adalah cost
(dikurangi oleh akumulasi amortisasi dan impairment). IAS 38 melarang pengakuan atas internally
generated intangible asset karena hanya dapat dimunculkan di balance sheet hanya atas capitalization
of development cost nya saja.

Financial Instrument

Model pengukuran yang paling dominan adalah historical cost. Namun, banyak yang menentang
karena tidak relevan. Contohnya derivatif yang telah diatur untuk diukur dalam fair value. Sehingga,
meskipun harga pasar lebih dianjurkan, namun perkiraan manajemen juga boleh digunakan (untuk fair
value). Untuk membuat standar yang baku, IASB telah menetapkan penggunaan fair value guna
menyediakan informasi yang relevan bagi pengguna laporan keuangan. Beberapa pihak menentang
karena akan menghasilkan laporan yang tidak relevan, tidak dapat diandalkan. tidak dapat dimengerti,
dan tidak dapat dibandingkan. Pengukuran ini sangat kompleks. Belum ada sebuah model pengukuran
yang disetujui oleh pembuat standar di IAS 39, Financial instrument kemudian dibagi menjadi 1 tipe
dengan pengukuran yang berbeda-beda.

Tipe Aset Finansial Metode Pengukuran


Original (pinjaman dan piutang) Amortized cost
Origanated loans and receivable Aset tidak dipengaruhi oleh niat untuk menjual
atau hold to maturity
Hold-to-maturity investment Amortized cost, subject to review for impairment
in value. Perusahaan tidak diperbolehkan
menggunakan klasifikasi HTM apabila aset dijual
dan ditransfer lebih dari sebagian kecil
Available for sale securities Fair value. Gain atau loss dari remeasurement
diakui di ekuitas
Financial asset held trading, or classified as fair Fair value. Dengan profit atau loss atas
value through profil and loss, and derivaties remeasurement diakui sebagai profit dan loss.
Semua financial instrument yang berdasarkan
amortized cost dan AFS harus dinilai impairement
nya setiap tanggal pelaporan
Challenges for standard setters
Which measurement model?

Terdapat dukungan dari IASB dan FASB untuk penggunaan nilai wajar yang lebih luas dan menjadi fokus
beberapa bagian dalam komunitas keuangan.

How to calculate fair value measurement?

Dalam SFAS 157 terdapat contoh dari teknik penilaian yang digunakan untuk memperkirakan nilaiwajar,
termasuk di dalamnya:

- Pendekatan pasar  Penggunaan dari harga observasi dan informasi dari transaksi aktual untuk
aset dan kewajiban yang identik, mirip, atau sebanding
- Pendekatan pendapatan  Konversi dari nilai masa depan ke nilai sekarang.
- Pendekatan biaya  Nilai yang dibutuhkan untuk mengganti kapasitas dari sebuah jasa.

Tiga kategori untuk input yang digunakan untuk estimasi nilai wajar

- Tingkat I  Menggunakan harga terpilih untuk aset dan kewajiban yang identik di pasar yang
aktif yang direkomendasikan kapan pun informasi tersebut tersedia. Harga tersebut tidak perlu
disesuaikan.
- Tingkat 2  Jika harga terpilih untuk aset dan kewajiban yang identik di pasar yang aktif yang
direkomendasikan tidak tersedia, maka nilai wajar harus diestimasikan berdasarkan harga yang
terpilih untuk aset dan kewajiban yang hampir sama di pasar aktif. Dibutuhkan adanya
penyesuaian pada beberapa perbedaan.
- Tingkat 3  Jika tingkat I dan 2 tidak tersedia, atau jika perbedaan antara aset dan kewajiban
yang hampir sama tidak dapat ditentukan secara objektif, maka nilai wajar dapat diestimasi
menggunakan beberapa teknik penilaian yang konsisten dengan pendekatan pasar pendapatan
dan biaya.

Issues for Auditors


Mengaudit fair value menimbulkan kesulitan pada auditor karena membutuhkan
penerapan dari model valuasi dan ahli dari valuasi itu sendiri. Untuk menciptakan pendekatan
audit yang efektif, auditor memiliki peranan penting untuk memastikan pengukuran yang
dilakukan telah sesuai dan tidak terpengaruhi berlebihan oleh insentif manajer. Auditor harus
mengetahui proses dari perusahaan kliennya dan pengendalian dalam pengukuran fair
value,dan auditor harus membuat penilaian apakah metode pengukuran dan asumsi yang
digunakan dari perusahaan kliennya tersebut sudah sesuai dan memberikan landasan yang kuat
dalam pengukuran fair value. Ada potensi auditor dikenakan tuntutan legal apabila gagal untuk
melakukan pendekatan atas audit nilai wajar untuk aset secara sesuai. Mayoritas masalah yang
ditemukan terkait dengan pengujian nilai aset menggunakan model biaya historis. Situasi
spesifik yang mengharuskan penggunaan nilai wajar untuk berbagai macam tipe aset adalah
dalam kombinasi bisnis.

Anda mungkin juga menyukai