Dimulai dari ARS 1 dan ARS 3. ARS 1 berfokus pada postulat. Postulat dibagi menjadi
2 yaitu: pertama, grup A dan B: economic and political environments. Kedua, grup C:
value judgement. ARS 3 fokus untuk mengembangkan prinsip yang membahas
tentang penggantian historical cost. ARS 1 dan ARS 3 gagal karena ketidakmampuan
profesi untuk meninggalkan biaya historis dan postulat serta prinsip-prinsip itu
mempunyai beberapa kelemahan. Sehingga ARS 1 dan ARS 3 ditolak.
Konsep dibagi menjadi dua: Postulat (asumsi dasar mengenai lingkungan bisnis) dan
Prinsip (pendekatan dalam pengakuan dan pengukuran peristiwa akuntansi).
Perusahaan akan terus berjalan selamanya sampai dinyatakan lain atau untuk
memenuhi tujuan tertentu. Ini melanggar postulat dengan pelaporan likuidasi nilai aset
dan ekuitas.
2. Time period
3. Accounting Entity
Entitas terpisah dari entitas pemilik. Terdapat 2 masalah penting yaitu hubungan
antara bagian-bagiannya dan pemisahan dengan pemilik.
4. Monetary Unit
Prinsip adalah pendekatan umum yang digunakan dalam pengakuan dan pengukuran
kejadian akuntansi. Prinsip dibagi dalam 2 tipe utama:
1. Recognition
Recognition (pengakuan) biasanya dipakai untuk revenue. Revenue itu akan dicatat
berdasarkan ketentuan tertentu. Ketentuan tertentunya kalau sudah direalisasi.
Realisasi itu akan terjadi kalau event yang kritis sudah terjadi. Critical event tiap
perusahaan berbeda-beda. Prinsipnya pengakuan terjadi pada saat critical event
tersebut.
2. Matching
Constraining principle:
1. Conservatism
2. Disclosure (pengungkapan)
3. Materiality
4. Objectivity (Verifiability)
1. Comparability
Comparability antar perusahaan untuk periode yang sama ini bahasa statistiknya
cross sectional. Kehandalan laporan keuangan ketika mengevasuasi keadaan
keuangan dan memprediksi income/cashflows.
2. Consistency
Penggunaaan metode akuntansi yang sama dari waktu ke waktu secara konsisten.
3. Uniformity
Uniformity mengacu pada perlakuan akuntansi yang sama dalam situasi yang sama
secara luas yang terlepas dari kemungkinan keadaan mendasar yang berbeda.
Equity Theory
1. Proprietary theory
Mengasumsikan bahwa pemilik dan perusahaan itu sama karena masih individual
owner, karena pemilik menjalankan sendiri perusahaannya, jadi pemiliknya adalah
perusahaan. Semua biaya menjadi biaya pemilik dan labanya menjadi laba pemilik.
Sehingga menghitung laba dengan mengurangkan expense pada revenue maka
expensenya termasuk pengurangan untuk tenaga kerja, untuk pajak dan bunga, tapi
tidak untuk dividen baik saham preferen maupun saham biasa. Proprietary yang
dimaksud biaya adalah upah, pajak, bunga karena sudut pandangnya adalah pemilik.
2. Entity Theory
Mengasumsikan bahwa perusah dan pemilik itu terpisah. Oleh karena itu modal
harusnya dipenuhi perusahaan ini. Kalau perusahaan ini modalnya kurang berarti
pemilik kurang memberikan modal, itu bukan bebannya perusahaan. Oleh karena itu
kalau menghitung laba rugi memakai entity theory biaya yang dibayarkan dari
perusahaan itu upah, pajak, bunga, dan juga dividen dipandang sebagai biaya bagi
perusahaan. Jadi praktiknya seperti proprietary.
Fokusnya pada residual equity yaitu pemegang saham biasa. Saham preferen bukan
residual. Contohnya perusahaan dilikuidasi, dijual, yang harus dilunasi semua
kreditor, pegawai yang belum dibayar upahnya, pemerintah yang harus dilunasi
pajaknya, pemberi pinjaman yang belum dilunasi bunganya, semuanya dibayar, jika
ada sisa maka saham preferen dibayar. Akibatnya untuk menghitung laba untuk
residual equity berarti kita harus mengurangkan semua biaya upah, pajak, bunga, dan
dividen untuk saham preferen. Dividen saham biasa tidak mengurangi laba karena
tujuannya adalah menghitung laba bagi pemegang saham biasa.
4. Fund Theory
5. Commander
Teori ekuitas tidak mungkin memberikan dasar deduktif yang konsisten untuk semua
transaksi dan peristiwa akuntansi karena hanya mengambil pandangan yang terbatas
dari perusahaan: hubungan antara perusahaan dan pemiliknya. Namun dapat
berguna bagi pembuat standar.