Abstraksi
Kebutuhan yang paling mendasar dari pengguna jalan tol adalah kelancaran akses jalan tol, tidak hanya kelancaran
sepanjang perjalanan di jalan tol tetapi juga kelancaran dan kemudahan pada saat melakukan transaksi di pintu tol. Namun,
seringkali pintu tol ini disebut sebagai biang kemacetan karena dapat menyebabkan kemacetan lalu lintas(mobil) yang
panjangnya mencapai ratusan meter. Kemacetan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal diantaranya adalah proses transaksi
di pintu tol yang masih membutuhkan waktu yang lama. Waktu proses transaksi yang lama ini terjadi karena semua proses
transaksi masih dilakukan secara manual. Untuk untuk itu, diperlukan suatu tiket akses jalan tol yang lebih fleksibel yang
menawarkan layanan yang lebih baik kepada pengguna berupa kemudahan akses dan kecepatan proses transaksi. Hal ini
dapat direalisasikan dengan mengembangkan sistem transkasi otomatis atau disebut Electronic Toll Collection (ETC)
berbasis teknologi Radio Frequency Identification (RFID). Dengan menggunakan sistem ini diharapkan dapat menyelesaikan
persoalan kemaceten atau paling tidak mengurangi kemacetan yang terjadi di pintu tol sehingga pada ujungnya akan
menguntungkan kedua belah pihak yaitu pengguna dan operator jalan tol.
Pada penelitian ini, akan dilakukan kajian implementasi ETC sebagai upaya untuk memberikan solusi ETC yang dapat
dimplementasikan pada jalan toldi Indonesia.
Kata Kunci : Layanan, RFID, ETC, Jalan Tol
1. PENDAHULUAN
1.1. Teknologi RFID
RFID adalah singkatan dari Radio Frequency Identification
merupakan salah satu teknologi identifikasi yang dalam
pengoperasiannya tidak perlu terjadi kontak langsung antara
transponder (tag) sebagai pembawa data dengan reader
yang terhubung dengan sistem komputer. Kontak yang
terjadi dilakukan melalui pengiriman gelombang
elektromagnetik dengan jarak jangkauan puluhan centimeter
bahkan mencapai ratusan meter.
Format data
Pengelola Pengelola
Jalan Tol A Jalan Tol B
2.5. Model Bisnis
Untuk mengimplementasikan sistem ETC di Indonesia perlu Gambar 5: Skema Clearing House ETC di Indonesia
dirumuskan mengenai model bisnis yang melihatkan pihak-
pihak yang terkait. Pada model bisnis ini yang perlu
diperhatikan bahwa model ini akan memberi kemudahan 2.6. Tantangan dan Kelayakan Bisnis
bagi pengguna dan pengelola sistem ETC. Model bisnis Tantangan dalam implementasi ETC di Indonesia adalah
implementasi ETC dapat menggunakan model bisnis bagaimana sistem ETC ini mampu memberi solusi terhadap
sebagai berikut : kemudahan layanan dan mengatasi kemacetan di jalan tol
terutama dikota-kota besar. Untuk mengetahui mengenai
hal tersebut maka perlu adanya test bed mengenai kelayakan
teknis dan proses bisnis dari sistem ETC di Indonesia.
Sistem ETC sendiri sudah teruji dibeberapa negara terutama
negara-negara maju dan terbukti memberi solusi terhadap
kemudahan dan kemcetan lalulintas jala tol. Akan tetapi
dalam konteks Indonesia, implementasi sistem ETC perlu
dilakukan pengujian karena budaya dan regulasi yang ada di
Indonesia berbeda dengan negara lain.
4. DAFTAR PUSTAKA
[1]. Finkenzeller, Klaus (2003), RFID Handbook, 2nd
Edition, John Wiley & Sons, Ltd.
[2]. Lahiri, Sandip (2005), RFID Sourcebook, Prentice Hall.
[3]. Juels, Ari (2005), RFID Security and Privacy: A
Research Survey.
[4]. Draft Malaysian Standard, 2006: Road Transport and
Traffic Telematics-Electronic Fee Collection(EFC)-
system Architecture for Vehicle Related Transport
Services.
[5]. Draft BPJT, 2007: Standar Sistem Transaksi Elektronik
Jalan Tol di Indonesia.
[6]. ___________,RFID,Wikipedia
http://en.wikipedia.org/wiki/RFID
[7]. ___________,Electronic Toll Collection, Wikipedia
http://en.wikipedia.org/wiki/Electronic Toll Collection