Anda di halaman 1dari 20

PENERAPAN KECERDASAN BUATAN PADA BIDANG

PENDIDIKAN, KEDOKTERAN, PERINDUSTRIAN, DAN


HANKAM ( PERTAHANAN DAN KEAMANAN )

Dosen pengampu : Ratna Mutu Manikam S.Kom, M.T

Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen

Disusun oleh :

Nama : Pendi Riyanto

NIM : 41814110027

JURUSAN SISTEM INFORMASI


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS MERCU BUANA

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wata’allah, karena


berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PENERAPAN
KECERDASAN BUATAN PADA BIDANG PENDIDIKAN, KEDOKTERAN,
PERINDUSTRIAN, DAN HANKAM ( PERTAHANAN DAN KEAMANAN ). Makalah
ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
saya harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

II
DAFTAR ISI

Halaman Judul...................................................................................................................... I

Kata pengantar ................................................................................................................... II

Daftar isi ............................................................................................................................. III

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

I.I. Definisi Sistem Informasi manajemen ........................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3

I. Penerapan Kecerdasan Buatan pada Bidang Pendididkan ......................................... 3

II. Penerapan Kecerdasan Buatan pada Bidang Kedokteran ......................................... 7

III. Penerapan Kecerdasan Buatan pada Bidang Industri ............................................ 15

IV. Penerapan Kecerdasan Buatan pada Bidang Pertahanan dan Keamanan ........... 19

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...…………21

III
BAB I

PENDAHULUAN

Perkembangan organisasi yang semakin kompleks dan tuntutan untuk selalu


melakukan adaptasi terhadap lingkungan organisasi, mengakibatkan proses pengambilan
keputusan dan manajemen juga berkembang. Proses tersebut berkaitan dengan informasi
yang merupakan hal penting dan berharga dalam sebuah organisasi dewasa ini, karena
informasi yang akurat dan cepat dapat sangat membantu tumbuh kembangnya sebuah
organisasi. Maka dari itu, pengelolaan informasi dipandang penting demi kelancaran sebuah
pekerjaan dan untuk menganalisis perkembangan dari pekerjaan itu sendiri. Hal tersebut
menuntut pembelajaran Sistem Informasi Manajemen dalam menciptakan, mendistribusikan
dan memanfaatkan informasi guna mendukung kegiatan manajemen, khususnya pembuatan
keputusan dalam kebijakan publik.

Namun, sayangnya banyak organisasi yang ingin membangun Sistem Informasi


Manajemennya sendiri, dan telah menyediakan dana yang cukup, tetapi ternyata usaha
tersebut sering kali gagal. Penyebabnya antara lain adalah struktur organisasi yang kurang
wajar, rencana organisasi yang belum memadai, sumber daya manusia yang tidak memadai,
dan yang terpenting adalah kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan
para manajer dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan
memotivasi seluruh pihak yang terlibat.

Sebelum membahas bagaimana Sistem Informasi Manajemen lebih lanjut, berikut ini
akan diberikan definisi ringkas dari Sistem Informasi Manajemen yaitu: “serangkaian sub-
sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional mampu
menstransformasikan data sehingga menjadi informasi dengan berbagai cara, guna
meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer” (Ismail, 2013).

1
Dari definisi tersebut ada beberapa poin yang perlu diuraikan lebih lanjut:

a) Sistem Informasi Manajemen memiliki sub-sitem informasi. Sistem Informasi Manajemen


adalah serangkaian sub-sistem, dimana sub-sistem tersebut mendukung tercapainya sasaran
Sistem Informasi Manajemen.

b) Sistem Informasi Manajemen adalah menyeluruh. Sebuah Sistem Informasi Manajemen


mencakup sistem informasi formal maupun informal baik yang manual maupun berkomputer.
Komponen yang terpenting dalam Sistem Informasi Manajemen adalah manajer yang
pikirannya akan memproses dan menyebarkan informasi secara berinteraksi dengan elemen-
elemen lain dari Sistem Informasi Manajemen.

c) Sistem Informasi Manajemen adalah terkoordinasi. Sistem Informasi Manajemen


dikoordinasikan secara terpusat untuk menjamamin bahwa data yang diproses dapat
dioperasikan secara terencana dan terkoordinasi. Semuanya untuk menjamin bahwa informasi
melewati dan menuju sub-sistem yang diperlukan, serta menjamin bahwa sistem informasi
bekerja secara efisien.

d) Sistem Informasi Manajemen terintegrasi secara rasional. Sub-sistem dalam Sistem


Informasi Manajemen adalah terintegrasi (terpadu) sehingga kegiatan dari masing-masing
saling berkaitaan satu dengan yang lainnya, integrasi ini dilakukan terutama dengan
melewatkan data diantara sub-sistem tersebut.

e) Sistem Informasi Manajemen mentransformasikan data ke dalam informasi. Apabila data


diolah dan berguna bagi manajer untuk tujuan tertentu, maka ia akan menjadi informasi.

f) Sistem Informasi Manajemen meningkatkan produktivitas. Sistem Informasi Manajemen


dengan berbagai cara mampu meningkatkan produktivitas, antara lain dengan kemampuan
melaksanakan tugas rutin seperti, penyajian dokumen dengan efisien, mampu memberikan
layanan bagi organisasi intern dan ekstern, serta mampu meningkatkan kemampuan manajer
untuk mengatasi masalah-masalah yang tidak terduga.

g) Sistem Informasi Manajemen sesuai dengan gaya manajer. Sistem Informasi Manajemen
dikembangkan lewat pengenalan atas sifat dan gaya manajerial dari personil yang akan
menggunakannya. Para perancang sistem apabila akan mengembangkan Sistem Informasi
Manajemen hendaknya mempertimbangkan faktor manusiawi dengan cermat. Apabila tidak
demikian, maka sistem yang dihasilkan tidak efektif.

Secara teoritis, komputer bukanlah persyaratan mutlak bagi sebuah Sistem Informasi
Manajemen, namun dalam prakteknya Sistem Informasi Manajemen yang baik tidak akan
berjalan lancar tanpa bantuan kemampuan sebuah komputer. Maka pemnafaatan sistem
komputer juga harus diperhatikan demi menunjang kemampuan manusia dalam mengelola
suatu Sistem Informasi Manajemen.

2
BAB II

PEMBAHASAN

I. Penerapan Kecerdasan Buatan dalam Dunia Pendidikan


Dalam pendidikan AI (Artificial Intelligence) sangat berperan dalam menyampaikan
segala informasi dan pengelaman belajar yang akan membuat peoses belajar mengajar lebih
efektif. Dengan menggunakan media-media pembelajaran yang dikembangkan dengan
menggunakan prinsip-prinsip dan teknik-teknik artificial intelligence, pebelajar/learner dapat
belajar tanpa harus berhadapan langsung berhadapan dengan guru, dan informasi dalam
media-media pendidikan tentunya akan lebih mempermudah dan meringankan tugas
guru/pendidik dalam mentransformasikan ilmu dan pengalaman belajar mereka terhadapa
peserta didik. Jadi dapat pula dikatakan bahawa aplikasi kecerdasan buatan dalam bidang
pendidikan yang bertindak sebagai partner bagi pelajar atau mahasiswa dalam mempelajari
suatu bidang.

AI dalam mengambil keputusan dalam bidang pendidikan bagi pimpinan lembaga


pendidikan akan lebih mempermudah baginya karena data, basis dan pebetahuan informasi
yang diperoleh akan lebih akurat dari pada secara manual. Kepala sekolah misalnya, akan
lebih mudah dan lebih tepat dalam mengambil keputusan dan kebijakan untuk meningkatkat
kualitas pembelajaran dari data yang diperoleh dari sistem AI

- Robot pendidikan (educational robots) : digunakan untuk membantu dalam proses mengajar
tentang operasi dan penggunaan dari robot industri.Contoh robot yang digunakan dalam
bidang pendidikan:

a. Rhino Robot XR-2 System: Robot ini dibuat oleh Rhino, Inc., dan digunakan untuk simulasi
tentang operasi dari robot-robot industri. Rhino XR-2 dapat diprogram melalui komputer
Apple dan programnya dapat disimpan di disk.

b. Microbot: Microbot mempunyai dua macam robot, yaitu Microot Minimower dan
Microbot Teachmower. Minimower dapat diprogram dengan komputer Apple atau TRS-80.
Teachmower digunakan untuk simulasi robot industri dan menggunakan teach pendant untuk
memprogramnya serta dapat digunakan komputer Apple atau TRS-80 untuk menyimpan
program.

c. Hero-1: Robot ini dibuat oleh Heath/Zenith, merupakan robot yang dapat bergerak dan
dirancang untuk membantu mempelajari robot industri. Robot ini mempunyai beberapa unit
sensor. Unit sensor ini dapat mendeteksi gerak, mengukur jarak sampai 15 feet, mendeteksi
perubahan tinggkat cahaya, membedakan dua buah suku kata dan menggunakan speech
synthesizer, sehingga dapat berbicara. Hero-1 juga dilengkapi dengan teach pendant.

3
Computer Assisted Instruction (CAI )

Intelligence Computer - aided Instruction (CAI) juga termasuk ke dalam lingkup


kecerdasan buatan. Komputer ini digunakan sebagai tutor yang dapat melatih dan
mengajar. CAI merupakan pengembangan lebih lanjut dari Computer Assisted
Instruction (CAI ).
CAI dapat diartikan sebagai penggunaan komputer secara langsung dengan siswa
untuk menyampaikan isi pelajaran, memberikan latihan dan mengetes kemajuan belajar
siswa. . CAI juga bermacam-
macam bentuknya bergantung kecakapan pendesain dan pengembang
pembelajarannya, bisa berbentuk permainan (games),
Dikutip dari Modul proposal pembelajaran berbasis AI Universitas Pendidikan Indonesia.

Pendapat saya : sistem ini sangat berguna sekali karna siswa dapat langsung ber interaksi
langsung tanpa malu malu,dan juga seorang guru dapat mengetahui kemampuan siswa nya
masing masing dan juga kerja guru akan diringan kan. Namun apakah dengan mengunakan
Komputer ini anak ditakut kan akan tidak serius malah akan keasikan bermain tidak fokus
terhadap materi yang diajarkan.

4
Penerapan Intelligent Tutoring Systems dalam dunia pendidikan

Sebelumnya, apakah Intelligent Tutoring Systems (ITS) itu ? Kebutuhan akan


penggunaan kecerdasan buatan semakin meningkat seiring dengan besarnya manfaat yang
didapatkan. Intelligent Tutoring System (ITS) merupakan satu tipe dari sistem kecerdasan
buatan yang menangani masalah pembelajaran atau pelatihan. Keuntungan utama
digunakannya ITS ini dibandingkan dengan metode yang sering digunakan adalah terciptanya
suatu pembelajaran yang lebih efektif.

Dalam hal ini pengguna dituntut tidak hanya memberikan jawaban-jawaban dari
permasalahan yang ada dengan benar saja, namun dengan efektif pula, sesuai dengan solusi
optimal yang diciptakan oleh sistem kecerdasan buatan yang ada. Sehingga akan membantu
user di dalam pembelajaran masalah dengan sangat baik. ITS yang mana didalamnya memuat
suatu metode dari sistem kecerdasan buatan akan menghasilkan suatu solusi yang optimal
dari permasalahan yang ada. Berdasarakan solusi optimal tersebut, jawaban langkah-langkah
yang telah diinputkan akan dibandingkan. Kemudian dengan menggunakan algoritma yang
ada, akan dihasilkan suatu keluaran apakah jawaban yang diinputkan sudah efektif atau masih
belum.

ITS juga memberikan suatu keluaran berupa evaluasi dari pembelajaran yang
dilakukan oleh pengguna, dimana acuan yang didapatkan diperoleh pada saat pengguna
melakukan uji coba. Konsep ITS tidak hanya berguna untuk menyelesaikan masalah saja
namun juga berguna sebagai suatu sistem yang memberikan evaluasi atau saran kepada
pengguna di dalam menyelesaikan masalah. Dalam proses pembelajaran, ITS dapat
menerapkan berbagai macam metode pembelajaran yang ada. Pada implementasinya,
pemilihan metode pembelajaran akan mempengaruhi jenis teknologi apa yang nantinya akan
digunakan pada ITS tersebut.

ITS memiliki begitu banyak efektifitas bagi para pelajar, terutama dalam mengenal
dan membiasakan diri dengan dunia teknologi dan alat pembelajaran yang modern. Tetapi
sepertinya, metode ini belum cocok untuk diterapkan di Indonesia, karena ITS tentunya
hanya dapat disediakan untuk sekolah-sekolah yang elit, yang sudah memiliki kemampuan
untuk menyediakan sarana pembelajaran ini. Sedangkan seperti yang kita lihat, sekolah-
sekolah di Indonesia belum seluruhnya memiliki kemampuan yang cukup dalam
menyediakan sarana ini. Seharusnya, program ini sudah diberlakukan untuk seluruh sekolah
di Indonesia agar seluruh pelajar di Indonesia tidak akan canggung lagi saat berhadapan
dengan teknologi khususnya komputer di masa-masa yang akan datang. Sebenarnya ini
adalah tanggungan pemerintah untuk memajukan pendidikan dan pengetahuan umum para
generasi muda di Indonesia. Semoga di masa-masa yang akan datang, pemerintah sudah
sanggup untuk menyediakan program ini untuk seluruh sekolah di Indonesia.

5
II. Penerapan Kecerdasan Buatan pada Bidang Kedokteran

Pada dewasa ini sistem informasi kecerdasan buatan (Artifical Intellegance) sangat
banyak dibutuhkan dalam berbagai bidang ilmu. Teknologi softcomputing merupakan adalah
sebuah bidang kajian penelitian interdisipliner dalam ilmu komputasi dan kecerdasan
buatan. Sebagai contohnya dimana beberapa teknik dalam softcomputing diantaranya sistem
pakar (expert system), jaringan saraf tiruan (neural Networks), logika fuzzy (fuzzy logic),
dan algoritma genetik (genetic algorithms) mulai banyak diterapkan dalam aplikasi-aplikasi
yang sangat membantu manusia dalam menjalan kan tugas dan mencapai tujuan tertentu yang
ingin dicapai.

Salah satu sub bidang yang menggunakan sistem kecerdasan buatan untuk mengatasi
dan menganalisis permasalah yang ada adalah bidang kedokteran. Pengembangan aplikasi
kecerdasan buatan pada bidang kedokteran sangat membantu sekali beberapa user yang
terlibat dalam kedokteran.

Penelitian yang dilakukan Ting-Sheng Weng dan Chien-Hung Kuo pada tahun 2009
dengan judul “Development and Research on the Intelligent Emergency Medical Information
System: A Case Study of Yunlin and Chiayi Counties in Taiwan ”, merupakan salah satu
aplikasi yang sangat membantu pasien untuk mempercepat dan mempermudah dalam
mendapatkan pelayanan serta membantu tenaga medis untuk melaksanakan tugasnya dengan
cepat dalam menangani pasien. Dalam penelitian tersebut di ciptakan sebuah aplikasi sistem
infomasi darurat dalam menangani pasien secara cerdas di suatu daerah. Dimana jika terjadi
kecelakaan ataupun pasien yang ingin ke sebuah rumah sakit di daerah tersebut dengan
mudah dan cepat dapat ditunjukkan oleh sistem ini atau akan meningkatkan kecepatan dan
pelayanan ambulan dalam membantu pelayanan darurat medis serta efisien waktu tempuh
untuk menemukan posisi rumah sakit terdekat dengan pasien yang membutuhkan pelayanan.

Sistem Kerja: sistem dirancang untuk membantu memecahkan masalah antara pasien dengan
tenaga medis/rumah sakit. Dalam sistem ini, diciptakan sebuah tugas fungsi darurat
penyelamatan medis. Sistem ini menggunakan peta satelit Formosa 2 (FORMOSAT-2) dan
teknologi Ajax untuk mengakses informasi terhadap peta dan memungkinkan operator pusat
untuk menentukan lokasi yang benar dari pasien secara tepat waktu.

Berdasarkan lokasi pasien, kemudian ambulans akan mengetahui posisi pasien dari layanan.
Kemudian, teknisi medis darurat sejalan penyelamatan pertama yang menggunakan perangkat
mobile pasien atau smart phone dapat terhubung ke sistem melalui GPRS (General Packet
Radio Service ) atau 3G (Third Generation Wireless Format) untuk mencari pasien. Akhirnya,
teknisi medis darurat bisa memasukkan kondisi pasien ke dalam sistem, dan kemudian sistem
akan menentukan rujukan rumah sakit mana yang paling tepat.

6
Gambar 1. sistem Proses penyelamatan darurat medis

Hasil yang diperoleh: Penelitian yang telah dilakukan tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kemungkinan bahwa pasien menerima pengobatan yang tepat, dan disesuaikan
untuk mengurangi pemborosan waktu yang disebabkan oleh transportasi yang tidak perlu
antara rumah sakit. Sistem ini merupakan pengintegrasian sistem informasi rumah sakit
dengan menggunakan ASP berbasis Web. Aplikasi mobile, dan bahasa teknologi Ajax,
JavaScript dan SQL untuk membuat suatu sistem cerdas untuk informasi medis darurat yang
menggabungkan aplikasi web, peta satelit dan fungsi keputusan darurat medis mobile.
Diharapkan dengan menggunakan sistem ini, akan dapat meningkatkan efisiensi transportasi
pasien di rumah sakit.

Penelitian yang dilakukan Rifat Shahriyar dkk (2009), dengan judul “Intelligent
Mobile Health Monitoring System (IMHMS)”, dimana penelitian ini membahas tentang
Handphone Health Care merupakan sistem integrasi antara komputasi mobile dengan
pemantauan kesehatan manusia. Aplikasi teknologi komputasi mobile ini untuk
meningkatkan komunikasi antara pasien, dokter dan petugas kesehatan. Perangkat mobile
telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita ternyata dapat diintegrasikan dengan
kesehatan manusia. Hal ini memungkinkan penyampaian informasi medis yang akurat kapan
saja di mana saja dengan menggunakan ponsel.

Sistem Kerja: IMHMS akan mengumpulkan data fisiologis pasien melalui bio-sensor.
Data dikumpulkan dalam jaringan sensor dan ringkasan, kemudian data yang dikumpulkan
ditransmisikan ke komputer pribadi pasien atau ponsel / PDA. Perangkat ini akan mentransfer
data ke server untuk analisis medis. Setelah menganalisa data, server memberikan masukan
medis ke komputer pribadi pasien atau ponsel / PDA. Pasien dapat mengambil langkah-
langkah berdasarkan umpan balik. IMHMS berisi tiga komponen :

7
 Wearable Body Sensor Network [WBSN] : pada bagian ini terdiri dari banyak sensor-
sensor (bio-sensor) yang di tanam pada tubuh manusia, sensor ini akan menangkap
semua kejadian pada setiap organ tubuh manusia dan kemudian mengirimkannya
data-data yang terekam ke central controller, dimana ini merupakan pusat yang
bertanggung jawab untuk mentransmisikan data pasien ke telepone, komputer pribadi
maupun ke PDA.

Gambar 2 . WBSN

 Patients Personal Home Server [PPHS]: Merupakan seperangkat server rumah


pribadi pasien bisa berupa satu komputer pribadi atau perangkat mobile seperti ponsel
/ PDA. PPHS mengumpulkan informasi dari pusat pengendali WBSN. PPHS
mengirim informasi ke Intelligent Medical Server [IMS]. PPHS berisi logika untuk
menentukan apakah akan mengirim informasi ke IMS atau tidak. Personal Computer
PPHS berdasarkan berkomunikasi dengan IMS menggunakan Internet. perangkat
PPHS Mobile untuk berkomunikasi dengan IMS menggunakan GPRS / EDGE / SMS.

 Intelligent Medical Server [IMS] : IMS akan menerima data dari semua PPHS. IMS
merupakan tulang punggung dari seluruh arsitektur sistem ini. Data yang ada dapat
dipelajari dari catatan pengobatan pasien sebelumnya. Setiap kali dokter atau spesialis
memeriksa pasien, pemeriksaan dan hasil pengobatan disimpan dalam database pusat.
IMS menggunakan teknik data mining state-of-the-art seperti jaring saraf, aturan
asosiasi, pohon keputusan tergantung pada sifat dan distribusi data. Setelah
pengolahan informasi untuk memberikan umpan balik untuk PPHS atau
menginformasikan otoritas medis dalam situasi kritis. PPHS menampilkan umpan
balik kepada pasien. otoritas kesehatan untuk mengambil tindakan yang diperlukan.

8
Pada penelitian yang dilakukan Prasdl dkk (2011) dengan judul “An Approach to
Develop Expert System in Medical Diagnosis using Machine Learning Algorithms (Asthma)
and a Performance Study”, mengatakan bahwa Mesin Intelijen memainkan peranan penting
dalam perancangan sistem pakar dalam diagnosis medis. Di India banyak orang yang
menderita beberapa jenis penyakit seperti asma, kanker diabetes, dan banyak lagi. Dalam
penelitian ini peneliti mempertimbangkan untuk membuar sistem pakar diagnosis asma. Data
diagnosis asma dapat dilakukan dengan dua cara 1) melalui kuesioner dan 2) melalui data
klinis. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengn menggunakan pendekatan
Machine Learning Algorithmts, metode Backpropogation, algoritma C45, Bayesian Network,
dan Particle Swarm Optimazation.

Sistem Kerja: Pertama-tama pasien diberikan beberapa pertanyaan yang harus


dijawab, berdasarkan pertanyaan ini seleksi Sistem Pakar akan ditentukan asma atau
penyakit lain yang terjadi dalam sistem pernapasan pasien yang melakukan konsultasi apakan
penyakit pasien derita seperti asma kronis, gagal jantung kongestif, Episodic Asma,
Infeksi Saluran Pernapasan, Infeksi Viral. Dan kemudian pasien melaporkan jenis darah
klinis untuk analisa lebih lanjut kemuadian dilakukan diagnosis dengan menggunakan
algoritma yang telah dipilih, gejala asma dan data klinis yang dianalisis akan menghasilkan
beberapa faktor seperti validasi, kehandalan, efektivitas , dan akurasi hasil analisis yang tepat
yang bisa dipetakan dengan pengetahuan dari ahli.

Hasil yang diperoleh: dari penelitian ini pula dapat didefinisikan konteks memori
tergantung pada jaringan neurel-asosiatif dan Particle Swarm Optimazation adalah salah
satu algoritma terbaik dari jaringan Bayesian, Backpropogation dan C4.5.

Particle Swarm Optimazation adalah salah satu metode yang paling menjanjikan
untuk merancang dan mengembangkan sistem pakar dalam diagnosis medis. Bila
dibandingkan dengan algoritma backpropogation, Particle Swarm Optimazation adalah
metode menjanjikan dari analisis neurel network.

Masih tentang penelitian sistem pakar, tetapi penelitian yang dilakukan Gang lou dkk,
(2009) dengan judul “Intelligent Consumer-Centric Electronic Medical Record ”,
menjelaskan tentang pemanfaatan sistem pakar berbasis web-base untuk memperluas
cakupan pasein tentang medical record. Sebuah sistem pakar menggunakan pengetahuan
medis untuk mengubah informasi dalam EMRs menjadi satu set "panduan pencarian
informasi" yang mencerminkan situasi medis pengguna dan kebutuhan kesehatan.

Sistem Kerja: mesin pencari berbasis web menggunakan panduan pencarian informasi untuk
mengambil informasi kesehatan pribadi. Pendekatan ini menggabungkan sistem pakar
domain tertutup dengan orang-orang dari sistem pencarian terbuka-domain. Ahli sistem built-
in pengetahuan untuk membantu menghasilkan query berkualitas tinggi, sedangkan sistem
pencarian untuk menemukan halaman web yang sebelumnya tidak dikenal dengan sistem
pakar.

9
Gambar 7. Arsitektur intelligent CEMR

iCEMR cerdas mengantisipasi kebutuhan pengguna di muka dan secara otomatis


menyediakan satu set informasi kesehatan. Pengguna sering tidak tahu sebelumnya apa yang
mereka inginkan karena kurangnya pengetahuan medis, sementara mereka biasanya dapat
mengetahui apakah informasi kesehatan membantu ketika mereka disajikan dengan informasi
tersebut. Hasil yang diperoleh: Harapan yang ingin dicapa dengan dibuatnya intelligent
CEMR ini untuk mempermudah masyarakat dalam memantau kesehatan secara online dan
berfokus pada memfasilitasi kegiatan sehari-hari konsumen.

Dalam penelitian yang berjudul “SAPHIRE - Intelligent Healthcare


Monitoring based on Semantic Interoperability Platform - The Homecare Scenario - ”, yang
dilakukan oleh Andreas Hein dkk,(2006) dimana perancangan dan pembuatan sistem
informasi monitoring kesehatan yang di beri nama SAPHIRE. Proyek Saphire bertujuan
untuk mengembangkan pemantauan kesehatan pemantauan cerdas dan sistem pendukung
keputusan pada platform mengintegrasikan data sensor nirkabel medis dengan sistem
informasi rumah sakit. Dalam proyek Saphire, pemantauan pasien akan dicapai dengan
menggunakan teknologi agen dimana "agent behaviour " akan didukung oleh sistem
pendukung keputusan klinis yang cerdas akan didasarkan pedoman komputerisasi praktek
klinis, dan akan mengakses riwayat medis pasien disimpan dalam sistem informasi medis
melalui layanan web.

Sistem kerja: konseptual dari proyek Saphire digunakan untuk pasien di rumah sakit
atau di rumah dan ini merupakan inti dari proyek ini. Berbagai dari sensor untuk
mengumpulkan data dari pasien. Sensor data ditransmisikan secara nirkabel ke
Interoperabilitas Multi-Platform disebut HealthCare Services Platform (MSHCP). Agen
menggabungkan dan mengevaluasi status sensor dan menyimpulkan pada pasien.
Berdasarkan data tersebut, dan dengan mempertimbangkan sejarah account pasien akan
dikumpulkan dari berbagai instansi kesehatan, sebuah Semantic Intelligent Sistem Pendukung
Keputusan berdasarkan pedoman semantis beranotasi dimodelkan menggunakan Pedoman
Interchange Format (GLIF) yang dibuat saran untuk perawatan pasien. Mekanisme yang
menjamin privasi lengkap dan keamanan sistem.

10
III. Penerapan Kecerdasan Buatan pada Bidang Industri

Teknologi industri Pertanian adalah penerapan dari ilmu-ilmu terapan dan teknik pada
kegiatan pertanian. .Industri berbasis pertanian (agroindustri) dapat meningkatkan nilai
tambah produk pertanian.Teknologi Industri Pertanian didefinisikan sebagai disiplin ilmu
terapan yang menitikberatkan pada perencanaan, perancangan, pengembangan, evaluasi suatu
sistem terpadu (meliputi manusia, bahan, informasi, peralatan dan energi) pada kegiatan
agroindustri untuk mencapai kinerja (efisiensi dan efektivitas) yang optimal. Disiplin ini
menerapkan matematika, fisika, kimia/biokimia, ilmu-ilmu sosial ekonomi, prinsip-prinsip
dan metodologi dalam menganalisis dan merancang agar mampu memperkirakan dan
mengevaluasi hasil yang diperoleh dari sistem terpadu agroindustry. Sebagai paduan dari dua
disiplin, teknik proses dan teknik industri dengan objek formalnya adalah pendayagunaan
hasil pertanian.

Teknologi Industri Pertanian memiliki bidang kajian sebagai berikut :

1. Sistem teknologi proses industri pertanian, kegiatan pertanian yang berkaitan dengan
perencanaan, instalasi dan perbaikan suatu sistem terpadu yang terdiri atas bahan,
sumberdaya, peraltan dan energi pada pabrik agroindustri.

2. Manajemen industri, kajian yang berkaitan dengan perencanaan, pengoperasian dan


perbaikan suatu sistem terpadu pada permasalahan sistem usaha agroindustri.

3. Teknoekonomi agroindustri, kajian yang berkaitan dengan perencanaan, analisis dan


perumusan kebijakan suatu sistem terpadu pada permasalahan sektor agroindustri.

4. Manajemen mutu, penerapan prinsip-prinsip manajemen (perencanaan, penerapan dan


perbaikan) pada bahan (dasar, baku), sistem proses, produk, dan lingkungan untuk
mencapai taraf mutu yang ditetapkan.

Kegiatan hilir dari pertanian berupa penanganan, pengolahan, distribusi dan pemasaran yang
semula secara sederhana dan tercakup dalam teknologi hasil pertanian, berkembang menjadi
lebih luas dengan pendekatan dari sistem Industri

11
PENTINGNYA TEKNOLOGI PERTANIAN

Indonesia tidak bisa begitu saja melupakan pertanian, bagaimanapun sektor agraris
tetap saja menjadi sektor paling penting. Pembangunan pertanian harus berlanjut,
sebagaimana ditempuh negara tetangga Thailand dan Vietnam. Usaha penelitian dan
pengembangan teknologi pertanian yang sesuai dengan kebutuhan petani perlu dilanjutkan
dan ditingkatkan.

Kemampuan petani dalam penerapan dan penguasaan teknologi pertanian harus


ditumbuhkan melalui kegiatan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan. Sedangkan untuk
memperlancar keanekaragaman produksi serta meningkatkan nilai tambah dan daya saing
komoditi pertanian perlu dipacu melalui usaha agroindustri dan agrobisnis. Untuk
mewujudkan arah pembangunan sektor pertanian tersebut, komponen teknologi pertanian
muncul sebagai tulang punggung. Bagaimanapun hanya melalui penggunaan teknologi yang
maju sektor pertanian bisa menjadi efisien dan tangguh.

Dalam buku Menggerakan dan Membangun Pertanian, A.T.Mosher menjelaskan,


bahwa teknologi yang senatiasa berubah merupakan syarat mutlak adanya pembangunan
pertanian. Kalau tidak ada perubahan dalam teknologi maka pembangunan pertanian pun
akan terhenti. Produksi terhenti kenaikannya, bahan dapat menurun karena merosotnya
kesuburan tanah atau karena kerusakan yang makin meningkat oleh hama penyakit yang main
merajalela.

Dengan demikian untuk makin tumbuh dan berkembangnya sektor pertanian, maka
pengembangan dan aplikasi teknologi pertanian sangat diperlukan, dengan kata lain perlu
dimasyarakatkan. Untuk mengantisipasi perkembangan keadaan, masyarakat tani harus melek
teknologi, paling tidak mampu mengadopsi teknologi tepat guna dan diterapkan dalam usaha
taninya. Dalam sektor pertanian senantiasa terjadi perubahan teknologi (technology change)
dan muncul inovasi (innovation). Dalam beberapa dekade terakhir hal itu terlihat jelas pada
sub sektor tanaman pangan. Khususnya padi. Berkat perkembangan teknologi, Indonesia
yang semula berstatus sebagai negara pengimpor beras terbesar di dunia, sempat berubah
menjadi negara berswasembada beras, bahkan pernah mengekspor.

Berbagai teknologi yang dikembangkan, mulai dari teknologi benih yang


menghasilkan benih unggul berproduksi tinggi, teknologi pemupukan yang antara lain
menghasilkan urea tablet, teknologi pengendalian hama dan penyakit, termasuk teknologi
pengembangan mesin budidaya dan pasca panen, kontribusinya sangat nyata terhadap
peningkatan produksi dan perbaikan kesejahteraan sebagian petani. Posisi swasembada beras
pernah disandang. Hal itu menunjukkan adanya kemampuan masyarakat tani dalam
mengadosi berbagai teknologi baru. Meskipun tingkat pendidikan sebagian besar petani
rendah, namun ternyata petani Indonesia memiliki kemampuan yang tinggi dalam memahami
dan mengaplikasikan teknologi pertanian. Hal itu juga berkat kepiawaian para penyuluh
lapangan yang senantiasa memberikan motivasi dan bimbingan kepada peatni. Di tingkat
pusat, Kementerian Pertanian melalui Badan penelitian dan Pengembangan (Balitbang)

12
hingga ke Balai Penelitian tidak henti-hentinya berupaya mencari dan menemukan teknologi
terbaru, yang diharapkan mampu mendongkrak perkembangan sector pertanian. Kalau
padamulanya perhatian relatif terfokus pada sub sektor tanaman pangan, maka kini sub sektor
lainnya pun terus diperhatikan secara serius, baik hortikultura, perkebunan, peternakan dan
perikanan, bahkan kini telah berdiri Kementerian Kelautan dan Perikanan. Selain itu
Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Hasil Pertanian (Agroindustri)
pun turut berupaya meningkatkan nilai tambah hasil pertanian. Dengan adanyanya dukungan
Kementerian, BPPT, Bappenas, perguruan tinggi, LSM, dan sebagainya, maka
pengembangan teknologi pertanian pun makin marak. Untuk memasyarakatkan teknologi
baru memang tidak mudah, memerlukan waktu dan proses, juga tergantung pada bagaimana
kondisi masyarakat tani. Menurut Prof Mubyarto, begitu petani merasa suatu hasil teknologi
baru menguntungkan maka ia akan menerimanya. Tidak hanya petani Indonesia tetapi petani
di mana saja, bahkan di Amerika Serikat dan Australia, memerlukan waktu berpikir yang
lama.

Petani Iowa (Amerika Serikat) memerlukan waktu rata-rata Sembilan tahun untuk
mengadopsi jagung hibrida; petani Australia Selatan membutuhkan waktu 12 tahun untuk
mengadopsi penggunaan pupuk sejak pertama kali diperkenalkan. Sedangkan petani
Indonesia hanya memerlukan waktu setahun untuk mempertimbangkan untung ruginya
menanam padi varietas PB 8 dan PB 5. Pengembangan teknologi pertanian diharapkan dapat
meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani dan nelayan; memperluas lapangan kerja
dan kesempatan berusaha; mengisi dan memperluas pasar dalam dan luar negeri;
meningkatkan keanekaragaman hasil; meningkatkan mutu dan derajat pengolahan produksi;
dan menunjang pembangunan wilayah. Hal itupun tertuang dalam program pembangunan
bahkan semasa Orde Baru berkuasa masuk dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN). (Atep
Afia).

Permasalahan Pertanian di Indonesia dan Peranan Teknologi Pertanian

Permasalahan pertanian di Indonesia dikelompokkan menjadi 4 permasalahan menurut


penulis. Berikut adalah permasalahan-permasalahan yang ada:

 Minimnya Infrastruktur yang ada.

 Kurangnya pemberdayaan petani.

 Perkembangan posisi tawar petani yang kecil.

 Hasil pertanian yang tidak diolah dan langsung dijual.

13
Indonesia Expanding Horizons menyatakan beberapa poin yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Fokus dalam pendapatan para petani; titik berat di padi tidak lagi dapat menjamin segi
pendapatan petani maupun program keamanan pangan
2. Peningkatan produktifitas adalah kunci dalam peningkatan pendapatan petani, oleh
karena itu pembangunan ulang riset dan sistem tambahan menjadi sangat menentukan
3. Dana diperlukan, dan dapat diperoleh dari usaha sementara untuk memenuhi
kebutuhan kredit para petani melalui skema kredit yang dibiayai oleh APBN
4. Pertanian yang telah memiliki sistem irigasi sangat penting, dan harus dipandang
sebagai aktifitas antar sektor. Pemerintah perlu memastikan
integritas infrastruktur dengan keterlibatan pengguna irigasi secara
lebih intensif, dan meningkatkan efisiensi penggunaan air untuk mencapai panen
yang lebih optimal hingga setiap tetes air
5. Fokus dari peran regulasi dari Departemen Pertanian perlu ditata ulang.
Kualitas input yang rendah mempengaruhi produktifitas petani;
karantina diperlukan untuk melindungi kepentingan petani dari
penyakit dari luar namun pada saat yang bersamaan juga tidak membatasi
masuknya bahan baku impor; dan standar produk secara
terus menerus ditingkatkan di dalam rantai pembelian oleh sector swasta, bukan
oleh pemerintah.

Solusi diatas merupakan solusi umum untuk semua permasalahan. Namun untuk
permasalahan yang disebutkan penulis, maka solusinya bisa ditemukann dengan penerapan
teknologi pertanian (untuk poin1, 3 dan 4). Teknologi pertanian merupakan teknologi yang
digunakan untuk menangani masalah pertanian baik pada waktu pra panen maupun pasca
panen. Pada pra panen bisa digolongkan penyediaan alat-alat pertanian yang cukup,
sedangkan pasca panen berperan dalam pengolahan dan penanganan hasil-hasil pertanian
agar tetap segar dan kualitasnya tetap terjaga.

Pada pembahasan kali ini penulis fokus terhadap permasalahan pasca panen dengan
biteknologi. Di era bioteknologi seperti saat ini maka penanganan pasca panen (Teknologi
Pertanian) lebih ditekankan pada penggunaan bioteknologi. Contohnya adalah tomat yang
diperlambat pemasakannya seperti yang ada di Amerika Serikat, seperti yang dinyatakan oleh
WHO. Contoh lainnya yaitu pengalihan produk segar pertanian menjadi produk lain yang
lebih bermutu seperti kedelai hitam menjadi kecap dengan menggunakan bantuan dari
Aspergillus wentii atau susu menjadi yoghurt dengan bantuan dari Lactobacillus bulgaricus.

14
IV. Penerapan Kecerdasan Buatan pada Bidang Pertahanan dan
Keamanan

Implementasi sistem pakar di bidang pertahanan militer. Bentuk implementasi system


pakar di bidang ini antara lain pada radar. Fungsi radar secara umum ialah mendeteksi
keberadaan benda di lingkungan dimana radar berada. Jarak jangkauan radar bermacam-
macam. Semakin berkembangnya teknologi kemampuan radar semakin canggih. Radar saat
ini dapat mendeteksi keberadaan awak yang tidak dikenal, dan menampilkan informasi yang
mendukung tentang benda yang ditangkap pada radar. Bentuk lain aplikasi sistem pakar
dalam pertahanan adalah pada pesawat tempur. Pesawat tempur memiliki kemampuan yang
sangat canggih. Pada persenjataanya dapat mengunci sasaran, rudal secara otomatis akan
mengenai sasaran yang telah ditunjuk. Pada sistem keamanan setiap perusahaan juga
menerapkan sistem pakar pada kasus otorisasi menggunakan sidik jari, pemindai retina,
bahkan suara.

Sistem memiliki data pada database, setiap input yang dimasukkan akan dicocokkan
pada database apakah user memiliki hak untuk menggunakan sesuatu yang dilindungi oleh
alat ini. Alat ini biasanya menggunakan sensor yang canggih. Tetapi kendala yang dihadapi
kasus ini adalah kemiripan ciri yang dimiliki seseorang sehingga mungkin saja orang yang
memiliki kemiripan akan dapat menggunakan fasilitas yang dilindungi. Kemiripan inilah
yang menjadikan kendala pada perkembangan di bidang ini.

Keuntungan penggunaan sistem pakar pada bidang ini adalah:

1. Mempertahanan sebuah instansi atau bahkan Negara.

2. Membantu dalam sistem keamanan yang terbatas dapat dilakukan oleh manusia.

3. Mengurangi penyalahgunaan alat yang penting.

Kerugian penggunaan sistem pakar pada bidang ini:

1. Penyalahgunaan dari kelemahan sistem ini akan berakibat fatal.

2. Tingkat keamanan harus sangat diutamakan.

3. Rawan penjebolan.

15
BAB III

PENUTUP

Sistem pakar adalah suatu aplikasi dari kecerdasan tiruan yang dapat menyelesaikan
masalah dalam bidang tertentu dan dapat bertindak sebagai penasehat seperti seorang pakar
dimana solusi atau jalan keluar yang dihasilkan sistem pakar berkualitas seperti seorang pakar.

Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan bahwa,secanggih apapun suatu
sistem atau sebesar apapun basis pengetahuan di miliki, tentu saja ada kelemahannya sebagai
konsekuensi logis kelemahan manusia sebagai penyusun elemen-elemnya. Bahwa sistem
tidak memiliki inisiatif untuk melakukan suatu tindakan diluar dari apa yang telah
diprogramkan untuknya. Sehingga harus lebih bijak dalam penggunaanya dan di sesuaikan
dengan kebutuhan yang positif.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/19715245/Penerapan-kecerdasan-buatan-dalam-dunia-pendidikan

http://artikel-teknologi-informasi.blogspot.co.id/2012/11/aplikasi-artifical-intelligent-
pada.html

https://www.academia.edu/9220265/teknologi_agribisnis

https://www.academia.edu/8035591/Contoh_penerapan_AI

17

Anda mungkin juga menyukai