Anda di halaman 1dari 11

PENGANTAR EKONOMI MAKRO (B)

TUGAS
PENDAPATAN NASIONAL

OLEH:

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2018
A. Investasi.
Dalam buku Suherman Rosyidi (2009) Pengantar Teori Ekonomi, Investasi
berasal dari bahasa Inggris yaitu investment yang bila diartikan dalam bahasa
Indonesia yaitu penanaman modal. Penanaman modal tidaklah tidak berarti membeli
selembar saham, melainkan membuat satu penambahan kepada persediaan barang
yang telah ada. Investasi harus berarti penambahan barang-barang modal baru.
Jenis-jenis investasi (Suherman Rosyidi, 2009):
1. Investasi Otonom (Autonomous investment)
2. Investasi terimbas (Induced Investment)
3. Investasi pemerintah (Public Investment)
4. Investasi Swasta (Private Investment)
5. Investasi Domestik (Domestic Investment)
6. Investasi Asing (Foreign Investment)
7. Investasi Bruto (Gross Investment)
8. Investasi Neto (Net Investment)
9. Investasi Nyata (Real Investment)
10. Investasi Keuangan (Financial Investment)

Pengertian jenis-jenis Investasi.

1. Investasi Otonom (Autonomous investment) adalah investasi yang besar kecilnya


tidak dipengaruhi oleh pendapatan nasional, tetapi dapat bergeser ke atas atau ke
bawah karena adanya perubahan-perubahan faktor-faktor diluar pendapatan.
Misalnya investasi tanah, bangunan, emas dan sebagainya.
2. Investasi terimbas (Induced Investment). Berbeda dengan investasi otonom,
investasi terimbas sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional. Fungsi
investasi terimbas (I) menyatakan tingginya tingkat investasi terimbas pada
pelbagai tingkat pendapatan.fungsi investasi yang condong kekanan atas untuk
menyatakan bahwa antara tingkat investasi dengan tingkat pendapatan terdapat
hubungan positif. Misalnya investasi saham.
3. Investasi Pemerintah (Public Investment) adalah investasi yang dilakukan oleh
pemerintah. Maksudnya, investasi ini tidak dilakukan oleh pihak-pihak yang
bersifat personal. Investasi ini bersifat resmi. Misalnya pembangunan jalan dan
jembatan, sekolah.
4. Investasi Swasta (Private Investment). Investasi swasta adalah kebalikan dari
investasi pemerintah yang mana investasi ini dilakukan oleh swasta. Dalam
investasi swasta keuntungan yang diperoleh memainkan peranan penting dalam
penentuan volume investasi. Contoh investasi swasta seperti barang antik, lukisan,
emas, reksadana, obligasi dan lain sebagainya.
5. Investasi Domestik (Domestic Investment) adalah penanaman modal yang
dilakukan dalam negeri atau kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di
wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam
negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Contoh investasi domestik ialah
perusahaan GO-Jek.
6. Investasi Asing (Foreign Investment) adalah penanaman modal asing. Kegiatan
menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang
dilakukan oleh penanam modal asing, baik menggunakan modal asing sepenuhnya
maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. Misalnya ada
perusahaan asing yang didirikan di Indonesia, contoh hotel asing yang dibangun di
Bali, Perusahaan Komatsu asal dari Jepang yang didirikan di Indonesia.
7. Investasi Bruto (Gross Investment) adalah total dari seluruh investasi yang
diadakan atau yang dilaksanakan pada suatu ketika. Singkatnya seluruh investasi
yang dilakukan disuatu negara pada atau selama sesuatu periode waktu tertentu
dinamakan investasi bruto. Investasi Bruto dapat bernilai positif, nol atau negatif.
8. Investasi Neto (Net Investment) adalah selisih antara investasi bruto dengan
penyusutan. Sehingga investasi neto adalah semua jenis investasi bruto yang
dikurangi dengan penyusutan
9. Investasi Nyata (Real Investment) adalah penanaman modal yang secara umum
melibatkan asset berwujud seperti tanah, mesin-mesin atau pabrik.
10. Investasi Keuangan (Financial Investment) adalah penanaman modal yang
secara umum melibatkan asset kontrak tertulis. Investasi ini lebih mudah untuk
dicairkan karena dapat diperjualbelikan tanpa terikat waktu seperti saham biasa,
atau obligasi.
B. Penyajian PDRB, Pertumbuhan Ekonomi, Investasi dan Inflasi, dan
Pengangguran pada Kabupaten Bandung.

1. Produk Domestik Regional Bruto pada Kabupaten Bandung atas dasar harga
konstan pada tahun 2010-2014.
2. Pertumbuhan Ekonomi

3. Inflasi dan Investasi


4. Pengangguran
C. Analisis PDRB, Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan Investasi, serta data
Pengangguran.

1. Produk Domestik Regional Bruto pada Kabupaten Bandung (PDRB).


PDRB merupakan salah satu alat yag digunakan untuk mengetahui
perekonomian dalam suatu daerah dalam suatu periode tertentu. Perekonomian
Kabupaten Bandung yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga
berlaku pada tahun 2014 mencapai Rp 72,94 triliun, sedangkan PDRB atas dasar
harga konstan 2000 mencapai Rp 27,44 triliun. Bila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, PDRB atas dasar harga berlaku mengalami kenaikan sebesar Rp 8,28
triliun dari tahun sebelumnya.
Demikian pula PDRB atas dasar harga konstan 2000, yang mengalami
kenaikan sebesar Rp 1,54 triliun dari Rp 25,90 triliun pada tahun sebelumnya.
Perkembangan nilai PDRB dari tahun 2009 sampai 2014 menunjukkan tingkat
perkembangan PDRB ADH Berlaku lajunya lebih tinggi dibandingkan dengan
PDRB ADH Konstan. Tingginya pergerakan PDRB berlaku memberi gambaran
adanya pergerakan tingkat harga yang cukup tinggi yang berakibat timbulnya
inflasi yang lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya rentang waktu
tersebut.
Nilai tambah bruto adalah konstan (2000) dimana faktor harga sudah
ditiadakan, sektor industri pengolahan tetap menduduki peringkat pertama yaitu
sebesar Rp. 16,12triliun. Kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, hotel, dan
restoran sebesar Rp 4,90 triliun; sektor pertanian sebesar Rp 1,92 triliun; sektor
jasa-jasa sebesar Rp 1,47triliun; sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp
1,19 triliun; sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar Rp
0,61triliun; sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar Rp 0,45 triliun; sektor
bangunan sebesar Rp 0,52 triliun; dan terakhir sektor pertambangan dan
penggalian sebesar Rp 0,27 triliun. Hal ini memberi gambaran bahwa sektor
Industri Pengolahan, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, dan sektor
pertanian mempunyai peran yang cukup besar dalam perekonomian Kabupaten
Bandung.
2. Pertumbuhan Ekonomi
PDRB konstan digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi yang
tidak terpengaruh oleh faktor harga. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Bandung tahun 2012 di semakin membaik dibandingkan dengan tahun 2011.
Berdasarkan perhitungan PDRB atas dasar harga konstan 2000, laju pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Bandung tahun 2012 mencapai 6,15 persen meningkat dari
pencapain tahun sebelumnya sebesar 5,94 persen.dan ditahun selanjutnya yaitu
pada tahun 2013 hingga 2014 terus mengalami penurunan sebesar 0,19 persen
Untuk sektor industri pengolahan, melemahnya kinerja di tahun tersebut,
kemungkinan besar akibat naiknya harga BBM bersubsidi yang berakibat pada
berkurangnya volume produksi industri pengolahan.Untuk sektor Jasa-jasa terjadi
peningkatan laju perkembangan ekonomi di tahun 2014, dari 9,28 persen di tahun
2013 menjadi 13,39 persen. Adanya kenaikan harga BBM yang yang berimplikasi
pada kenaikan harga beberapa bahan pokok tidak menyebabkan melemahnya
pertumbuhan di sektor ini. Peningkatan sektor ini ditunjang oleh peningkatan dari
jasa perorangan dan rumah tangga. Kegiatan ekonomi yang tercakup dalam sektor
ini seperti jasa salon, jasa reparasi, tukang jahit jasa perawatan kulit, muka dan
rambut. Disamping itu di tunjang pula oleh jasa sosial dan kemasyarakatan seperti
jasa pendidikan dan kesehatan swasta.
3. Inflasi dan Investasi
a. Inflasi
Data yang saya peroleh adalah data inflasi tahun 2012 hingga tahun
2014, dikarenakan saya hanya memperoleh data tersebut. Pada sumber yang
saya peroleh hanya menyajikan data dalam bentuk grafik.
Definisi inflasi secara sederhana dapat diartikan sebagai fenomena
meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga
dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan
itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.
Inflasi yang stabil menjamin keberlangsungan kegiatan perekonomian,
inflasi yang tinggi akan mempengaruhi nilai real dari pendapatan masyarakat,
selain itu ketidakstabilan inflasi akan meningkatkan ketidakpastian yang akan
berpengaruh pada pengambilan keputusan masyarakat terkait faktor-faktor
investasi, konsumsi, dan produksi yang tentunya akan berdampak pada
pencapaian kinerja ekonomi.
Mengamati tingginya inflasi PDRB ditahun 2014, ternyata peningkatan
inflasi terjadi pada beberapa sektor yaitu sektor Listrik, Gas dan Air Bersih,
sektor Perdagangan dan Pengangkutan serta sektor pengangkutan dan
komunikasi. Inflasi tertinggi terjadi di sektor listrik, gas dan air bersih yang
mecapai dua digit yaitu mencapai 27,23 persen. Tinggi inflasi ini dipengaruhi
oleh peningkatan harga tarif dasar listrik yang hampir tiap triwulan mengalami
peningkatan. Inflasi teringgi kedua adalah sektor Jasa yang mencapai 10,30
persen. Peningkatan ini karena melonjaknya permintaan pelayanan jasa baik
pemerintah ataupun swasta. Hal yang sama untuk sektor pertanian dimana
beberapa produk pertanian seperti harga GKG dan beberapa harga hortikultura
mengalami peningkatan terutama di akhir-akhir tahun 2014 setelah harga
BBM dinaikan.

b. Investasi
Berdasarkan hasil pendataan dan pengamatan Badan Penanaman Modal dan
Perijinan yang telah saya peroleh yaitu investasi pada tahun 2011 hingg 2013
saja. Dilihat dari segi geografis Kabupaten Bandung merupakan salah satu
kabupaten yang mempunyai banyak potensi, baik sumber daya alam
maupun sumber daya manusia.
 Potensi sumber daya alam seperti : Potensi Industri, Potensi Wisata,
Potensi Agriculture, Potensi Agrobisnis, dan banyak lagi potensi lainnya
yang masih harus digali dan dikembangkan dengan berbagai
kajiankajian ilmiah, sehingga dapat menjadikan daya tarik bagi para
investor.
 Potensi sumber daya manusia, seperti : perguruan tinggi, lembaga
lembaga penelitian dan lainnya merupakan sisi lain yang menarik
dandapat menjadi modal yang baik dalam rangka menggali dan
mengembangkan berbagai potensi alam di Kabupaten Bandung.

Namun demikian, berdasarkan hasil pendataan dan pengamatan Badan


Penanaman Modal dan Perijinan, bahwa investor yang berminat untuk
menanamkan investasinya di Kabupaten Bandung masih belum pulih bila
dibandingkan dengan pada saat sebelum terjadinya krisis.
4. Pengangguran
Pengangguran merupakan istilah bagi penduduk yang memasuki usia kerja
namun tidak memiliki pekerjaan. Permasalahan mengenai pengangguran
merupakan hal yang tidak diingingkan oleh setiap negara. Hal ini karena selain
pengangguran berdampak buruk bagi kehidupan sosial dan ekonomi
masyarakat,pengangguran juga menjadi beban ekonomi negara. Pengangguran
berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan nasional baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang. Pengangguran terbuka adalah mereka yang
menganggur secara nyata dan tidak memiliki pekerjaan sama sekali.
Dari data yang telah saya peroleh merupakan data pengangguran pada
Kabupaten Bandung di tahun 2009 hingga 2011. Dapat dilihat bahwa persentase
pada tahun 2009 hingga 2012 terus mengalami penurunan persentase
pengangguran, hal ini baik karena nilai pengangguran kecil, namun ditahun 2013
hingga tahun 2015 mengalami naik turun jumlah pengangguran. Semakin kecil
nilai persentase pengangguran dalam suatu data maka akan semakin baik, begitu
sebaliknya, jika persentase nilai pengangguran selalu meningkat bisa dikatakan
bahwa jumlah penduduk yang menganggur lebih banyak kemungkinan dikarenaka
kurang adanya lapangan pekerjaan.
Daftar Pustaka

Rosyidi, Suherman. 2009. Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Fahmi, Irham dan Yovi Lavianti, Hadi. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi.
Bandung : Alfabeta

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung 2014. Produk Domestik Regional Bruto
Kabupaten Bandung. Bandung : Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung 2018. Pengangguran Kabupaten Bandung.


Bandung : Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung dengan BAPPEDA Kabupaten Bandung, 2015.
Pembangunan Ekonomi Kabupaten Bandung. Bandung : Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung

Kabupaten Bandung. Indikator Ekonomi Makro . Diperoleh 17 Oktober 2018, dari


http://www.bandungkab.go.id/kategori/indikator-makro-ekonomi#

Anda mungkin juga menyukai